Share

PAID LOVE
PAID LOVE
Penulis: TISYAMAN

SI MESUM GAVIN

“Buka seragam mu, sekarang!” titah Gavin. Menatap sayup wajah Aletta yang tengah sibuk mencumbu lehernya penuh gairah di sudut perpustakaan.

“Ok, babe.” Aletta menuruti permintaan lelaki itu dan membuka perlahan kancing seragam sekolah yang masih melekat di jam pulang sekolah.

Gavin yang tengah menikmati permainan lidah Aleta, tiba-tiba melihat sosok wanita yang tengah mengintip aktifitas nakalnya bersama Aletta dari celah rak buku.

Brak!!

Sebuah buku terjatuh tiba-tiba. Suara buku yang terjatuh, membuat kenikmatan dua sejoli itu harus terhenti seketika.

Sontak Aletta terkejut dan membalikkan badan. Aletta keluar dari balik rak buku perpustakaan, dan menangkap si cupu Raline. Benar saja, Raline merusak suasana intim antara dirinya bersama Gavin. 

“Kamu ngintip ya?!” tanya Aletta mencekal kencang tangan Raline kasar.

“A-aku tidak bermaksud mengintip. Ini perpustakaan, k-kenapa kalian melakukan itu disini?” Raline gemetaran dengan wajah pucat pasi.

“Awas saja kalau kamu bocor! Aku tidak menjamin beasiswa mu akan lanjut!” ancam Aletta pergi meninggalkan perpustakaan, sambil merapikan seragamnya yang berantakan. 

Raline kembali menyibukkan diri dengan merapikan buku yang terjatuh ke lantai. Lalu, meletakkan buku lainnya ke dalam rak buku. Tubuh gadis itu gemetaran.

Gavin menghampiri Raline yang berpura-pura acuh dengan keberadaannya. Gadis itu berusaha untuk tetap tenang dan melanjutkan aktivitasnya menyusun buku-buku yang berserakan. 

“Karena kamu sudah mengganggu dan merusak momen tadi, berarti kamu harus bertanggung jawab sekarang!" gertak Gavin sambil menarik lengan Raline, hingga membuat perempuan itu berada sejengkal lebih dekat.

Memiliki dua bola mata berwarna coklat yang indah dengan alis tipis dan bentuk wajah tirus. Cantik.

Namun kecantikan Raline sepertinya sengaja ditutupi menggunakan kacamata tebal dan bintik-bintik merah menyerupai jerawat dengan alis yang dibikin tebal agar terlihat buruk rupa. Terutama dari Mami Monalisa, yang terus mencari wanita berparas cantik untuk dijadikan budak.

Raline memejamkan mata rapat-rapat. Tubuh Raline seketika lemas saat Gavin mendekatinya. Gadis itu tak mampu lari dari cengkraman erat Gavin saat ini. Perpustakaan yang tengah kosong, semakin membuat Gavin lebih leluasa menggertak Raline. Dimana hanya ada mereka berdua di perpustakaan yang sangat luas.

Semakin Raline terlihat ketakutan, semakin membuat Gavin bertindak liar. Jari-jarinya menyentuh lembut, wajah perempuan polos yang sering dipanggil si cupu, oleh murid lain yang suka membully Raline. 

Gavin mencermati seluk beluk wajah Raline. Tangannya mulai menyentuh sesuatu, “Rupanya, ini hanya make-up?” Gavin menebak dengan tepat.

“Apa-apaan kamu, Vin! Dasar mesum!" Raline menyentak tangan Gavin dari wajahnya. 

Perempuan itu beranjak pergi. Tetapi dihalau oleh Gavin dengan cepat. Gavin mengamati dengan jelas dari jarak dekat wajah si cupu Raline. Body gadis remaja yang baru berusia enam belas tahun itu, terlalu menggoda lawan jenis untuk seusianya yang tergolong muda.

"Kamu ternyata cantik juga, ya?” puji Gavin sambil menyeringai nakal. “Kamu tengah menyamar di sekolah rupanya. Ada rahasia besar sepertinya dibalik wajah ini?” tebak Gavin masih penasaran.

Saking penasarannya lelaki itu mengamati dengan posisi yang makin dekat. Pandangan Gavin malah tertuju, ke leher jenjang nan putih mulus milik Raline. Semakin di tatap, membuat Gavin menelan saliva dengan kasar. Adam apple-nya bergerak sempurna.  

Pandangan Gavin terhenti di sebuah tanda lahir berukuran kecil berwarna coklat samar. 

"M-mau apa kamu… ?" tanya Raline gemetar ketakutan begitu Gavin menghimpit tubuhnya. 

"Ganti kan posisi Aletta barusan!" desak Gavin dengan nada memaksa. 

PLAK!   

Raline memberanikan diri melawan Gavin dan menampar wajah lelaki yang kurang ajar kepadanya.

Tap!!

Gavin mencengkram hebat kedua tangan Raline setelah tangan gadis itu menamparnya. Gadis bertubuh mungil itu meringis kesakitan.

“Lepaskan aku, Vin!” Bentak Raline berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman lelaki itu, “Kamu tidak bisa melakukan itu kepada semua perempuan. Dan maaf aku bukan gadis seperti itu! Please, biarkan aku pergi,” maki Raline menolak mentah-mentah, perlakuan Gavin.

Melihat wajah Raline yang ketakutan, Gavin pun melepaskan tangannya. Setelah Gavin melepaskan cengkramannya gadis itu pun berlari sekencang-kencangnya. Raline pergi begitu saja meninggalkan Gavin yang tak henti menatap kepergiannya. Rasa penasaran di benak Gavin mulai bergejolak.

"Ck … Gadis itu. Bisa-bisanya menolakku seperti tadi." Gerutu Gavin. 

“Sayang sekali, padahal kamu sudah tegang sekali pasti.” Ajak Gavin berbicara ke bawah. Menatap ke arah mahkota lelakinya. "Apa kamu mesum?" tanya Gavin sambil terkekeh, mengingat ucapan Raline yang membuatnya terngiang.

***

Di dalam bus menuju pulang ...

Duduk di dalam bus menatap ke arah jalan yang sedang macet membuat Raline teringat akan kelakuan Gavin di perpustakaan tadi. Lelaki yang dicap Raline mesum karena memintanya untuk melakukan hal gila di sekolah. 

"Argh! Dasar lelaki mesum. Bisa-bisanya dia melakukan itu, dan mengira semua perempuan mau dengannya?!?” Raline menggerutu sendiri saat memikirkannya. 

Raline mencoba melupakan kejadian tadi, dengan cara menyandarkan kepalanya di kaca bus yang tertutup. Memejamkan sejenak matanya, dari bayang-bayang Gavin.

Brum … Brum … Brum!! 

Suara nyaring dari knalpot motor, trdengar di telinga Raline. Mengganggu, dan memekakkan telinga siapapun yang berada di dekatnya. Apalagi, motor sport itu berhenti tepat di samping bus. Mood Raline yang sudah buruk, menjadi semakin parah. 

"Suara motor siapa, sih?!" seru Raline sambil mencari-cari asal suara bising. "Argh! Bising banget, sih!" Raline semakin gusar mendengar suara knalpot motor sport yang berada di samping bus. 

Seketika muncul ide Raline untuk mengambil tutup bolpoin dari dalam tas. Rencana untuk mengerjai pemilik motor yang sudah mengganggu pengguna jalan lain, terutama dirinya karena membuat kebisingan di jalan. Gadis itu mengambil ancang-ancang untuk melemparkan tutup bolpoin.

Tuk!! tutup bolpoin itu tepat mengenai helm si pengguna motor besar. Yes, kena!” seru Raline puas. 

Pengguna motor itu akhirnya sadar dan mencari siapa pelaku pelemparan tutup bolpoin. Apalagi benda kecil itu mengenai helm mahal kesayangannya. Lelaki pengguna motor sport itu membuka kaca helmnya.

Ternyata pengguna motor itu adalah Gavin. Sampai akhirnya, lelaki itu menatap ke jendela dalam bus yang berada di samping motornya. 

Raline yang tidak sadar jika pengguna motor itu adalah Gavin, menatap dengan berani si pengguna motor dengan wajah kesal.

“Astaga, Gavin?!” pekik Raline tidak menyangka jika yang ditimpuknya adalah Gavin.

Bola mata Raline membulat penuh dan langsung membuang jauh pandangan dari Gavin. Seolah-olah buka dirinya pelaku yang dicari si korban pelemparan tutup bolpoin.

Malah Gavin malah terlihat acuh saat sadar pelaku usil itu adalah Raline dari dalam bus. Bahkan ia seperti tidak mengenali gadis di dalam bus. 

Saat lampu hijau menyala, Gavin langsung menancap gas motornya dengan laju cepat.

***

Sesampainya di rumah Raline. 

Dengan langkah lesu Raline memasuki rumahnya. "Raline pulang, Ma ...."

Mendengar suara sang putri semata wayang pulang, Laura langsung beranjak dari dapur. Kemudian langsung menemui anak gadisnya.

"Hai cantiknya Mama … " Sapa Laura bahagia melihat anaknya pulang dari sekolah. “Baru, pulang?” tanya Laura sambil merentangkan tangannya meminta pelukan.

Raline memberikan kecupan kepada sang Mama yang on point dengan riasan di wajah. "Ih, kok anak gadis mama bau keringat sih? Pulang naik bus lagi?" tanya Laura menutup hidungnya.

"Daripada naik taksi, buang-buang duit? Mending uangnya ditabung buat kita kabur dari sini." Jawab Raline sambil masuk ke dalam kamarnya. 

“Hush ... Jangan bilang gitu dong? Nanti kalau ada yang dengar kita bisa kena denda lagi. Nambah denda dan hutang aja, kamu.” Tegur Laura halus. Laura langsung mengamati keadaan sekitar. Lalu kemudian menutup pintu kamar.

Raline hanya terdiam sambil melepaskan seragam sekolahnya. Merebahkan sejenak tubuhnya, Raline mulai kelelahan setelah seharian sekolah. Belum lagi, ia harus mengambil tugas paruh waktu untuk merapikan perpustakaan dan dibayar oleh pihak sekolah. 

Laura tidak tahu jika anak gadisnya itu mengambil pekerjaan sampingan untuk menabung. Raline bekerja keras, agar bisa cepat lulus sekolah dan bekerja tetap untuk membebaskan keluarganya dari cengkraman Mami Monalisa. Serta bisa meninggalkan kampung seksi

Dimana kampung seksi adalah sebuah nama sebuah komplek yang diubah menjadi hunian para pekerja seks komersial kelas atas. Bahkan penguasa kampung seksi, itu adalah seorang germo wanita bernama Monalisa. Atau lebih dikenal dengan panggilan, Mami Lisa.  

"Raline, ingat ya? Jangan lupa wajahmu saat keluar dari rumah. Mama pergi dulu, makanan kesukaanmu sudah mama sediakan di atas meja ya …," pamit Laura. 

"Ma, tunggu!" panggil Raline. 

Raline beranjak dari tempat tidur dan memeluk Laura erat.

"Maafin Raline, belum bisa membawa Mama dan Tante Maria keluar dari sini. Raline janji akan lulus sekolah dengan nilai terbaik. Raline akan langsung mencari pekerjaan agar bisa membawa kalian berdua pergi dari kampung sialan ini," ujar Raline dengan yakin. 

"Sudahlah jangan terlalu membebani pikiranmu lagi. Jangan buat pengorbanan Mama menjadi sia-sia. Masa depanmu jauh lebih penting, kamu cukup belajar yang rajin. Raih cita-citamu sendiri," bujuk Laura sambil memeluk Raline.  “Kalau begitu, Mama pergi dulu. Jangan lupa makan dan belajar. Ingat, wajah cantikmu ini harus terus kamu tutupi. Demi kebaikanmu dan masa depanmu.” Laura mengecup pucuk kepala Raline penuh kasih sayang.

Laura keluar dari rumah meninggalkan Raline untuk bekerja. Pekerjaan yang dibenci oleh Raline. Menemani para lelaki hidung belang. Laura akan menggantikan shift Maria. Sahabat terbaik, sekaligus wanita yang sudah dianggap Tante oleh Raline.

******

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Yulia Lia
bappor hadeeh...
goodnovel comment avatar
Bibbledump
mesum sekali
goodnovel comment avatar
Bibbledump
Gedeg macam cwek gini, udh kegep songong lg!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status