International School.
"Hah? Apa kau bilang?" Katya memastikan indra pendengarannya, wajahnya mulai menunjukan kebingungan yang kentara dan ia kembali bertanya untuk memastikan yang di dengarnya.
"Kau mau jadi pacarku Katya?" Ulang anak laki laki yang bernama Aeron itu dengan wajah yang serius.
Katya mengerjapkan matanya berkali-kali, ternyata ia tidak salah dengar, anak laki-laki di depannya sedang menembaknya.
Dengan wajah santai Aeron seperti menunggu Katya membuka mulut untuk menjawabnya.
Bukannya menjawab, Katya memperlihatkan wajah tidak suka dengan menyatukan alisnya, menurut Katya anak laki-laki bernama Aeron ini sudah bersikap kurang ajar di pertemuan pertama mereka hari ini.
"Aku tidak mengenalmu." Tolak Katya berusaha terlihat acuh.
"Tapi aku mengenalmu." Jawab Aeron.
"Kita tidak pernah bertemu kan?" lanjut Katya.
"Tapi aku sering melihatmu kok." Balas Aeron tidak mau kalah.
Aeron ini selalu menimpali ucapannya, membuat Katya kesal dengan semua jawaban seenak jidat anak laki-laki itu, iapun melipat kedua tangan di bawah dada kemudian menyenderkan punggungnya pada kursi dan menatap lurus mata Aeron di depannya.
"Dimana kau pernah melihatku?"
"Tentu saja disekolah ini Katya, kita hanya beda gedung, gedung sekolah Junior dan Senior hanya terpisah oleh kantin sekolah, kau bertanya pertanyaan yang aneh." Sekarang Aeron yang melipat tangannya di bawah dada dengan senyum mencemooh.
Katya mendengus karena tidak terima disebut aneh.
"Jadi kau mau menerimaku Katya?" tanya Aeron kembali.
"Tentu saja tidak, memangnya siapa kau berani memerintahku?" sungut Katya dengan nada sedikit tinggi.
"Aku bertanya padamu, bukan memberimu perintah Katya. Sudah ku bilang, namaku Aeron Danadyaksa, aku seniormu disini!" Aku Aeron.
Wajah Katya langsung menegang tak kala mengetahui status anak laki laki didepannya itu, ternyata memang benar dia bukan angkatan Katya. mampus.
Katya terdiam sejenak kemudian sedikit melirik kearah Aeron dengan ujung matanya.
"Maaf kak Aeron, aku tidak bisa menerimamu. Aku benar-benar tidak mengenalmu, meskipun kakak mengenalku." lanjut Katya.
"Aku anak kelas satu yang baru pertama kali masuk kelas. Tidak ada senior yang aku kenal di sini, termasuk kakak. Jadi sekali lagi aku minta maaf. " Ujar Katya takut-takut karena telah menolak pernyataan seniornya.
Mata Aeron menajam serasa menembus jantung Katya, tapi kemudian tidak lama terdengar helaan nafas kecil dari keluar dari mulutnya." Baiklah kalau begitu, aku memberimu waktu untuk mengenalku Katya, kau itu yang kau inginkan." Aeron membalikan badan dan mulai melangkahkan kakinya menuju pintu.
"Tunggu, maksud kakak apa barusan?" Katya memanggil dan menahan langkah Aeron karena tidak mengerti maksud dari ucapan laki-laki itu.
Aeron pun seketika itu berhenti melangkah dan memutar kepalanya ke samping sejenak.
"Kau ingin mengenalku kan? Aku akan memberimu waktu untuk mengenalku. Setelah mengenalku lebih baik, kau bisa memutuskan akan menerimaku atau tidak untuk jadi pacarmu, bukan begitu Katya?" Jawab Aeron dengan nada datar dan suara yang berat. tanpa menunggu jawaban Katya, Aeron kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan itu dengan meninggalkan Katya yang termenung tidak percaya.
Setelah Aeron keluar dari ruangan, beberapa temannya mulai berdatangan dan duduk dibangkunya masing masing memenuhi kelas.
***
"hei Katya, kenapa kau melamun? ayo kita ke kantin aku laper, kau tidak ingin makan siang hah?" Hana menepuk pundak Katya menyadarnya dari lamunan.
Sedari tadi Katya tidak konsentasi belajar, Ia tidak memperhatikan guru serta pelajarannya. padahal hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. Tentu saja yang mengacaukan moodnya adalah senior yang sudah datang menemuinya tadi pagi. Aeron Danadyaksa. Bahkan Katya tidak pernah sekalipun mendengar nama laki laki itu.
Dengan pikiran yang mengambang tidak jelas, Katya mengikuti Hana menuju kantin sekolah engan pikiran kosong. Ia melewati lorong panjang untuk sampai ke ruang makan atau disebut juga kantin sekolah serta melewati beberapa ruangan kelas tiga, kelas seniornya.
Di sekolah ini, semua makan siang disediakan pihak sekolah. Murid bisa memilih menu yang mereka inginkan, biasanya dalam satu kali makan siang, ada dua sampai tiga menu makanan berbeda yang bisa mereka pilih tergantung keinginan dan selera masing-masing.
Katya yang sedari tadi melamun, tidak sengaja menabrak seseorang di perjalanan kembali ke kelas. Ia seakan terpental dan jatuh hingga terduduk di lantai dengan suara cukup keras.
"Awww..." Katya mengaduh sambil memegang pantatnya yang sakit mengenai lantai.
Hana yang kaget dan melihat Katya terjatuh langsung membantunya untuk berdiri. Setelah itu ia Kemudian melihat siapa yang Katya tabrak, dan seketika itu juga Hana membolakan matanya karena kaget.
"Maaf kak, teman saya tadi melamun." Ujar Hana cepat sedikit menundukan kepala karena canggung.
Katya yang sedari tadi sibuk dengan pantatnya yang sakit baru menaikan pandangan ke depan dan melihat orang yang tidak sengaja ia tabrak. Tubuhnya yang tinggi dan juga tegap serta wajah blasteran bak artis luar negri menghiasi wajah tampannya. Dia adalah Aeron.
Sial, kenapa ketemu dia lagi sih! rutuk Katya pada dirinya sendiri.
Aeron untuk sesaat melihat Katya dengan matanya yang tajam seakan menelanjangi perempuan itu dengan tatapannya yang menusuk. Tapi berbeda dengan Katya, perempuan itu malah gugup dan salah tingkah didepan Aeron.
"Ma.. maafkan saya kak, saya tidak sengaja." cicit Katya sambil menunduk. Rasa sakit di pantatnya tidak terasa lagi karena berganti dengan rasa takut.
"Perhatikan jalanmu Katya!" Tekan Aeron dengan suara beratnya memperingatkan. Setelah berkata seperti itu, Aeron melangkahkan kakinya pergi dari hadapan Katya dan Hana dengan seorang teman di sampingnya.
Bukannya takut Hana malah tersenyum lebar, ia berbalik menghadap Katya dan mengguncang-guncangkan tubuhnya. Hana menahan teriakannya karena senang."Katyaaaa.. kita baru saja berbicara dengan senior yang terkenal paling tampan disekolaaahhh!" Ujar Hana sumringah.
"Hari pertama sudah mendapatkan keberuntungan, semoga selanjutnya kita bisa sering bertemu dengan kak Aeron, ya minimalnya berpapasan dengannya. Lihat tubuh tingginya, lihat wajahnya, mataku seperti mendapat angin segar Katyaaaa!!" Pekik Hana antusias.
Katya hanya bisa mendelik malas pada Hana, sedari dulu waktu mereka masih di Junior, Hana memang penyuka anak laki laki tampan. Sampai suatu hari, ada anak laki laki yang melaporkannya pada kepala sekolah karena diikuti terus menerus olehnya. Sepertinya Hana sudah menemukan target lagi di hari pertamanya sekolah.
"Aku berharap tidak bertemu dengannya lagi." gumam Katya pelan, berbanding terbalik dengan keinginan Hana.
"yaahhh, Kenapa? Kau ada masalah dengannya Katya?"
"Ah.. tidak." Elak Katya dengan tersenyum tipis menyembunyikan ke gugupannya.
"Kau tahu namanya tidak?" tanya Hana lagi, mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju kantin.
Katya menggelengkan kepalanya pelan, lebih baik dia berpura-pura tidak mengenalnya dihadapan Hana. Tapi kan memang Katya tidak kenal anak laki laki itu sampai tadi pagi.
Hana berdecak. "Namanya Aeron Danadyaksa, senior kita lho. Kapten tim Basket sekolah, dan sempat menjadi perwakilan di olympiade matematika Indonesia. Dan yang paling terkenal dari dia adalah wajah tampan bak artis hollywood dan latar belakang keluarganya. Kau tahu?" tanya Hana lagi dengan mata berbinar.
Katya kembali menggelengkan kepalanya, merasa dia tidak perlu tahu lebih jauh tentang llaki-laki itu.
Hana menoyor kepala Katya pelan, dan ia kembali mengaduh akibat ulah Hana.
"Katya! Kau datang dari planet mana sih? Masa tidak tahu? Tidak pernah nonton berita apa?"
Katya menghembuskan nafas.
"Dengar yah Katya Cessa Martin yang pintar kadang oon. Aeron Danadyaksa itu, Putra Tunggal Asher Danadyaksa pemilik salah satu maskapai penerbangan komersil di Indonesia, dan menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia karena memiliki pengeboran kilang minyak sendiri. Wajah tampannya menurun dari sang Ayah yang adalah keturunan Amerika-Indonesia." Hana menjelaskan panjang lebar, terlihat jelas sekali diwajahnyabahwa ia sangat antusias.
"Terus?" Katya menunggu Hana berbicara kembali.
"Kok terus sih! Harusnya kau tahu tentang sekolah kita dan orang-orang terkenal didalamnya!"
Katya mengerucutkan bibirnya, untuk apa ia harus mengetahui orang yang bersekolah di sini. nambah pekerjaan dia aja. Batin Katya.
"Eh tadi kita berbicara dengannya walaupun sebentar aku sangat senang sekali Katya. Banyak yang suka padanya, tapi dia tidak punya pacar sampai sekarang. Sepertinya dia sangat pemilih untuk urusan pacar." Gumam Hana terdengar kecewa.
"Oh.." Katya membolakan mulutnya sambil mengangguk pelan. Katya kembali berfikir, Kenapa juga Aeron yang terkenal tampan dan banyak disukai anak perempuan malah menembaknya tadi pagi. Apa Aeron sedang bercanda? Atau Katya sedang dijadikan taruhan bersama teman temannya? Fikir Katya
"Ah oh ah oh mulu, ayo nanti aku jelaskan lebih banyak lagi cerita tentang Kak Aeron sambil makan siang." Sungut Hana kemudian menarik tangan Katya menuju kantin sekolah. Katya hanya mengangguk dan mengikuti langkah Hana yang kembali berhenti berjalan setelah tiga langkah.
"Kenapa lagi Hanaaa?" keluh Katya.
Tubuh Hana berbalik menghadap Katya dan menatap tajam padanya ,"Btw, kenapa tadi kak Aeron bisa mengetahui namamu Katya, aku tidak salah dengarkan tadi dia menyebut namamu dengan nama 'Katya'? bukankah katamu kalian tidak saling mengenal?!" tuntut Hana dengan wajah curiga.
Ya Tuhan, aku harus menjawab apa kali ini? Batin Katya.
Martin's Family Mansion"Kakak!!""Kakak!!""Bik, dimana kakak?" Tanya Katya pada salah satu pembantunya.Katya berlari masuk kedalam rumah dan berteriak memanggil kakak laki lakinya."Katya, aku di dapur." Terdengar suara yang ia rinudkan dari dalam rumahnya.Tidak menunggu lama Katya berjalan cepat menuju kitchen island karena suara kakaknya terdengar berasal dari sana.Kyle Collen Martin, Kakak laki laki Katya, umur mereka terpaut cukup jauh. karena hal itulah Kyle sangat menyayangi dan memanjakan Katya apalagi setelah kematian ibunya saat katya masih kecil."Kakak, kapan pulang? kenapa tidak menelpon dulu sih?!" Katya sudah berdiri disebelah kakaknya dengan wajah cemberut yang cantik. Kyle yang sedang minum tersenyum tipis saat didekati adiknya itu. Ia yang masih mengenakan kemeja putih dengan dua kancing teratas yang dilepas serta lengan kemeja dilipat sampai siku membuat Katya bangga mem
At Resturant Sushi, Plaza Indah Mall. "Kau mau menerimaku dan kita pacaran." Ujar Aeron . Katya tersenyum mencemooh. "Kalau aku tidak mau, kakak mau bagaimana?" Tantang Katya. "Aku akan menunggu sampai kau mau menerimaku." Balas Aeron tanpa beban. "In your dream! Tidak akan pernah! Setahu aku, banyak yang mau jadi pacar kakak, kenapa kakaa ngejar aku terus sih ?" Dumel Katya. Sebelum menjawab pertanyaan Katya tidak lama Hana kembali dari toilet dan duduk kembali di depan Katya dan Aeron. "Apa yang kalian bicarakan?" Dengan polosnya Hana bertanya. Aeron yang masih menatap Katya tidak bereksi sama sekali dengan kedatangan Hana. Berbeda dengan katya menjawab Hana dengan senyuman kaku untuk menyembunyikan kegugupannya. "Ah tidak, oiya kau masih mau makan Han? Aku sudah selesai nih." "Kenapa?" "Ayo kita pulang." Ajak Katya mengindahkan Aeron di sampingnya. Hana mengerutkan dahinya tanda tidak
Martin's Family MansionKatya menutup mata sambil menghembuskan nafas tercekat dengan jantung berdebar karena rasa marah merambat naik keatas kepalanya setelah apa yang Aeron ucapkan di depan kakaknya.Katya mengepalkan tangan kuat ingin rasanya tangan terkepal ini mengeplak kepala Aeron agar bisa berjalan normal dan semestinya, tidak melenceng seperti saat ini.Kyle tertegun sejenak dan menatap Katya, "bisa kau jelaskan apa maksud dari temanmu ini Katya?" tanya Kyle menuntut jawaban pada adiknya.
International Hospital, Jakarta.Kyle kembali ke kamar perawatan setelah dari ruangan dokter yang memerikasa ayahnya. Dokter mendiagnosa Ayahnya mengalami kelelahan, stres, dan Hipoksia.Hipoksia adalah gejala dimana pasokan oksigen dalam tubuh sangat minin atau kekurangan oksigen dalam darah yang akan dialirkan ke otak, mengakibatkan otak tidak bekerja semestinya dan berefek orang tersebut menjadi linglung, dan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba.Ayahnya memang sudah tidak muda lagi, tapi tidak tua juga. Keadaan tubuhnya terlihat bugar walaupun organ tubuhnya tidak sesehat dulu. Kyle sebagai anak sulung harus mulai belajar mengurus perusahaan agar tidak terlalu membebani Ayahnya untuk masalah pekerjaan.Kyle membuka pintu kamar dan melihat Ayah sedang bercengkrama bersama putri bungsunya. Waktu kebersamaan mereka seperti sekarang dipakai Katya untuk bermanja-manja dengan Ayahnya karena sudah hampir sepuluh hari mereka tidak berte
International Senior HighSchool, Jakarta. "Ayo pergi, aku akan mengantarmu pulang." Ajak Aeron. Suasanapun terasa canggung setelah ajakan Aeron pada Katya di depan teman temannya. Apa dia sudah gila?! batin Katya. "Maaf kak, kenapa kakak mengajak saya pulang? Saya bisa pulang sendiri kok." cicit Katya sambil melepas pegangan Aeron pada tangannya. Mulai terdengar bisik bisik disekitar Katya. "...apa mereka pacaran?" "Bukannya kak Aeron sedang dekat dengan kak Dini senior kita." "... Katya gak cantik-cantik amat, cantikan gue..." itu beberapa bisikan yang sempat Katya dengar Hana yang ikut melongo menyenggol lengan Katya, "katanya tidak terjadi apa-apa antara kalian berdua. Tapi kenapa kak Aeron datang ke sini mengajakmu pulang bersama Katya Cessa Martin?!" Hana mengeram tertahan sambil menatap Katya. "Tidak terjadi apa-apa!! Sumpah!" Katya
Martin Building Tower.Katya berdiri sendiri di lobby kantor ayahnya, sudah hampir setengah jam ia menunggu kedatangan Aeron. Setelah itu tidak lama sebuah sedan putih milik Aeron terlihat masuk dan berhenti di depan lobby dan menurunkan kaca jendelanya."Masuk." perintah Aeron pada Katya.Katya membuka pintu mobil dan langsung masuk kemudian mengenakankan seatbeltnya."Maaf, Aku tiba tiba menelpon kakak."Laki laki itu tidak membalas dan hanya fokus melajukan kendaraannya.Katya merasa kalau Aeron marah padanya, terlihat dari sikapnya yang tidak ramah seperti biasa."Kak, maaf untuk perkataanku yang tadi. Aku tidak bermaksud apa-apa hanya saja kesehatan ayah menjadi prioritasku sekarang jadi..." Katya coba menjelaskan dengan canggung.Aeron melirik Katya lewat sudut matanya."Kau tidak bisa masuk ke sana masih mengenakan seragam sekolah." Aeron melirik Katya dari atas sampai bawah. "Ada urus
Martin's Family Mansion. Aeron merasakan panas menjalar ditubuhnya. Katya mulai mendekatkan wajahnya dan menyentuhkan bibirnya pada bibir Aeron kemudian memagutnya pelan. Aeron membolakan matanya kaget karena Katya melakukan hal di luar dugaan. Katya memang belum berpengalaman, bibirnya hanya bergerak dan menyesap bibir Aeron pelan. Aeron pun menggeram. "Hentikan Katya! Apa yang kau lakukan?" Cegah Aeron menarik bibirnya. Katya menunjukan wajah sedih dengan bibir mengerucut karena kegiatannya terhenti. "Mencium mu, bukankah kau menyukaiku kak?" cengir Katya dengan wajah merah, ia kembali menarik Aeron dan mencium bibir laki laki itu. Aeron bisa merasakan bau alkohol yang menguar dari mulut katya. Aeron mulai panas karena Katya sedikit demi sedikit hampir meruntuhkan pertahanannnya. "Aku memang menyukaimu, tapi tidak begini caranya!" Aeron kembali memundur
Martin's Family Mansion. Kyle pulang kerumah dini hari dengan wajah kusut, ia berkali-kali ditelpon Ayahnya menanyakan kabar Katya, sedangkan Katya sendiri tidak mengangkat telponnya sama sekali. Dengan berjalan tergesa-gesa kedalam rumah, Kyle menanyakan kepada pembantunya yang saat itu sudah bangun karena ini baru jam lima pagi. "Katya mana bik?" Tanya Kyle. "Katya dikamar den, tapi..." pembantunya terlihat bingung. "Saya lihat mobil temannya masih disini, apa dia menginap disini?" "Itu masalahnya den, teman non Katya masih di dalam kamarnya non Katya dan belum keluar dari semalam. Bibi tidak berani masuk ke dalam, karena pintunya di tutup." gumam pembantunya. Wajah Kyle langsung pias, tanpa menunggu ia berlari menaiki tangga menuju lantai dua rumahnya, seluruh badan Kyle bergetar karena perasaannya tidak enak. Tanpa mengetuk Kyle membanting pintu kamar Katya dengan suara keras dan berjalan ke