Share

Chapter. 8

Author: Paradista
last update Last Updated: 2021-11-04 19:44:46

Calvin mendadak gemetar, sikap arogannya yang dari tadi, seketika hilang begitu saja, wajahnya terlihat memerah karena merasa dipermalukan, Dia memandang ke arah Tuan Indra dan anggota lain yang tadi mendukungnya, tetapi mereka sedikitpun tak mau memandang ke arahnya, seolah acuh dan tak peduli padanya.

"Sial! Gue dimanfaatin para pria tua bangka ini" gerutu Calvin dalam hati.

"Kenapa Anda diam saja Tuan, or Mr. Calvin?" Tanya Nyonya Sandra lagi dan sedikit mengolok.

"Maaf Nyonya, atas kelancangan sikap dan kata-kata Saya, silahkan Anda teruskan dan Saya akan menyimak setiap penjelasan Anda" jawab Calvin begitu terdesak, mau tidak mau Dia harus meminta maaf, jika tidak, bisa saja Nyonya Sandra menendangnya, orang seperti Nyonya Sandra tidak akan merasa takut kehilangan sahamnya yang hanya beberapa persen itu, belum lagi begitu sulit mendapatkan posisi nya hingga saat ini, jika Dia ditendang dari Rashaad Group, orang tuanya pasti akan murka dan memberikan kepemimpinan perusahaan pada adik laki-lakinya yang masih kuliah yaitu Carlie.

"Baiklah, buang-buang waktu saja jika saya berdebat dengan Anda Mr. Calvin, tetapi jika Anda tidak nyaman, silahkan saja Anda angkat kaki keluar atau Anda bisa mengambil semua saham Anda lalu pergi dari Perusahaan ini" ucap Nyonya Sandra lagi.

Semua orang terdiam, mereka tak pernah melihat Nyonya Sandra semurka ini sebelumnya, Nyonya Sandra adalah Nyonya kaya yang sopan dan tak pernah memperdulikan masalah sepele seperti tadi. Dia paling tidak suka berdebat, Dia yang paling sabar dan Dia yang paling takut kehilangan partner meskipun Partner tersebut hanya memiliki 0,1% saham saja, tetapi kali ini bahkan Calvin yang memiliki saham terbanyak yaitu 5%, Sandra akan menendangnya karena merasa kesal.

"Tidak Nyonya, mohon maafkanlah atas kelancangan Saya tadi Nyonya, selamanya Saya akan setia dengan perusahaan Anda, tolong lupakan kelancangan Saya tadi" ucap Calvin lagi memelas, sambil menggerutu di dalam hatinya, "Sial! Mana semua tua bangga yang tadi bilang akan mendukungku? Bahkan saat aku terdesak dihina seperti ini pun mereka tak mempedulikanku"

"Bisakah kita teruskan Nyonya, tenanglah Nyonya, jernihkan pikiran Anda" ucap Tuan Weber dan Tuan Abraham pun ikut berbicara "tenanglah, tenang nak" menenangkan Nyonya Sandra yang meskipun usianya jauh dibawah mereka tetapi mereka sangat menghormatinya.

"Terima kasih Mr. Weber, Mr. Abraham, maafkan Saya karena larut dalam situasi tadi, baiklah selanjutnya Saya akan menjawab dulu pertanyaan dari Tuan Billy, kenapa Saya menyembunyikan putra Saya selama ini, yah seperti yang Anda tahu, untuk menyikapi hal semacam ini, perebutan kekuasaan dan penghianatan antar anggota, Saya hanya ingin mengetes siapa yang setia dengan perusahaan Saya dan siapa yang musuh dalam selimut disini, kenapa Saya berbicara seperti ini, karena jujur saja, Pimpinan sekarang sedang kritis karena ada seseorang yang ingin membunuhnya kemarin" ucap Nyonya Sandra.

Semua anggota tercengang begitu kaget saat mendengar penjelasan Nyonya Sandra.

Apalagi Calvin, Dia mendadak menjadi begitu gelisah dan panas dingin, bagaimana mungkin tidak gelisah, karena di awal tadi dia sudah berbicara jika Pimpinan sedang kritis padahal Nyonya Sandra belum membocorkan kejadian ini pada mereka, dengan kata-katanya tadi maka otomatis Nyonya Sandra dan yang lainya akan mencurigai dia yang bermaksud menganiayanya, "Pantas saja Nyonya Sandra tadi ingin menendangku, bukankah Dia mencurigaiku?" Ucap Calvin di dalam hati.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Mampus kau calvin
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 199

    "Aditya kamu gak apa-apa?" teriak Jonathan panik dan segera melindungi Aditya jika saja ada serangan lagi dari Indra."Indra apa kau ingin mati!" seru Jonathan ke arah Indra."Ayolah kita sebaiknya mati bersama-sama." Balas Indra sambil bersiap kembali menarik pelatuk.Jonathan tidak bisa membiarkan Aditya, anak buahnya maupun dia mati begitu saja, akhirnya dengan spontan tanpa sengaja menarik pelatuk dan tembakan itu mendarat tepat di dada Indra yang langsung terpental hingga jatuh ke dalam air laut di belakangnya.Semua orang terdiam, Aditya tampak terperanjat kaget saat Indra terjatuh dan tak terlihat lagi berdiri di depannya."Aditya ayo pergi." Ajak Jonathan sambil menarik lengan temannya itu, dia tak peduli keadaan Indra."Kamu yakin dia sudah mati?" tanya Aditya, lalu berdiri dan melihat laut.Wajah Aditya tersenyum puas kala melihat tubuh Indra yang tersangkut oleh jaring, pria itu tampak masih berusaha bertahan sambil menahan rasa sakit."Belum mati rupanya." Dengus Jonathan

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 198

    Aditya tampak tak peduli dengan perkataan temannya itu, dia segera pergi dan berjalan lebih dulu. Sedangkan Jonathan sepertinya kini tak bisa mencegah Aditya lagi, dia menebak jika Aditya tahu kalau dia memiliki rencana terselubung."Maafkan aku kawan, aku tahu kamu berbuat begini karena ingin membuatku tetap aman." Batin Aditya mendesah saat dia menebak-nebak rencana yang dibuat temannya itu.Aditya berjalan semakin jauh menuju sebuah pelabuhan yang disana sudah mulai dipadati beberapa orang, mereka tampak bersiap untuk menurunkan barang dari kapal besar yang baru saja berlabuh.Kedua mata Aditya berkeliling mencari seseorang di sekitar sana, dengan wajah yang tegas dan pandangan yang tajam akhirnya tatapan matanya berhenti pada seseorang yang sedang duduk sambil melihat ke arah kapal di depannya.Jonathan mengawasi tatapan Aditya dan dia juga melihat sosok itu, Aditya akan melangkah pergi tapi Jonathan segera mencegahnya."Tunggulah disini, serahkan dia padaku." Kata Jonathan.Adity

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 197

    Tidak ada manusia normal manapun yang akan baik-baik saja kalau dalam waktu dekat kehilangan dua orang yang paling dicintai dalam hidupnya. Begitulah kiranya perasaan Aditya dan Jonathan dapat memahaminya, makanya dia harus waspada serta menyerahkan penangkapan Indra pada para pengikutnya agar keselamatan Aditya lebih terjamin daripada dia sendiri yang menangkapnya.Jonathan berusaha sebisa mungkin berkomunikasi dengan para pengikutnya untuk memberikan perintah tanpa sepengetahuan Aditya.Waktu sudah sangat larut, keadaan dermaga juga tidak terlalu ramai seperti saat siang. Mungkin karena di siang hari banyak kapal-kapal kecil yang singgah, sedangkan malam tidak ada.Suara klakson kapal feri yang baru datang terdengar nyaring dan menggema, Aditya mulai waspada."Ayo cepat kita kesana, mungkin pria itu akan menaiki kapal feri itu." Ajak Aditya sambil menunjuk."Tenanglah ada pengikut kita di depan, pergerakan mereka lebih smooth dibanding kita berdua." Jawab Jonathan disertai senyuman

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 196

    Jonathan melajukan kendaraannya dengan cepat, adrenalinnya benar-benar terpacu saat dia tahu akan menangkap penjahat itu. Penjahat yang sudah mengambil nyawa penolong keluarganya yaitu tuan Fajar, dia juga memiliki dendam bukan hanya Aditya saja."Aku juga sudah menghubungi ayahku, biarkan anak buahnya berjaga di pelabuhan agar penjahat itu tidak bisa pergi kemanapun.""Good job." Puji Aditya.Jonathan melirik sebentar, dia sangat senang ketika temannya itu bersemangat lagi.Perjalanan cukup jauh meskipun Jonathan sudah memacu kendaraannya dengan cepat, mereka berangkat dari pusat kota dan menuju ke pesisir pantai dimana Indra terlihat. Sementara Aditya tidak mau hanya diam saja dan menyia-nyiakan waktu berharganya itu, dengan cekatan dia terlihat merakit senjata api yang sudah disiapkan oleh Jonathan di kursi penumpang."Kamu memilih senjata kecil itu?" tanya Jonathan disela-sela memacu kendaraannya."Hem." Jawab Aditya pendek."Aku ingin membunuhnya perlahan dari jarak terdekat kami

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 195

    Sementara Aditya belum cukup puas memandangi wajah Catrina untuk terakhir kalinya, namun kini paramedis seakan memaksanya harus segera berpisah dengan wanita itu. Benar saja apa kata teman-temannya dan Sandra, kalau dia akan menyesalinya."Tolong, biarkan aku sebentar lagi. Tolonglah…." Pinta Aditya memohon."Maafkan kami tuan Aditya, jasadnya harus segera kami bersihkan sebelum terlambat." Kata-kata paramedis itu benar-benar menyakiti hati Aditya, "bukankah memang sudah terlambat? Dia sudah mati, apalagi yang membuat semua ini tidak terlambat?""Dia tidak akan hidup lagi, bukankah semuanya sudah terlambat?""Ya beliau memang sudah tiada, tubuhnya kaku dan kulitnya mulai membiru. Apa Anda akan puas saat tubuh ini mulai membusuk? Apa itu yang Anda inginkan?" balas paramedis tersebut.Rasanya jantung Aditya berhenti berdetak, dia menyesali segalanya tapi dia juga masih ingin melihat wajah Catrina untuk beberapa saat lagi."Sudahlah ikhlaskan dia, kasihan tubuhnya." Kata Jonathan sambil

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 194

    Sandra terus berbicara agar anak sambungnya itu sadar dari sikap omong kosongnya itu."Aditya dengarkan saya sekali ini_""Sejak kapan saya tidak pernah mendengarkanmu? Bukankah selama ini saya selalu menurut?" potong Aditya bertanya.Sandra menghela napas, dia juga tahu kalau putra sambungnya ini sedang dalam proses depresi akut. Hanya saja tingkat depresinya sangat mengkhawatirkan, yang lain bisa menangis, bersedih, menyalahkan diri sendiri atau marah-marah untuk meluapkan emosinya. Tapi Aditya hanya diam saja tanpa melakukan apapun, masalahnya jika dia tidak menghalangi orang-orang untuk mengurus mayat Catrina tidak jadi masalah mau bersikap begini, tapi Aditya menghalangi dan mengacaukan segalanya."Maksud ibu, apa harus ibumu yang langsung bicara padamu? Ibumu sekarang masih lemah dan terbaring di rumah sakit, tapi ibumu masih baik-baik saja. Sementara Catrina… dia sudah tiada, tubuhnya butuh segera diurus.""Lalu… apa kamu juga menganggap aku sehat sampai bisa datang kesini? Tid

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status