Share

Bab 7

Author: arawinda
last update Last Updated: 2022-12-14 13:17:50

Chlora menatap Shelia dan Cithrel dengan datar. Kedua orang itu tampaknya tidak pernah berhenti mengejar-ngejar dirinya. Chlora merasa seakan mereka sedang terjebak dalam cinta segitiga. 

“Kau tidak boleh berbicara dengan Chlora!” pekik Shelia.

“Mana bisa begitu? Jelas-jelas aku yang tiba di sini lebih dulu!” balas Cithrel.

Chlora menguap. Padahal tujuannya pergi ke kastil Woods hanyalah untuk menemui Zoey. Chlora melotot ke arah Zoey namun gadis itu hanya mengangkat kedua bahunya. Chlora menahan geramannya. 

“Aku tidak akan berbicara dengan kalian berdua, jadi bisakah kalian diam?” ucap Chlora.

Shelia dan Cithrel langsung terduduk. Chlora bisa mendengar suara tawa Zoey yang kecil. Sial, Chlora sedang tidak ingin meladeni kedua tokoh utama itu. Dia ingin berdiskusi pada Zoey karena sebentar lagi Virion akan masuk ke dalam akademi.

“Mengapa kalian tiba-tiba muncul di sini?” tanya Zoey.

Shelia menunduk. “Aku sedang berjalan-jalan, dan tanpa sengaja melihat kereta kuda yang memiliki lambang keluarga Beasley, jadi aku mengikuti kereta kuda itu.”

Chlora memegang dahinya, menahan kefrustasian. “Shelia, jika kau terus bertingkah seperti ini, aku tidak akan segan melaporkan hal ini kepada orang tuamu.”

“Lalu bagaimana denganmu, Cithrel?” pancing Zoey.

“Umm.. aku menyogok salah satu ksatria di rumahmu, Chlora. Aku memintanya agar memberitahuku kapan saja kau akan pergi,” jawab Cithrel.

Chlora memasang wajah terkejut dan heran. “What the fuck.. apakah kau tahu, itu tindakan yang sangat mengerikan, Cithrel! Aku akan memecat ksatria itu!”

“Jangan, Chlora! Aku mengancam ksatria itu sehingga ia tidak memiliki pilihan lain.”

Chlora memejamkan matanya. Ia kemudian berdiri dan membuka pintu. “Sekarang, bisakah kalian berdua keluar? Ada hal penting yang harus aku bicarakan berdua saja dengan Zoey.”

Shelia dan Cithrel saling bertatapan. Shelia terdiam di tempat duduknya dengan tatapan ragu, hal yang sama terjadi pada Cithrel. Zoey menyesap tehnya, melihat drama di depannya yang sangat menarik perhatian.

“Apakah kini kalian tidak bisa mendengar?  Aku bilang, KELUAR!” teriak Chlora marah.

Shelia dan Cithrel langsung bangkit dari tempat duduknya dan pergi dari sana. Chlora lalu membanting pintu ruangan itu dengan kesal. Chlora dan tempramennya merupakan hal yang tidak terpisahkan, baik di novel atau dunia nyata.

“Aku salut padamu, jika aku yang mengalami hal itu sudah aku bunuh mereka,” celetuk Zoey.

Chlora mengatur napasnya dan melihat Zoey. “Menurutmu bagaimana? Apakah kau tidak melihat bagaimana mati-matiannya aku menahan untuk memukul wajah mereka?”

Zoey tertawa pelan. “Kau ingin membahas akademi bukan? Apa yang ingin kau tanyakan?”

“Apakah Virion lulus dalam tes itu? Apakah kau tidak bisa menggagalkannya?”

“Mana mungkin. Kau kira kami para penyihir adalah Tuhan? Kami hanyalah seseorang yang memiliki lebih banyak mana di dalam tubuh kami sehingga kami bisa menggunakannya.”

Chlora mendesah frustasi. “Bagaimana jika aku tidak usah masuk akademi saja? Akademi bukan sesuatu hal yang wajib, bukan?”

“Memang tidak wajib. Tapi kau hanya menyia-nyiakan kesempatanmu jika kau tidak mencoba untuk masuk ke sana. Bangsawan akan lebih dikenal jika dia adalah lulusan akademi.”

“Astaga. Andai saja aku terlahir menjadi tokoh figuran, bukan antagonis,” ucap Chlora.

Zoey mengetuk-ngetuk tongkat sihirnya. “Akhir-akhir ini aku merasa ada yang aneh dengan pergerakan Virion. Entah mengapa kadang ia menyelinap masuk ke dalam kastil Beasley.”

Chlora mendelik. “Apa?! Kenapa kau tidak memberitahuku sejak dulu! Apakah itu berarti pemakamanku sudah semakin dekat? Hidup ini memang bangsat sekali.”

“Tapi ia selalu tersenyum senang setelah keluar dari kastil Beasley. Apakah kau sempat bertemu dengannya, Chlora?” tanya Zoey serius.

Chlora menggeleng. “Aku tidak pernah bertemu lagi dengan anak laki-laki. Terakhir aku mengobati anak laki-laki yang menyelinap ke dalam rumahku saat ulang tahunku yang ke tujuh. Tapi aku yakin itu bukan Virion, Virion memiliki tempramental yang buruk sejak ia kecil.”

Zoey membuka mulutnya, namun menutupnya kembali. “Jangan pernah percaya dengan laki-laki selain laki-laki penyihir, Chlora. Penyihir laki-laki cenderung tidak akan menyakitimu karena mereka tidak ingin mengacaukan masa depan. Tapi tampaknya masa depan itu sendiri sudah kacau.”

“Okey, aku tak akan mengulangi perbuatan itu lagi. Tapi aku paling benci ketika melihat anak-anak yang disakiti oleh orang tuanya seperti laki-laki itu. Jiwa perempuan dewasaku akan bergejolak ketika melihat itu,” jawab Chlora.

Zoey mendengus. “Tetap saja kau tak boleh sembarangan dalam bersikap. Salah langkah sedikit saja, kita berdua akan terbunuh seperti di dalam novel.”

“Jika begitu bukankah berarti kau juga harus menghindari Shelia dan Cithrel, bodoh? Kau menyodorkan dirimu sendiri pada malaikat maut,” ejek Chlora.

Zoey mendelik. “Itu semua karenamu, Chlora! Kau membuat mereka berdua terobsesi denganmu sehingga aku juga terkena imbasnya!”

“Oh, begitu? Saat mereka datang tadi kau bisa membiarkan mereka berdua diam di depan gerbang kastil Woods, Zoey. Tapi kau membiarkan mereka untuk masuk. Jadi kini, siapa yang salah langkah?” tanya Chlora mengintimidasi.

Gadis berumur sebelas tahun itu mendengus. “Baiklah, kita berdua sama-sama bodoh, Chlora. Akui saja itu. Kau dan hatimu yang lembut, aku dan kecerobohanku, itu adalah kelemahan kita.”

Chlora terdiam. Hidupnya tidak akan tenang jika Shelia dan Cithrel masih mengejar-ngejarnya seperti itu. Apalagi Zoey mengatakan bahwa Virion sering masuk ke dalam kastil Beasley. Memang bukan hidup namanya jika tidak rumit.

“Zoey, sebenarnya berapa umur jiwamu itu? Mengapa kau bertingkah seolah kau seumuran dengan jiwaku?” tanya Chlora.

“Bakatku sebagai penyihir adalah membaca pikiran orang. Jadi coba kau pikirkan sendiri kenapa aku memiliki sikap yang sama denganmu,” sahut Zoey.

Chlora mengangguk. Zoey bisa membaca pikiran orang lain, itu berarti ia bisa mengetahui isi hati orang. Jelas saja Zoey akan mengetahui hal-hal baik mau pun buruk dalam pikiran orang lain. Anak kecil tidak akan menyadari hal-hal seperti itu.

“Kita sudah berumur sebelas tahun. Dua tahun lagi kita akan masuk ke dalam, akademi bukan? Apakah kau memiliki tujuan untuk masuk ke dalam akademi?” tanya Chlora.

Zoey mengeluarkan sepercik api menggunakan tongkat sihirnya. “Aku ingin bertemu dengan bangsawan penyihir lain, aku butuh sekutu untuk hidup tenang.”

“Apakah tidak cukup aku menjadi sekutumu? Ah, aku kecewa sekali,” Chlora tersenyum miring.

“Kau adalah manusia, aku adalah penyihir, kau sudah lihat perbedaannya, bukan?” jawab Zoey.

Mereka terdiam sejenak. Zoey mengetuk-ngetuk tongkat sihirnya dan terkejut ketika merasakan sebuah pergerakan mana yang aneh. Zoey memegang tangan Chlora dan mengisyaratkan gadis itu. Chlora mengangguk ketika melihat itu.

Suasana menjadi tegang. Tentu saja Chlora mengerti maksud Zoey. Zoey merasakan adanya pergerakan Virion. Zoey mengatakan jika Virion memiliki pergerakan mana yang berbeda dengan manusia aneh dan itu membuatnya mencolok.

“Chlora, apakah kau sudah selesai berbicara? Sekarang sudah sore.”

Chlora melotot kepada Zoey. Gadis itu jelas-jelas mengusirnya ketika Virion sedang mengintai mereka. “Kau ingin aku dibunuh olehnya, hah?” bisik Chlora.

“Jawab saja aku!” balas Zoey. “Katakan jika kau membenci Shelia dan Cithrel.”

Chlora mengangguk. “Ah iya. Aku benci sekali ketika Shelia dan Cithrel datang tadi.”

Zoey terkejut ketika merasakan perbedaanya. “Bagus, dia sudah pergi.”

Chlora langsung terduduk lega. “Astaga, kesalahan apa lagi yang aku buat.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 45 [END]

    Chlora menatap bayi laki-laki yang memiliki rambut hitam kebiruan dan mata kuning sepertinya. Bayi yang bernama Ascal itu menatap ibunya dengan lugu dan membuat Chlora tertawa. Chlora terus bermain dengan Ascal.Virion menatap dua orang yang disayanginya itu. “Setelah Ascal lahir kau terus memperhatikannya. Aku jadi ingin menjadi Ascal,” gerutunya.Chlora menepuk kepalanya. “Kau sudah berusia dua puluh enam tahun, Rion! Kau seharusnya mengalah dengan anakmu sendiri. Lagi pula aku mencintai kalian berdua.”Virion mengambil Ascal dan Ascal menatap ayahnya dengan bingung. Virion menyipitkan matanya dan mendesah pelan. “Sial, aku juga terjebak dalam pesona bayi ini. Bagaimana bisa dia selucu ini? Aku ingin mencubit pipinya.”“Jangan! Nanti Ascal menangis. Jika Ascal menangis kau yang akan mengurusnya, Rion. Kau tahu dia itu sulit berhenti menangis,” ancam Chlora.“Iya-iya, lagi pula aku adalah seorang ayah. Aku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama seperti ayahku dulu. Aku sangat menc

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 44

    Chlora membaca data penghasilan dan pengeluaran kastel Carneiros. Memang jumlahnya lebih sedikit daripada kastel Beasley, tapi itu adalah jumlah normal untuk kastel lain. Chlora kemudian melihat data jumlah pelayan dan ksatria yang ada di kastel ini.“Ternyata jumlah ksatrianya lebih banyak dari pada keluargaku,” ucap Chlora tanpa sadar.Virion mengangguk. “Aku sudah diangkat menjadi panglima kekaisaran setahun yang lalu. Tentu saja jumlah ksatriaku lebih banyak dari pada keluargamu.”“Ah, aku belum pernah melihat dengan jelas kemampuan berpedangmu. Pasti sudah jauh lebih baik dari pada saat kita di akademi, bukan?” tanya Chlora.Virion terkekeh. “Ya, aku tidak mungkin mengandalkan kekuatan iblisku di setiap kesempatan, aku juga harus bisa menggunakan pedang. Apa lagi aku memiliki Lazarus.”Chlora tersentak. “Ah, aku tidak pernah mendengarnya berbicara lagi setelah ia mengucapkan selamat atas pernikahan kita. Apakah wajar jika dia seperti itu?”“Mana mungkin. Dia jauh lebih cerewet da

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 43

    Chlora memejamkan matanya karena kelelahan. Ia tahu jika persiapan pernikahan akan seperti itu, tapi tetap saja dia terkejut. Chlora memandang gaun berwarna putih yang sedang ia pakai. Beberapa jam lagi, pernikahannya dengan Virion akan dimulai.“Kak, aku masih tidak menyangka kakak akan menikah dengan orang itu,” ucap Alwin.Chlora tertawa kecil. “Kenapa kau tidak terima sekali jika kakakmu ini akan menikah?”Alwin mengangkat bahunya. “Entahlah, bagiku tidak ada laki-laki yang pantas untuk kakak. Kakak terlalu sempurna untuk mereka semua.”“Ayo lah, aku tidak sempurna. Lagi pula Virion sudah sangat hebat dibandingkan laki-laki lain. Memangnya kau mau jika aku menikah dengan Zephyr?” tanya Chlora.Alwin mendelik dan menggeleng kencang. “Lebih baik kakak bersama Virion saja, juga apa yang bisa diharapkan dari orang yang telah meninggal?”“Alwin, kau akan tetap menjadi adik yang aku sayangi seumur hidupku. Kau mungkin tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sayangku padamu,” ucap Chlora

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 42

    Chlora menatap tumpukan kertas di hadapannya dan mendesah kasar. Dia mendapat posisi yang lumayan penting di kekaisaran dan menyebabkan tugasnya semakin banyak. Tapi itu masih lebih baik dari pada ia hanya menghabiskan waktunya di rumah.Chlora mengerjakan tugas-tugas itu dan bekerja hingga sore hari. Ia pulang ke kastel Beasley dengan tubuh yang sudah sangat lelah. “Astaga, setelah aku menikah aku akan segera menyerahkan surat pengunduran diri. Aku bisa gila jika bekerja di sana selamanya.”Chlora segera membersihkan dirinya dan merebahkan badannya di ranjang. “Aku sudah bekerja di kekaisaran selama setahun, dan Zoey kini sedang mengandung anak pertamanya. Lalu Shelia sedang fokus mengurus toko makanannya. Apakah tidak ada yang bisa aku ajak bicara?”“Kau melupakanku? Padahal kita sudah lama bertunangan, hiks.” Chlora memutar matanya ketika melihat Virion. “Hei, kau kira aku tidak tahu pekerjaanmu itu sangat menumpuk? Lebih baik kau pulang dan segera menyelesaikannya!”Virion duduk

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 41

    Mata Chlora mendelik ketika membaca surat yang datang dari kekaisaran. “Ayah! Ibu! Alwin! Aku lolos tes pegawai kekaisaran!” Alwin hanya menoleh dan kembali membaca bukunya. “Oh, selamat.” “Hei, kau seharusnya bisa menjawab dengan lebih baik,” gerutu Chlora. “Itu bukan sesuatu yang mengejutkan. Tidak ikut tes pun kau pasti menjadi pegawai kekaisaran. Sudah banyak sekali yang menawarkanmu pekerjaan,” ucap Violet. Galan mengangguk setuju. “Mereka tidak mungkin menyia-nyiakan orang jenius sepertimu.” Chlora mendengus kesal dan kembali ke kamarnya. Kastel Beasley sangat dekat dengan kekaisaran, jadi dia tidak perlu pergi dari rumahnya lagi. Chlora menatap kertas itu dan memeluknya. “Astaga, aku masih tidak percaya aku bisa menjadi pegawai kekaisaran.” “Oh ya? Itu hal bagus. Apakah kau mau ikut denganku?” Chlora terkejut dan menoleh. Ia melihat Zoey yang memandangnya tanpa rasa bersalah. “Apa yang kau lakukan di sini? Sebentar lagi kau akan menikah, bukan?” “Ya, karena itu aku ingin

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 40

    Chlora menatap Roan dengan tatapan bersalah. “Maaf karena aku sudah memanfaatkan perjamuan yang diadakan oleh keluarga Heitris untuk menjebak Zephyr.”“Tidak apa, kak. Lagi pula orang seperti Zephyr akan berbahaya jika dibiarkan begitu saja. Kita memang harus menjebaknya dengan segala cara,” jawab Roan.Zoey berdecak. “Lagi pula keluarga Diablos sudah mengganti rugi biaya gedung itu, tenang saja. Mereka harus menanggung kesalahan pewaris mereka itu.”“Benar. Biaya ganti ruginya juga cukup untuk membangun sebuah kastel baru. Aku senang ikut turut serta dalam menjebak Zephyr,” ucap Roan sambil tersenyum kecil.Chlora meringis. “Sekali lagi aku minta maaf, Roan. Aku pergi ke kelas dulu.”Chlora dan Zoey kemudian kembali ke kelas mereka dan Roan memandang mereka dengan senyuman tipis. Ia kemudian kembali ke kelasnya dan menyenggol seorang gadis berambut hitam. Mata Roan mendelik ketika melihat gadis itu, dan ia merasakan sebuah ketertarikan yang kuat saat melihat gadis itu.Chlora dan Zoe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status