"Oh, untuk masalah itu, kalian tidak usah khawatir, meskipun Suami Saya tidak diketahui keberadaanya sekarang, tetapi Dia memiliki Pewaris yang sah untuk memimpin dan menggantikan posisinya" jawab Nyonya Sandra begitu percaya diri.
"Wow, benarkah? Maksud Anda Anak? Saya baru mengetahuinya jika Nyonya memiliki Anak, kapan Anda mengandung? Haha" tanya Tuan Calvin yang kemudian tertawa mengejek.
Sedangkan Tuan Billy dan Tuan Benny saling memandang lalu mengerutkan kening bersamaan, karena yang mereka tahu, Sandra tidak pernah memiliki anak meskipun anak adopsi. Indra juga terlihat sedikit gusar, dia sama sekali tidak mengetahui hal ini.
"Tentu saja Mr. Calvin, oh iya Billy apakah kamu ingat? 20 tahun yang lalu Aku pernah beristirahat selama 2 tahun ke new zealand? Mungkin Benny juga masih ingat, Mr. Weber, Mr. Andi, Mr. Abraham dan yang lainya tentu aku pikir tidak melupakan saat Aku pergi ke New Zealand selama itu? Nah sebenarnya waktu itu aku sedang mengandung dan melahirkan seorang putra" jawab nyonya Sandra pada Calvin singkat dan begitu meyakinkan. Kemudian Dia bertanya balik kepada anggota yang hadir.
Semua yang hadir begitu tercengang mendengarkan pengakuan dan pertanyaan Nyonya Sandra, yang memang benar jika diingat-ingat lagi, Nyonya Sandra ini pernah berlibur begitu lama, hingga mereka mengira jika rumah tangga Fajar dan Sandra sudah berakhir, tetapi mereka menutupinya, namun setelah 2 tahun Nyonya Sandra kembali ke perusahaan dan rumahnya dengan penampilan lebih fresh saat itu, sehingga rumor jika rumah tangga pasangan konglomerat itu hancur hanyalah kabar hoax saja.
"Iya Nyonya Saya ingat Anda pernah pergi selama itu" jawab Mr. Abraham yang diikuti anggukan dari sebagian orang yang hadir dan mengingat momen tersebut.
"Lalu, dimana Anak Anda sekarang berada Nyonya?" Tanya Mr. Andi.
"Tentu saja ada, Dia akan segera masuk jika kalian sudah memikirkan baik-baik dan menerima Dia sebagai pemimpin kalian" jawab Nyonya Sandra begitu tenang.
"Lalu, kenapa kakak menyembunyikan Anak tersebut, jika benar itu Putramu Kak, dimana Dia selama ini?" Tanya Benny masih dengan raut tidak mempercayai perkataan Kakaknya tersebut.
"Kenapa juga Kakak harus menyembunyikan nya selama ini? Untuk apa bermain petak umpet tak lucu seperti ini?" Sahut Billy terlihat sedikit emosi.
Calvin juga mulai sedikit diam dan memperhatikan 3 bersaudara itu berbincang, terlihat perbincangan mereka sangat serius, Calvin berpikir itu hanyalah sebuah alasan atau cara mereka mengulur waktu agar rapat kali ini dibatalkan.
"Sudahlah, jangan bersandiwara di depan Kami, Kalian 3 bersaudara sudahlah jangan mengulur waktu lagi, begini saja Nyonya Pimpinan, jika benar Anda memiliki seorang putra, tolong berikan hasil tes DNA, tempat tanggal lahir dan yang terakhir hadirkan Anaknya di sini sekarang juga" tantang Calvin, terlihat sudah muak dengan perbincangan ke-3 bersaudara itu, yang Dia anggap seperti sedang bersandiwara.
Nyonya Sandra memandang sinis ke arah Calvin, Dia merasa anggota paling muda ini begitu arogan, "Mr. Calvin sebelumnya Saya mau memperingatkan Anda karena Anda dari tadi terlihat begitu angkuh, Saya ini wakil Pemimpin di sini, Saya pemilik saham yang lumayan besar di sini, jika dibandingkan dengan saham Anda, itu tidaklah seberapa, usia kita jauh berbeda tetapi Anda sudah begitu tidak sopan kepada Saya dari pertama Saya masuk ke ruangan ini, Saya tanya sesuatu dengan Anda, apa Anda memiliki masalah dengan Saya? Haruskah Saya memutus hubungan kerja sama di antara Anda dan perusahaan Saya?" Tanya Nyonya Sandra sambil memandang tajam pada pemuda bernama Calvin tersebut, biasanya Nyonya Sandra selalu terlihat elegan tetapi saat ini suasana hatinya sedang tidak baik, sehingga ingin rasanya Dia babad habis orang-orang yang begitu arogan itu termasuk ke-2 adiknya.
Calvin mendadak gemetar, sikap arogannya yang dari tadi, seketika hilang begitu saja, wajahnya terlihat memerah karena merasa dipermalukan, Dia memandang ke arah Tuan Indra dan anggota lain yang tadi mendukungnya, tetapi mereka sedikitpun tak mau memandang ke arahnya, seolah acuh dan tak peduli padanya."Sial! Gue dimanfaatin para pria tua bangka ini" gerutu Calvin dalam hati."Kenapa Anda diam saja Tuan, or Mr. Calvin?" Tanya Nyonya Sandra lagi dan sedikit mengolok."Maaf Nyonya, atas kelancangan sikap dan kata-kata Saya, silahkan Anda teruskan dan Saya akan menyimak setiap penjelasan Anda" jawab Calvin begitu terdesak, mau tidak mau Dia harus meminta maaf, jika tidak, bisa saja Nyonya Sandra menendangnya, orang seperti Nyonya Sandra tidak akan merasa takut kehilangan sahamnya yang hanya beberapa persen itu, belum
"Bagaimana keadaan Pemimpin saat ini Nyonya?" Tanya Tuan Andi begitu cemas."Apa yang terjadi sebenarnya Kak?" Tanya Benny."Maafkan kelancanganku tadi Kak, tapi sungguh Aku tidak pernah bermaksud menggantikan pemimpin apalagi berkhianat padanya Kak, bagaimana keadaan Kakak Ipar saat ini?" Tanya Billy.Sedangkan yang lainya hanya tertegun menunduk, mereka tidak percaya jika ada orang sekeji itu, Nyonya Sandra tak memperdulikan rentetan pertanyaan terhadapnya yang dimana mereka begitu mencemaskan keadaan suaminya, Dia terlihat memperhatikan wajah mereka satu persatu, tak ada yang terlihat aneh, hanya Calvin saja yang bersikap biasa, sehingga Nyonya Sandra menaruh sedikit kecurigaan terhadapnya."Mohon maaf Saya tidak bisa menjawab pertanyaan Tuan-Tuan semua, kita fokus ke meeting hari ini saja, yaitu pemilihan Pemimpin baru atau pembaharuan kepemimpinan yah, untuk yang curiga terhadap putera Saya, Saya akan menyuruh Pak Yosef membagikan biodata putera Kami
"Kenapa Nak, kejebak macet?" Tanya Nyonya Sandra, aktingnya sungguh natural."Iya Bu" jawab Aditya pendek."Mr. Weber ini Putra Saya, Aditya Rashaad" ucap Nyonya Sandra sambil menggandeng lengan Aditya.Semua anggota terkagum-kagum dengan kegagahan Aditya, Pemuda ini begitu mirip dengan Pemimpin yaitu Tuan Fajar Rashaad.Dengan kedatangan Aditya tentu saja kepemimpinan tidak terelakan lagi jatuh kepada Aditya, Nyonya Sandra merasa begitu lega karena situasi yang sempat membuatnya putus asa, sekarang sudah aman, Dia bisa mengamankan posisi Suaminya.Aditya dibawa oleh Tuan Weber dan diperkenalkan dengan semua anggota, tidak ada yang janggal disini, semua anggota pemilik saham terlihat begitu senang saat berkenalan dan bersalam
"Terima kasih Paman Yosef" ucap Aditya pada Yosef."Tidak usah sungkan Tuan muda" jawab Yosef kemudian pergi ke samping meja Pemimpinnya untuk membereskan berkas yang dipersiapkan untuk dipelajari oleh Aditya."Selamat yah Tuan muda untuk jabatan Anda sekarang, di usia Anda yang masih sangat muda ini sudah harus mengemban tugas yang begitu berat tetapi jangan khawatir Kami akan membantu Anda" ucap Tuan Weber."Iya Tuan muda, hal apapun yang ingin Anda tanyakan tolong jangan sungkan" sahut Tuan Abraham."Terima kasih Tuan-Tuan, tentu saja Saya membutuhkan kerja sama Anda berdua, karena Saya masih buta dalam hal kepemimpinan ini, kalau tidak karena Ayah tiba-tiba mengalami kecelakaan kemarin, mungkin hari ini Saya tid
"Baiklah Tuan Muda, jika begitu Saya jadwalkan dari sekarang yah untuk daftar tamu Anda?" Tanya Paman Yosef."Oke, terserah Paman saja bagaimana baiknya" jawab Aditya lagi.Tuan Weber dan Tuan Abraham berdehem dan saling memandang, mereka menilai sikap Aditya begitu tegas, selama ini tidak ada yang berani menolak Tamu, siapapun itu orangnya jika Pemimpin yang menerima pasti Dia akan berusaha menemuinya meskipun beliau sangat sibuk dan Aditya tak peduli dengan penilaian mereka. Meskipun begitu Tuan Weber merasa tersanjung karena Aditya berani menolak Tamu lain saat masih berbincang dengan nya."Baiklah Tuan Muda, tampaknya Anda begitu sibuk, ini hari pertama Anda Tuan, mohon untuk tidak membuat seseorang marah dulu hehe" ucap Tuan Weber kemudian terkekeh.
Sekarang Aditya terjebak dalam masalah perusahaan, semakin murka dan bencinya Dia kepada Ayahnya karena sudah melibatkan nya sedalam ini, merenggut kebebasan hidup nya dan Ibu nya.Kring …Suara telepon membuyarkan pikiran Aditya yang sangat kacau, Dia segera memencet tombol terima."Iya" jawab Aditya ketus."Aditya, segera keruangan Saya" terdengar suara Nyonya Sandra di ujung telepon."Baiklah" jawab Aditya tak bisa menolak, kemudian menutup telepon dan segera berdiri, berjalan keluar dari kantornya menuju kantor Nyonya Sandra yang terletak di lantai bawah, tepatnya berjarak satu lantai dari kantornya yang berada di posisi paling atas.
"Meskipun begitu seharusnya kalian tetap mendukungku, Aku masih hidup lho meskipun Kakak Ipar kalian tidak ada?" Tanya Nyonya Sandra, "harusnya apapun yang terjadi kalian tetap melindungiku, bukan sebaliknya, kalian ingin menyingkirkanku dan menjadi pemimpin yang baru, nah untuk alasan inilah Aku menyembunyikan Putraku, Aku pikir strategi Ayahku dulu ini hanya ada di film-film, ternyata Aku mengalaminya sendiri" ucap Nyonya Sandra."Apa? Strategi Ayah?" Tanya Tuan Billy tergagap."Iya, Ayah menyuruhku menyembunyikan Putra atau Putriku jika kelak Kami memilikinya dan Aku menurutinya, benar saja perkataan Ayah, tetapi Aku tidak menyangka jika penghianatnya itu adalah saudaraku sendiri" jawab Nyonya Sandra terdengar begitu kesal.Aditya hanya duduk sambil memainkan kuku-kuku ta
"Ibu belum istirahat?" Tanya Adit pada Ibunya."Hrm ….Bibi!" Seru Nyonya Sandra, mengingatkan Adit agar tidak lupa jati dirinya."Tapi inikan di tempat tersembunyi" jawab Aditya sedikit marah."Sssttt, sudah Nak, benar kata Nyonya besar, biasakan Adit memanggil Ibu dengan sebutan Bibi" ucap Aletta menenangkan putranya tersebut sambil mengelus-elus dadanya.Aditya tak bisa melawan perkataan Ibunya tersebut, seperti biasa Dia selalu menuruti apapun perkataan dan perintah Aletta membuat Sandra Iri akan hal tersebut."Baiklah Bi-bi" ucap Adit terbata.Saat Ibu anak itu sedang berbincang, sementa