Home / Romansa / PAWANG HATI SANG TUAN MUDA / BAB. 18 Insiden Tak Terduga Di Bandara

Share

BAB. 18 Insiden Tak Terduga Di Bandara

last update Last Updated: 2025-09-17 11:00:22

Di bawah sinar matahari pagi yang hangat, Keluarga Brett turun dari jet pribadi mereka dengan tenang. Di arah depan, Tuan Zay Brett dan istrinya, Nyonya Olivia, menuruni tangga pesawat dengan sikap anggun. Putra sulung mereka, Raynard, mengikuti dari belakang, memperhatikan sekitar dengan waspada. Terakhir, tampak pasangan suami istri yang selalu berbahagia, Rayner dan Deborah, turun dengan langkah pelan.

Deborah terlihat memeluk erat lengan suaminya, seolah tidak ingin sedikit pun berpisah darinya. Dia menggenggam tangan Rayner dengan erat, matanya menatap penuh kekhawatiran yang tak mampu disembunyikan.

“Apa yang akan terjadi setelah ini. Aku benar-benar tidak tahu. Semoga semua baik-baik saja,” harap Deborah dalam hatinya.

Rayner menyadari kegelisahan Deborah. Dia pun menatap istrinya dan berbisik lembut, "Aku ada di sini, Deborah Sayangku. Tenang saja, kita akan hadapi semuanya bersama."

“Iya, Rey. Aku percaya kepadamu,” sahut sang istri namun rasa cemas di hatinya tidak kunjung
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PAWANG HATI SANG TUAN MUDA   BAB. 44 Hari Istimewa di Gerai Es Krim

    Siang itu, Jakarta diliputi sinar matahari yang terik. Zevan memarkir mobil hitamnya di depan gerbang sekolah tempat Azrael dan Ailsa belajar. Dia melirik jam tangannya dan tersenyum tipis. Tepat waktu. Beberapa saat kemudian, dua anak kembar dengan seragam sekolah berlari menghampirinya. Azrael, si kakak, berlari lebih dulu sambil mengayunkan tasnya, sementara Ailsa mengikuti di belakang dengan tawa ceria. "Om Zevan!" seru Azrael penuh semangat. "Halo, anak pintar!" Zevan membungkuk dan membuka kedua tangannya. Azrael langsung memeluknya, diikuti Ailsa yang tersenyum malu-malu. "Bagaimana tadi di sekolah?" "Seru, Om!" jawab Azrael antusias. "Aku tadi cerita tentang kura-kura dan kelinci pakai bahasa Inggris di depan kelas!" "Dan aku ..." potong Ailsa sambil mengangkat tangannya. "Aku bisa baca cerita sendiri tanpa bantuan Bu Guru!" "Wah, hebat sekali kalian berdua!" Zevan mengacak rambut mereka bergantian. "Karena kalian sudah jadi anak-anak pintar, Om punya satu kejuta

  • PAWANG HATI SANG TUAN MUDA   BAB. 43 Kesibukan Rebecca

    Pagi yang sibuk di Toko Bunga Rebecca.Sinar matahari pagi menyusup lembut melalui kaca besar di toko bunga milik Rebecca. Aroma mawar, lily, dan anggrek memenuhi ruangan itu, menciptakan suasana hangat dan menenangkan. Di balik meja kasir, Rebecca sibuk mengatur pesanan bunga untuk pernikahan yang akan diantarkan siang nanti. Rambut hitamnya diikat sederhana, dengan celemek bermotif bunga melingkar di pinggangnya."Mami, aku sudah selesai makan!" suara ceria bocah lelaki berusia sekolah memecah kesibukan pagi itu.Rebecca menoleh dan tersenyum. "Bagus, Azrael. Sekarang bantu adikmu ya. Jangan lupa lap mulutnya," perintah sang ibu.Di sudut ruangan, Azrael sedang duduk di kursi kecil dengan mangkuk berisi potongan buah di tangannya. Di sebelahnya, Ailsa, adik kembarnya, duduk dengan wajah polos dan mata berbinar. Bocah perempuan itu sedang mengunyah potongan apel yang disuapi kakaknya."Ailsa, ayo habiskan apelnya," bujuk Azrael lembut sambil menyodorkan sendok kecil."Nggak mau. Aku

  • PAWANG HATI SANG TUAN MUDA   BAB. 42 Rayner Semakin Jaya

    Malam penuh harapan di Rumah Keluarga BrettMobil hitam dengan logo Brett Group di bagian pintu melaju perlahan memasuki halaman rumah mewah di kawasan Senopati Residence. Lampu taman menerangi jalan berbatu menuju pintu utama, memantulkan cahaya di cat mobil yang mengkilap. Sopir segera turun dan membuka pintu belakang.Seorang pria bertubuh tinggi dengan jas abu-abu elegan keluar dengan langkah tenang. Wajahnya menyiratkan kelelahan setelah perjalanan bisnis panjang, akan tetapi ada secercah kebanggaan dalam sorot matanya. Rayner baru saja kembali dari konferensi internasional di Singapura, di mana Brett Group dipuji atas terobosannya di dunia bisnis."Selamat datang, Tuan Muda Rayner," sapa sang asisten pribadi yang selalu setia kepadanya .Rayner Brett mengangguk dan tersenyum tipis. "Terima kasih, Asisten Emir."Pintu rumah terbuka lebar. Di ambang pintu, berdiri dua sosok yang sangat dirindukan oleh Rayner, ayahnya, Tuan Zay Brett, dan ibunya, Nyonya Olivia Brett."Rayner!" ser

  • PAWANG HATI SANG TUAN MUDA   BAB. 41 Terperangkap Dalam Kerinduan

    Hari-hari Deborah semakin suram sejak ayahnya, Tuan Riko, memisahkannya secara paksa dari suaminya, Rayner Brett. Kamar besar bergaya klasik dengan jendela berteralis besi terasa bagai penjara. Cahaya mentari yang masuk seolah-olah enggan, meninggalkan bayangan muram di dinding kamarnya.Deborah duduk di sudut kamar dengan wajah pucat dan mata sembab. Rambut panjangnya kusut, dan tubuhnya semakin kurus karena dia sering kali menolak untuk makan.“Rayner, aku ingin bertemu Rayner ....” gumam Deborah berulang kali.Di luar kamar, Endah, seorang bodyguard perempuan yang ditugaskan Tuan Riko untuk mengawasi Deborah, berdiri dengan raut wajah bimbang. Hatinya teriris melihat nona mudanya itu tersiksa. Setiap malam, dia dapat mendengar isakan tangis Deborah. Namun, perintah majikan harus ditaati olehnya mau tidak mau.Sore itu, setelah memastikan rumah sepi, Bodyguard Endah memberanikan diri masuk ke kamar Deborah. Dia membawa nampan berisi sup ayam hangat.“Nona Deborah,” sapa Bodyguard En

  • PAWANG HATI SANG TUAN MUDA   BAB. 40 Pertemuan Rahasia Kedua Ibu

    Pagi itu, di sebuah salon ternama di kawasan Jakarta Pusat, suasana tampak tenang dan eksklusif. Salon tersebut hanya menerima pelanggan VIP, sehingga privasi sangat terjaga. Dua wanita anggun duduk berdampingan di sebuah ruang privat, menikmati perawatan rambut mereka.Nyonya Olivia, ibunda Rayner, mengenakan gaun elegan berwarna pastel, dengan rambutnya yang sedang ditata oleh hair stylist profesional. Sementara itu, di sebelahnya, Nyonya Rina, ibunda Deborah, tampak mengenakan blus sutra berwarna biru lembut, menikmati masker wajah yang baru saja diaplikasikan oleh seorang beautician.Percakapan mereka pagi itu bukan sekadar obrolan ringan biasa, melainkan sebuah pertemuan rahasia yang membahas masa depan anak-anak mereka."Jeng Rina, aku sangat senang kita akhirnya bisa bertemu," ucap Nyonya Olivia dengan suara lembut. "Aku sudah lama ingin membicarakan ini denganmu."Nyonya Rina menghela napas pelan. "Aku juga, Jeng Olivia. Aku hanya tidak ingin ada masalah dengan Mas Riko, kam

  • PAWANG HATI SANG TUAN MUDA   BAB. 39 Ada Harapan Baru

    Setelah pertemuan panjang dengan Zevan di restoran privat, Raynard merasa sedikit lebih tenang. Sebagai seorang pengacara terkenal, Zevan memberikan saran-saran yang masuk akal dan strategi hukum untuk menyelesaikan masalah pernikahan Rayner dan Deborah. Setidaknya, ada harapan untuk memperjuangkan hak Rayner sebagai suami yang sah.Sore itu, Raynard mengendarai mobil sportnya menuju rumahnya. Jalanan Jakarta yang cukup padat tidak mengurangi ketenangan hatinya kali ini. Biasanya, dia akan merasa frustasi dengan kemacetan, tapi kali ini pikirannya hanya dipenuhi oleh satu hal, bagaimana dirinya bisa membantu adik kembarnya untuk mendapatkan kembali istrinya.Saat memasuki area rumah mereka, gerbang otomatis terbuka, memperlihatkan halaman luas dan rumah mewah bergaya modern. Raynard memarkir mobilnya di garasi lalu keluar dengan langkah ringan. Begitu dia masuk ke dalam rumah, sang pria dapat melihat Rayner yang sedang duduk di ruang keluarga, menatap layar ponselnya dengan ekspresi k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status