Share

Bab 6

Penulis: arawinda
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-14 13:15:56

Chlora menyesap tehnya. “Jadi, aku jelaskan semuanya padaku, Zoey.”

“Aku yakin kau sudah mengetahui siapa aku sebenarnya, mengingat kau membaca buku itu.”

“Hm, kau adalah penyihir,” jawab Chlora tenang.

Zoey menghembuskan napasnya. “Kami penyihir bisa mengetahui perbedaan antara jiwa-jiwa manusia. Aku bisa merasakan bahwa jiwamu berusia lebih tua dari pada tubuhmu.”

“Menarik, tapi dari mana kau mengetahui tentang buku?”

“Jika kau berpikir dunia ini terbentuk karena buku itu, maka kau salah. Dunia ini sudah ada sebelum buku itu. Kemungkinan penulis yang membuat buku itu adalah penyihir yang berasal dari sini. Jika penyihir itu sudah dalam tingkat tertinggi, maka dia bisa berpindah dimensi sesukanya. Semua penyihir tahu tentang keberadaan buku ‘Bunga dan Cinta’,” jawab Zoey.

Chlora mengangguk mengerti. “Tapi alur cerita buku itu berubah karenaku, bukan?”

“Iya. Aku tidak menyangka jika kau bisa bereinkarnasi ke dunia ini. Di dunia ini tidak ada yang namanya reinkarnasi. Setelah mati, maka kita akan pergi ke neraka atau surga. Aku mulai menyadari bahwa kau bereinkarnasi saat kita berumur tiga tahun,” ucap Zoey.

“Tentu saja, saat umur tiga tahun aku baru menyadari bahwa aku bereinkarnasi. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menghindari kematianku yang kedua kalinya. Setidaknya biarkan aku menikmati kehidupanku yang kedua!” pekik Chlora.

Zoey terkekeh. “Aku yakin pasti rasanya tidak nyaman bila jiwa berusia dua puluh lima tahun berada di tubuh seorang anak kecil. Kau tidak bisa berbuat semaumu.”

“Benar, tapi aku bersyukur Galan dan Violet sangat menyayangi Chlora. Tapi aku merasa sedikit canggung ketika berbicara dengan mereka berdua. Umur jiwaku lebih tua dari pada umur mereka berdua. Umur jiwaku adalah tiga puluh dua tahun sedangkan mereka berdua berumur dua puluh tujuh tahun,” keluh Chlora.

“Aku juga akan merasa canggung jika menjadi dirimu,” sahut Zoey.

Chlora tiba-tiba teringat sesuatu. “Zoey, apa yang kau maksud saat mengatakan jika gempa itu disebabkan oleh pelaku yang sama namun dengan penyebab yang berbeda?”

Zoey menatap Chlora dengan tatapan serius. “Kau pasti sudah tahu jika Virion sangat terobsesi dengan Shelia bukan? Namun tampaknya kini berbeda. Kau sama sekali tidak berbuat kasar dengan Shelia, sedangkan di novel gempa itu disebabkan karena kau menampar Shelia.”

“Ah.. aku mengerti. Tapi jika aku tidak berbuat kasar kepada Shelia? Kenapa dia masih membuat gempa seperti itu? Rasanya aku serba salah sekali,” dengus Chlora.

“Chlora, Virion tidak sengaja membuat gempa itu. Dia memiliki setengah darah iblis, sehingga jika dia merasa marah maka otomatis alam akan mengikuti emosinya,” ujar Zoey.

Fuck, masa bodo. Dia telah menghancurkan banyak barang di rumahku. Rasanya aku selalu dirugikan karena kedua tokoh utama yang tidak tahu malu itu,” ucap Chlora sinis.

Zoey mendesah. “Aku mempunyai beberapa asumsi, tapi aku akan mengatakannya padamu setelah aku yakin dengan asumsiku itu.”

Chlora mengibaskan tangannya. “Terserah, tapi kau harus membantuku agar keluarga Beasley tidak hancur, aku sangat menyayangi adikku.”

“Tentu saja. Baik di novel atau pun dunia nyata, hubungan kita adalah simbiosis mutualisme bukan?” ucap Zoey sambil tersenyum tipis.

Chlora menyeringai. “Apa yang kau inginkan? Aku akan memberikannya padamu.”

“Permata tourmaline. Keluargaku tidak sekaya keluargamu yang bisa membeli tambang. Tapi kau bisa memberikanku permata itu, bukan?” tanya Zoey.

“Ah, itu permata yang kau gunakan untuk memperkuat sihirmu, bukan? Baiklah, aku akan memberikannya padamu,” jawab Chlora.

Zoey tersenyum tipis. “Senang bertemu denganmu, Chlora.”

“Senang bertemu denganmu, juga, Zoey,” ucap Chlora sambil tersenyum.

Chlora mengantar Zoey ke kereta kudanya dan melambaikan tangan. Chlora tersenyum senang, ia sudah mempunyai Zoey, yang kelak akan menjadi salah satu penyihir terkuat yang ada di kerajaan. Salah satu rencananya telah berhasil.

*

“Ayah, aku rasa ayah harus menaruh perhatian pada keluarga Willis,” celetuk Chlora.

Galan dan Violet melirik satu sama lain, mengetahui bahwa anaknya itu akan meramal masa depan kembali. Galan menyenggol pundak Violet, menyuruh sang ibu berbicara dengan Chlora.

Violet mendesah. “Kenapa begitu, Chlora? Apakah ini hal yang menguntungkan?”

“Tidak, malah sebaliknya. Jika suatu hari Count Willis menawarkan penawaran, tolak saja itu. Dia akan terlilit hutang dalam waktu beberapa bulan karena tertipu,” jawab Chlora.

“Baiklah, ayah tidak akan menyetujui penawaran dari Count Willis,” ucap Galan.

Chlora mengangguk puas. “Dia memang akan menawarkan sesuatu yang sangat menjanjikan, bahkan aku yakin tidak ada bangsawan yang menolak. Tapi mereka akan merugi jika menyetujui penawaran itu.”

Violet mencubit pinggang Galan dan memberi kode. ‘Apakah kau akan tetap menyetujui penawaran Count Willis?’ tanya Violet tanpa suara.

‘Tidak. Aku mempercayai Chlora,’ jawab Galan.

Chlora menyodorkan salah satu mainan kepada Alwin. “Mainkan ini, maka kau akan pintar.”

Alwin menatap puzzle yang diberikan oleh Chlora. Kakaknya itu memang tidak tanggung-tanggung dalam memberikan mainan. Alwin memperkirakan kepingan puzzle itu berjumlah lima puluh kepingan.

“Kakak, apakah tidak ada yang lebih gampang?” tanya Alwin memelas.

Chlora mengernyit. “Bukankah itu sudah gampang? Kau ingin segampang apa?”

Violet mengelus dada ketika melihat tingkah laku Chlora. “Chlora, ibu tahu jika kau lebih pintar daripada anak sebayamu, tapi jangan memaksakan orang lain agar sama seperti dirimu.”

Chlora tertegun. “Maaf ibu, aku terlalu egois. Alwin masih berumur lima tahun dan aku sudah memaksanya untuk menyelesaikan puzzle itu.”

“Tidak apa, Chlora. Tapi kau harus ingat, jangan berpikir jika semua orang memiliki kemampuan yang sama. Setiap manusia terlahir dengan kemampuan yang berbeda,” timpal Galan.

Chlora menundukkan kepalanya. Ia merasa malu karena dinasihati oleh orang yang lebih muda darinya. Chlora hanya mengangguk pelan dan mengalihkan pandangannya. Ia mengernyit ketika melihat bayangan yang lewat di jendela.

Chlora berlari ke kamarnya. “Hei, kau bisa muncul sekarang.”

Hening, tidak terdengar apa pun. “Aku tidak akan melaporkanmu, kau bisa membunuhku jika aku melaporkanmu pada penjaga.”

Suara gemerisik kembali terdengar. Kemudian terlihatlah seorang laki-laki yang memiliki banyak luka lebam di wajah dan tubuhnya. Chlora terkejut melihat itu. Ia langsung berlari untuk mengambil kotak obat yang ada di kamarnya.

“Siapa yang melakukan ini padamu? Apakah aku harus melaporkannya?” tanya Chlora khawatir.

Laki-laki yang sepertinya berumur sembilan tahun itu menunduk. “Ayahku.”

Chlora mengobati luka-lukanya dan memegang kedua tangannya. “Mengapa ayahmu melakukan hal itu kepadamu? Apa yang kau perbuat hingga ia seperti itu?”

“Ayahku tidak menyukaiku karena aku adalah anak haram. Dia mengatakan bahwa ibuku membuatnya tak bisa memiliki anak selain diriku.”

Chlora memeluknya dengan lembut. “Kau harus berani melawan ayahmu. Menjadi anak haram bukanlah kesalahanmu. Percayalah, semuanya akan baik-baik saja.”

Laki-laki itu tersentak. “M-mengapa kau sangat baik kepadaku? Aku sudah menyelinap ke sini.”

“Itu bukan masalah yang besar. Walau pun kau mencuri barang-barang di rumah ini aku tidak akan protes. Tapi tolong jangan sakiti keluargaku, terutama adikku,” ucap Chlora.

“Terima kasih. Kau sudah membuat hariku menjadi lebih baik. Aku pergi.”

Chlora menatap laki-laki yang sudah menghilang itu. “Sampai jumpa.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 45 [END]

    Chlora menatap bayi laki-laki yang memiliki rambut hitam kebiruan dan mata kuning sepertinya. Bayi yang bernama Ascal itu menatap ibunya dengan lugu dan membuat Chlora tertawa. Chlora terus bermain dengan Ascal.Virion menatap dua orang yang disayanginya itu. “Setelah Ascal lahir kau terus memperhatikannya. Aku jadi ingin menjadi Ascal,” gerutunya.Chlora menepuk kepalanya. “Kau sudah berusia dua puluh enam tahun, Rion! Kau seharusnya mengalah dengan anakmu sendiri. Lagi pula aku mencintai kalian berdua.”Virion mengambil Ascal dan Ascal menatap ayahnya dengan bingung. Virion menyipitkan matanya dan mendesah pelan. “Sial, aku juga terjebak dalam pesona bayi ini. Bagaimana bisa dia selucu ini? Aku ingin mencubit pipinya.”“Jangan! Nanti Ascal menangis. Jika Ascal menangis kau yang akan mengurusnya, Rion. Kau tahu dia itu sulit berhenti menangis,” ancam Chlora.“Iya-iya, lagi pula aku adalah seorang ayah. Aku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama seperti ayahku dulu. Aku sangat menc

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 44

    Chlora membaca data penghasilan dan pengeluaran kastel Carneiros. Memang jumlahnya lebih sedikit daripada kastel Beasley, tapi itu adalah jumlah normal untuk kastel lain. Chlora kemudian melihat data jumlah pelayan dan ksatria yang ada di kastel ini.“Ternyata jumlah ksatrianya lebih banyak dari pada keluargaku,” ucap Chlora tanpa sadar.Virion mengangguk. “Aku sudah diangkat menjadi panglima kekaisaran setahun yang lalu. Tentu saja jumlah ksatriaku lebih banyak dari pada keluargamu.”“Ah, aku belum pernah melihat dengan jelas kemampuan berpedangmu. Pasti sudah jauh lebih baik dari pada saat kita di akademi, bukan?” tanya Chlora.Virion terkekeh. “Ya, aku tidak mungkin mengandalkan kekuatan iblisku di setiap kesempatan, aku juga harus bisa menggunakan pedang. Apa lagi aku memiliki Lazarus.”Chlora tersentak. “Ah, aku tidak pernah mendengarnya berbicara lagi setelah ia mengucapkan selamat atas pernikahan kita. Apakah wajar jika dia seperti itu?”“Mana mungkin. Dia jauh lebih cerewet da

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 43

    Chlora memejamkan matanya karena kelelahan. Ia tahu jika persiapan pernikahan akan seperti itu, tapi tetap saja dia terkejut. Chlora memandang gaun berwarna putih yang sedang ia pakai. Beberapa jam lagi, pernikahannya dengan Virion akan dimulai.“Kak, aku masih tidak menyangka kakak akan menikah dengan orang itu,” ucap Alwin.Chlora tertawa kecil. “Kenapa kau tidak terima sekali jika kakakmu ini akan menikah?”Alwin mengangkat bahunya. “Entahlah, bagiku tidak ada laki-laki yang pantas untuk kakak. Kakak terlalu sempurna untuk mereka semua.”“Ayo lah, aku tidak sempurna. Lagi pula Virion sudah sangat hebat dibandingkan laki-laki lain. Memangnya kau mau jika aku menikah dengan Zephyr?” tanya Chlora.Alwin mendelik dan menggeleng kencang. “Lebih baik kakak bersama Virion saja, juga apa yang bisa diharapkan dari orang yang telah meninggal?”“Alwin, kau akan tetap menjadi adik yang aku sayangi seumur hidupku. Kau mungkin tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sayangku padamu,” ucap Chlora

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 42

    Chlora menatap tumpukan kertas di hadapannya dan mendesah kasar. Dia mendapat posisi yang lumayan penting di kekaisaran dan menyebabkan tugasnya semakin banyak. Tapi itu masih lebih baik dari pada ia hanya menghabiskan waktunya di rumah.Chlora mengerjakan tugas-tugas itu dan bekerja hingga sore hari. Ia pulang ke kastel Beasley dengan tubuh yang sudah sangat lelah. “Astaga, setelah aku menikah aku akan segera menyerahkan surat pengunduran diri. Aku bisa gila jika bekerja di sana selamanya.”Chlora segera membersihkan dirinya dan merebahkan badannya di ranjang. “Aku sudah bekerja di kekaisaran selama setahun, dan Zoey kini sedang mengandung anak pertamanya. Lalu Shelia sedang fokus mengurus toko makanannya. Apakah tidak ada yang bisa aku ajak bicara?”“Kau melupakanku? Padahal kita sudah lama bertunangan, hiks.” Chlora memutar matanya ketika melihat Virion. “Hei, kau kira aku tidak tahu pekerjaanmu itu sangat menumpuk? Lebih baik kau pulang dan segera menyelesaikannya!”Virion duduk

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 41

    Mata Chlora mendelik ketika membaca surat yang datang dari kekaisaran. “Ayah! Ibu! Alwin! Aku lolos tes pegawai kekaisaran!” Alwin hanya menoleh dan kembali membaca bukunya. “Oh, selamat.” “Hei, kau seharusnya bisa menjawab dengan lebih baik,” gerutu Chlora. “Itu bukan sesuatu yang mengejutkan. Tidak ikut tes pun kau pasti menjadi pegawai kekaisaran. Sudah banyak sekali yang menawarkanmu pekerjaan,” ucap Violet. Galan mengangguk setuju. “Mereka tidak mungkin menyia-nyiakan orang jenius sepertimu.” Chlora mendengus kesal dan kembali ke kamarnya. Kastel Beasley sangat dekat dengan kekaisaran, jadi dia tidak perlu pergi dari rumahnya lagi. Chlora menatap kertas itu dan memeluknya. “Astaga, aku masih tidak percaya aku bisa menjadi pegawai kekaisaran.” “Oh ya? Itu hal bagus. Apakah kau mau ikut denganku?” Chlora terkejut dan menoleh. Ia melihat Zoey yang memandangnya tanpa rasa bersalah. “Apa yang kau lakukan di sini? Sebentar lagi kau akan menikah, bukan?” “Ya, karena itu aku ingin

  • Orenda : Terlahir Kembali Menjadi Antagonis   Bab 40

    Chlora menatap Roan dengan tatapan bersalah. “Maaf karena aku sudah memanfaatkan perjamuan yang diadakan oleh keluarga Heitris untuk menjebak Zephyr.”“Tidak apa, kak. Lagi pula orang seperti Zephyr akan berbahaya jika dibiarkan begitu saja. Kita memang harus menjebaknya dengan segala cara,” jawab Roan.Zoey berdecak. “Lagi pula keluarga Diablos sudah mengganti rugi biaya gedung itu, tenang saja. Mereka harus menanggung kesalahan pewaris mereka itu.”“Benar. Biaya ganti ruginya juga cukup untuk membangun sebuah kastel baru. Aku senang ikut turut serta dalam menjebak Zephyr,” ucap Roan sambil tersenyum kecil.Chlora meringis. “Sekali lagi aku minta maaf, Roan. Aku pergi ke kelas dulu.”Chlora dan Zoey kemudian kembali ke kelas mereka dan Roan memandang mereka dengan senyuman tipis. Ia kemudian kembali ke kelasnya dan menyenggol seorang gadis berambut hitam. Mata Roan mendelik ketika melihat gadis itu, dan ia merasakan sebuah ketertarikan yang kuat saat melihat gadis itu.Chlora dan Zoe

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status