Share

Chapter 6 - Belas Kasihan

Author: Nyx
last update Last Updated: 2025-09-10 23:19:57

"Lan'er memberi salam kepada Ayah. " Ucap Qing Lan dengan sopan dan lembut.

"Bangunlah, jangan terlalu sungkan. " Balas Qing Yang membantu putrinya untuk berdiri.

Lalu Qing Yang melihat sekeliling halaman putrinya yang begitu kosong dan sepi. Tetapi Qing Lan berpura pura tidak menyadari perhatian Ayahnya.

"Maafkan Lan'er karena tidak bisa menyiapkan banyak hal untuk menyambut Ayah. " Ucap Qing Lan dengan penyesalan.

"Apakah biasanya halaman mu selalu sekosong ini? " Tanya Qing Yang mengerutkan dahinya.

"Hm, sejak beberapa tahun belakangan ini Nyonya Lu berkata bahwa Kediaman Perdana Menteri kita harus menjadi panutan bagi orang orang sehingga harus banyak berhemat agar Ayah tidak dipersulit oleh orang orang di Pengadilan Istana. " Jawab Qing Lan dengan polos.

"Omong kosong! Sejak kapan aku membutuhkan kalian untuk hidup menderita agar orang orang tidak menyerang ku?! Apakah aku tidak mampu? " Tanya Qing Yang dengan kesal.

"Ayah jangan marah, niat Nyonya Lu sangat baik. Lan'er juga merasa puas dengan kehidupan sederhana ini, walaupun terkadang Lan'er teringat dengan ayunan kecil yang sering Lan'er mainkan saat masih kecil. Nanti, Lan'er akan meminta Xing Yue untuk membeli beberapa batang kayu dan membuatnya secara sederhana sehingga menghemat banyak uang. " Balas Qing Lan dengan polos.

Walaupun kata katanya memuji Nyonya Lu namun di mata Qing Yang, Nyonya Lu seperti sedang menyiksa putrinya sampai sampai putrinya harus hidup berhemat yang ekstrem.

"Jangan lakukan itu! Ayah akan meminta orang untuk mengisi halamanmu! Jangankan hanya sebuah ayunan, bahkan jika kamu menginginkan bulan pun Ayah masih akan berusaha untukmu ! Kamu adalah putri satu satunya, Ayah. " Ucap Qing Yang memegang tangannya erat erat.

Qing Lan merasa hatinya menghangat, di masa lalu hubungan Ayah dan anak ini telah dirusak oleh Nyonya Lu. Di kehidupan ini, Qing Lan bertekad untuk memperbaikinya sekali lagi.

"Baiklah, Lan'er berterima kasih banyak atas kebaikan Ayah. " Balas Qing Lan dengan senyum tulusnya.

Lalu Qing Lan menggandeng tangan Ayahnya untuk masuk ke dalam rumahnya yang sederhana tanpa ada ruang tamu, dan hanya langsung masuk ke dalam kamar.

Qing Yang melihat sekeliling sampai sampai tidak yakin apakah dia masuk ke dalam kamar Putrinya atau kamar pelayan.

Sebuah kamar yang polos tanpa hiasan apapun, dengan ranjang yang sudah lapuk dan meja dengan sepasang kursi kayu yang rapuh tampak seperti rumah pengemis dibandingkan Nona Sulung Kediaman Perdana Menteri.

"Maafkan Lan'er yang membuat Ayah merasa tidak nyaman dengan ruangan yang buruk ini. " Ucap Qing Lan dengan penyesalan mendalam dalam suaranya seolah olah dia sangat menyesal.

"Apakah kamu biasanya tinggal di sini sehari hari? " Tanya Qing Yang dengan agak tercekat.

"Menjawab Ayah, sejak sepuluh tahun lalu Lan'er dipindahkan kemari, kondisinya selalu seperti ini. " Jawab Qing Lan.

Lalu Qing Yang mendekat ke arah meja rias putrinya yang merupakan meja bekas Nyonya Lu yang di bagian kakinya sudah patah tetapi diperbaiki dengan asal asalan oleh Qing Lan.

"Lan'er benar benar membuat malu Ayah karena menampilkan keterampilan yang buruk seperti ini. " Ucap Qing Lan buru buru menutup kaki meja itu.

Qing Yang tidak menjawab dan hanya mengulurkan tangan untuk melihat beberapa riasan wajah murah yang hanya berharga tiga koin atau lima koin.

Wajah Qing Yang tidak terlihat bagus sama sekali, lalu Qing Yang membuka laci di meja kayu itu dan melihat isinya yang hanya merupakan sebuah jepit rambut emas yang digunakan oleh Qing Lan tadi.

Hanya satu itu dan tidak ada yang lainnya, Qing Yang hampir saja meledak karena kemarahan ketika melihat penderitaan Putrinya selama ini.

Qing Yang langsung berbalik dan memegang bahu Putrinya, lalu menatap wajah Putrinya dengan tatapan menyelidik.

"Lan'er, jujur pada Ayah, berapa yang diberikan oleh Nyonya Lu padamu setiap bulannya? " Tanya Qing Yang.

Qing Lan menundukkan kepalanya dan menjawab dengan nada gemetar, "Tiga tael perak. " Jawab Qing Lan berbohong , sengaja untuk menyebutkan angka yang tinggi.

Satu tael perak setara dengan seribu koin tembaga, tentu saja Qing Yang tidak percaya begitu saja pada ucapan putrinya.

"Jujur saja, Ayah tidak akan marah padamu. Nyonya Lu juga tidak akan mengetahuinya. " Desak Qing Yang.

"Tiga puluh koin tembaga. " Jawab Qing Lan dengan sungguh sungguh.

"Berani beraninya! " Seru Qing Yang tidak bisa menahan kemarahannya.

Qing Lan perlahan lahan mulai menangis dan memeluk dirinya sendiri, Qing Yang tidak tahan dan hatinya tersentuh ketika melihat Putrinya yang menangis dengan begitu sedih.

Selama sepuluh tahun ini mereka jarang bertemu , Nyonya Lu sering menjelek jelek kan Qing Lan selama ini sehingga kesan Qing Yang pada putrinya juga tidak baik.

Ternyata Nyonya Lu diam diam menyiksa Putrinya dan membuat Putrinya mengalami ketidak adilan dengan begitu menyedihkan di rumahnya sendiri.

Qing Yang memeluk putrinya dengan erat dan mengelus kepala Qing Lan. Kali ini reaksi Qing Lan benar benar asli karena tubuhnya membeku dan membuat otaknya berhenti berpikir.

Di kehidupan lalu, sejak Ibunya meninggal maka jangankan pelukan, bahkan kata kata manis saja sudah tidak pernah ia dengar lagi dari Ayahnya. Di kehidupan ini, Ayahnya memeluknya lagi dan menguatkannya, bagaimana mungkin Qing Lan bisa tidak merasa tersentuh?

Hatinya masih terbuat dari darah dan daging, masih sangat lembut dan rapuh. Kebaikan kecil seperti ini saja sudah mampu memberikan kehangatan pada hatinya yang sempat membeku di tengah tumpukan es malam itu.

Lalu Qing Lan mengajak Ayahnya untuk makan dengan makanan sederhana yang dimasak oleh Qing Lan sendiri. Walaupun sederhana tetapi harum dari masakan Qing Lan benar benar sangat menggoda.

"Apakah kamu memasaknya sendiri? " Tanya Qing Yang.

"Ya, Lan'er meminta maaf jika masakan buatan Lan'er tidak enak." Jawab Qing Lan dengan hati hati.

"Lan'er, kamu tidak perlu begitu berhati hati di masa depan. Ayah akan melindungimu di masa depan, bagaimana? " Tanya Qing Yang dengan serius.

Qing Lang menatap wajah Qing Yang sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya tetapi sebenarnya tersenyum pahit di dalam hatinya, jika dia tidak berhati hati dan terus berwaspada, bukankah dia akan kembali ke jalan yang mengenaskan itu?

Setelah makan dan minum teh murah itu, pada akhirnya mereka Ayah dan anak banyak mengungkapkan hal yang terjadi belakangan ini. Sampai akhirnya kebersamaan ini dirusak oleh keributan yang ada di depan.

Terdengar perdebatan antara Xingyue dengan seorang pelayan wanita lainnya, Qing Lan diam diam tersenyum kecil. Inilah pertunjukkan yang sebenarnya dari undangan Qing Lan untuk Qing Yang.

"Tolong jangan masuk terlebih dahulu, Nona ku sedang menerima tamu. " Ucap Xingyue dengan nada gugup.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 75 - Berkemas

    “Kalau begitu maka aku harus cepat, jangan sampai nenek menungguku untuk waktu yang lama. “Ucap Qing Lan dengan gelisah. Qing Lan berpura pura terkejut, jadi Qing Lan buru buru untuk bangkit tetapi pada akhirnya terjatuh di ranjang karena tubuhnya yang lemah. “Hati hati, Nona Sulung. “ Ucap Bibi Xu dengan terkejut. Alhasil Qing Lan berjalan dipapah oleh Bibi Xu dan Xingyue sampai di hadapan Nyonya Besar. Qing Lan baru akan berlutut sebelum akhirnya langsung dicegah oleh Nyonya Besar.“Kamu jangan berlutut dulu, keadaanmu belum membaik. “ Ucap Nyonya Besar dengan perhatian.“Terima kasih atas kebaikan, nenek. Lan'er tidak patuh dan tidak tahu aturan sehingga harus melakukan ini. “ Balas Qing Lan dengan rendah hati. “Anak yang baik dan kasihan… jangan menyalahkan diri sendiri lagi. Nenek sudah memikirkannya dan nenek sudah setuju untuk kamu pergi ke Kuil secepatnya. “Ucap Nyonya Besar akhirnya mengatakan tujuannya. “ Benarkah? Kalau begitu maka Lan'er akan pergi pada esok hari. Se

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 74 - Panggilan Mendesak?

    Hati Nyonya Besar seolah olah terpukul oleh perkataan ini dan mengingatkannya pada satu orang. Nyonya Besar merogoh kantung uangnya lalu meletakkan beberapa tael perak di tangan peramal tua itu. “Tidak perlu, Nyonya. Pria tua ini meramal untuk kepuasan hati. Jika melihat bencana yang bisa dihindari tetapi tidak dihindari maka membuat pria tua ini kecewa. “ Ucap peramal tua itu dengan bijaksana. Lalu, peramal tua itu pun berjalan pergi ke arah yang berlawanan dengan kereta kuda milik Nyonya Besar. Meraba raba jalan dengan tongkat tuanya yang susah lapuk. Namun, tidak sekalipun peramal tua itu menoleh ke belakang untuk melihat kereta Nyonya Besar lagi seolah olah mereka tidak memiliki hubungan yang tersisa lagi. Nyonya Besar melirik ke arah kepergian peramal tua itu dan memikirkan hal ini dalam dalam, sikap peramal tua itu benar benar sudah menyentuh hatinya. “Kirimkan perintah untuk Lan'er bersiap pergi ke Kuil ! Bencana tidak boleh sampai tiba di keluarga kita. “Perintah Nyonya

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 73 - Ramalan

    Tubuh Qing Lan langsung membeku kala mendengarkan suara ini, suara ini sama sekali tidak asing baginya. Hanya saja dia menolak untuk mempercayainya. Tidak lama kemudian dia merasakan setetes air hangat menetes di wajahnya. Semakin lama menjadi semakin banyak air yang menetes, itu adalah air mata. Qing Lan bisa merasakan bahwa orang ini memeluknya dengan sangat kuat dan gemetar, seolah olah ingin melindunginya tetapi sudah terlambat. “Jangan menangis… “Hibur Qing Lan. Qing Lan mengulurkan tangannya dan berusaha meraba wajah pria yang memeluknya ini, dia menyeka air mata pria itu dan mengingat bentuk wajahnya. Qing Lan memiliki dugaan di dalam hatinya, tetapi tetap saja tidak berani untuk menyatakannya dengan lantang. Ketika jari jemari Qing Lan yang sedingin es bertemu dengan setetes air mata yang hangat itu, Qing Lan langsung tersadar dan terbangun. Qing Lan duduk dengan terengah engah dan menatap ke sekeliling lalu merasakan bahwa jantungnya berdebar dengan hebat. Qing Lan m

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 72 - Kehangatan Yang Terlambat

    Semua orang langsung mengalihkan pandangan mereka kala mendengar suara ini dan melihat seorang gadis yang terbaring dengan bibir pucat dan suara serak. “Aku ingin berdoa di Kuil. “ Lirih Qing Lan sekali lagi. Qing Lan sudah sadar dan langsung menyatakan keinginannya dengan lantang, tepat sekali pada saat Tabib itu mengatakan hal ini. Suasana dan waktu dia mengatakan ini sangat pas sampai sampai Qing Lan merasa bahwa semua ini adalah takdir langit. Sehingga dirinya bisa sadar di saat yang tepat dan langsung menyatakan keinginannya. Hati Nyonya Besar pasti akan tersentuh oleh ketulusannya. Benar saja, tatapan Nyonya Besar mulai berkaca kaca kala mendengarkan permintaan lirih dari Qing Lan. “Nenek… ketika berdoa maka hatiku tenang. Seolah olah ada kekuatan tak terlihat yang menguatkanku. Bisakah nenek membiarkanku mengasingkan diri di kuil? “Tanya Qing Lan sekali lagi. Seolah olah Qing Lan sangat berharap pada hal ini yang membuat Nyonya Besar semakin terharu. “ Gadis bodoh, kena

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 71 - Sakit Parah

    Xingyue memandang Qing Lan tidak mengerti dengan maksud perkataan Qing Lan. Qing Lan tersenyum lembut dan tidak marah dengan Xingyue yang agak lambat. Qing Lan mengulurkan tangannya dan mengadakan ngacak rambut Xingyue lalu menjelaskan maksudnya. “Aku sengaja untuk membuat diriku sakit, setelah ini kamu akan memanggil tabib. Pada saat itu kita akan memiliki alasan untuk pergi ke Kuil. “ Jelas Qing Lan “Nona… ini akan merusak kesehatanmu? Apakah kita…. Apakah kita tidak memiliki cara lain yang lebih baik? “Tanya Xingyue tergagap. “Tidak ada cara lain yang lebih baik dari ini lagi. Terkadang… kita memang harus sedikit berkorban untuk tujuan besar. “Jawab Qing Lan tersenyum sedih. Xingyue menganggukkan kepalanya dan tidak mengatakan apapun lagi, tidak lama kemudian Qing Lan berjalan menuju ke kamar mandinya. Di bak mandinya sudah berisikan air dingin dengan bunga bunga yang harum, lalu dia melepaskan pakaiannya sehelai demi sehelai. Hingga tak menyisakan apapun, hanya menunjukkan

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PUTRI PERDANA MENTERI   Chapter 70 - "Itulah tujuanku"

    Kelima orang itu langsung mengangguk dan menjawab dengan serempak, “Kami bersedia! ““Bagus, karena aku sudah menyiapkan tugas masing untuk kalian semua. Sekarang kalian tutup pintu dan jendela, lalu duduk. “Perintah Qing Lan. Pintu dan jendela ditutup rapat rapat, memastikan bahwa tidak mungkin ada orang yang bisa mencuri dengar di halaman mereka.Lalu kelima pelayannya duduk berjejer di depannya dan menatapnya dengan rasa penasaran. “ Baiklah aku mulai, sebelumnya aku telah mengatakan kepada Yang Mulia bahwa statusku sebagai Nona bangsawan tidak memperbolehkan ku untuk pergi. ““Maka dari itu, aku akan membuat sebuah drama yang mengatakan bahwa aku sakit karena kecemasan dan kerinduan pada Ayahku. ““Aku akan pergi ke Kuil di luar kota dan mengasingkan diri untuk waktu yang lama sembari menyembuhkan diri sendiri. ““Tetapi sebenarnya di sana, akan ada utusan Yang Mulia yang menjemputku. Jadi untuk menyempurnakan kebohongan ini aku membutuhkan bantuan kalian. ““Yang pertama adalah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status