Jam empat sore Clara diperbolehkan pulang oleh Bayu, karena pria itu berkata kalau Clara harus berdandan terlebih dahulu. Wanita itu harus ditampil cantik dan juga modis, tentunya dia sudah dibekali make up dan juga baju yang dipesan oleh Bayu.
Clara yang tidak terbiasa berdandan tetap mengiyakan keinginan dari Bayu itu, tetapi setelah dari kantor dia tidak langsung pulang ke rumahnya. Wanita itu malah pergi ke rumah sakit untuk menemui neneknya, lalu membayar administrasi yang memang harus diselesaikan.
Dokter berkata kalau neneknya itu besok sudah bisa pulang, karena kondisi kesehatannya sudah lebih baik. Clara sangat senang sekali, setelah itu Dia memutuskan untuk pulang karena harus segera mandi dan juga berdandan.
"Geli banget gue harus pake baju kaya gini," ujar Clara saat ia menatap dirinya dari pantulan cermin.
Ternyata dress yang dibelikan oleh Bayu merupakan gaun malam yang sangat seksi, gaun itu memiliki panjang di atas lutut. Tanpa lengan dan dengan belahan dada yang begitu rendah.
"Astaga! Kenapa minim bahan banget begini?" tanya Clara.
Kalau saja tidak diancam dipecat, rasanya Clara tidak ingin pergi ke bar. Apalagi sampai memakai baju kurang bahan seperti itu, tetapi semua ini demi pekerjaan.
"Sabar, Clara. Hanya malam ini saja, semoga saja ke depannya tidak ada permintaan aneh-aneh dari bos nyebelin itu."
Clara akhirnya mengambil make up dan mulai memakai make up yang diberikan oleh Bayu, dia sampai melihat tutorial memakai make up dari aplikasi youyou.
"Tipis-tipis aja, jangan menor. Nanti gue malah kaya mau pergi ngelenong lagi," ujar Clara.
Wanita itu terlihat memakai make up tipis, memoles bibirnya dengan gincu berwarna merah muda dan mengikat rambutnya tinggi-tinggi. Cantik dan juga seksi.
Tin! Tin!
Di saat Clara sedang menatap dirinya di cermin, terdengar suara klakson beberapa kali. Dia tahu kalau pelakunya pasti adalah Bayu, pria itu datang pasti untuk menjemputnya.
"Menyebalkan," ujar Clara yang nampak tak nyaman dengan gaun yang dia kenakan.
Walaupun seperti itu, Clara tetap pergi dari rumahnya untuk menemui Bayu. Saat dia keluar dari rumahnya, dia melihat Bayu yang sedang berdiri di dekat mobilnya.
"Gila! Elu cantik banget, Ra! Gue nggak nyangka kalau elu bisa dandan kayak cewek juga," ujar Bayu penuh kekaguman saat melihat Clara.
Clara hanya memutarkan bola matanya dengan malas menanggapi perkataan dari Bayu, lalu dia masuk ke dalam mobil karena Bayu membukakan pintu mobil untuknya.
"Makasih, Pak. Tumben pakai bukain pintu segala," ujar Clara.
"Refleks gue," ujar Bayu sambil menutup pintu mobil.
Lalu, pria itu masuk ke dalam mobil dan duduk di balik kemudi. Karena waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, Bayu melajukan mobilnya menuju bar tempat di mana Seno sudah menunggu dirinya.
"Gandeng tangan gue, biar disangka elu pacar gue. Gue nggak mau kalau sampai ada cewek-cewek di dalam sana godain gue," ujar Bayu setelah mereka keluar dari mobil.
"Kita jalan beriringan aja, Pak. Gak usah pake gandengan juga," protes Clara.
"Harus, kalau gak mau, bulan depan gaji elu, gue potong lima puluh persen."
"Ck! Mainnya anceman!" kesal Clara yang langsung memeluk lengan Bayu.
"Gitu dong," ujar Bayu yang langsung melangkahkan kakinya diikuti oleh Clara.
Suara dentuman musik memekakan telinga, Clara sampai menutup kedua telinganya. Melihat Clara yang melepaskan pelukan di tangannya, Bayu langsung merangkul pinggang wanita itu.
"Ck!"
Clara berdecak sambil menggedikkan kedua bahunya, dia berharap kalau Bayu akan melepaskan rangkulan tangannya. Sayangnya, dia itu malah mengeratkan rangkulannya.
"Nggak usah macam-macam," ujar Bayu sambil tersenyum.
"Dasar!" pekik Clara.
Saat tiba di ruang VIP, Bayu dan juga Clara langsung duduk di salah satu sofa yang ada di sana. Tuan Seno yang sudah datang terlebih dahulu langsung menyapa Bayu dan mengajak pria itu untuk minum bersama.
"Saya gak minum banyak, takut mabuk. Bahaya, gak bawa sopir."
"Ada Clara, dia bisa bawa mobil." Tuan Seno memberikan segelas minuman beralkohol kepada Bayu.
Awalnya pria itu memang tidak mau, tetapi lama-kelamaan pria itu minum juga. Bayu dan juga Seno membicarakan masalah bisnis sambil minum bersama.
Kedunya tertawa sambil minum, hingga tidak lama kemudian Bayu sudah mulai mabuk. Wajahnya memerah, berbicaranya juga sudah mulai melantur.
"Sudah, Pak Bos. Jangan minum lagi," ujar Clara.
"Rasanya ternyata enak, Clara. Coba deh minum," ujar Bayu sambil menyodorkan segelas minuman beralkohol kepada Clara.
"No!" tolak Clara.
Seno begitu kuat minum, pria itu masih terlihat sadar dan menolehkan wajahnya ke arah Clara.
"Minum dong, Clara."
"Makasih, Tuan. Saya gak bisa, bawa mobil Pak Bos."
"Santai, tinggal minta dianterin sama petugas bar. Gampang, kalau kamu minum saya kasih duit."
"Eh?"
Clara yang doyan uang tentunya matanya langsung berbinar, lalu dia bertanya kepada pria itu.
"Beneran dikasih duit, Tuan?"
"Iya, kamu minum satu gelas, saya kasih sepuluh juta. Gimana?"
"Waaah! Beneran sepuluh juta?"
"Iya," jawab Seno.
"Tapi segelas aja, oke?"
Clara merasa kalau segelas minuman saja tidak akan membuatnya mabuk, lumayan juga dapat sepuluh juta hanya dengan meminum satu gelas minuman beralkohol.
"Oke!" ujar Seno yang langsung mengambil ponselnya dan mentransfer sejumlah uang yang sudah dijanjikan kepada Clara.
"Wow!" ujar Clara penuh kekaguman, minum saja belum tetapi sudah diberikan uang oleh Seno.
Clara akhirnya meminum segelas minuman beralkohol itu, dia masih terlihat baik-baik saja. Seno kembali menantang wanita itu, kali ini dia puluh juta untuk satu gelas. Clara yang tergiur akhirnya menerima tantangan dari Seno.
Wanita itu memang mendapatkan banyak uang, tetapi akhirnya dia kini mabuk berat. Bayu juga sama, pria itu sedang meracau sambil merapikan botol kosong di atas meja.
"Kalian sangat payah," ujar Seno.
Seno yang melihat Clara dan juga Bayu mabuk akhirnya meninggalkan mereka, sedangkan keduanya kini sedang tertawa-tawa sambil membicarakan hal yang tidak jelas.
"Clara, elu cantik juga. Seksi lagi, duh! Tuh paha mulus bener," ujar Bayu yang langsung menghampiri Clara.
"Eh? Bapak mau apa?" tanya Clara karena tiba-tiba saja Bayu mengusap kedua pahanya.
"Gue jadi pengen, kita coba yuk?"
"Pengen apa?" tanya Clara dengan matanya yang menyipit.
"Pengen---"
Bayu tidak meneruskan ucapannya, pria itu malah berbisik tepat di telinga Clara. Tak lama kemudian wanita itu langsung membulatkan matanya dengan sempurna, dia tidak menyangka kalau Bayu akan mengajak dirinya untuk memadu kasih.
"Bapak jangan gila! Ogah saya harus melakukan itu dengan Bapak!" teriak Clara.
Wanita itu berusaha untuk pergi dari sana, tetapi karena terlalu banyak minum Clara berjalan dengan sempoyongan. Wanita itu sampai jatuh beberapa kali, tentu saja hal itu membuat tubuh bagian bawah Clara terekspos.
"Duh! Seksi, gue jadi tambah pengen."
Bayu yang merasa tidak tahan akhirnya menggendong Clara, wanita itu memberontak sambil memukul punggung Bayu. Namun, Bayu tak menghiraukan.
Dia terus saja melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruang VIP tersebut, lalu dia memesan sebuah kamar yang ada di lantai 3.
"Bapak! Jangan!" teriak Clara ketika pria itu menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur.
"Kak, gue harap elu bisa secepatnya sadar. Bisa secepatnya pulih, gue khawatir banget."Padahal yang saat ini terbaring lemah di atas ranjang pasien bukanlah pacarnya, bukan pula istri sah dari Bernard. Namun, pria itu terlihat begitu khawatir sekali melihat keadaan Clara.Wanita itu masih memejamkan matanya, jarum infus menancap di tangannya. Wajah Clara juga begitu pucat, kulit wanita itu seperti tidak memiliki darah. Bernard sungguh merasa kasihan terhadap wanita itu.Saat Bernard menanyakan keadaan Clara, dokter berkata kalau Clara hanya kelelahan. Sepertinya aktivitasnya terlalu berlebihan, sehingga hal itu menyebabkan Clara pingsan.Satu hal yang membuat Bernard merasa begitu penasaran, dokter berkata kalau Clara kemungkinan hamil. Jadi, setelah sadar nanti dokter menyarankan wanita itu untuk memeriksakannya ke dokter kandungan."Engh! Aduh!"Clara sudah sadar, ketika dia berusaha menggerakkan tubuhnya, wanita itu merasakan kesakitan di tangannya. Dia juga merasa kalau kepalanya
Selama berteman dengan Clara, Anton tidak pernah melihat wanita itu berduaan dengan seorang pria, teman tapi mesra atau benar-benar memiliki pacar seorang pria. Hanya dirinya teman dekat wanita itu.Selama ini Clara selalu ingin serius dalam belajar, lalu wanita itu berusaha untuk bekerja di perusahaan yang bisa menggaji dirinya dengan upah yang besar, itulah yang Anton tahu.Makanya ketika ada seorang pria yang mengatakan kalau Clara sudah menikah, Anton begitu kaget. Dia merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Bayu kepada dirinya."Hei! Beneran elu udah nikah, Clara?" tanya Anton.Clara sebenarnya ingin menjawab pertanyaan dari Anton, tetapi Bayu malah menuntun wanita itu dengan paksa untuk masuk ke dalam mobilnya. Clara dengan terpaksa duduk di samping kemudi.Namun, dia menyempatkan diri untuk menurunkan kaca mobilnya, lalu dia menganggukkan kepalanya dan mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Dia merasa bersalah terhadap pria itu, walaupun dia tidak pernah berniat
Clara membuka matanya dan langsung terkejut. Dia tidak percaya apa yang dia lihat. Bayu, suaminya, terbaring di sampingnya, tidur dengan tenang. Clara merasa seperti sedang bermimpi. Mereka sudah sepakat untuk tidak tidur bersama sebelumnya.Mereka menikah hanya karena tanggung jawab, dan mereka sudah sepakat untuk tidur terpisah. Namun, kini kedunya malah tidur bersama, yang membuat Clara tak nyaman, pria itu tidur tanpa menggunakan baju tidur. Hanya menggunakan celana boxer saja.'Perasaan tadi malam kita tidur terpisah, kenapa jadi bisa tidur satu kamar?'Seingat Clara, setelah berakhirnya pergulatan panas di antara keduanya, Clara tidur di dalam kamarnya. Sedangkan Bayu memutuskan untuk tidur di dalam kamarnya juga.'Apa tadi malam gue ngigo, ya? Jalan sambil tidur, terus tanpa sengaja masuk ke dalam kamar Pak Bos?'Clara terus aja menduga-duga karena dia merasa tidak sengaja tidur dengan Bayu, justru kalau bisa dia ingin menghindari pria itu. Karena dengan kebaikan yang Bayu laku
Saat Clara datang bersama dengan Anton, Bayu baru saja memarkirkan mobilnya dan hendak masuk ke dalam lobi. Dia tiba-tiba saja merasa panas melihat pemandangan di hadapannya, Clara dan juga Anton terlihat seperti sepasang kekasih yang saling mencintai.Anton mengantarkan Clara memakai motor sport, bisa dibayangkan saat di jalan pasti Clara akan memeluk pria itu dengan erat karena posisi motornya yang tak sejajar.Apalagi melihat keakraban di antara keduanya, rasanya Bayu ingin menghampiri Anton dan memberikan bogem mentah di wajah pria itu. Sayangnya Bayu gengsi, makanya pas Anton pergi, baru Bayu menegur Clara."Ck! Kenapa rasanya kesal aja kalau ingat Clara sama pria itu?"Kini Bayu sudah berada di dalam ruangannya, hatinya merasa dongkol saja. Bahkan, dia merasa tidak ingin memulai pekerjaan karena membayangkan Clara yang berdua-duaan dengan Anton."Lagian dia juga kegatelan, ngapain juga pergi sama cowok lain? Giliran diajak bareng sama gue nggak mau, sial!" umpat Bayu.Bayu terus
Bayu terbangun dari tidurnya, karena memang waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Pria itu turun dari tempat tidur hanya menggunakan boxer saja, karena memang kebiasaan Bayu kalau tidur hanya memakai boxer saja.Haus?Ya, itulah yang saat ini Bayu rasakan. Dengan santainya pria itu keluar dari dalam kamar dan melangkahkan kakinya menuju dapur, dia ingin membasahi tenggorokannya dengan air dingin."Argh!"Saat Bayu hendak mengambil air dingin dari dalam kulkas, Clara yang begitu kaget melihat Bayu tentu saja langsung berteriak. Dia kaget karena pria itu datang ke dapur dengan hanya menggunakan boxer saja.Selain itu, ada satu hal yang tentunya membuat Clara lebih kaget lagi. Dia melihat milik suaminya yang menyembul dari celana boxer itu, karena memang kebiasaan pria seperti itu.Di saat tidur dia sendirian, tetapi kalau bangun selalu saja berdua dengan miliknya. Karena miliknya yang terbangun di pagi hari itu merupakan sebuah alarm, alarm kalau kondisi tubuh pria itu memanglah bers
Saat tiba di rumah sakit, neneknya Clara begitu kaget karena melihat cucunya datang dengan seorang pria. Dia lebih kaget lagi ketika tangan keduanya saling bertaut, karena selama ini Clara tidak pernah dekat dengan pria manapun.Namun, wanita itu hanya terdiam sambil menatap wajah Clara. Dia sudah siap untuk pulang, tetapi dari tadi tidak ada yang menjemputnya. Mau bicara mengenai keterlambatan cucunya, tetapi malah gagal fokus dengan kehadiran Clara dan juga pria yang tidak dia kenal."Nek, aku datang untuk jemput Nenek.""Iya, kenapa lama?" tanya Nenek sambil menatap wajah Bayu."Maaf, Nek. Tadi kita abis nikah dulu, terus ke apartemen untuk mengurusi kepindahan kita berdua ke sana."Bukan Clara yang menjawab, tetapi Bayu. Pria itu menjawab pertanyaan wanita tua itu sambil mendapat ke arah wanita tua itu."Menikah? Gak salah? Kenapa langsung menikah? Memangnya kalian sudah lama pacaran?""Nggak, kita nikah dadakan. Nenek gak marah, kan?""Kalau kamu tidak akan menyakiti cucu Nenek,