Arumi keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah, kemudian dia melaksanakan sholat subuh . Arman masih terlelap dalam tidurnya, sebenarnya Arumi sudah membangunkannya untuk sholat berjama'ah, tapi Arman meminta Arumi untuk sholat sendiri dengan alasan dirinya masih mengantuk dan udara dingin. Mau tak mau akhirnya Arumi sholat subuh sendirian, sebenarnyadia berharap jika kelak dia memiliki suami bisa melaksanakan sholat berjamaah bersama suaminya. Tapi sepertinya dia harus lebih bersabar.
''Apa suami mu sudah bangun Arumi ?'' tanya Ibu nya saat Arumi ke dapur membantu ibunya memasak makanan yang akan di bawa ke rumah Arman. "Belum Bu,capek bangunin nya. Sudah Arumi bangunkan berkali kali tapi susah sekali.'' ''Kamu yang sabar hadapi suami kamu, semoga dia bisa berubah. Sebenarnya....Ah,sudahlah. Semoga Arman sayang sama kamu. Semoga pernikahanmu bahagia ya Rum."' ucap Bu Dini ''Amiin. Ibu do'akan saja semoga Arum bahagia .'' ''Ibu akan do'akan yang terbaik buat kamu. Ingat, jika ada apa-apa kamu harus bilang ibu. Jangan takut, Bapak dan Ibu selalu ada buat Arumi.'' Ucap Bu Dini kemudian memeluk putrinya tersebut. Tepat jam delapan, Mereka berangkat ke rumah Bu Ida, ibunya Arman dengan menggunakan mobil Arman. Sampai di rumah, Bu Ida dan kedua anak nya menyambut Arumi dan kedua orang tuanya. Memang mereka tidak mengundang Rt atau pun Rw, hanya Keluarga mereka saja. ''Assalamualaikum..!'' ucap Bu Dini dan Pak Lukman. ''Waalaikumsalam, silakan masuk Pak , Bu." ucap Bu Ida. Pak Lukman dan salah satu tetangganya menurunkan berbagai macam barang bawaan dari dalam mobil. Mulai dari makanan, buah dan beraneka macam kue. Bu Ida tersenyum melihat banyak nya barang yang besannya bawa. ''Wah....kenapa repot repot.Terimakasih Ya Bu.'' " Tidak repot kok Bu,hanya sebagai penyambung silaturahmi saja. " jawab Bu Dini. ''Kami datang ke sini untuk mengantarkan anak kami, Arum ke rumah suaminya. Tidak etis rasanya jika tidak silaturahmi ke rumah Bu Ida terlebih dahulu." Ucap Pak Lukman. "Tidak apa Bu, kami memang sengaja tidak mengadakan acara apapun karena memang kami sudah menganggap zaman telah berubah,tidakperlu mengadakan sepasaran penganten atau apa lah namanya itu.'' Jawab Bu Ida Padahal alasan sebenarnya adalah dia tidak ingin mengeluarkan banyak uang untuk acara itu. Bu Ida sedikit kecewa karena Arman memilih Arum yang dari kalangan biasa saja untukmenjadi istrinya. Sedangkan Arman gagal menikah dengan mantan nya yang notabene seoarang anak orang kaya pemilik perusahaan besar. Bu ida memandang Arum juga besannya dengan sebelah mata. Karena suasana yang tidak terlalu nyaman, akhirnya Pak Lukman dan Bu Dini pamit pulang. Arman kemudian pamit ke Ibunya untuk pulang ke rumah bersama Arumi. ''Arman, sini dulu ibu mau bicara.'' Panggil Bu Ida. ''Sebentar Ya Dek.'' ucap Arman ke Arumi Arman mengikuti ibunya ke dapur,di sana ada kedua saudara perempuannya yang sedang makan dengan lahap nya. ''Ingat Arman, Ibu masih biayai sekolah adekmu. Ibu tidak mau kamu serahkan semua uang gaji mu kepada istrimu. Ibu harus mendapat jatah yang lebih besar dari dia. Kenapa Kamu bodoh sekali memilih istri seperti Arumi. Baru tiga bulan pacaran langsung nikah.'' ''Udah Bu, Nanti bagian ibu lebih besar. Arumi orang nya sederhana dan gak neko neko makanya Arman nikahi dia. " ''Ya iyalah mas, sedrhana...kan orang miskin mana bisa hidup kaya kita atau mantan mas yang kaya itu.'' ucap Yuni adek nya. ''Udah,kamu makan aja. Anakkecil gakboleh ikut campur." Uap Arman. Yunihanya mendengus karena Arman memarahinya. Arman segerakembali ke ruang tamukarena tidak enak dengan Arumi dan kedua orang tuanya. ''Mari Dek, Pak , Bu kita pulang sekarang.'' Ajak Arman ''Kami permisi Bu Ida.'' Pamit Pak Lukman yang hanya disahut dengan senyuman seadanya. "Pak,kok kita gak di buatkan minum. " Ucap tetangga Pak Lukman. "Ssst...nanti aku belikan minum sama makan di jalan.'' jawab pak Lukman Mereka kemudian menuju rumah Arman yang jaraknya setengah jam dari rumah Bu Ida. Rumah yang tidak begitu besar tapi terlihat rapi dan nyaman. "Silakan masuk Pak, Bu. Mari sayang, ini rumah kita.'' ucap Arman "Wah...Bagus Nak Arman. Pasti Arumi betah di sini.'' ucap Bu Dini Arumi mengamati rumah nya bersama suamiya, memang cukup nyaman. Kemudian Armanmenunjukkan kamar mereka untuk meletkkan barang barang Arumi. Sedangkan Bu Dini menurunkan makanan,beras, dan kebutuhan pokok untuk putrinya. ''Ini ada beras dan hasil kebun lainnya. untuk kebutuhan kalian. Hanya ini yang ibu kasih untuk kalian. Semoga kalian bahagia. Tolong jaga putri kami Nak Arman.'' ucap Pak Lukman kepada menantunya itu. "Tentu aku akan jaga putri Bapak dan Ibu. " "Pak, Bu, kita makan dulu ya. Tadi ibu bawa makanan kan, sekalian mas Dayat makan.biar Arum siapkan.'' ucap Arumi Raut wajah Arman langsung berubah ketika Arumi mengajak kedua orang tuanya makan. Bu Dini menyadari hal itu, lantas dia segera menolak ajakan putrinya. "Tidak usah Rum,kita makan di rumah saja. Kami masih kenyang. Kalian istirhat saja karena kami mau pamit pulang." Ucap Bu Dini sambil menyenggol tangan suaminya. ''Iya ,kami permisi dulu Nak Arman. Mari Bu, Mas Dayat.''ajak Pak Lukman ''Dasar Pelit...!" gumam Dayat Kedua orang tua Arum pulang dengan rasa kecewa,ternyata Arum salah memilih suami untuk nya. Tapi nasi sudah menjadi bubur, Arumi mencintai Arman dan keduanya sudah menikah. Sikap baik dan lembut Arman membutakan mereka. Kedua orang tuanya suka karena Arman tidak pernah macam macam dan membawa putri mereka ke tempat aneh aneh walau dia orang kota. Tapi nyatanya sikap nya itu di dasari sifat pelit nya. "Kenapa Bapak sama Ibu gakmau makan mas ?'' ''Sudahlah,kan mereka bilang masih kenyang. Sekarang buatkan mas kopi Ya. mas capek.'' pinta Arman Arumi mengangguk kemudian membuatkan kopi untuk suaminya walau hatinyamasih mengganjal memikirkan bapak dan Ibunya. Apalagi mereka pulang tanpa diantar kembali oleh Arman,padahal jarak rumah mereka hanya satu jam . Dia hanya berharap kedua orang tuanya sampai rumah dengan selamat. Setelah mengantarkan kopi untuk suaminya, Arumimembereskan barang barang nyadan menata nya di lemari. "Dek,lemari kamu yang itu. Dan yang sebelah sana itu lemari mas. Khusus baju nya mas.'' ucap Arman sambil menunjuk lemari Arumi. Arumi mengangguk saja kemudian memasukkan bajunyake dalam lemari yang Arman tunjuk. Memang lemari Arman lebih besar dan lebih bagus, tapi Arum tidakmau banyak tanya. Pikirannya masihtentang kedua orang tuanya. Maknaya dia males bertanya banyak kepada Arman suaminya.Arumi memandang keluar jendela sambil memainkan ponselnya. Chat dari Adrian membuatnya agak resah. Bukan apa apa sebenarnya, hanya Adrian ingin Arumi datang ke rumahnya untuk makan malam. Lebih tepatnya Ibu Adrian ingin mengundang Arumi makan malam. Adrian banyak bercerita tentang Arumi kepada Ibunya. Dan ibunya merasa tertarik dengan Arumi. Selain mencari menantu, dia juga ingin mencari ibu bagi cucu semata wayang nya. "tok...tok....!" "masuk!" ucap Arumi kemudian dia duduk di kursinya. "Ajeng, tumben kesini. Apa gak ada kelas ?" tanya Arumi sambil kembali berdiri menyambut Adeknya. "Gak ada kak. Hari ini Dosennya sakit. Hanya kasih tugas saja." jawab Ajeng sambil bergelayut manja di lengan Arumi. "Kamu udah makan ?" Ajeng menggeleng sambil menggembungkan pipinya, hal itu membuat Arumi menjadi gemas. Tanpa aba aba Arumi langsung mencium pipi Ajeng. Keduanya kaget, jika Ajeng kaget di sertai degupan di dada ya,sedangkan Arumi merasa menyesali apa yang dia lakukan. Dia h
Jantung Ajeng berdebar dengan kencang tatkala Arumi mendekat dan melingkarkan tangannya di pinggang Ajeng. Bukan apa, sebenarnya Arumi hanya menggoda Ajeng,dan membuktikan apakah apa yang dia pikirkan adalah sama. ''Le..lebih baik Kakak sarapan, nanti keburu siang !'' ucap Ajeng gugup''Tolong ambilkan kakak nasi ya !'' ucap Arumi sambil berbisikAjeng hanya diam saja,karena lidahnya kelu untuk menjawab perkataan Arumi.''Assalamualaikum.....!''''Waalaikumsalam....!" jawab keduanyaArumi segera melepaskan tangannya dari pinggang Ajeng,karena Yudha sudah datang untuk menjemput mereka. Sebenarnya Yudha juga tahu apa yang Arumi dan Ajeng lakukan.''Kita sarapan sama-sama Yud, setelah itu kita berangkat !'' pinta Arumi''Iya, terima kasih Bu."Yudha begabung dengan mereka untuk sarapan.Setiap Yudha datang, terkadang ajeng merasa kurang senang karena Ajeng tahu kalau Yudha mencintai Arumi. Setelah semua beres,mereka berangkat. Ajeng ke kampus pagi karena ada urusan dengan Dosen. Sedang
Arumi pulang bersama Yudha,sedangkan Adrian masih di pesta tersebut. Arman mendekati Adrian yang sedang berdiri di balkon. ''Kamu menyukai Arumi ? lebih baik kamu jauhi dia,karena Dia milikku !" ucap Arman''Bukankah anda sudah menceraikannya, kenapa anda dengan bodohnya melepas wanita seperti Arumi. Kamu tidak berhak melarang saya mendekati Arumi karena dia wanita bebas. "Ucap Adriansambil menenggak minumannya.Adrian hendak meninggalkan Arman, tapi diamenghentikanlangkahnyakemudian kembali mendekati Arman."Oh..iya satu lagi. Saingan anda bukan hanya Saya,tapi juga Yudha. terlebih lagi dia punya adek yang begitu dia sayangi. Jadi jangan banyak berharap.''Setelah berkata demikian, Adrian meninggalkan Arman. Dia juga memutuskan untuk pulang karena putri kecilnya sudah menunggu di rumah. Ya, Adrian sudah memiliki seorang putri dari almarhum istrinya.Dan dia membesarkan anak nya bersama dengan Ibunya.Sedangkan di perjalanan, Yudha melihat Arumi yang tampak melamun sambil melihat k
Arumi menikmati perjamuan pesta beserta para pengusaha juga kontraktor lainnya. Walaupun Arumi masih tergolong baru sebagai seorang kontraktor tapi hasi kerjanya tidak di ratusan lagi. Tim yang berkomitmen juga tenaga kerja yang royal membuatnya mudah mengerjakan proyeknya . Setiap perbuatan pasti ada timbal baliknya, seperti halnya yang Arumi lakukan, dia juga royal kepada pagawainya. "Halo Nyonya Arumi, apa kabar ?" Suara itu begitu mengejutkan telinga Arumi, karena saat ini Arumi berada di keramaian. Firasatnya bertemu dengan Arman ternyata tepat. Arumi tidak mau ada keributan sehingga merusak acara pesta. Yudha dengan sigap berada di depan Arumi dan menghalangi Arman mendekat. "Maaf, beliau sedang tidak mau di ganggu. Jika ada yang ingin di bicarakan lebih baik jangan di sini." "Kenapa, apa kamu takut Arumi jika saya permalukan ?" "Sepertinya anda yang akan malu sendiri nanti, lebih baik Anda menjauhi beliau."pinta Yudha "Siapa kamu berani beraninya mencampuri u
Yudha, sopir yang sudah bekerja selama bebrapa bulan di perusahaan Arumi, selalu menunggu panggilan dari bosnya. Ia tidak pernah berani membayangkan bahwa bosnya bisa menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar atasan. Namun, perasaan itu mulai tumbuh ketika Yudha melihat Arumi tersenyum padanya.Suatu hari, ketika mengantar Arumi ke rapat, Yudha bertanya:"Bu Arumi, apakah Ibu sudah sarapan?""Belum, Yudha. Terburu-buru pagi ini.""Mau saya belikan sarapan, Bu?""Tidak perlu, Yudha. Anda sudah cukup membantu saya.""Bu Arumi, saya ingin bertanya... Apakah ibu bahagia dengan pekerjaan dan hidupnya sekarang?""Yudha, kamu tahu? Saya merasa ada yang kurang. Mungkin karena saya terlalu fokus pada pekerjaan." "Saya paham, Bu. Saya juga merasa ada yang kurang dalam hidup saya... Mungkin karena saya belum menemukan orang yang tepat."Arumi melihat mata Yudha dan mencari kebenaran tentang perkataan Yuni kemarin.Mereka berdua saling menatap, dan Yudha merasa agak canggung dengan tatapan Arumi, d
Hari ini Yuni bertemu dengan Arumi. Ajeng sudah membujuk Arumi untuk mau menemui Yuni,karena Yuni memiliki niat yang baik,maka Arumi menyetujuinya. Arumi duduk di sebuah resto dan Yudha berdiri dengan gagahnya di belakang Arumi. ''Duduklah Yud,kenapa kamu berdiri saja di situ !" ''Ah...iya Bu Arumi , biar saya duduk di belakang Ibu saja.'' ''Hemm...terserah kamu Yud. Apa menurut Kamu Yuni benar benar berubah ?'' ''Tidak ada salahnya Ibu memberi kesempatan kedua kepada Yuni." ''Dia sedang dekat dengan Ajeng, dan mereka seperti adek kakak. Saya hanya gak mau Yuni menyakiti Ajeng. Dan sekarang Arman mulai menggangguku lagi, apalagi Ibu mertuaku sering menelpon . Kapan saya lepas dari mereka.'' ''Selama mereka tidak melukai Ibu, masih bisa di maklumi. Tapi jika sampai mereka melukai Ibu, Saya yang akan berada digarda terdepan untuk melindungi Ibu.'' ucap Yudha "Kenapa kamu baik sekali Yud,kenapa kamu mau melindungi saya ?'' "Iiitu...sudah menjadi tugas saya Bu,karena saya
Yuni datang ke butik BU Risma dengan membawa ijazah SMA miliknya, sebelumnya Risma sudah memberitahu jika Yuni akan datang untuk melamar pekerjaan sebagai pekerja paruh waktu. Dia di tugaskan melayani pembeli butik tersebut. Jika menjelang sore memang Butik tersebut tergolong ramai. ''Halo Yun, kamu sudah mulai bekerja hari ini ?"Tanya Risma . Saat ini Yuni sedang tidak ada pembeli jadi dia bisa menerima telepon. ''Sudah Bu."''Bisa gak panggilan Bu kamu hilangkan ? , kamu kan bisa panggil aku dengan panggilan lain !"''Heehe...memang mau di panggil apa, Tante ?''''Emang aku nikah sama Om kamu. panggil aku kakak !"''Iya kakak Risma....!""Hemm....!"''Dih...hem doang,kata minta dipanggil kakak....!"''Iya,dek Yuni....! Nanti tungguin kakak ke sana. Nanti aku antar pulang.""Iya Kak. aku mau layani pembeli dulu. Kakak tutup gih telponnya !"''Oke, bekerja yang rajin. Semangat Ya !" ucap Risma Risma menutup panggilannya kemudian kembali dengan Aktivitasnya. Dia senang karena Yuni
Yudha menemui Arumi di ruangannya,karena hari ini dia akan ikut ke proyek bersama Arumi. ''Kamu tadi ketemu Ajeng saat mau pulang ?'' taya Arumi sambil mengambil blazernya''Saya tadi ketemu Ajeng saat istirahat saja Bu. Dan sekarang......!" Yudha menghentikan ucapannya''Kenapa ?'' tanya Arumi''Non Ajeng dekat dengan mantan adek ipar anda, Yuni.""Apa,kenapa kamu tidak melarang nya. Saya takut Yuni menyakitinya." ''Tidak Bu, Yuni sangat baik dengan Non Ajeng. Kemaren Yuni juga yang mengantar Non Ajeng pulang.''''Tapi tetap saja kamu harus mengawasinya. Saya tidak mau Yuni menyakiti Ajeng. Ya sudah, nanti Saya bicara sama Ajeng. Sekarang kita berangkat Dulu.'' ucap Arumi sambil menghela nafas, dia tetap menghawatirkan Ajeng. ''Ibu tenang saja, saya akan mengawasi terus Non Ajeng. Jika Yuni berani menyakitinya, saya akan kasih Yuni pelajaran.'' ucap Yudha menenangkan ArumiArumi hanya mengangguk, sambil menghela nafas. Tidakmungkin dia mengawasi Ajeng dua puluh empat jam sedangka
Ajeng dan Yudha di antar Arumi ke kampusnya. Di depan Kampus Arumi melihat Yuni turun dari sebuah mobil, kemudian dari pintu kemudi turun seorang wanita berparas cantik "Itu siapa Jeng, yang baru saja turun dari mobil ?" Tanya Arumi''Itu Bu Risma kak, beliau Dekan di kampus ini." Jawab Ajeng''Oh...Ya udah kaian hati hati, belajar yang bener. Yud, Nanti setelah pulang kuliah tolong antar saya ke proyek. Mungkin akhir pekan kita akan ke Bukit.'' ''Benarkah kak , Hore....!''Arumi tersenyum melihat Ajeng bersorak, Dia tahu bahwa gadis itu merindukan kedua orang tuanya. Yudha ikut tersenyum senang karena dia juga mau pulang ketemu dengan kedua orang tuanya.Arumi lalu kembali ke kantornya karena masih ada yang harus dia kerjakan. Juga mempersiapkan yang akan di bawa untuk meeting nanti."Pagi Dek, sudah sarapan kah ?"Ajeng menoleh ke arah suara yang memanggilnya "Dek" setelah tahu siapa yang bicara, Ajeng mengangkat satu Alisnya. Ada angin apa hingga orang ini memanggil nya dengan se