Share

Chapter 4

Author: Black Eagle
last update Huling Na-update: 2025-05-09 09:17:59

Aku membalas pesan Lucas dengan menjawab, 'mungkin, kapan-kapan.' Lalu pulang dengan ayah yang terus bersemangat, kami baru pulang jam satu malam yang membuatku harus terjebak dengan Annie sepanjang malam.

Dan saat tiba di rumah, aku masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuh ku, menatap langit-langit dan berpikir, 'apa Lucas memang mau jalan sama aku?' aku bertanya pelan pada diriku sendiri dan tetap mencoba untuk bersikap normal.

Tapi bagaimana dengan Tom? Apa dia memang memaksa untuk menghindar? Apa yang akan dia pikirkan jika tahu bahwa putra sulungnya meminta ku untuk jalan. Argh, sangat menyebalkan berada di posisi ini.

Apalagi saat aku hendak ke kampus, ayah yang sedang demam meminta ku untuk melakukan sesuatu, aku kasihan padanya, Nyonya Davies yang sering mengurus rumah sekarang tidak datang karena anaknya sedang sakit.

Sementara aku dan ayah harus mengurus rumah sendiri, lalu ayah demam, mungkin karena kelalahan.

"Ada proyek baru untuk perusahaan, tapi ayah tidak masuk kantor, kau mungkin bisa membawanya ke rumah Tom."

Aku menganga tipis, aku tidak bisa, aku betul-betul berusaha untuk menghindar dari Om Tom, aku tidak ingin melihatnya atau aku akan semakin gila padanya.

"Tidak, aku tidak bisa Ayah." Aku menjawab ketus, ayah yang sedang bersandar dengan segelas jahe hangat di tangannya mengerutkan kening.

"Lalu siapa yang akan aku suruh jika bukan kau? Proyek ini penting sekali. Tom yang tidak bisa ke kantor memaksaku mengerjakan semuanya dan aku kelelahan. Sekarang kau menolak membantu Ayah?"

Aku menghela nafas danau tidak mau haruse dengarkan perintah ayah yang sedang sakit, dan sepulang dari kampus aku dengan gulungan kertas yang tentu hasil karya ayah dan flashdisk yang tentu berisikan proyek kini turun dari taksi lalu masuk ke area mansion keluarga Archer.

Aku berdiri di pintu dan menekan bel yang tidak lama kemudian pintu terbuka.

"Aku mencari Om Tom, apa dia ada?" Aku bertanya, seperti biasa pelayan rumah ini hanya mengangguk dan memundurkan tubuhnya.

Dia berkata padaku, "Tunggu akan ku beritahu Tuan Archer."

Aku hanya mengangguk dan menunggu di ruang tamu, duduk di sofa sambil menunggu Om Tom yang tidak datang sama sekali. Aku penasaran ke mana semua orang, Tante Amanda, Annie dan Lucas?

Rumah besar ini terlihat seperti kastil Drakula yang kesepian.

"Tuan Archer menunggu mu di ruangan pribadinya, kau bisa datang ke sana sekarang."

Sontak aku berdiri dan menoleh setelah mendengar ucapan pelayan rumah yang sekarang menghilang. Aku tahu di mana ruangan Om Tom, rumah ini sudah cukup familiar bagiku dan dengan nafas yang berusaha aku atur, aku mulai berjalan ke arah tangga, mendaki anak tangga dan berjalan di lorong-lorong mansion.

Kaki ku akhirnya berenti di pintu ruangan berwarna marun, ku ketuk pintu itu dan samar-samar terdengar, "Masuk."

Pelan tangan ku membuka pintu dan aku melihat ruangan yang dicat coklat, klasik, dan menunjukkan arsitektur tenang, bau-bau kayu tercium cukup jelas dan aromanya sangat mirip dengan aroma tubuh Om Tom.

Dia berdiri di samping meja dengan buku di tangannya, lalu saat menyadari kedatangan ku dia menaruh bukunya dan berjalan ke depan, ke depan meja, bersandar di sana, dengan tangan kanan yang memegangi tongkat kayu.

Aku sengaja menyisakan celah di pintu karena jika aku menutup pintu sepenuhnya maka aku akan mati karena rasa canggung berduaan dengan Om Tom di ruangan yang sama.

"Hai Lisa."

Dia menatap ku dari jarak yang cukup jauh, aku hanya berdiri kikuk di tengah ruangan sambil memegangi gulungan kertas panjang dan flashdisk milik ayah.

"Aku membawa proyek—"

"Taruh saja di meja, aku akan melihatnya nanti. Dan kita punya sesuatu yang harus kita bahas."

Mataku terangkat, memandangnya lekat-lekat lalu aku menaruh kertas gulungan itu di atas meja Om Tom.

"Aku senang kalau Om Tom baik-baik saja." Aku mencoba bersikap hangat, aku tersenyum padanya dan dia mengabaikan ku.

Om Tom kini duduk di atas mejanya, menatap ku dan aku berdiri sedikit dekat ke arahnya, nyaris begitu dekat.

"Apa ada yang lain yang ingin kau katakan?" Om Tom bertanya, aku tidak bingung dengan apa yang dia maksud aku hanya mencoba terlihat bingung.

"Apa maksud Om Tom?"

Om Tom tersenyum tipis ke arah ku, lalu dia turun dari mejanya, berjalan setengah pincang dengan bantuan tongkat kayu yang hanya seukuran dengan pinggangnya.

"Lisa." Langkahnya semakin dekat dan aku rasa aku tidak bisa menghindar, dia berhenti hanya sejengkal di hadapan ku. "Apa ada yang ingin kau katakan kepadaku?"

Aku menelan saliva ku, lalu mengangkat pandangan ku padanya, berusaha untuk tetap tenang, dan berkata dengan percaya diri.

"Mengenai apa yang terjadi di rumah sakit, bahwa aku mencium Om Tom, itu semua hanya salah paham, aku tidak berniat atau—"

Apa ini? Aku terdiam, terkunci di tempat ku berdiri saat Om Tom dalam sekejap menjatuhkan bibirnya padaku, dia membungkuk untuk mencium ku?

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Om Tom, Kekasih Gelapku    Chapter 12

    “Aku betul-betul tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku kehilangan Lisa, sama seperti aku kehilangan Hitch.” Ayah baru saja bangun dari pingsan, sementara aku duduk berselimut di sofa di ruangan utama keluarga Archer setelah semua tamu pergi. Annie juga terus meminta maaf kepadaku karena tidak bisa membantuku saat aku akan jatuh. “Semuanya baik-baik saja sekarang, Lisa juga tidak apa-apa.” “Terima kasih padamu, Tom.” Ayah menoleh pada Om Tom yang sekarang duduk di sampingnya, mencoba menenangkan ayah. “Aku Tidka tahu apa yang akan terjadi tanpa mu.” “Kau tidak perlu berlebihan.” Amanda, aku cukup terkejut saat melihatnya mengarahkan kursi roda ke arah kami, aku tidak berekspektasi akan kondisinya yang terlihat lebih buruk dari yang kubayangkan. “Lisa, bagaimana perasaan mu, Nak?” Dia mengarahkan kursi rodanya ke arahku, dan aku hanya tersenyum getir kepadanya. “Aku merasa baikan, Tante.” “Kalau begitu kalian berdua menginap di sini saja. Kalian pasti shock berat.” “Ide bag

  • Om Tom, Kekasih Gelapku    Chapter 11

    LISA, APA KAU DATANG KE PERAYAAN SELAMAT DATANG IBUKU? Tidak, aku tidak akan datang jika ayah tidak memaksa. Pesan Lucas masih belum kubalas. Bahkan saat belum kubalas, dia menambah jumlah teks pesannya. AKU MENUNGGU MU SORE INI, SAMPAI JUMPA Aku rasanya hanya ingin berbaring sendirian sepanjang hari lalu tidur empat hari tanpa gangguan siapa pun. Entah kenapa Pak Richard yang membahas mengenai Thomas Archer membuat kepala ku merasa sakit. Bagaimana jika dia mengatakan sesuatu kepada seseorang? Tentang lukisan ku, gambarku mengenai Om Tom. Tamatlah riwayatku. Kujatuhkan kepalaku ke bantal dan berguling-guling tidak karuan, sudah jam dua siang dan ayah akan berangkat jam 4 sore. Meletihkan. Tidak ada pilihan selain bangkit dari tidur dan memilih-milih gaun yang akan kuganakan, merah? Terlalu mencolok di pesta orang lain, biru? Terlalu kasual, merah jambu? Ku lempar semua gaun yang kutemukan yang kurasa tidak cocok untukku dan sekarang aku menemukan gaun itu. Hijau. Bukan warna k

  • Om Tom, Kekasih Gelapku    Chapter 10

    Aku kelelahan, tanganku sudah sangat pegal, arang hitam yang aku gunakan untuk menggambar kini sudah pupus dan aku tidak punya arang tambahan lagi. “Sepertinya kau sudah kalah.” “Sialan.” Aku meringis dan menoleh ke belakang, ke arah suara yang baru saja membisikkan ku ucapan penurun semangat. “Lumayan.” Dia memuji dengan kedua tangan di dalam saku celana. “Aku sudah selesai, akan aku lanjutkan besok, Pak Richard.” Aku berdiri dan menarik kanvas yang berada di tiang gambar. “Well, aku ingin mengatakan sesuatu padamu, Lisa.” Aku membersihkan tanganku di wastafel sambil berkata, “Katakan saja.” “Kau tidak akan menjadi perwakilan galeri kita di festival tahun ini.” Aku terhentak, lagi. Kumatikan kerang air dan berkata, “Tidak peduli.” Aku melangkah pergi, hendak pergi lalu kembali ke sana, ke hadapan Pak Richard karena sebenarnya, aku peduli. “Siapa kalau bukan aku?” Aku bisa merasakan ketegangan yang diberikan Pak Richard di hadapan ku, dia sedikit ragu tetapi tetap mengatakann

  • Om Tom, Kekasih Gelapku    Chapter 9

    POV 3 TOM Suasana rumah sakit yang mencekam, detik demi detik, semuanya seolah mencekik Thomas Archer di tempat duduknya. Dia memandang putranya yang bersandar frustasi di tempat duduknya. Lalu, dia memandang Annie yang bersandar di bahu kakaknya. “Ayah akan tetap berada di sini. Kalian pulang lah.” Dia berdiri dari duduknya dan mendekat ke arah anak-anaknya yang tidak membalas apa yang dia katakan. “Lucas, bawa adikmu pulang.” “Tidak.” Lucas menjawab tegas, “Annie mungkin bisa pulang, tapi aku tidak mau. Aku tidak akan meninggalkan ibu.” “Aku juga tidak ingin pergi.” Annie menyahut dan mengangkat kepalanya dari bahu Lucas. “Ibu kalian akan baik-baik saja, dan dia pasti tidak ingin kalian terlihat lelah saat dia bangun. Jadi sekarang, berdirilah dan pulang.” Annie dan Lucas tidak menjawab, mereka hanya menatap Tom lalu mengatakan keinginan ayah mereka untuk segera pulang, sementara Tom sendiri, dia duduk menjatuhkan tubuhnya di kursi panjang rumah sakit, meringkuk dan tak bisa

  • Om Tom, Kekasih Gelapku    Chapter 8

    Apa yang terjadi sebenarnya, antara aku dan Om Tom? Kenapa dia … Kenapa dia menyentuhkan jari telunjuknya padaku? Kenapa tangannya menyentuh jemariku? Dan saat aku merasa semuanya sedang tidak masuk akal, kutarik kembali tangan ku lalu berdiri. “Aku mau ke toilet.” Semua mendongak memandangku yang sekarang berdiri lalu ke toilet perempuan. Aku bercermin, bertanya, “Ini tidak mungkin. Aku menciumnya lalu dia menciumku, sekarang apa perasaan ku terbalas?” Pertanyaan itu terus menggema dalam kepala ku, ku tarik nafasku dalam-dalam dan menghembuskannya. “Tenang, Lisa.” Kurapikan rambutku lalu keluar dari kamar kecil. Tubuh ku terhentak saat berada di luar dan menemukan Lucas. “Lisa.” Aku tidak tahu bagaimana raut muka ku saat itu tapi aku tahu Lucas sedang berada dalam posisi yang begitu hancur. Dia berjalan lalu menjatuhkan pelukannya kepadaku. “Lu … Lucas kau, hmmm.” “Terima kasih sudah ada bersama kami.” Kuperbaiki kacamata ku yang molor lalu mencoba bersikap tenang, walau kep

  • Om Tom, Kekasih Gelapku    Chapter 7

    "Sangat malang, sungguh, kemarin Tom dan sekarang Amanda." Ayah menggelengkan kepalanya sembari menyantap makanan yang tersaji di atas meja. "Aku bahkan tidak bisa menikmati makanan ku sendiri. Kepalaku terus kepikiran dengan mereka." Ayah mendorong piringnya ke tengah meja dan bersandar di sandaran kursi. Aku diam saja, dan dia menoleh padaku, menatap ku lekat-lekat dan berkata, "Apa kau ada di sana? Saat Tom mendapatkan kabarnya?" "Hmm?" Ku tolehkan pandangan ku, dan mengangguk, "Iya, aku ada di ruangan Om Tom, kami sedang ...." Hampir aku mengeluarkan ucapan itu 'berciuman.' Sambil menyentuh bibir ku. Tapi syukurlah aku tidak mengatakan apa pun. "Pasti sangat mengejutkan untuk Tom." Dia berkali-kali menggeleng, menghela nafas panjang lalu menatap ku lagi dengan prihatin. "Apa aku punya kampus besok?" "Tidak." Aku menggeleng. "Baguslah kalau begitu, kita akan ke rumah sakit menjenguk Amanda." Dia mendorong kursinya dan rasanya aku tidak memiliki tenaga yang cukup kuat untuk

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status