Share

Lulus

Penulis: Rizka hami
last update Terakhir Diperbarui: 2020-09-02 13:51:28

    Ponsel Raina berdering selama beberapa menit, sudah entah berapa kali Yasmin mencoba menghubungi Raina. Gadis itu baru saja selesai shift jaga malam pagi ini di klinik 24 jam tempat dia bekerja sementara, dia baru tertidur selama dua jam, tentu saja Raina tidak mendengar ponselnya yang berbunyi terus-menerus.

    Ibu masuk ke dalam kamar Raina karena sedari tadi mendengar ponsel anaknya berbunyi. Ibu mendapati Raina yang masih tertidur pulas. Dengan hati-hati, wanita paruh baya itu mengambil ponsel yang berada tepat di samping tubuh Raina. Ibu takut membangunkan anaknya itu, wajah Raina jelas kelelahan, siapa yang tidak lelah setelah jaga selama 24 jam. Ibu melihat di layar ponsel, ada nama Yasmin disana. 

     "Na, lu tidur ya? Gue telpon berkali-kali lama bener angkat teleponnya, pasti kebo deh tidurnya" Omelan Yasmin langsung terdengar diujung sana. Ibu hanya tersenyum mendengar omelan sahabat anaknya itu. Memang Yasmin selalu bersikap apa adanya, tapi Ibu tahu dalam hati, anak ini baik sekali, hanya Yasmin satu-satunya orang yang paling mengerti dengan sikap Raina. Bahkan kadang Ibu merasa Yasmin jauh lebih mengerti dibanding dirinya sendiri. 

    "Halo Yasmin, apa kabar, ini Tante, Nak" balas Ibu dengan lembut.

    "Ya ampun, Tante?! Aduuh, maaf Tante, Yasmin pikir Nana yang angkat.., naaf ya Tante," ucap Yasmin cepat, malu sekali dia langsung mengomeli Raina tadi. Salahnya juga yang tidak memastikan dulu. Sahabatnya itu pasti sedang tidur lelap, tebak Yasmin dalam hati. 

    "Enggak apa-apa, Nana lagi pules tuh, sampai enggak denger handphone-nya bunyi terus dari tadi. Kemarin dia jaga 24 jam Yas, makanya pules kaya gini" jelas Ibu sambil menatap Raina dengan dengkuran halusnya. Ibu tidak tega membangunkan Raina. Putrinya itu juga seperti tidak terganggu dengan kehadiran Ibu. 

    "Enggak apa-apa Tante, Yas cuman mau kasih kabar, kita berdua lulus Tan, pengumumannya baru ada tadi, makanya Yas langsung telpon" ucap Yasmin dengan suara bahagia. 

   "Wah, beneran Yas? Hebat kalian, selamat ya Yas, nanti Tante kasih tahu Nana deh, setelah dia bangun ya" ucap Ibu lagi.

   "Selamat juga Tan, makasih banyak ya Tan, salam buat Om juga Tante" ucap Yasmin, sebelum menutup sambungan telepon. 

   "Salam buat Mama Papa kamu ya, kapan-kapan main kesini ya Yas" balas Ibu. Senang sekali mendengar kabar baik dari Yasmin. 

   "Oke Tante, nanti Yasmin main kesana deh, sekarang kan bareng lagi sama Nana, sampai nanti ya Tante" balas Yasmin sebelum memutuskan sambungan ponselnya.

   Ibu kembali mengalihkan pandangan menatap anak gadis sematawayangnya itu, dia tersenyum manis, walaupun manja, penuh dengan drama dan tingkahnya sering aneh, tapi anaknya pintar juga bisa langsung lulus dipercobaan pertama ujian spesialis. Pelan-pelan Ibu mengelus sayang rambut hitam Raina. 

   "Biarin deh anak gadis Ibu ini drama bukan main, tapi pinter. Semoga kamu nanti dapat jodoh yang benar-benar mengerti kamu ya, Na" gumam Ibu. 

   Wanita paruh baya itu kembali meletakkan ponsel Raina ke tempatnya. Berjalan dengan langkah hati-hati keluar dari kamar anaknya. Biarlah Raina tidur sebentar lagi, pikir Ibu dalam hati. 

____________

     Raina membuka matanya, hari sudah menjelang sore, sekitar pukul empat sore.

    "Astaga sudah sore sekali!" Pekik Raina saat melihat jam di dinding kamarnya. Raina langsung mengecek ponselnya, dia baru teringat kalau hari ini adalah hari pengumuman kelulusan. Raina melihat banyak pesan dan panggilan yang tidak terjawab, semua dari Yasmin. Dia segera menghubungi sahabatnya itu sebelum membaca pesan dari Yasmin. 

    "Yas!" Panggil Raina. 

    "Udah bangun lu? Gue pikir elu pingsan, tidur lama banget sampai enggak denger gue telpon berkali-kali" goda Yasmin.

    "Biasa, jaga 24 jam, tewas gue" balas Raina sambil tertawa. Dia sendiri tidak menyangka bisa tertidur lama sekali.

    "Udah baca pesan gue?" Tanya Yasmin. Pasti belum, tebalnya. Yasmin terlalu hapal dengan sifat sahabatnya ini.

    "Belom, ada apaan?" Tanya Raina, dia lebih suka bertanya langsung.

    Yasmin menghela napas, seperti dugaannya. Dia memang terlalu hebat menebak isi kepala Raina. 

    "Kita lulus!!!" jawab Yasmin sambil bersorak kegirangan. 

   "Beneran?!? Serius?!?!! Yeaaayyyy!!!!" Raina langsung berlari mencari orang tuanya, dia bahkan melemparkan ponselnya sembarangan dan Yasmin masih ada disambungkan ponsel.

   "Halo??! Halooo??! Na?? Nanaaa???????" Teriak Yasmin, tapi percuma, Raina sudah tidak berada di kamar.

   "Dasar bocah ini, dikasih kabar langsung enggak ada gini" ucap Yasmin, mematikan ponselnya.

   "Bu.. Ibuuuu..!! Ayaaah!!!" Raina berlarian sambil berteriak memanggil kedua orang tuanya.

    Ayah dan Ibu yang sedang berada di ruang keluarga, sedang menonton televisi, tersentak dan terkejut mendengar teriakan anak gadis mereka yang membahana ke seluruh ruangan. 

    "Ada apa Na? Kamu bangun-bangun lari-larian gitu?" tanya Ibu, dia dan Ayah sama-sama menatap putri mereka dengan wajah bingung. 

   "Bu, Yah, Nana punya berita bagus bangeet!!" Seru Raina sambil mengatur napasnya yang terengah-engah karena menuruni tangga setengah berlari. 

   "Kenapa? Kamu lulus ujian spesialis?" Tanya Ayah dengan santai. Ibu di sebelah Ayah juga memasang wajah tidak terkejut.

    Raina mengerutkan keningnya, bingung sendiri mengapa kedua orang tuanya sudah tahu, batinnya bertanya-tanya.

   "Kok, Ayah ibu tahu?" Tanya Raina, bingung.

   "Ya tahulah. Tadi Yasmin nelponin kamu terus, ponsel kamu dering terus, jadi Ibu angkat deh, Ibu pikir pasti berita penting. Yasmin yang kasih kabar, kalian berdua lulus. Kamu sih, tidurnya pules banget, Ibu sampe bingung kamu tidur apa pingsan, ponsel dering kenceng gitu kamu enggak terganggu sama sekali tidurnya" jawab Ibu sambil terkekeh geli, mengingat bentuk Raina saat tidur tadi. Hampir seperti orang pingsan.

   "Ah, Ibu, Nana udah sampe lari-lari gini buat kasih kabar ini. Eh, malah ibu udah tahu duluan" balas Raina, malu sendiri. Dia lalu mengambil tempat duduk diantara kedua orang tuanya 

   "Selamat ya Sayang" ucap Ibu dan Ayah sambil memeluk putri mereka. Raina tersenyum senang. Hari ini dia bisa membuat orang tuanya bangga.

   "Ah, lupaa!!!!" Seru Raina tiba-tiba, dia beranjak dari duduknya, lalu segera berlarian kembali ke kamarnya. Ibu dan Ayah yang masih dalam posisi memeluk tubuh Raina sama-sama terkejut. 

   "Ada apa sih Bu?" Tanya Ayah. Ibu hanya menaikkan kedua bahunya, pertanda tidak mengerti.

   Sampai di dalam kamar, Raina langsung mencari ponselnya. Yasmin sudah memutuskan sambungan teleponya. Raina segera membuka situs universitas untuk mengecek nama-nama peserta yang lulus ujian, Raina membaca nama-nama itu dengan tidak sabar, beberapa detik kemudian, dia mendapatkan nama dia, nama Yasmin dan satu nama yang dia cari sedari tadi, Radit. 

   "Ah, dia juga lulus!!" Teriak Raina sambil melompat kegirangan. Mengetahui Radit juga lulus membuat hati Raina lebih bahagia. Hal ini berarti, dia akan bersama-sama dengan Radit selama 4 tahun ke depan. 

_________

Jangan lupa follow Ig saya di rizkaadityahami

Happy reading

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Sebagai Pelampiasan

    "Hmmm, pemandangan yang indah, film yang bagus, makanan yang enak dan teman yang menyenangkan. Ini malam minggu terbaik" celetuk Radit, mengalihkan pandangannya kepada Raina."Eh?" Raina bergumam tanpa sadar. Tapi dia segera menutup mulut nakalnya."Ya, rasanya kita bisa malam mingguan lagi kapan-kapan" balas Radit."Malam mingguan lagi?" Tanya Raina ulang. Jantungnya berdetak cepat. Apa ini berarti Radit mengajaknya berkencan lagi? Ingin rasanya Raina menari saking girangnya."Ya, mungkin lain kali kita bisa nonton lagi.." balas Radit, sedikit menggantungkan kalimatnya. Radit menyadari wajah terkejut dari Raina. Apa gadis ini menjadi sedikit salah mengerti mendengar dia menyebutkan kalimat tadi, pikir Radit."Sekalian mengajak Yasmin, Tama dan teman angkatan kita lainnya" Radit cepat-cepat melanjutkan kalimatnya. Khawatir Raina semakin salah sangka.&nbs

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Malam Mingguan (3)

    "Akhirnya tenang juga" ucap Raina, menarik napas dalam-dalam sambil menutup mata. Mereka saat ini sedang berada di gedung bioskop dan sedang mengantre memesan tiket nonton. Bioskop memang ramai, tapi tidak berdesakan seperti kafe tempat makan mereka sebelumnya. Raina merasa jauh lebih lega. "Kafe tadi terlalu berisik ya?" tanya Radit, dia baru sadar kalau Raina merasa tidak nyaman sebelumnya, sedikit merasa bersalah karena dia yang memaksa untuk makan disana, padahal jelas-jelas kafe tadi padat pengunjung. "Oh, enggak, hanya. Emm, sedikit penuh saja, kita enggak bisa ngobrol enak" balas Raina langsung, khawatir Radit merasa tidak enak hati. Bukan masalah kafe tadi penuh dan sesak oleh pengunjung, tapi letak masalahnya ada pada Rian dan Mischa. "Masih lama waktu nonton, mau minum kopi? Atau makan makanan kecil lain sebelum nonton?" tawar Radit. Rasa bersalah membuat dia menawari Raina untuk ke tempat lain

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Malam Mingguan (2)

    "Makan disini enggak apa-apa?" Tanya Radit. Mereka saat ini masuk di sebuah kafe yang berada di dalam mall. Kafe itu memang terlihat padat pengunjung. Wajar saja karena kota Bandung di akhir pekan tidak mungkin tidak ramai. Selain itu, kafe ini juga sedang naik daun di media sosial. Raina sedikit mengernyitkan keningnya, sedikit tidak setuju karena terlalu ramai. Raina tidak terlalu penyuka keramaian. Dia lebih suka suasana yang sepi, karena dia bisa makan dan mengobrol dengan tenang. Apalagi ini kali pertama dia bisa berduaan dengan Radit, Raina ingin suasana yang tenang, tidak riuh seperti ini. "Kalau enggak mau juga enggak apa, kita cari lagi tempat lain" balas Radit setelah melihat wajah enggan dari Raina. "Enggak apa-apa, disini aja Dit" tolak Raina cepat. Dia melirik wajah Radit dan melihat kalau lelaki itu sepertinya ingin sekali makan di tempat ini. Walaupun

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Malam Mingguan

    Akhir pekan akhirnya datang. Kata orang hari-hari di akhir pekan adalah siksaan untuk orang yang baru saja putus. Radit baru tahu rasanya sekarang. Sabtu ini dia tidak punya janji apapun dengan siapapun. "Hah, membosankan sekali" gumam Radit. Sepanjang pagi dia hanya menyetel televisi dan menonton dengan pikiran kosong. Dia mengambil ponselnya dan mulai melihat-lihat film apa yang sedang diputar minggu ini di bioskop. "Apa ajak jalan anak kosan ya?" Radit mulai menemukan ide di kepalanya saat melihat film action yang terlihat cukup seru sudah tayang mulai minggu ini. Radit segera melihat jadwal jaga, baik Yasmin, Tama maupun Raina tidak ada yang jaga hari ini. Lelaki itu segera keluar dari kamar untuk mencari teman kosnya. Saat baru menuruni tangga, Radit bertemu dengan Raina. Gadis itu berjalan ke arah kulkas yang terletak di dapur kos dengan mata setengah terpejam, rambut berantakan dan dia mas

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Putus (4)

    "Apa Kakak enggak kangen sama aku? Setelah putus Kakak sama sekali enggak pernah hubungi aku," keluh Irna. Dia merasa tidak nyaman dengan perubahan sikap Radit padanya setelah putus. Irna pikir Radit akan mengejar-ngejar dirinya setelah dia meminta putus, tapi kenyataannya justru Radit malah mendiamkan dirinya dan sama sekali tidak pernah menghubungi dirinya. "Aku rasa, kita butuh momen untuk sama-sama sendiri, supaya kita bisa pikirkan bagaimana hubungan kita selama ini" balas Radit. Dia masih sangat menyukai Irna, tapi kembali menjadi kekasih Irna masih sedikit sulit bagi Radit. Lelaki itu masih butuh waktu untuk memikirkan hubungan mereka yang dia rasa mulai tidak sehat. "Aku kangen Kakak" ucap Irna tiba-tiba. Dia merasa harus jujur tentang hal ini. "Rindu?" ucap Radit dalam hati, dia cukup terkejut dengan kejujuran Irna. Detak jantung Radit menjadi cepat saat mendengar ucapan mantan kek

  • One Sided Love (Kisah Cinta Raina)   Putus (3)

    Entah Raina harus bahagia atau justru waspada dengan keadaan yang saat ini dia hadapi, yang pasti selama Radit putus dari kekasihnya, lelaki itu selalu menempel pada Raina, dimana pun dan kapan pun. Tidak terasa sudah dua minggu Radit putus dari Irna. Dalam hati Radit merasa sangat nyaman, tidak ada lagi yang mengatur dengan kejam semua kehidupannya. Dia bisa menjalani kehidupan residensi dengan nyaman. Semakin hari keduanya semakin lengket, dimana ada Raina pasti ada Radit disana. "Na, selesai dari rumah sakit, kita makan dulu ya sebelum pulang ke kos" ajak Radit disela-sela acara ilmiah. "Em" balas Raina langsung mengiyakan tanpa pikir panjang, dia bahkan lupa kalau hari ini orang tuanya datang untuk melihat kamar kosnya. Sudah dua minggu Raina belum juga mengizinkan ayah ibunya untuk datang. "Oke!" balas Raina dengan bersemangat sambil mengacungkan jempolnya. Dia selalu senang setiap diajak makan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status