Home / Rumah Tangga / PELITNYA SUAMIKU / Bab 01. satu juta rupiah

Share

PELITNYA SUAMIKU
PELITNYA SUAMIKU
Author: Thaya nika

Bab 01. satu juta rupiah

Author: Thaya nika
last update Huling Na-update: 2024-10-02 18:49:19

"Saya terima nikah dan kawinnya Arumi binti Lukman dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang satu juta rupiah di bayar tunai !'' Ucap Arman di hadapan penghulu.

"Bagaimana saksi , sah ?'' tanya pak penghulu dengan lantang.

''Sah....!'' ucap semua saksi yang hadir juga tamu yang menghadiri acara pernikahan Arumi.

Antara senang dan tidak, Arumi menjalani pernikahan ini dengan perasaan yang datar. Dia memang mencintai Arman, tapi ada bebrapa hal yang tidak di sukai dari suaminya itu. Tapi hatinya yakin bahwa suaminya bisa merubah sifat nya itu setelah menikah.

Pesta memang di adakan secara sederhana. Arumi tidak begitu menyukai pesta yang terlalu mewah. Dia tidak ingin menonjolkan apa yang dia dan keluarganya miliki.Selama ini Arumi dan Keluarganya hidup dengan kesederhanaan. Ayah Arumi mengelola kebun milik Keluarganya, sedangkan Ibunya hanya ibu rumah tangga biasa yang membantu suaminya mengelola kebun.

Setelah pesta pernikahan selesai, Bu Dini meminta Arumi untuk mengajak Arman ke kamar agar bisa istiahat. Sedangkan Bu Dini dan Pak Lukman membereskan sisa sisa pesta bersama dengan para tetangga.

"Maaf Bu Dini, jika kami lancang." Ucap salah satu tetangga

"Iya,kenapa Bu ?''

"Anu, Begini....Emmm....!'' ucap wanita paruh baya itu agak sungkan.

''Tak apa Bu,bilang saja.'' ucap Bu Dini dengan tersenyum lembut

"Dari penampilan ,Rombongan besan Bu Dini kelihatan orang berada. Dan Mertua Arumi Pun sepertinya dari kalangan yang lumayan, tapi.....?''

''Tapi....?" tanya Bu Dini sambil mengangkat sebelah alisnya

"Kok Barang seserahan sama bawaan buat pengantin kok seperti ini. Sedikit sekali Bu, Bahkan baki pengantin atau lamaran hanya beberapa jenis saja."

Bu Dini menggeleng sambil tersenyum " Tidak mengapa Bu. Yang terpenting Arumi dan suaminya saling mencintai. Ini kan hanya simbolis saja. Yang terpenting adalah Arman mencintai Arumi."

''Bu Dini hebat sekali,bisa menerima semuanya dengan legowo.'' ucap wanita paruh baya tadi.

''hahah....ada ada aja Bu. Masa iya saya harus marah-marah.ini hari bahagia Arumi. Buat apa di rusak karena barang seserahan yang tidak seberapa ini.'' Ucap Bu Dini.

Sedangkan Pak Lukman hanya tersenyum tipis. Dia bersyukur memiliki istri seperti Bu Dini,yang dapat bersikap legowo dan bijak.

Sedangkan di dalam kamar, Arumi mengganti baju pengantinnya dengan bajuyang lebih simple. Arman melihat Arumi tanpa berkedip,karena baru kali ini dia melihat Arumi tanpa hijab nya. Bahkan Arumi sengaja mengganti bajunya di depan Arman.

''Awas mas, nanti kelilipan Lho.'' ucap Arumi sambil tersenyum.

"Istriku cantik sekali. Baru pertama kali aku melihatmu tanpa hijab serta baju minim seperti ini. Tak salah Mas menikahimu. Selain cantik kamu juga tidak menuntut mas memberikan mahar yang banyak." ucap Arman tersenyum ke arah istrinya.

"Maksud mas Arman, Mas menikahiku karena aku tak meminta mahar yang banyak ,beda gadis di luaran sana yang meminta mahar yang banyak ?'' Ucap Arumi yang agak kesal dengan suaminya itu.

"Bukan begitu sayang. Aku gak masalah jika kamu minta mahar banyak. Lagi pula uang itu nanti kamu pakai untuk kebutuhan kita kan ? " kata arman

Arumi memutar bola matanya malas,inilah salah satu sifat suaminya yang paling tidak dia suka. Waktu baru kenal bahkan saat pacaran, Arman jarang mengajaknya jalan keluar atau bahkan hanya sekedar untuk makan diluar. Arman hanya mengajak Arumi pergi ke taman atau pantai. Itu pun Arman meminta Arumi untuk membawa bekal makanan jika pergi ke pantai.

"Maaf sayang,bukanya Mas pelit atau apa. Mas ingin mengumpulkan uang untuk masa depan kita dan anak anak kita. Kita baru menikah, suatu saat kita akan punya anak dan kebutuhan akan banyak. Kamu harus ngerti." ucap Arman dengan lembut agar istrinya tidak marah di malam pertama.

Arumi hanya menghela nafas kasar sambil beristigfar di dalam hatinya. Kemudian Arumi mengangguk pelan, dan memaksakan senyum nya.

''Mas lapar,apa kamu akan membiarkan suamimu ini kelaparan ?'' tanya Arman.

''Ya udah,kita keluar yuk.Aku ambilkan makan." ucap Arumi tersenyum.

Arman mengembangkan senyum nya karena dia berhasil meredakan kemarahan Arumi. Kan repot juga kalau sampai Arumi marah,bisa -bisa malam pertama nya gagal bersama Arumi. Setelah sampai di meja makan, Arumi mengambilkan nasi untuk suaminya.

''Kita makan sama-sama ya dek." ucap Arman

Arumi mengangguk kemudian duduk di samping suaminya. Semua tetangga sudah pulang sepertinya, Sedangkan Bu Dini dan Pak Lukman masih membantu orang yang melepas dekor ruangan serta tenda tenda.

"Dek, Besok kita langsung kerumah kita Ya. Kita hidup mandiri, Kita bentuk keluarga kecil yang bahagia. "

''Tentu Mas, tapi apa harus besok ? kenapa cepat sekali ?''

''Lusa mas harus kerja,tidak bisa libur terlalu lama. Tolong ngertiin mas Ya dek.''

''Iya,nanti kita ngomong sama ibu dan bapak.'' ucap Arumipada akhir nya,walau sebenar nya dia masih ingin di rumah.

Tapi dia sekarang adalah seorang istri,kemana suaminya melangkah dia harus ikut kemanapun suaminya pergi. Arumi keluar untuk menemui kedua orang tuanya, dengan maksud berpamitan untuk besok, sedang Arman kembali ke kamar untuk istirahat.

''Kenapa Arumi, pengantin baru kok mukanya di tekuk ?'' tanya Pak Lukman.

''Hemm...Mas Arman ngajak pulang ke rumah besok,soalnya lusa dia sudah kerja,Pak.''

''Kok cepet sekali,apa tidak ada acara ngantar manten dulu ?" tanya Pak Lukman.

''Kata Mas Arman,keluarganya tidak mengadakan acara itu. Entah dengan alasan apa. "

''Huft...mana Arman ?''

''Ke kamar Pak.''

Pak Lukman memandang istrinya, tapi Bu Dini hanya tersenyum semu.

''Tolong panggil Nak Arman, ibu mau bicara.'' ucap Bu dini

Arumi kemudian kembali ke kamar untuk memanggil suaminya. Arman mendengus saat Arumi memanggil nya.

''Ada apa dek ? bapak sama ibu mau ngomong apa ?""

''Udah kita temuin beliau dulu.''

Arman mengikuti istrinya dengan malas, Dia tahu kalau oang tua Arumi bertanya tentang acara antar pengantin.

''Sini Nak Arman, Bapak sama Ibu ingin bicara.'' ucap pak Lukman.

''Iya pak.''

''Arumi bilang,kalian mau pulang besok. Apa Keluarga Nak Arman tidak mengadakan acara sepasaran penganten,karena itu merupakan tradisi,walau acaranya hanya sederhana tapi apa tidak di adakan ?" tanya Bu Dini.

"Maaf Bu, Ibuku ini sudah janda. Dan beliau masih menguliahkan adek, jadi kami mohon maaf karena keluarga kami tidak melangsungkan acara itu.''

''Tapi....?''

Pak Lukman ingin menyela tapi Bu Dini meggenggam tangan suami nya tersebut hingga Pak Lukman menghentikan ucapannya.

''Tidak apa Nak Lukman, Tapi besok kami ingin kamu membawa Arumi ke rumah Ibumu terlebih dahulu. Kami akan ikut ke sana,kamu tidakusah khawatir, Ibu mu tak perlu menyiapkan apa pun untuk kami. Bapak dan ibu hanya ingin mengantar Arumi ke Rumah mu atau ke rumah ibumu." Ucap Bu Dini dengan lembut.

''Jika itu keinginan Bapak atau Ibu, Arman gak apa-apa. BEsok kita ke rumah Ibu terlebih dahulu baru ke rumah kami.'' ucap Arman.

Bu Dini tersenyum kemudian memandang sendu wajah putrinya.Kenapa Arumi bisa menikahi lelaki seperti ini. Bahkan Bu Dini juga kurang suka dengan sikap ibu Arman yang sedikit sombong.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • PELITNYA SUAMIKU   Bab 50

    Arumi memandang keluar jendela sambil memainkan ponselnya. Chat dari Adrian membuatnya agak resah. Bukan apa apa sebenarnya, hanya Adrian ingin Arumi datang ke rumahnya untuk makan malam. Lebih tepatnya Ibu Adrian ingin mengundang Arumi makan malam. Adrian banyak bercerita tentang Arumi kepada Ibunya. Dan ibunya merasa tertarik dengan Arumi. Selain mencari menantu, dia juga ingin mencari ibu bagi cucu semata wayang nya. "tok...tok....!" "masuk!" ucap Arumi kemudian dia duduk di kursinya. "Ajeng, tumben kesini. Apa gak ada kelas ?" tanya Arumi sambil kembali berdiri menyambut Adeknya. "Gak ada kak. Hari ini Dosennya sakit. Hanya kasih tugas saja." jawab Ajeng sambil bergelayut manja di lengan Arumi. "Kamu udah makan ?" Ajeng menggeleng sambil menggembungkan pipinya, hal itu membuat Arumi menjadi gemas. Tanpa aba aba Arumi langsung mencium pipi Ajeng. Keduanya kaget, jika Ajeng kaget di sertai degupan di dada ya,sedangkan Arumi merasa menyesali apa yang dia lakukan. Dia h

  • PELITNYA SUAMIKU   Bab 49

    Jantung Ajeng berdebar dengan kencang tatkala Arumi mendekat dan melingkarkan tangannya di pinggang Ajeng. Bukan apa, sebenarnya Arumi hanya menggoda Ajeng,dan membuktikan apakah apa yang dia pikirkan adalah sama. ''Le..lebih baik Kakak sarapan, nanti keburu siang !'' ucap Ajeng gugup''Tolong ambilkan kakak nasi ya !'' ucap Arumi sambil berbisikAjeng hanya diam saja,karena lidahnya kelu untuk menjawab perkataan Arumi.''Assalamualaikum.....!''''Waalaikumsalam....!" jawab keduanyaArumi segera melepaskan tangannya dari pinggang Ajeng,karena Yudha sudah datang untuk menjemput mereka. Sebenarnya Yudha juga tahu apa yang Arumi dan Ajeng lakukan.''Kita sarapan sama-sama Yud, setelah itu kita berangkat !'' pinta Arumi''Iya, terima kasih Bu."Yudha begabung dengan mereka untuk sarapan.Setiap Yudha datang, terkadang ajeng merasa kurang senang karena Ajeng tahu kalau Yudha mencintai Arumi. Setelah semua beres,mereka berangkat. Ajeng ke kampus pagi karena ada urusan dengan Dosen. Sedang

  • PELITNYA SUAMIKU   Bab 48

    Arumi pulang bersama Yudha,sedangkan Adrian masih di pesta tersebut. Arman mendekati Adrian yang sedang berdiri di balkon. ''Kamu menyukai Arumi ? lebih baik kamu jauhi dia,karena Dia milikku !" ucap Arman''Bukankah anda sudah menceraikannya, kenapa anda dengan bodohnya melepas wanita seperti Arumi. Kamu tidak berhak melarang saya mendekati Arumi karena dia wanita bebas. "Ucap Adriansambil menenggak minumannya.Adrian hendak meninggalkan Arman, tapi diamenghentikanlangkahnyakemudian kembali mendekati Arman."Oh..iya satu lagi. Saingan anda bukan hanya Saya,tapi juga Yudha. terlebih lagi dia punya adek yang begitu dia sayangi. Jadi jangan banyak berharap.''Setelah berkata demikian, Adrian meninggalkan Arman. Dia juga memutuskan untuk pulang karena putri kecilnya sudah menunggu di rumah. Ya, Adrian sudah memiliki seorang putri dari almarhum istrinya.Dan dia membesarkan anak nya bersama dengan Ibunya.Sedangkan di perjalanan, Yudha melihat Arumi yang tampak melamun sambil melihat k

  • PELITNYA SUAMIKU   Bab 47

    Arumi menikmati perjamuan pesta beserta para pengusaha juga kontraktor lainnya. Walaupun Arumi masih tergolong baru sebagai seorang kontraktor tapi hasi kerjanya tidak di ratusan lagi. Tim yang berkomitmen juga tenaga kerja yang royal membuatnya mudah mengerjakan proyeknya . Setiap perbuatan pasti ada timbal baliknya, seperti halnya yang Arumi lakukan, dia juga royal kepada pagawainya. "Halo Nyonya Arumi, apa kabar ?" Suara itu begitu mengejutkan telinga Arumi, karena saat ini Arumi berada di keramaian. Firasatnya bertemu dengan Arman ternyata tepat. Arumi tidak mau ada keributan sehingga merusak acara pesta. Yudha dengan sigap berada di depan Arumi dan menghalangi Arman mendekat. "Maaf, beliau sedang tidak mau di ganggu. Jika ada yang ingin di bicarakan lebih baik jangan di sini." "Kenapa, apa kamu takut Arumi jika saya permalukan ?" "Sepertinya anda yang akan malu sendiri nanti, lebih baik Anda menjauhi beliau."pinta Yudha "Siapa kamu berani beraninya mencampuri u

  • PELITNYA SUAMIKU   Bab 46

    Yudha, sopir yang sudah bekerja selama bebrapa bulan di perusahaan Arumi, selalu menunggu panggilan dari bosnya. Ia tidak pernah berani membayangkan bahwa bosnya bisa menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar atasan. Namun, perasaan itu mulai tumbuh ketika Yudha melihat Arumi tersenyum padanya.Suatu hari, ketika mengantar Arumi ke rapat, Yudha bertanya:"Bu Arumi, apakah Ibu sudah sarapan?""Belum, Yudha. Terburu-buru pagi ini.""Mau saya belikan sarapan, Bu?""Tidak perlu, Yudha. Anda sudah cukup membantu saya.""Bu Arumi, saya ingin bertanya... Apakah ibu bahagia dengan pekerjaan dan hidupnya sekarang?""Yudha, kamu tahu? Saya merasa ada yang kurang. Mungkin karena saya terlalu fokus pada pekerjaan." "Saya paham, Bu. Saya juga merasa ada yang kurang dalam hidup saya... Mungkin karena saya belum menemukan orang yang tepat."Arumi melihat mata Yudha dan mencari kebenaran tentang perkataan Yuni kemarin.Mereka berdua saling menatap, dan Yudha merasa agak canggung dengan tatapan Arumi, d

  • PELITNYA SUAMIKU   Bab 45

    Hari ini Yuni bertemu dengan Arumi. Ajeng sudah membujuk Arumi untuk mau menemui Yuni,karena Yuni memiliki niat yang baik,maka Arumi menyetujuinya. Arumi duduk di sebuah resto dan Yudha berdiri dengan gagahnya di belakang Arumi. ''Duduklah Yud,kenapa kamu berdiri saja di situ !" ''Ah...iya Bu Arumi , biar saya duduk di belakang Ibu saja.'' ''Hemm...terserah kamu Yud. Apa menurut Kamu Yuni benar benar berubah ?'' ''Tidak ada salahnya Ibu memberi kesempatan kedua kepada Yuni." ''Dia sedang dekat dengan Ajeng, dan mereka seperti adek kakak. Saya hanya gak mau Yuni menyakiti Ajeng. Dan sekarang Arman mulai menggangguku lagi, apalagi Ibu mertuaku sering menelpon . Kapan saya lepas dari mereka.'' ''Selama mereka tidak melukai Ibu, masih bisa di maklumi. Tapi jika sampai mereka melukai Ibu, Saya yang akan berada digarda terdepan untuk melindungi Ibu.'' ucap Yudha "Kenapa kamu baik sekali Yud,kenapa kamu mau melindungi saya ?'' "Iiitu...sudah menjadi tugas saya Bu,karena saya

  • PELITNYA SUAMIKU   Bab 44

    Yuni datang ke butik BU Risma dengan membawa ijazah SMA miliknya, sebelumnya Risma sudah memberitahu jika Yuni akan datang untuk melamar pekerjaan sebagai pekerja paruh waktu. Dia di tugaskan melayani pembeli butik tersebut. Jika menjelang sore memang Butik tersebut tergolong ramai. ''Halo Yun, kamu sudah mulai bekerja hari ini ?"Tanya Risma . Saat ini Yuni sedang tidak ada pembeli jadi dia bisa menerima telepon. ''Sudah Bu."''Bisa gak panggilan Bu kamu hilangkan ? , kamu kan bisa panggil aku dengan panggilan lain !"''Heehe...memang mau di panggil apa, Tante ?''''Emang aku nikah sama Om kamu. panggil aku kakak !"''Iya kakak Risma....!""Hemm....!"''Dih...hem doang,kata minta dipanggil kakak....!"''Iya,dek Yuni....! Nanti tungguin kakak ke sana. Nanti aku antar pulang.""Iya Kak. aku mau layani pembeli dulu. Kakak tutup gih telponnya !"''Oke, bekerja yang rajin. Semangat Ya !" ucap Risma Risma menutup panggilannya kemudian kembali dengan Aktivitasnya. Dia senang karena Yuni

  • PELITNYA SUAMIKU   Bab 43

    Yudha menemui Arumi di ruangannya,karena hari ini dia akan ikut ke proyek bersama Arumi. ''Kamu tadi ketemu Ajeng saat mau pulang ?'' taya Arumi sambil mengambil blazernya''Saya tadi ketemu Ajeng saat istirahat saja Bu. Dan sekarang......!" Yudha menghentikan ucapannya''Kenapa ?'' tanya Arumi''Non Ajeng dekat dengan mantan adek ipar anda, Yuni.""Apa,kenapa kamu tidak melarang nya. Saya takut Yuni menyakitinya." ''Tidak Bu, Yuni sangat baik dengan Non Ajeng. Kemaren Yuni juga yang mengantar Non Ajeng pulang.''''Tapi tetap saja kamu harus mengawasinya. Saya tidak mau Yuni menyakiti Ajeng. Ya sudah, nanti Saya bicara sama Ajeng. Sekarang kita berangkat Dulu.'' ucap Arumi sambil menghela nafas, dia tetap menghawatirkan Ajeng. ''Ibu tenang saja, saya akan mengawasi terus Non Ajeng. Jika Yuni berani menyakitinya, saya akan kasih Yuni pelajaran.'' ucap Yudha menenangkan ArumiArumi hanya mengangguk, sambil menghela nafas. Tidakmungkin dia mengawasi Ajeng dua puluh empat jam sedangka

  • PELITNYA SUAMIKU   Bab 42

    Ajeng dan Yudha di antar Arumi ke kampusnya. Di depan Kampus Arumi melihat Yuni turun dari sebuah mobil, kemudian dari pintu kemudi turun seorang wanita berparas cantik "Itu siapa Jeng, yang baru saja turun dari mobil ?" Tanya Arumi''Itu Bu Risma kak, beliau Dekan di kampus ini." Jawab Ajeng''Oh...Ya udah kaian hati hati, belajar yang bener. Yud, Nanti setelah pulang kuliah tolong antar saya ke proyek. Mungkin akhir pekan kita akan ke Bukit.'' ''Benarkah kak , Hore....!''Arumi tersenyum melihat Ajeng bersorak, Dia tahu bahwa gadis itu merindukan kedua orang tuanya. Yudha ikut tersenyum senang karena dia juga mau pulang ketemu dengan kedua orang tuanya.Arumi lalu kembali ke kantornya karena masih ada yang harus dia kerjakan. Juga mempersiapkan yang akan di bawa untuk meeting nanti."Pagi Dek, sudah sarapan kah ?"Ajeng menoleh ke arah suara yang memanggilnya "Dek" setelah tahu siapa yang bicara, Ajeng mengangkat satu Alisnya. Ada angin apa hingga orang ini memanggil nya dengan se

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status