Home / Romansa / PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI / BAB 7 LILIN PUTIH DAN KEBOHONGAN HITAM

Share

BAB 7 LILIN PUTIH DAN KEBOHONGAN HITAM

Author: Seri E Gulo
last update Last Updated: 2025-11-01 22:19:57

Ariel tidak pernah menyadari betapa kuatnya kamuflase seragam pelayan. Di mata bangsawan, ia tidak terlihat. Di mata pelayan lain, ia hanyalah salah satu dari banyak bayangan yang melakukan tugas. Malam itu, ia menggunakan invisibilitasnya sebagai senjata.

​Ia menyelinap ke sayap belakang istana, tempat laporan perdagangan dan surat-surat resmi kerajaan disimpan sebelum dikirimkan ke dermaga dan pos pemeriksaan. Udara berbau tinta, kertas perkamen, dan kayu tua yang lembab. Ariel tahu ia tidak punya banyak waktu sebelum shift malam pustakawan dimulai.

​Menggunakan pengetahuan kecilnya tentang sistem administrasi istana, ia mencari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan "Tambang Utara" dan "Pengiriman Besi". Ia menemukan folder yang seharusnya berisi izin pengiriman dua minggu terakhir, tetapi satu laporan penting hilang.

​Sambil merapikan laci, ia sengaja menjatuhkan setumpuk perkamen. Saat ia memungutinya, ia mendengar dua juru tulis istana berbisik di lorong yang berdekatan.

​“Para pengawal Pangeran Varen itu sangat murah hati,” bisik yang satu. “Mereka memberikan sekantong perak hanya untuk meminta ‘inspeksi kualitas’ di pos pemeriksaan dermaga. Gila! Bijih besi Astaria selalu yang terbaik.”

​“Mereka ingin menunda pengiriman,” balas yang lain, suaranya dipenuhi ketakutan. “Aku melihat sebuah salinan memorandum dari tangan mereka. Ada tanda tangan palsu yang mengatakan bijih itu ‘terkontaminasi’ oleh pasir. Jelas sekali ini kebohongan hitam.”

​Ariel merasakan adrenalin memompa melalui nadinya. Ia telah menemukan kebohongan itu: pemalsuan untuk mengganggu perdagangan Astaria. Itu adalah bukti yang dibutuhkan Elara.

​Dia segera kembali ke sayap Putri. Dayang Clara sudah pergi. Dengan tangan yang gemetar, Ariel menaruh lilin putih di ambang jendela balkon Putri, sesuai kode yang diminta Elara, membiarkan cahayanya menjadi suar rahasia di malam hari.

​Setengah jam kemudian, Ariel tiba di observatorium tua. Elara sudah menunggunya, mengenakan jubah tidur sutra yang membuatnya terlihat sangat rapuh di tengah kegelapan ruangan yang luas. Ia tidak menyalakan lilin; hanya cahaya rembulan yang membanjiri ruangan, menampakkan setiap lekuk wajahnya.

​“Anda melihat lilinnya,” kata Elara, tanpa sapaan. Nada suaranya mendesak.

​“Ya, Tuan Putri,” jawab Ariel, mendekat. “Saya telah menemukan sesuatu. Pangeran Varen tidak hanya menunda pengiriman. Dia memalsukan surat inspeksi yang menuduh bijih besi kita terkontaminasi pasir.”

​Elara mencengkeram tepi teleskop. Napasnya tercekat. “Pemalsuan? Dia berani… meremehkan Astaria di bawah hidung Ayah? Ini adalah pengkhianatan.”

​“Ini adalah cara dia melemahkan Astaria secara ekonomi sebelum ia memegang kendali penuh,” jelas Ariel. “Tuan Putri harus mendapatkan bukti dari surat palsu itu sebelum Pangeran Varen menghancurkannya.”

​Elara berbalik, matanya berkaca-kaca karena amarah dan keputusasaan. “Dan bagaimana saya bisa melakukannya, Ariel? Setiap gerakan saya diawasi. Dia mengirimkan hadiah dan bunga kepada saya setiap jam, tetapi matanya mengawasi setiap langkah saya.”

​Ia berjalan menuju Ariel, jarak di antara mereka hilang dalam bayangan.

​“Mereka mengendalikan setiap aspek kehidupan saya,” bisik Elara. “Saya tidak bisa memilih gaun saya, saya tidak bisa memilih makanan saya, dan saya tidak bisa memilih... hati saya.”

​Dia meletakkan kedua tangannya di dada Ariel, bukan sebagai Tuan Putri, tetapi sebagai wanita yang tenggelam. Tangan-tangan mungilnya yang lembut mencengkeram kain seragam kasar Ariel.

​“Saya takut,” bisiknya, suaranya pecah. “Saya takut mereka akan memaksa saya, dan saya takut mereka akan menemukan Anda. Jika Varen tahu saya menggunakan Anda…”

​Ariel mengabaikan semua pelatihan, semua aturan kasta, semua konsekuensi. Sentuhan tangan Elara adalah perintah yang lebih kuat daripada dekret Raja.

​Ariel mengangkat tangannya, dan dengan sangat hati-hati, ia meletakkan telapak tangannya di atas tangan Elara yang berada di dadanya. Itu bukan pelukan, bukan ciuman, hanya sentuhan yang mengikat dua jiwa dalam bahaya yang sama. Kehangatan yang menjalar dari telapak tangan Elara adalah pemuas Tuan Putri yang sebenarnya—pemenuhan emosional yang jauh lebih besar daripada kepuasan fisik.

​“Saya adalah bayangan Anda, Tuan Putri,” kata Ariel, suaranya begitu rendah sehingga nyaris hanya getaran. “Bayangan tidak bisa disentuh oleh Varen. Kita akan menemukan surat palsu itu. Saya akan menjadi mata Anda.”

​Elara mendongak, matanya yang berkaca-kaca penuh dengan kebenaran yang mengerikan dan janji yang manis.

​“Ya,” kata Elara, suaranya sekarang dipenuhi tekad. “Mata saya. Mulai sekarang, Anda bukan hanya pelayan saya. Anda adalah... satu-satunya sekutu saya di Astaria.”

​Ikatan mereka kini terukir, bukan hanya sebagai rahasia asmara, tetapi sebagai persekongkolan politik yang ditakdirkan untuk menghancurkan Pangeran Varen—atau menghancurkan mereka berdua.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI    bab 80 Penyakit yang menular

    Dua dekade setelah wafatnya Kaelen Sang Bijaksana, Perserikatan Aliansi Mekanik (PAM) berada di puncak kejayaan teknologinya. Namun, di balik deru mesin uap yang megah, sebuah fenomena mengerikan mulai muncul di pinggiran kota Obsidian dan merambat ke jantung Kael. Fenomena ini disebut oleh para ilmuwan sebagai "The Soul Rust" (Karat Jiwa).Gejala yang Tak Masuk AkalMasalah ini dimulai dari benda mati. Mesin-mesin uap yang baru saja dilumasi tiba-tiba berubah menjadi debu perak dalam semalam. Namun, yang lebih mengerikan adalah dampaknya pada manusia. Para pekerja tambang mulai kehilangan kemampuan untuk mengingat "konsep" tertentu.Seseorang mungkin bangun pagi dan lupa bagaimana cara menggunakan sendok, bukan karena ia kehilangan ingatan motorik, tetapi karena realitas di sekitarnya seolah-olah menghapus "keberadaan" sendok dari pikirannya.Ratu Elara II, putri Kaelen, menghadapi krisis yang tidak bisa dipahat atau diperbaiki dengan kunci inggris. "Ini bukan kerusakan mekanik," lap

  • PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI    bab 79 Warisan Abadi

    Setelah jatuhnya Kravos dan netralisasi Resonansi Merah di Benteng Bayangan (Bab 85), Kerajaan Kael dan Obsidian tidak lagi dikenal sebagai "wilayah temporal". Mereka telah bertransformasi menjadi Perserikatan Aliansi Mekanik (PAM). Keajaiban yang dulu dipuja-puja kini menjadi mitos yang tersimpan di museum, sementara deru mesin uap dan detak roda gigi raksasa menjadi detak jantung peradaban yang baru.Masa Tua sang Pangeran: Arsitek PerdamaianLima puluh tahun telah berlalu sejak pertempuran melawan sisa-sisa Purist. Kaelen-Zephyrus, yang kini dikenal sebagai Kaelen Sang Bijaksana, duduk di kursi taman yang menghadap ke arah Danau Keheningan. Rambutnya sudah memutih sepenuhnya, dan wajahnya dipenuhi garis-garis pengalaman yang menceritakan ribuan keputusan sulit.Di sampingnya tidak ada lagi Nadi Waktu yang berdenyut, namun ada sesuatu yang lebih kuat: sebuah dunia yang ia bangun tanpa paksaan.Aria, yang telah menemaninya sepanjang hidup sebagai permaisuri sekaligus insinyur kepala,

  • PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI    bab 78 pertempuran

    ​Era "Masa Redup" seharusnya menjadi masa ketenangan, namun bagi mereka yang terobsesi dengan kekuasaan masa lalu, keheningan ini adalah penghinaan. Di kedalaman Benteng Bayangan, Kravos telah menemukan cara untuk memeras sisa-sisa energi dari garis waktu yang telah mati. Ia tidak lagi mencari "Aliran Harmoni" atau "Keteraturan Absolut"; ia mencari Entropi.​Kumparan Merah Kravos​Kravos dan pengikutnya berhasil mengubah "Dead Coils" (Kumparan Mati) menjadi senjata yang mengerikan. Dengan menggunakan darah dan kemarahan sebagai katalis, mereka menyalakan kristal-kristal tersebut hingga memancarkan cahaya merah darah. Energi ini disebut sebagai Resonansi Merah—sebuah energi temporal yang korosif yang tidak mengalirkan waktu, melainkan menghancurkannya.​"Jika kita tidak bisa memiliki Nadi Waktu," geram Kravos saat jeruji selnya mulai meleleh di bawah pengaruh panas merah, "maka tidak ada yang boleh memiliki masa depan."​Pelarian dari Benteng Bayangan berlangsung cepat dan brutal. Para

  • PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI    bab 77 Kebangkitan Mekanik

    ​Dunia setelah kunjungan The Watchers of the Void tidak lagi sama. Langit Kael yang biasanya bergetar dengan cahaya kebiruan dari Nadi Waktu kini tampak biru pucat yang tenang, statis, dan bisu. Fenomena "The Great Desync" telah meninggalkan luka permanen: energi temporal yang dulu melimpah seperti air di sungai, kini kering hingga menyisakan genangan-genangan kecil yang tak lagi mampu menggerakkan mesin-mesin besar atau memberikan penglihatan masa depan yang jernih.​Kael dan Obsidian kini memasuki era yang disebut "The Dimming" (Masa Redup).​Matinya Nadi Waktu​Ratu Lyra I terbangun dengan perasaan hampa yang menyesakkan. Selama hidupnya, Flow of Harmony adalah kompas yang menuntun setiap langkahnya. Kini, ketika ia mencoba menjangkau aliran waktu, ia hanya menemukan kegelapan yang tenang. Kemampuannya untuk melihat jalur-jalur masa depan telah hilang sepenuhnya.​"Aku buta, Zephyr," bisik Lyra saat mereka berdiri di balkon istana, memandang kota yang mulai berdenyut tanpa bantuan

  • PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI    bab 76 Getaran dari Luar Cakrawala

    ​Kedamaian yang baru ditemukan setelah pengorbanan Pangeran Kaelen-Zephyrus di Lembah Keheningan ternyata hanyalah ketenangan sesaat sebelum badai kosmik melanda. Selama berabad-abad, Kael menganggap bahwa waktu adalah milik mereka untuk diatur, dilindungi, atau diadaptasi. Namun, mereka lupa bahwa aliran waktu yang mereka manipulasi adalah bagian dari samudra yang jauh lebih luas, yang memiliki penjaganya sendiri: The Watchers of the Void (Para Penjaga Kehampaan).​Sinyal yang Tak Terbendung​Semuanya dimulai dengan fenomena yang disebut "The Great Desync" (Desinkronisasi Besar). Di seluruh Kael dan Obsidian, instrumen temporal mulai berperilaku aneh. Jam mekanis di Obsidian berdetak dengan ritme yang tidak konsisten, sementara Nadi Waktu para peramal di Akademi Nadi mulai memancarkan warna abu-abu yang mati, bukan cahaya kebiruan yang biasanya.​Ratu Lyra I merasakan getaran ini di dalam tulang-tulangnya. Flow of Harmony yang biasanya membimbingnya kini terasa seperti radio yang pe

  • PELAYAN ISTANA PEMUAS TUAN PUTRI    bab 75 ujian kedaulatan

    ​Dua belas tahun telah berlalu sejak serangan Faksi Purist yang gagal. Pangeran Kaelen-Zephyrus, yang kini menginjak usia remaja, telah tumbuh menjadi sosok yang tenang, namun kehadirannya membawa gravitasi yang tak tertandingi di Istana Kael. Jika kakeknya, Elias I, adalah "Echo of the Void" yang mendengarkan waktu, maka Kaelen-Zephyrus adalah "The Decree's Voice" suara yang menetapkan kenyataan.​Kekuatan Kedaulatan Temporal​Bagi Kaelen, dunia tidak pernah terasa tidak pasti. Masalahnya bukan karena ia tahu apa yang akan terjadi, melainkan karena apa yang ia inginkan cenderung menjadi kenyataan. Jika ia merasa hari itu harus cerah, awan akan menyingkir. Jika ia merasa seorang pelayan harus jujur, pelayan itu tidak akan bisa berbohong. Kekuatan ini, yang disebut Lyra sebagai Kedaulatan Temporal, adalah gabungan dari ketetapan Obsidian dan kehendak bebas Kael.​Namun, kekuatan ini adalah penjara bagi orang-orang di sekitarnya.​"Ibu," kata Kaelen suatu pagi di taman istana. Ia sedang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status