Share

Bab 14

Author: Olivia Yoyet
last update Last Updated: 2025-12-02 10:13:29
14

Hari berganti. Sore itu, Dilara berangkat menuju kediaman Wirya, di blok yang sama dengan rumah Haikal. Dilara yang ditemani ajudan barunya, Yarissa, sempat mampir ke toko perlengkapan bayi untuk membeli kado.

Sesampainya di tempat tujuan, ternyata sudah ramai orang. Mereka menjenguk Vanetta yang tadi siang telah diizinkan pulang oleh dokter.

Dilara dan Yarissa menyalami semua bos serta para istrinya. Tiba di depan Vanetta, Dilara merunduk guna menyalami perempuan asli Tionghoa itu dengan takzim.

"Selamat atas kelahiran anaknya, Ci," tutur Dilara sembari menarik diri, dan berpindah duduk ke kursi yang disiapkan Akhtar, ajudan Wirya.

"Makasih, Ra," jawab Vanetta.

"Ini kado buat baby," ujar Dilara sambil memberikan kado berpita biru. "Yang ini buat Cici," lanjutnya sembari mengulurkan kado pita pink.

"Alhamdulillah. Aku dapat kado juga."

"Baby-nya mana? Aku pengen gendong."

Vanetta memanggil asistennya untuk mengambilkan sang bayi yang tengah dipangku Wirya. Seorang perempuan ber
Olivia Yoyet

Naomi berusaha, Yasuo naik darah.

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Om, Nikah, Yuk!   Bab 50

    50Vasant berulang kali mengubah posisi kaki. Dia kesulitan menenangkan diri, dalam pemeriksaan tim penyidik pada dirinya, dengan kapasitas sebagai saksi. Nama Vasant disebut Miko sebagai perantara, yang mempromosikan jasa preman sewaan, pada kedua saksi lainnya. Naomi dan Clive juga sudah dipanggil pihak berwajib, tetapi keduanya belum muncul, dengan alasan masih berada di luar negeri. Selain ketiga orang tersebut, polisi juga memanggil Darko, Indy, Fincent, dan Claudia. Darko dan Indy telah datang tadi pagi guna memberikan kesaksian, tentang pengetahuan mereka dalam penyerangan dua hari silam, di perumahan elite 8 cluster milik BHANDHIT Company, yaitu perusahaan properti milik Tio dan teman-temannya. Kesepuluh petinggi PB dan PBK juga turut diperiksa sebagai saksi. Begitu pula dengan Nawang, Kelvan, Nirwan, dan puluhan anggota tim ajudan lapis 10 sampai 15, yang turut terlibat dalam pertempuran dua malam lalu. Setelah diinterogasi selama hampir 6 jam nyaris tanpa jeda, akhirnya

  • Om, Nikah, Yuk!   Bab 49

    49Herjuno bangun sembari meringis. Dia merintih, karena sekujur badannya sakit. Laki-laki muda berusia 22 tahun itu memerhatikan sekitar, sebelum menyadari jika dirinya telah berada di rumah Aditya. Pintu terbuka dan seorang perempuan bermata besar memasuki ruangan. Alodita mendekati tempat tidur, lalu duduk dan meletakkan meja kecil berkaki, di ujung kasur. "Bangun, Dek. Makan, lalu, mandi, habis itu keluar. Para Abang lagi rapat di ruang tamu," tutur Alodita sembari mengamati Adik iparnya dengan saksama. "Mukamu, make up-nya lucu," selorohnya. "Ini kerjaan suami Teteh. Nggak ada dia ngerem tenaga. Ninju dan nendang aku dengan semangat membara," keluh Herjuno. "Abangmu memang, gitu. Nggak peduli itu Adik atau sahabat, berantemnya penuh dendam kesumat." "Pundakku sakit, Teh. Habis dibanting Abang." "Minta periksa sama Padre. Beliau ada di depan." "Hu um." "Ayo, buruan makan. Sebelum kesabaran mereka habis dan menyerbu ke sini." Hampir 40 menit berselang, Herjuno keluar dari

  • Om, Nikah, Yuk!   Bab 48

    48Sekelompok orang bermasker hitam menyembunyikan puluhan motor di belakang pos satpam terbesar, yang berada beberapa meter sebelum bundaran air mancur, yang memisahkan banyak cluster perumahan elite. Setelahnya, kelompok bersetalan serba biru tua dan menggunakan selempang hijau, berpencar ke taman di sisi kanan dan kiri jalan besar itu.Keempat petugas keamanan mengawasi sekeliling, sambil menahan kecemasan dalam hati masing-masing. Meskipun mereka satpam PB dan sudah beberapa kali membantu tim PBK saat perang, tetap saja mereka khawatir dengan penyerangan kali itu.Detik berganti dengan lambat. Kala terlihat banyak sinar lampu dari kejauhan, keempat satpam segera pindah ke dekat portal besi, yang menjadi perisai pertama ke banyak cluster perumahan mewah itu. Kelompok ajudan yang tengah bersembunyi, mulai melemaskan tangan dan kaki masing-masing. Mereka bergantian mengintai ke depan, untuk memastikan kedatangan banyak sinar, yang diyakini sebagai lampu mobil.Keempat satpam berter

  • Om, Nikah, Yuk!   Bab 47

    47 Sudut bibir Wirya berkedut, sebelum akhirnya dia tertawa. Akibat celotehan Dilara, yang ingin mengabadikan namanya sebagai nama putra dan putri Dilara kelak. Yasuo yang turut membaca pesan dari kekasihnya itu, ikut terkekeh. Demikian pula dengan kedua asisten Wirya, yang tengah bertamu. Yasuo menghentikan tawa, ketika mendengar suara Marwa, yang menyampaikan pesan dari mamanya. Keempat pria itu berdiri dan jalan ke teras belakang rumah Bayazid, yang terhubung langsung dengan teras panjang kediaman Wirya. Lengkingan tangisan Shahzain menyebabkan Wirya bergegas memasuki rumah, dan mendatangi sang bayi yang baru selesai diganti popoknya, oleh Bayazid. Wirya merunduk untuk mengambil putra bungsunya yang berusia 4 bulan. Tangisan Shahzain langsung berhenti, ketika diayun ayahnya dan dinyanyikan Jariz dengan suara cukup merdu. "Om suaranya makin bagus," puji Marwa, sembari memandangi Adik Jauhari tersebut. "Abang, Wa. Bukan Om," sahut Jariz. "Masa ke calon suami, manggilnya Om?" go

  • Om, Nikah, Yuk!   Bab 46

    46Jalinan waktu terus bergulir. Yasuo telah pindah ke rumah anak pertama Wirya. Yasuo memilih tempat itu, supaya tidak mengganggu para sahabatnya yang telah berkeluarga. Setiap pulang kerja, Yasuo akan mampir ke rumahnya untuk mandi dan makan malam. Sekaligus mengecek keadaan Dilara dan Mirai. Meskipun cemas, tetapi Yasuo tetap berusaha bersikap tenang, agar Dilara dan Mirai tidak bertambah panik.Wirya mengerahkan Sabqi, Fitra, dan Rakhsan, untuk menjadi pengawal cadangan. Supaya Emryn, Dakhdaar, Nisfura, dan Yarissa, bisa bergantian libur. Wirya tidak mau keempat ajudan muda itu tegang berlebihan, yang bisa membuat kondisi bertambah kacau. Awal malam itu, Yasuo bersantap sambil menahan kegundahan hati. Dia telah dihubungi Deswin, yang mendapatkan informasi terbaru dari Kashif, jika Miko dan anak buahnya tengah berkemas. Yasuo melirik Emryn, Dakhdaar, Yarissa, dan Fitra, yang balas memandanginya sesaat, sebelum kembali meneruskan bersantap. Setelahnya, Fitra berdiri dan mengajak

  • Om, Nikah, Yuk!   Bab 45

    45*Grup Rahasia*Herjuno : Ladies and gentleman, kumpul dulu di sini.Kashif : Ada kabar baru, tentang vas bunga.Kenji : Kenapa lagi dia? Herjuno : Dia nyewa kelompok Miko, buat melaksanakan serangan ke Pak Yasuo dan Kak Dilara.Kashif : Dia punya partner baru. Naomi, mantan istri Pak Yasuo, dan kakaknya Naomi, aku lupa namanya.Wirya : Kakaknya, Clive. Adiknya, Fincent dan Claudia.Fikri : Aku boleh maki Naomi, nggak, sih? Zulfi : Mangga, @Fikri.Fikri : Wanita gila! Mukti : Jahat banget dia. Yoga : Astaghfirullah! Aku jadi emosi!Zikria : Aku pengen gampar Vasant pakai nampan stainless steel! Alvaro : Ajudannya mana, nih? Lazuardi : Tensiku langsung naik.Andri : Ya, Allah. Orang-orang brengsek itu, nggak kapok-kapok! Kimora : Aku mau ngelus Naomi pake bakiak berpaku!Haryono : Aku kesel, eee!Nisfura : Astaga! Langsung deg-degan aku.Yanuar : Mereka, setan!Yarissa : Aku gemetaran!Dimas : Menjauh dari Dilara, @Rissa. Jangan sampai dia lihat kamu panik.Yarissa : Ya, @Bang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status