Share

Bab 3

Author: Jane
Di meja makan, ayahku dan pria itu masing-masing menyantap semangkuk sup torpedo sapi. Selain itu, di atas meja juga tersedia torpedo kambing, kucai, dan minuman penambah stamina...

Aku mendapatkan sup khusus racikan ayah, katanya untuk memperbaiki kualitas tidur.

Setelah meminum sup itu, aku memang tidur nyenyak sepanjang malam, tapi efek sampingnya membuat tubuhku pegal-pegal di siang hari.

Pria itu ingin mencicipi supku, tapi dihentikan oleh ayahku yang mengedipkan mata pada Om Andra.

"Nanti malam aku traktir makan enak. Sup ini harus diminum Elisa sendiri."

Setelah mengatakannya, Om Andra menunjukkan senyum mengejek dan bertukar pandangan dengan ayahku.

Komunikasi antar pria memang aneh, aku sama sekali tidak memahaminya.

Baru setengah mangkuk sup kuteguk, tubuhku sudah dipenuhi keringat seperti berada di ruang sauna. Aku menatap ayahku dengan pandangan meminta pertolongan.

Tidak disangka, dia justru sedang menikmati torpedo sapi itu dengan serius. Akhirnya, aku pergi sendiri ke kamar mandi.

Begitu pintu tertutup, pria bertubuh tinggi besar itu menyusul masuk dan mengunci pintu. Andra merobek kancing bajuku dengan mudah. "Dasar jalang, sudah nggak tahan, ya?"

Sambil mengatakannya, tangannya meraba ke antara pahaku.

Wajahku langsung memerah, pikiranku dipenuhi kejadian semalam di bus.

Hari ini, Andra mengenakan setelan jas khusus yang dibuat tangan. Dia terlihat dingin, tapi sangat menawan. Andai saja dia mengenakan jas itu saat bercinta denganku, itu pasti akan terasa luar biasa.

"Melamun lagi?" Andra tampak tidak senang dan menghukumku dengan penetrasi kasar. Aku buru-buru menutup mulutku, takut ayahku mendengar suaraku.

Aku menggeleng. "Nggak boleh, benaran nggak boleh!"

"Kenapa nggak boleh?" Tatapannya menusuk. "Berpakaian seperti ini di rumah, apa yang masih kamu takutkan? Ayahmu itu mesum, kamu juga sama. Baru diperlakukan seperti ini saja sudah basah kuyup."

Aku menggeleng lebih kencang dan berbisik memohon, "Ayahku akan dengar."

"Kalau begitu mari kita lakukan bersama. Tubuhmu yang sudah terlatih seperti ini, yakin belum pernah dipakainya?" ujarnya dengan suaranya parau. Gerakan Andra makin cepat dan ketika jarinya menarik diri, dia berjongkok dan sensasi hisapan yang basah langsung menyelimutiku.

Gelombang kenikmatan menerjang, aku segera menggigit ujung bajuku untuk menahan erangan.

Pria itu menarik bajuku dari mulutku. "Berteriaklah! Panggil ayahmu ke sini."

"Jangan, kumohon." Tanganku bergerak panik.

Ketegangan karena hampir ketahuan dan gelombang kenikmatan yang menerjang, membuat seluruh perlawananku menghilang tanpa bekas.

Aku menginginkan lebih. Aku menginginkannya, aku sangat menginginkannya!

Melihatku yang tidak lagi melawan, pria itu berdiri sambil menggenggam lenganku. "Ayo keluar seperti ini. Kita nikmati dirimu di meja makan, bagaimana?"

Seluruh tubuhku gemetar. Gelombang kenikmatan membuatku hampir gila, tapi dia sengaja tidak memberikannya padaku. Aku tidak peduli lagi, aku membasahi jariku sendiri dan menyelipkannya ke bawah.

Masih belum cukup!

Rintihan, suara basah, dan napas berat bersahutan. Aku seperti pecandu seks yang sudah kehilangan akal.

Kubuka bibir kecilku sedikit dan mengarahkannya ke ujungnya. Mataku basah oleh hasrat, sudut mata yang kemerahan menambah aura menggairahkan.

"Sialan! Dasar jalang! Hari ini, aku akan mempermalukanmu di depan ayahmu!"

Pria itu menekanku ke wastafel, ujungnya baru saja masuk.

"Kalian sedang apa!"

Ayah membuka pintu toilet dengan wajah suram. Melihat posisi kami yang intim, sorot matanya makin gelap. Dia mengulang ucapannya sekali lagi.

"Ayah sudah bilang, nggak boleh ada pria lain yang menyentuhmu kecuali Ayah. Kalau nggak, kamu akan dihukum!"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Om Teman Masa Kecil Ayah   Bab 7

    Semalam pacarku terus menahan diri, sekarang dia sudah tidak bisa menahan diri untuk menekanku ke bawah dan masuk dengan penuh gairah.Suara cipratan air memenuhi seluruh ruangan, kepuasan itu membuatku mendesah keras.Ketika Raka bangun, aku melemparkan pandangan menggoda, bagian bawahnya langsung tegang dan mengeras.Aku sengaja tidak menyuruh pacarku mengikat tangan Raka dan memberinya minuman perangsang.Sekarang wajah Raka merah padam, tangannya tanpa sadar meraih benda keras itu dan mulai mengocoknya dengan cepat.Kamera di sudut ruangan merekam adegan panas dan menggairahkan itu. Jika video ini tersebar, perusahaannya pasti akan hancur, apalagi aku sudah menyiapkan hadiah spesial untuknya.Pacarku menyelimutiku dan menggendongku ke kamar tidur, meninggalkan Raka dan para pria berotot yang kusewa di ruang hukuman.Karena dia punya gairah yang tinggi, akan kupenuhi keinginannya."Mereka sudah mulai," ucapku sambil mengaitkan jari kakiku ke benda keras pacarku yang masih tegak. Aku

  • Om Teman Masa Kecil Ayah   Bab 6

    "Aku nggak pernah berjanji padamu."Pacarku mengangkat alisnya, lalu berkata, "Aku bukan ayah Elisa. Aku adalah pacarnya. Kebetulan saja wajahku mirip dengan ayahnya. Semuanya karena kamu, ayah Elisa sampai mati!"Mungkin karena ekspresi pacarku yang terlalu menyeramkan, membuat pria itu gemetar ketakutan. "Jangan bicara sembarangan! Kalian melakukan ini semua cuma untuk memeras lebih banyak uang dariku, 'kan? kalian mau berapa, katakan saja. Aku punya banyak uang!""Apa kamu nggak punya rasa malu?" Aku meludah ke lantai sambil memakinya. "Kalau saja dulu kamu nggak mencuri nama dan nilai ujian masuk perguruan tinggi milik ayahku, kamu nggak akan bisa hidup seperti sekarang!"Ayahku telah lama menderita depresi dan terus-menerus dipermalukan olehnya. Punggungnya yang dulu tegap akhirnya tak sanggup lagi menahan beban itu.Di hari dia menerima surat penerimaan perguruan tinggi, napas terakhirnya pun ikut pergi.Semua kenangan menyakitkan yang selama ini kupendam, akhirnya keluar juga."

  • Om Teman Masa Kecil Ayah   Bab 5

    Sejujurnya, keduanya sangat besar.Aku menelan ludah, merintih, dan akhirnya mendapatkan belas kasihan Ayah.Dia mengulurkan tangan dan melepas bola penutup mulutku. Cairan bening membentuk benang panjang antara bibirku dan bola itu, sementara air liur mengalir dari sudut mulutku dan membasahi dadaku.Jari telunjuk ayah menyentuh bibirku yang basah, lalu menjilatnya dengan ujung lidahnya.Pemandangan erotis itu membuat tubuhku gemetar hebat."Jawab Ayah, Sayang."Dia membelai daun telingaku, mata sipitnya yang indah berbinar sambil tersenyum. "Katakan saja yang sebenarnya."Aku melirik ke arah pria di sofa yang sedang melakukan sesuatu dengan tangannya, lalu aku menggigit bibirku pelan. "Punya Ayah lurus dan panjang, sedangkan punya Om Andra besar dan bengkok. Keduanya mengesankan."Aku memang ahli dalam menyenangkan hati semua pihak.Benar saja, wajah kedua pria itu sama sekali tidak menunjukkan kemarahan, malah justru terlihat hasrat yang menggebu.Om Andra mendekat dan berjongkok di

  • Om Teman Masa Kecil Ayah   Bab 4

    Ayahku membangun ruangan hukuman fisik di rumah.Setiap kali aku membangkang, aku akan dibawa ke sini untuk menerima hukuman.Syarat masuknya adalah melepas seluruh pakaian. Bukan hanya aku, Ayah dan Andra pun juga melakukannya.Di hadapanku berdiri dua tubuh pria yang sempurna tanpa cela. Perasaanku campur aduk antara ketakutan dan menantikan hukuman yang akan diberikan."Dasar jalang! Buka sendiri kakimu, supaya Om bisa lihat lebih jelas!"Ayah berdiri di sampingku, cambuk mainan mendarat di dua gumpalan salju putihku. Aku menjerit kaget dan tubuhku makin gemetar.Dengan gerakan lamban, tanganku meraba ke bawah. Kemudian, tanpa disuruh, aku membuka kakiku."Cantik sekali, berkedut-kedut."Suara berat pria itu terdengar di telingaku, lalu dia menatap ayah. "Boleh pakai semua alat di dinding ini?""Pakailah sesuka hati." Ayah mengangkat bahu.Tangan Andra memegang vibrator berukuran paling besar. Aku langsung menggelengkan kepala, berusaha untuk memohon belas kasihan. Namun, mulutku te

  • Om Teman Masa Kecil Ayah   Bab 3

    Di meja makan, ayahku dan pria itu masing-masing menyantap semangkuk sup torpedo sapi. Selain itu, di atas meja juga tersedia torpedo kambing, kucai, dan minuman penambah stamina...Aku mendapatkan sup khusus racikan ayah, katanya untuk memperbaiki kualitas tidur.Setelah meminum sup itu, aku memang tidur nyenyak sepanjang malam, tapi efek sampingnya membuat tubuhku pegal-pegal di siang hari.Pria itu ingin mencicipi supku, tapi dihentikan oleh ayahku yang mengedipkan mata pada Om Andra."Nanti malam aku traktir makan enak. Sup ini harus diminum Elisa sendiri."Setelah mengatakannya, Om Andra menunjukkan senyum mengejek dan bertukar pandangan dengan ayahku.Komunikasi antar pria memang aneh, aku sama sekali tidak memahaminya.Baru setengah mangkuk sup kuteguk, tubuhku sudah dipenuhi keringat seperti berada di ruang sauna. Aku menatap ayahku dengan pandangan meminta pertolongan.Tidak disangka, dia justru sedang menikmati torpedo sapi itu dengan serius. Akhirnya, aku pergi sendiri ke ka

  • Om Teman Masa Kecil Ayah   Bab 2

    Ketukan pintu yang tiba-tiba membuatku langsung mencengkeram bahu pria itu. Perutku mengencang dan menjepit kedua jarinya lebih erat.Aku menatapnya dengan sorot memohon, lalu membentuk kata dengan mulutku. "Jangan bergerak."Namun, pria itu jelas tidak berniat mendengarku. Ekspresi main-mainnya membuatku merasa ada yang tidak beres.Tiga jari, empat jari. Badanku lunglai di pelukannya, aku tidak lagi sanggup menahan diri. Suara eranganku yang kencang keluar tidak terkendali.Dia segera menutup mulutku dengan ciuman, membuat suaraku berubah menjadi erangan tertahan."Masih bisa jalan sendiri?" Godanya sambil mengeluarkan tisu dan menyumpalnya ke area sensitifku. "Tahan baik-baik, jangan sampai keluar."Telingaku langsung memerah karena malu. Aku menyembunyikan wajahku di punggungnya saat keluar dari toilet.Saat bus tiba di halte, aku segera bergegas pulang dengan satu tanganku membawa koper berat, sementara tangan lainnya menggendong boneka silikon."Ayah! Aku pulang!"Seseorang dari

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status