Share

Perselisihan

last update Dernière mise à jour: 2021-09-16 21:12:21

Perselisihan

Kedatangan Rino di kampung Sukasari itu menjadi buah bibir para gadis yang terpesona oleh ketampanan dan kegagahan Rino saat lelaki itu dibawa jalan-jalan ke pasar malam oleh Tomi.

Suasana di tempat itu ramai. Riuh orang-orang berjalan lalu-lalang. Bianglala pun menjadi magnet bagi yang baru datang ditambah dengan lampu-lampu warna-warni bak pelangi mengundang decak kagum. Banyak pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya untuk mencari sesuap nasi. Rino menyisir setiap sudut pasar malam yang selalu ada di malam minggu. Dia mengulas senyum saat melihat anak-anak raut wajahnya terpancar sumringah bermain riang karena permainan di pasar malam itu beraneka ragam.

Tomi meminta Rino agar menunggunya di dekat bianglala karena Tomi ada kepentingan mendadak panggilan alam. Maka lelaki berhidung bangir itu berdiri bergeming sembari melihat orang-orang berpasangan naik bianglala.

Namun, tiba-tiba seseorang meneriakinya maling. Sontak Rino terkesiap dan terkejut dengan mata yang membulat sempurna. Seketika itu juga dua lelaki mencengkal lengan Rino dan lelaki berhidung bangir itu masih bersikap tenang.

“Ada apa ini?”

“Kamu maling?!” bentak lelaki berkumis tipis.

“Bukan, saya---“

“Terima kasih, Pak,” potong suara wanita yang sudah tidak asing lagi bagi Rino.

Lelaki itu menoleh kepada sosok gadis berambut kepang dua sembari tersenyum tipis berjalan ke arahnya. Arunika lekas memangkas jarak dan mendekati Rino.

“Siapa maling?” protes Rino menaikkan sebelah alisnya menukik.

“Pak, biar ini jadi urusanku,” urai Arunika.

“Beneran, Neng Aruni. Maling ini kita lepas saja,” timpal lelaki berkumis tipis tersebut yang masih memegangi lengan Rino.

“Iya, Pak.” Arunika mengulas senyum manis.

“Baiklah, Neng.”

Brugghh!!!

Satu pukulan keras mengenai perut Rino. Lelaki itu tercekat menatap nyalang kepada orang bertubuh tambun besar yang memiliki kumis tipis.

“Hai, kumis lele!!” bentak Rino yang tidak terima mendapatkan pukulan. Dia ingin membalas, tetapi Arunika bergegas berdiri di tengah-tengah sambil merentangkan kedua tangannya.

“Tak sopan. Bilang seperti itu. Kamu sekolah makan bangku,” ucap Arunika.

“Kau kira saya itu rayap bisa  makan bangku. Ini semua gara-gara kamu! Saya bukan maling. Mau kamu apa?” Todong Rino sembari mengepalkan kedua tangannya, menahan amarah yang sudah naik ke ubun-ubun.

Arunika menyeringai iblis dan dia menoleh kepada lelaki berkumis tipis tersebut agar segera pergi.

“Hati-hati, Neng Aruni.” Kemudian lelaki itu pun undur diri pergi.

Kini Arunika dan Rino berdiri saling berhadapan di bawah bianglala yang sedang berputar. Mereka berdua saling bertatapan dengan mata yang penuh amarah.

“Mana uangnya?” Tanpa basa-basi lagi Arunika menengadahkan tangan sembari memasang wajah judes. Begitulah Arunika kadang tampak manis dan kadang tampak terlihat judes apalagi kepada orang asing yang baru dia temui.

Rino melipat kedua tangannya dan terkekeh kecil. “Kamu kira saya akan memberikan uangnya dengan mudah setelah kamu melakukan hal tadi.”

Gadis berambut panjang itu teriak sekencang-kencangnya meneriaki Rino dengan sebutan maling. Maka dalam hitungan detik ada tiga pemuda datang langsung menghakimi Rino dan Arunika beringsut mundur menjauhi Rino yang sedang dipukuli.

Untungnya Rino melawan karena lelaki tersebut jago taekwondo. Gadis itu melengos tidak mau melihat. Dia bahkan menggigit bibir bawahnya sendiri.

Sebelumnya satu jam yang lalu. Wulandari mendorong gadis itu agar cepat menemukan Rino, setelah dia mendapatkan hukuman karena Arunika yang tidak bisa menemukan Rino dalam waktu dua puluh empat jam.

Dia mendapatkan hukuman tidak diberi makan dan harus berdiri mematung selama satu malam di depan kamarnya, bahkan Wulandari jika marah memuncak seperti gunung Himalayang maka tubuh Arunika akan terkena kibasan sapu lidi berkali-kali.

Teriakan Tomi yang bak pahlawan bagi Rino membuat lamunan Arunika buyar dan kembali ke alam nyata. Gadis itu menyeka bulir-bulir bening yang luruh berderai di pipi. Dia tersenyum simpul berjalan pelan menghampiri Rino yang berdiri di samping Tomi.

“Ada apa ini? Dia temanku, bukan penjahat,” tukas Tomi memelotot kepada Arunika dan pandangan lelaki itu pun berkeliling kepada para pemuda yang tadi memberikan pelajaran kepada Rino.

“Aku minta uang sebagai tanggung jawabnya karena telah menabrakku dan telur ayam kampung super aku pecah dan kami rugi,” cerocos Arunika.

“Oh, jadi hanya gara-gara uang. Kamu melakukan ini,” sahut Tomi sambil merogoh dompetnya di saku. Akan tetapi, tangan Rino dengan sigap memegang lengan Tomi melarang Tomi jangan memberikan uang kepada Arunika.

“Jangan! Ayo, kita pergi,” ucap Rino datar dan berbalik badan beranjak pergi meninggalkan Arunika yang berdiri tertegun bergeming masih di tempat menatap sendu punggung Rino.

Tomi pun mengekori Rino dari belakang. Sementara itu tiga lelaki itu bergegas mencari perhatian kepada Arunika berlomba-lomba untuk mendapatkan hati gadis kembang desa itu.

**

Sampai di rumah Tomi.

“Aku tak habis pikir kenapa Arunika jadi seperti itu? Padahal dia gadis yang baik,” ucap Tomi sambil menyodorkan kotak P3K kepada Rino.

“Jangan bahas dia. Aku malas,” jawab Rino sambil tersenyum getir dan mengobati luka sobek bagian pelipisnya. Tangan Tomi pun cekatan membantu Rino memberikan kain kasa.

Suasana hening. Tomi pun menguap karena dia kekenyangan saking tadi banyak makan. Baru sepuluh menit senyap, lalu Tomi merebahkan tubuhnya di sofa panjang.

Rino yang sibuk dengan ponselnya melirik Tomi hanya mengulum senyum kecil melihat sahabatnya yang memang jago tidur.

Jari Rino sibuk membalas pesan dari Raffi yang mencarinya. Lelaki itu berbohong membalas pesan sedang di luar negeri untuk menghindari perjodohan yang menurut Rino terlalu cepat.

Lelaki itu hanya mengulur waktu saja agar tidak ada pernikahan.

Kemudian suara pesan kembali memekak telinga. Rino memicingkan mata di kala membaca pesan dari orang misterius yang kerapkali memberikan puisi dan pantun. Namun, kali ini Rino mendapatkan foto di saat dirinya berada di restoran.

Mata Rino membulat saat melihat dirinya sendiri di foto itu karena tanpa dia sadari berarti orang misterius yang mengakui sebagai fansnya itu selalu mengikuti jejaknya.

“Ini sewaktu aku di restoran satu minggu yang lalu,” gumamnya.

Kemudian Rino menekan tombol memanggil, tetapi tidak diangkat. Semakin tanda tanya besar bertengger di benak pikirannya. Banyak perempuan yang tebar pesona kepadanya semenjak dia menjadi duren. Namun, tidak menyangka akan memiliki penggemar misterius seperti ini.

Tok, tok, tok!!!

Suara ketukan pintu terdengar berkali-kali dan Rino pun langsung melirik ke arah pintu itu. Awalnya dia ragu untuk membuka karena Tomi tuan rumahnya sedang tidur pulas.

“Siapa yang datang selarut ini?” tuturnya masih duduk tenang.

Lantas Rino berdiri dan dia lekas membuka pintu. Sontak Rino membelalak saat tahu tamu yang datang ke rumah Tomi tidak lain adalah Arunika dan perempuan paruh baya yang berkacak pinggang memelotot kepada Rino.

“Jadi kamu biang masalah. Tanggung jawab.” Wulandari menerobos masuk.

“Tanggung jawab apa?” Rino mengerutkan dahinya.

“Kamu yang menghamili Arunika?!” bentak Wulandari langsung meraih sapu yang tepat berada di sampingnya.

Rino dan Arunika terkejut. Mereka berdua saling berpandangan.

Wulandari siap-siap hendak mengibaskan sapu ke arah Rino.

“Ambu!!” pekik Arunika.

“Ahh, siapa yang menghamili dia? Bukan saya,” protes Rino menggelengkan kepalanya dan beringsut mundur menjauhi Wulandari yang sedang mengamuk.

"Ambu, jangan." Arunika menggelengkan kepala.

"Ibu yang terhormat tolong jaga ucapannya. Saya pun menyesal bertemu dengan anak Ibu yang telah membuat saya babak belur seperti ini," protes Rino memicingkan mata kepada Arunika.

"Argghhhhhhh, diam. Jangan bohong." Wulandari memelotot sembari memukul lengan Rino oleh sapu. "Hayo, ngaku!!" lanjutnya cerocos.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (6)
goodnovel comment avatar
Herni
ko aku agak ga suka dengan cara si arunika ini,,Rino kan bukan maling jelas-jelas diatasi mau ganti rugi si arunika nya z yg sombong ga mau Nerima,,malah ngelempar si Rino pake telor lagi mana skrg dikatain maling sampe dipukulin ga jls bgt nih si arunika barbar tapi agak gimana gt.........
goodnovel comment avatar
Herni
lumayan lah Rin buat menghilangkan penat dan mengobati sisa luka hatimu ya pergi ke pasar malam hihii
goodnovel comment avatar
Itta Irawan
pnsaran sama sosok misterius itu
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Om Duda vs Bujangan   Menemukan Cinta Sejati

    Jantung Talita seakan mencelos dari tempatnya seketika itu juga tubuhnya mendadak bergemetar hebat."Maksudmu apa?" tanya balik Talita."Mau jujur nggak?" Tantang Rino menatap lekat manik mata Talita.Atmosfer di ruangan tersebut terasa sangat menegangkan. Bahkan, butiran keringat mendadak berjatuhan dari wajah Talita. Wanita itu pun menghela napas berat sembari memilin rambut hanya sekadar untuk menghilangkan rasa groginya.Ruangan AC itu tak membuat Talita merasa sejuk. Tatapan Rino semakin menyelisik dalam seakan masuk ke dalam jendela hati Talita."Aku mau jujur," jawab Talita tersenyum getir. Lalu dia pun menarik tangan Rino dan diarahkan ke dadanya."Di sini ada Arunika. Apakah kamu marah padaku? Jika aku hidup karena kebaikan Arunika."Hening.Rino mengurai pegangan tangan Talita. Sorot mata lelaki itu berubah setajam silet. Seakan menyayat hati Talita. Usai berbicara jujur. Talita menundukkan wajahnya tak berani menatap

  • Om Duda vs Bujangan   Menuntut Kejujuran

    "Tapi, jika kamu tahu kalau aku mempunyai----" Talita menghentikan ucapannya. Dia menunduk sedih. Tak sanggup untuk jujur."Kenapa?" Rino pun mengangkat wajah Talita. "Lihat saya. Kamu mau bicara apa? Katakan saja.""Anu--it--u so--al." Talita terbata-bata. Dia tak mampu melanjutkan ucapannya lagi. Rasanya dadanya terasa sesak. Akan tetapi, raut wajah Rino meneduhkan tak ada sama sekali amarah yang terpancar dari wajah Rino karena Talita tak melanjutkan ucapannya.Tangan lelaki itu pun meraup wajah Talita dan kembali menyerang wanita itu dengan ciuman bertubi-tubi. Namun, Talita melepaskan pagutan liar dari Rino."Aku capek," ucapnya beralasan. Talita pun langsung memunggungi Rino."Kamu kenapa? Kalau ada sesuatu yang mau dibicarakan katakan saja," urai Rino sambil memeluk pinggang Talita dari belakang.Bibir wanita itu mengatup rapat dan matanya berusaha terpejam. Deguban jantungnya cepat seolah sedang lari maraton. Kendatipun d

  • Om Duda vs Bujangan   Mengatakan Cinta Kepada Talita

    Lelaki itu terus melayangkan tinju kepada Rino. Untungnya lelaki berhidung bangir itu mampu menangkis semua serangan dari lawannya.Lalu kali ini giliran Rino menyerang. Dia layangkan tendangan bebas untuk lelaki berjaket hitam kulit. Rino adu jotos dengan preman yang menghadang perjalanannya."Jauhi istri gue!" bentak lelaki yang tiba-tiba muncul sambil turun dari motor."Kamu, jadi ini anak buahmu.""Iya, jangan macam-macam. Apalagi dekat sama istri gue!""Maaf, saya tak bermaksud untuk ikut campur urusan dengan rumah tangga Gisel. Tapi, yang kamu lakukan itu sudah berlebihan.""Sial, banyak ngomong!" tukas suami Gisel sambil menodongkan pisau kepada Rino.Melihat pisau di depan mukanya. Tak membuat nyali Rino menciut. Maka dia pun lekas menepis pisau itu, hingga terjatuh ke sembarang arah."Seraaaaang!" titah suami Gisel.Dua preman itu pun langsung menyerang Rino dengan membabi-buta. Untungnya Rino jago bela di

  • Om Duda vs Bujangan   Nasib Gisel Malang

    Gisel berlari sekencang mungkin. Dia menghindar dari kejaran orang yang menagih hutang suaminya. Sungguh malang nasib Gisel. Pasca tak bersama lagi dengan Rino dan wanita itu dibawa berobat agar tak depresi memikirkan Rino. Namun sayangnya, saat di tempat penyembuhan Gisel bertemu dengan lelaki yang salah berpura-pura mencintai wanita itu. Padahal hanya ingin menumpang hidup enak di keluarga Gisel.Wanita berhijab itu pun merasa jika suaminya mempunyai niat terselubung menikahinya. Akhirnya, Gisel memutuskan untuk pergi dari rumah dari zona nyaman tak meminta materi dari kedua orangtuanya. Berharap hidup berdua mengontrak akan membuat suami Gisel sadar agar menjadi sosok lelaki dan suami yang tanggung jawab mau bekerja. Ini justru gila judi dan pemain wanita.Ini adalah titik di mana Gisel sudah muak diteror oleh banyak preman yang menagih hutang suaminya. Bahkan, saat ini Gisel dikejar oleh lelaki berusia lima puluh rintenir yang menginginkan Gisel menjadi istri kelim

  • Om Duda vs Bujangan   Bertemu Gisel

    "Pagi," sapa Rino seraya melempar senyum.Namun, tak diindahkan oleh Talita. Wanita itu sibuk menyiapkan sarapan di atas meja. Lisna sudah duduk manis sembari menonton ponsel."Hari ini lagi ada yang marah?" sindir Rino.Mau marah bagaimana coba? Kalau menjadi posisi Talita, pasti marah karena di saat mau ke puncak kenikmatan. Justru yang disebut oleh Rino nama wanita lain."Hemmmm." Talita berdeham."Siapa, Om?" tanya Lisna sembari mendongak."Itu Bundamu yang cantik," jawab Rino sambil menarik kursi. Dia duduk di samping Lisna."Aku cuma nyuapin nasi goreng. Kamu mau makan nasgor atau roti?" tanya Talita datar."Nggak apa-apa sama nasgor saja," balas Rini sembari mengulum senyum simpul.Lantas Talita langsung menaruh nasi goreng di piring Rino. Lelaki itu menatap nanar Talita."Terima kasih," ucapnya.Namun, Talita tak mengindahkan ucapan Rino. Wanita tersebut kembali menyelesaikan cucian yang

  • Om Duda vs Bujangan   Rino Jatuh Cinta Lagi

    "Mau tahu banget?" ejek Rino sambil menyetir mobil."Terima kasih, yah. Sudah mau menolongku.""Ini sudah berapa kali kamu bilang seperti itu."Talita pun tersenyum simpul. Pipinya merona memerah seketika itu juga di saat Rino mulai mau berdialog hangat dengannya. Sebagai mengalihkan pembicaraan. Lantas Talita kembali melontarkan tanya tentang cara Rino dapat berhasil masuk ke apartemen Wiro.Ternyata Rino sudah mempunyai jadwal yang di mana Wiro akan melakukan bisnis kotor yang tersambung dengan para wanita. Lelaki itu mendapatkan kabar itu dari salah satu kolega Wiro adalah kolega Rino juga dengan memberikan uang yang nominalnya cukup besar. Makanya, Rino dapat masuk ke acara Wiro di pesta topeng bersama beberapa polisi. Iya, lelaki itu telah melaporkan kehilangan Talita.Mencerna cerita dari Rino. Talita manggut-manggut dan mengulum senyum tipis. Dia tak menyangka bahwa lelaki itu mau menolongnya.Jalanan lengang. Sorot lampu jalanan menj

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status