Share

Bab 4

Penulis: Cucu Suliani
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-20 16:29:47

Cheryl dan juga Birawa begitu kecewa melihat Bayu yang saat ini sedang dalam keadaan polos bersama dengan Clara, mereka begitu membanggakan anak itu karena dirasa berbeda dengan Bernard.

Namun, nyatanya kali ini mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri kalau Bayu sama saja dengan Bernard. Lebih parahnya lagi, Bayu tak mau bertanggung jawab dengan apa yang sudah dia lakukan.

Bayu bersikukuh tidak ingin menikahi Clara, karena pria itu nantinya akan menikah dengan Tiara. Pria itu bahkan sudah mempersiapkan acara lamaran untuk Tiara, makanya tak mau bertanggung jawab dengan cara menikah.

Berbeda dengan Clara, wanita itu begitu bingung harus berkata apa. Wanita itu begitu bingung harus berbuat apa, karena memang dia merasa dirugikan.

Namun, di dalam hatinya yang begitu dalam dia tidak ingin dinikahi oleh Bayu. Dia tidak mau dinikahi oleh pria yang tidak mencintai dirinya sama sekali.

Cheryl dan juga Birawa akhirnya memaksa Bayu dan juga Clara untuk pergi ke pencatatan sipil, keduanya akhirnya kini sudah menjadi suami istri.

"Aku akan tinggal di apartemen dengan Clara," ujar Bayu Setelah dia menerima surat nikahnya.

"Terserah, tapi ingat, Bayu. Mom akan memantau apa yang kau lakukan dengan Clara," ujar Cheryl.

"Mom! Aku sudah dewasa, aku bukan anak kecil lagi."

"Yes, Mom tau. Tapi tetap saja Mom akan memantau kegiatan kamu dengan Clara," ujar Cheryl tak ma dibantah.

"Mom, aku---"

"Sudahlah, Bayu. Jangan banyak bicara lagi, satu lagi pesan dari Daddy. Jangan pernah menyakiti Clara, jika Daddy mendengar kamu menyakiti Clara, kamu akan tanggung akibatnya."

"Ck!"

Hanya decakan penuh kekesalan yang terdengar dari bibir Bayu, dia tidak menyangka akan menikah secara kilat. Dia tak menyangka akan mendapatkan kemalangan seperti ini.

"Oiya, Sayang. Ini mahar dari keluarga kami untuk kamu, dipake untuk keperluan kamu."

Cheryl memberikan kartu hitam kepada Clara, wanita itu terlihat tidak enak hati dan langsung menggelengkan kepalanya. Dia tidak mau dibilang wanita matre, karena baru saja menikah sudah menerima uang mahar yang banyak.

"Tak perlu, Tante. Lagian ini nikah dadakan, belum tentu lama juga."

"Eh? Kamu nggak boleh bicara kayak gitu, yang namanya pernikahan itu bukanlah sebuah permainan. Mom gak akan mau dengar tentang perceraian," ujar Cheryl.

Clara sudah 3 tahun bekerja di perusahaan Bayu, Cheryl dan juga Birawa yang memilihkan Clara untuk menjadi sekretaris Bayu. Selain karena melihat nilai kelulusannya yang tinggi, keduanya suka dengan kesederhanaan Clara dan kebaikan wanita itu.

"Iya, Tante." Clara tak membantah lagi, dia menerima kartu itu dengan perasaan tak enak hati."

"Untuk cincin nikah besok Daddy belikan, langsung dikirim ke perusahaan."

"Ya," jawab Bayu yang tidak mau lagi berdebat dengan kedua orang tuanya.

Bernard yang sejak tadi diam akhirnya menghampiri Bayu, dia menepuk pundak kakaknya itu dan berbisik tepat di telinga kakaknya.

"Selamat atas pernikahan dadakannya, mulai malam ini elu bebas iya iya sama Kakak ipar."

Bernard menjauhkan wajahnya dari wajah Bayu, dia menatap wajah kakaknya itu dengan tersenyum meledek. Sontak saja hal itu membuat Bayu kesal dan menonjok bahu adiknya tersebut.

''Jangan sembarangan kamu kalau ngomong!"

"Nggak sembarang dong, ini hal enak. Gak usah marah-marah," ujar Bernard yang dengan cepat pergi dari sana karena takut dapat amukan dari kakaknya tersebut.

"Sialan!" umpat Bayu.

"Sudah jangan marah-marah terus, cepat ajak istri kamu ke apartemen. Ingat, jangan buat dia sedih." Cheryl menepuk lengan putranya.

"Hem!" jawab Bayu.

Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, Bayu akhirnya mengajak Clara untuk pergi ke apartemen miliknya. Saat tiba di sana, Bayu langsung mengajak Clara untuk masuk ke dalam kamar tamu."

"Mulai hari ini elu tidur di kamar kamu, Jangan pernah datang ke kamar gue kalau nggak ada keperluan yang mendesak. Pernikahan ini hanya sekedar tanggung jawab, kalau sebulan setelah kita menikah elu gak hamil, kita cerai."

Clara tentunya begitu kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Bayu, dia tidak mengira kalau Bayu akan mengatakan hal itu. Namun, di satu sisi dia juga merasa senang karena akhirnya dia nanti bisa terbebas dari Bayu. Kalau tak hamil.

"Oke! Jadi kita harus menjaga privasi masing-masing, kan? Jangan ikut campur masalah masing-masing, kan? Kita jalani hidup sendiri-sendiri, kan?"

"Yes," jawab Bayu.

"Terus, kalau misalkan aku hamil?"

Kalau bisa Clara tidak mau hamil anak lelaki yang tidak mencintai dirinya, kalau boleh berdoa terhadap Tuhan, Clara ingin agar dia tak hamil.

"Gue bakal memenuhi semua kebutuhan elu, gue juga akan bertanggung jawab terhadap anak yang elu lahirkan. Tapi, tetap gue akan menceraikan elu setelah melahirkan anak itu."

"Cukup kejam, tapi oke. Aku setuju," ujar Clara yang langsung mengulurkan tangannya. Bayu membalas uluran tangan Clara.

Setelah ada obrolan yang tidak lama itu, Bayu akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya. Setelah kepergian Bayu, Clara baru ingat kalau hari ini adalah kepulangan neneknya dari rumah sakit.

Dengan perlahan dia mengganti bajunya, lalu bersiap untuk pergi. Dia berjalan dengan penuh kehati-hatian, karena walau bagaimanapun juga inti tubuhnya masih terasa sakit.

"Mau ke mana?"

"Eh? Pak, Bos. Mau jemput nenek di rumah sakit, dokter berkata kalau hari ini nenek sudah boleh pulang."

"Oh, ya udah sana."

Bayu terlihat tidak peduli ketika Clara mengatakan akan pergi menjemput neneknya, reaksi pria itu nampak biasa saja. Clara tentunya paham akan hal itu.

"Oke," jawab Clara.

Clara pergi dari apartemen itu menuju rumah sakit, dia ingin menjemput neneknya pulang. Wanita itu tentunya berjalan dengan langkah perlahan. Saat dia tiba di lobi apartemen, Clara merasa kaget karena tiba-tiba saja Bayu mencekal pergelangan tangannya dari belakang.

"Astaga! Kirain siapa," ujar Clara ketika menolehkan wajahnya ke arah Bayu dan ternyata pria yang mencekal pergelangan tangannya adalah suaminya sendiri.

Clara sudah parno sendiri, dia takut akan ada orang jahat yang mengancam keselamatan dirinya. Hidupnya sudah dirasa sial, jangan sampai mendapatkan kesialan yang berulang-ulang.

"Sorry kalau bikin elu kaget, gue bakal anter elu buat jemput nenek."

"Eh? Serius?"

Clara kaget sekali mendengar apa yang dikatakan oleh Bayu, karena dia berpikir pria itu tidak ingin bepergian dengan dirinya. Selain karena pernikahan mereka yang dadakan, mereka juga menikah karena kecelakaan.

"Ya,'' jawab Bayu.

Bayu harus segera menceritakan kepada neneknya Clara kalau dia sudah menikah dengan wanita itu, karena kalau dia tidak menceritakannya dengan segera, Clara masih dilarang untuk tinggal di apartemen miliknya.

"Kok tiba-tiba, kenapa?"

"Berisik! Udah buruan jalan," ujar Bayu tegas.

"Iya," jawab Clara dengan bibirnya yang sudah maju dua Senti.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • One Night Stand With My Bos   Bab 10

    "Kak, gue harap elu bisa secepatnya sadar. Bisa secepatnya pulih, gue khawatir banget."Padahal yang saat ini terbaring lemah di atas ranjang pasien bukanlah pacarnya, bukan pula istri sah dari Bernard. Namun, pria itu terlihat begitu khawatir sekali melihat keadaan Clara.Wanita itu masih memejamkan matanya, jarum infus menancap di tangannya. Wajah Clara juga begitu pucat, kulit wanita itu seperti tidak memiliki darah. Bernard sungguh merasa kasihan terhadap wanita itu.Saat Bernard menanyakan keadaan Clara, dokter berkata kalau Clara hanya kelelahan. Sepertinya aktivitasnya terlalu berlebihan, sehingga hal itu menyebabkan Clara pingsan.Satu hal yang membuat Bernard merasa begitu penasaran, dokter berkata kalau Clara kemungkinan hamil. Jadi, setelah sadar nanti dokter menyarankan wanita itu untuk memeriksakannya ke dokter kandungan."Engh! Aduh!"Clara sudah sadar, ketika dia berusaha menggerakkan tubuhnya, wanita itu merasakan kesakitan di tangannya. Dia juga merasa kalau kepalanya

  • One Night Stand With My Bos   Bab 9

    Selama berteman dengan Clara, Anton tidak pernah melihat wanita itu berduaan dengan seorang pria, teman tapi mesra atau benar-benar memiliki pacar seorang pria. Hanya dirinya teman dekat wanita itu.Selama ini Clara selalu ingin serius dalam belajar, lalu wanita itu berusaha untuk bekerja di perusahaan yang bisa menggaji dirinya dengan upah yang besar, itulah yang Anton tahu.Makanya ketika ada seorang pria yang mengatakan kalau Clara sudah menikah, Anton begitu kaget. Dia merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Bayu kepada dirinya."Hei! Beneran elu udah nikah, Clara?" tanya Anton.Clara sebenarnya ingin menjawab pertanyaan dari Anton, tetapi Bayu malah menuntun wanita itu dengan paksa untuk masuk ke dalam mobilnya. Clara dengan terpaksa duduk di samping kemudi.Namun, dia menyempatkan diri untuk menurunkan kaca mobilnya, lalu dia menganggukkan kepalanya dan mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Dia merasa bersalah terhadap pria itu, walaupun dia tidak pernah berniat

  • One Night Stand With My Bos   Bab 8

    Clara membuka matanya dan langsung terkejut. Dia tidak percaya apa yang dia lihat. Bayu, suaminya, terbaring di sampingnya, tidur dengan tenang. Clara merasa seperti sedang bermimpi. Mereka sudah sepakat untuk tidak tidur bersama sebelumnya.Mereka menikah hanya karena tanggung jawab, dan mereka sudah sepakat untuk tidur terpisah. Namun, kini kedunya malah tidur bersama, yang membuat Clara tak nyaman, pria itu tidur tanpa menggunakan baju tidur. Hanya menggunakan celana boxer saja.'Perasaan tadi malam kita tidur terpisah, kenapa jadi bisa tidur satu kamar?'Seingat Clara, setelah berakhirnya pergulatan panas di antara keduanya, Clara tidur di dalam kamarnya. Sedangkan Bayu memutuskan untuk tidur di dalam kamarnya juga.'Apa tadi malam gue ngigo, ya? Jalan sambil tidur, terus tanpa sengaja masuk ke dalam kamar Pak Bos?'Clara terus aja menduga-duga karena dia merasa tidak sengaja tidur dengan Bayu, justru kalau bisa dia ingin menghindari pria itu. Karena dengan kebaikan yang Bayu laku

  • One Night Stand With My Bos   Bab 7

    Saat Clara datang bersama dengan Anton, Bayu baru saja memarkirkan mobilnya dan hendak masuk ke dalam lobi. Dia tiba-tiba saja merasa panas melihat pemandangan di hadapannya, Clara dan juga Anton terlihat seperti sepasang kekasih yang saling mencintai.Anton mengantarkan Clara memakai motor sport, bisa dibayangkan saat di jalan pasti Clara akan memeluk pria itu dengan erat karena posisi motornya yang tak sejajar.Apalagi melihat keakraban di antara keduanya, rasanya Bayu ingin menghampiri Anton dan memberikan bogem mentah di wajah pria itu. Sayangnya Bayu gengsi, makanya pas Anton pergi, baru Bayu menegur Clara."Ck! Kenapa rasanya kesal aja kalau ingat Clara sama pria itu?"Kini Bayu sudah berada di dalam ruangannya, hatinya merasa dongkol saja. Bahkan, dia merasa tidak ingin memulai pekerjaan karena membayangkan Clara yang berdua-duaan dengan Anton."Lagian dia juga kegatelan, ngapain juga pergi sama cowok lain? Giliran diajak bareng sama gue nggak mau, sial!" umpat Bayu.Bayu terus

  • One Night Stand With My Bos   Bab 6

    Bayu terbangun dari tidurnya, karena memang waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Pria itu turun dari tempat tidur hanya menggunakan boxer saja, karena memang kebiasaan Bayu kalau tidur hanya memakai boxer saja.Haus?Ya, itulah yang saat ini Bayu rasakan. Dengan santainya pria itu keluar dari dalam kamar dan melangkahkan kakinya menuju dapur, dia ingin membasahi tenggorokannya dengan air dingin."Argh!"Saat Bayu hendak mengambil air dingin dari dalam kulkas, Clara yang begitu kaget melihat Bayu tentu saja langsung berteriak. Dia kaget karena pria itu datang ke dapur dengan hanya menggunakan boxer saja.Selain itu, ada satu hal yang tentunya membuat Clara lebih kaget lagi. Dia melihat milik suaminya yang menyembul dari celana boxer itu, karena memang kebiasaan pria seperti itu.Di saat tidur dia sendirian, tetapi kalau bangun selalu saja berdua dengan miliknya. Karena miliknya yang terbangun di pagi hari itu merupakan sebuah alarm, alarm kalau kondisi tubuh pria itu memanglah bers

  • One Night Stand With My Bos   Bab 5

    Saat tiba di rumah sakit, neneknya Clara begitu kaget karena melihat cucunya datang dengan seorang pria. Dia lebih kaget lagi ketika tangan keduanya saling bertaut, karena selama ini Clara tidak pernah dekat dengan pria manapun.Namun, wanita itu hanya terdiam sambil menatap wajah Clara. Dia sudah siap untuk pulang, tetapi dari tadi tidak ada yang menjemputnya. Mau bicara mengenai keterlambatan cucunya, tetapi malah gagal fokus dengan kehadiran Clara dan juga pria yang tidak dia kenal."Nek, aku datang untuk jemput Nenek.""Iya, kenapa lama?" tanya Nenek sambil menatap wajah Bayu."Maaf, Nek. Tadi kita abis nikah dulu, terus ke apartemen untuk mengurusi kepindahan kita berdua ke sana."Bukan Clara yang menjawab, tetapi Bayu. Pria itu menjawab pertanyaan wanita tua itu sambil mendapat ke arah wanita tua itu."Menikah? Gak salah? Kenapa langsung menikah? Memangnya kalian sudah lama pacaran?""Nggak, kita nikah dadakan. Nenek gak marah, kan?""Kalau kamu tidak akan menyakiti cucu Nenek,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status