"Kalian pernah dengar, tentang anak lelaki yang bunuh diri di atas gak? Dia habis meratapi kesalahannya, lalu bunuh diri disana. Kalian yakin mau ke atas?" Raline semakin mendalami aktingnya. Bahkan terlanjur hiperbola.
Pft!
Tiba tiba ada suara dari atas tengah menahan tawa. Suara itu menggema dan terdengar mengerikan. Sontak gerombolan adik kelas itu berlarian kocar-kacir saat mendengar suara yang muncul dari atas.
Setelah semua berlarian, Raline masih berdiri di anak tangga. Bulu kuduknya malah ikut-ikutan merinding saat melihat ke lantai atas.
"Ish! Kenapa aku malah jadi ikut-ikutan takut?" gumam Raline memeluk tubuhnya sendiri. Tak ingin berlama-lama, Raline langsung kembali turun sebe
Menunggu kedatangan Devin, malah membuat Raline sempat-sempatnya tertidur dengan posisi kepala di atas meja. Buku pun masih berserakan di atas meja. Raline memang gampang tertidur saat kepalanya bersandar di tempat yang bisa membuatnya nyaman.Setengah jam kemudian …Raline masih tertidur di perpustakaan, namun saat ini bukan Devin yang berada di hadapan Raline. Melainkan Gavin yang tengah menatap ke arah Raline. Gavin menopang wajahnya dengan tangan kanan. Sudah hampir 10 menit Gavin berada di depan Raline. Memandang sambil melamun memikirkan sesuatu tentang gadis yang membuatnya penasaran ingin memiliki Raline."Jelek, t
Tik … Tik … Tik …Suara hujan memecah suasana di dalam toko buku, yang sekaligus menjual berbagai macam accesories musik. Sontak suara riuh hujan di luar, membuat Devin mengalihkan pandangan ke arah luar. Mendung dan hujan yang perlahan mulai deras turun dengan tiba-tiba."Yah, hujan?" Devin merasa sedikit kecewa dengan suasana yang tiba-tiba turun hujan.Raline yang melihat ekspresi Devin langsung melepas headphone nya. "Ada apa?" tanya Raline khawatir melihat perubahan eks
Kediaman keluarga MaheswariRaline menatap langit-langit ruang tamu rumah Devin. Rumah itu terlihat sepi dari anggota keluarga pada umumnya. Hanya berisi pekerja saja yang wara-wiri menyelesaikan tugas mereka di kediaman Maheswari. Entah berapa banyak pekerja yang tinggal di istana itu, batin Raline sontak bergejolak memikirkannya."Ngapain kamu disini?" tanya suara yang muncul dari lantai atas.Raline langsung mencari sumber suara. Namun wajah Raline langsung berubah saat melihat lelaki yang bertanya kepadanya barusan.
"Aku menyukaimu!" Teriak Gavin mengejar Raline.Sentak Raline menghentikan langkahnya. "Sayangnya aku sudah menyukai orang lain," balas Raline dengan penuh keyakinan."Raline?" Devin muncul tiba-tiba diantara mereka.Seketika Raline menundukkan wajahnya. Jelas Raline malu jika harus dilihat oleh Devin, karena sedang menangis."Kamu apakan Raline!" Bentak Devin setengah berteriak kepada Gavin."Permisi." Raline berlalu begitu saja, melewati D
Setelah menunggu pelanggan datang, akhirnya pintu karaoke terbuka. Dengan sigap Laura mematikan rokok yang ada di tangan.Namun saat melihat sosok lelaki yang masuk ke dalam ruang karaoke VIP membuat Laura tersentak, akan kehadiran pelanggan yang sudah ditunggunya."Daniel?"Laura tersentak saat melihat sosok Daniel lagi. Bukan di rumah sakit, melainkan di tempat karaoke VIP. Lelaki di masa lalu Laura itu, kini berada satu ruangan dengannya. Daniel pun menghampiri Laura."Maaf kalau aku lagi-lagi membayarmu dengan uangku," ucap Daniel s
"Aku yang akan bertugas membuatmu mabuk kepayang malam ini."Daniel menyergap bibir Laura dengan beringas. Karena tidak jauh dari sofa, Daniel mendorong Laura untuk duduk disana. Setelah berhasil mendorong Laura di atas sofa, Daniel mengambil alih malam itu. Daniel setengah menunduk sambil memegangi leher jenjang Laura, agar bisa membuatnya nyaman menikmati ciuman panasnya.Ciuman Daniel berbalas panas dan liar dari Laura. Lecapan demi lecapan bibir, membuat suasana semakin beringas. Sekarang giliran Laura mengubah posisinya yang berada di bawah menjadi di atas. Perempuan itu berhasil menjatuhkan Daniel di atas sofa berwarna navy blue berbahan bludru. Laura duduk di pangkuan Daniel dengan kaki yang setengah terbuka. Tangan Laura tak
Laura dan Daniel menjalani hubungan secara diam-diam. Terutama dengan Raline. Bagi Laura sekarang bukan waktu yang tepat untuk memberitahu tentang keberadaan Daniel di hidupnya. Apalagi niat Daniel untuk membawanya pergi jauh, bukanlah hal mudah untuk dijelaskan kepada anak gadisnya. Sebentar lagi ujian sekolah Raline akan dilaksanakan, maka dari itu Laura memilih untuk menyimpan rapat hubungannya dengan Daniel sementara waktu.Daniel akan menyempatkan waktunya sesering mungkin untuk menemui Laura. Meskipun harus melalui Mami Lisa dengan iming-iming uang. Sebenarnya banyak perempuan lain yang bisa melayani Daniel dengan harga yang sedikit lebih ringan dibandingkan harga seorang Laura. Wajah cantik blasteran Laura menjadi andalan gembong germo terbesar di Ibukota itu, untuk menjadikan Laura primadona di club miliknya. 
Istana Mami Lisa …Berdiri dengan wajah tertunduk, tubuh Laura gemetaran saat dipanggil untuk ke istana milik Mami Lisa. Perasaan tidak nyaman sudah terasa saat dirinya diseret oleh Derek, bodyguard yang selalu berada di depan germo besar itu."Kamu tahu aku suka bicara to the point. Jadi, apa kamu menjalin hubungan dengan member VIP bernama Daniel itu?" tanya Mami Lisa sambil menghisap cerutunya penuh penekanan.Laura menggeleng untuk memastikan tidak terjadi apapun, antara dirinya dengan Daniel. Sekalipun itu kebohongan, Laura ingin mati dalam keadaan berbohong hal itu tidak masalah baginya.