Share

Om Duda! 2
Om Duda! 2
Penulis: Anaa

Chapter 1: Bucin

"Wah! Disya lo benar-benar luar biasa! Bisa buat seseorang kaya Bang Devan jadi bucin banget gini," komentar Gio yang baru saja membuka pintu kamar kakak sepupunya.

Kamar luas dengan nuansa monokrom, hampir semua furniture dan segala pernak-pernik di dalamnya berwarna gelap. Namun, siapapun yang memasuki kamar ini pasti matanya akan langsung tertarik untuk menatap beberapa boneka yang ada di atas kasur. Warnanya bermacam ada pink, biru, purple—tentu saja warna-warna cerah seperti itu akan terlihat menonjol.

Gio menggeleng-gelengkan kepalanya menatap sekitar, namun kakinya kembali melangkah menuju pintu yang akan mengantarkannya ke dalam ruang kerja Devan. Lelaki itu ditugaskan oleh Devan untuk mengambil map berwarna merah maroon di meja kerjanya.

Gio mengeluarkan handphonenya, memotret kamar Devan sambil terkekeh lucu. "Ini kalau gue sebar di media bakal geger nih, seorang Devan Zayn Ganendra ngoleksi boneka-boneka warna pink di kamarnya...." Setelah selesai dengan kegiatan memotretnya, Gio langsung keluar dari dalam kamar itu, sembari melihat-lihat hasil jepretannya sambil terkikik geli.

"Apa yang kamu lakukan?!"

Gio terperanjat kaget, bahkan handphone yang sedang dipegangnya juga hampir terlepas dari genggamannya, untung saja dengan gerakan cepat dia berhasil memegang handphonenya dengan benar. Gio menatap Devan dengan menampilkan cengiran tanpa dosanya. "Bang Dev, ini udah gue ambilin," kata Gio memperlihatkan map merah maroon yang ada ditangannya.

"Kau memotret kamar saya?!" Devan masih melirik layar handphone Gio dengan wajah datar. Dengan cepat Gio langsung mematikan layar handphonenya. "Ngga, Bang...," elak Gio yang tentu saja berbohong. Namun, saat matanya menangkap wajah Devan yang terlihat tidak bisa dibohongi itu, pada akhirnya Gio mengangguk mengiyakan. "Iya, Bang. Ini kan nanti anak-anak kelas mau ada rencana reunian, nanti gue tunjukkin deh foto ini sama Disya, gue bakal ngasih tahu sama dia kalau lo bener-benar ngga bisa move on sama dia, terbukti dari semua boneka-boneka punya Disya yang masih ada di kamar," kata Gio menjelaskan.

Devan hanya mengangguk sekilas. "Kasih tahu dia juga, kalau saya rindu."

Gio mengangguk, lalu menepuk pelan bahu Devan. "Siap, nanti gue kasih tahu Disya kalau lo bucin banget sama dia."

Keduanya kembali berjalan beriringan menuju halaman samping. Ada banyak sekali keluarga Ganendra di sini. Hari ini tepat malam tahun baru, dan mereka merayakannya bersama-sama di kediaman Devan. Setelah sekian lama rumah ini sangat sepi, hari ini terasa sangat ramai. Devan yang menghuninya sendirian, Bi Siti masih bekerja di rumah Devan, tapi ia hanya datang pagi-pagi, setelah pekerjaannya selesai ia akan kembali pulang ke rumahnya, tidak menginap seperti dulu. Kai juga jarang berada di rumah, kadang dia menginap di rumah Omanya, atau di rumah Disya.

Perkumpulan kali ini juga seluruh keluarga menyetujui kalau rumah Devan akan menjadi tempat yang paling sering akan digunakan untuk acara kumpul keluarga, ya... kalian pasti tahu apa alasannya.

Devan terlihat miris.

"Bang Dev!"

Keduanya menghentikan langkahnya tepat di depan sliding door menuju halaman samping, Devan menatap Gio dengan kening mengernyit bingung. "Ini kan mau tahun baru, kenapa masih bahas kerjaan sih di sini!" Gio protes dengan suara yang cukup keras, bahkan semua keluarga langsung menatap ke arahnya.

"Kebetulan semua keluarga datang di sini, saya hanya ingin memberi tahu projek tahun depan agar semua keluarga tahu."

Gio berdecak sebal. "Dasar ya pikirannya uang mulu, ini lagi malam tahun baru Bang, seneng-seneng bentar kenapa sih?!"

"Uang itu salah satunya, isi pikiran saya semuanya penuh sama Disya."

Dio yang sedang memanggang beberapa sosis dan daging, langsung menyemburkan tawanya, diikuti yang yang lain.

"Dasar Bucin!"

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rina Wati
tau rasa Devan kan,,jgn mau balikan lg disya nya,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status