Share

105

Batari keluar dengan wajah sendu dari ruangan dokter spesialis kandungan. Xabier tidak menemani sebab Batari meminta agar Xaba ditemani di ruang rawatnya.

Batari berjalan menuju kamar Xaba dengan mata berkaca-kaca hampir menangis. Ia tidak menyangka kalau Xaba akan secepat ini memiliki adik, sementara umur putra pertamanya masih 5 bulan.

Perasaan bersalah mengungkung Batari, ia takut kalau tidak mampu membagi perhatian untuk Xaba dan calon anak kedua.

Pintu kamar rawat Xaba dibuka Batari, cepat-cepat ia menghapus air mata. Kejutan di dalam kamar membuat Batari melupakan sejenak kehamilannya.

Sekuat hati ia mengulas senyum, ada tamu istimewa datang mengunjungi Xaba.

"Nyonya dan mbak Xinda... apa sudah lama datang?"

"Baru saja, Kak," jawab Xinda ramah. "Kak Xabi tadi yang beri tahu kalau Xaba dirawat."

Batari mengangguk dengan senyum tulus lalu ia melirik ibu mertua yang melempar raut tanpa ekspresi.

"Pak Xabier ada di mana?" tanya Batari pada Xinda, ada rasa canggung memenuhi dirinya s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status