PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 22POV AgusGubrakAku langsung menggebrak meja, ketika tahu bahwa keuangan Mas Bayu kini diambil alih oleh Arum, istrinya. Benar saja, jika wanita itu yang berkuasa atas Mas Bayu. Aku tidak bisa lagi meminta uang dengan alasan apapun. Bagaimana tidak, Mbak Arum adalah wanita yang penuh perhitungan alias pelit. Selama ini aku meminta uang kepada Mas Bayu tanpa dia tahu. Namun entah mengapa tiba-tiba semuanya terbongkar.Ah, sial. Padahal Mas Bayu itu kakak ku yang paling baik. Saking baiknya aku memanfaatkannya untuk kepentingan diriku sendiri.Tuling[Mas, aku sudah pulang. Kamu dimana?] Rani mengirimi aku pesan. [Bentar lagi, Mas pulang. Tunggu, ya!] Aku segera menyelesaikan pekerjaanku. Agar aku bisa segera pulang. Mataku terus saja menatap layar komputer memasukan semua data ke dalam elektronik itu. Satu persatu akhirnya selesai juga jam menunjukan angka lima tepat. Akhirnya aku pulang juga ke rumah. Aku segera menghampiri istriku, Ra
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 23"Saya berjanji, Pak.""Baiklah, saya akan datang lagi Minggu depan. Ingat, jika kalian tidak segera melunasi. Kalian aku pastikan." Tangan lelaki garang itu menggerakkan ke kanan pada leher. Memberi ancaman jika aku tidak melunasinya, nyawaku akan menjadi taruhannya. *****"Mas, bagaimana ini? Dapat uang darimana kita?" Rani mengusap lenganku dengan kasar. Tingkah Rani justru membuatku semakin tertekan. Aku terus saja memperhatikan kedua lelaki itu yang kini berjalan meninggalkan kontrakan. Aku menghela napas dalam-dalam, membuangnya perlahan. Berharap ota* ku bisa kembali berpikir jernih."Mas, kamu kok malah diam saja?" Lagi-lagi ucapan wanita yang ada di sampingku ini membuatku semakin naik darah."Sudahlah, sayang. Jangan seperti ini, tingkahmu itu justru membuatku semakin pusing." Aku berjalan masuk ke dalam rumah. Menjatuhkan bokongku di sofa. Kedua tanganku saling bertautan, pikiranku melalang buana. Mencari solusi bagaimana baik
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 24Gubrak"Astagfirullahaladzim." Teriak wanita yang ada di sebelahku. Membuatku juga terkejut bukan main."Ya Allah, kenapa bisa begini?"***Ibu mertuaku terpeleset, padahal tidak ada hujan maupun air di halaman rumah. Entah mengapa wanita tua itu bisa terjengkang dan sekarang dia tersungkur di lantai. Aku dan juga salah satu tetangga itu berlari mendekat."Ibu nggak papa?" tanyaku pada Ibu. Entah mengapa wanita tua itu hanya diam saja."Mas … mas Bayu …." Aku berteriak sekencang mungkin. Agar lelaki yang ada di dalam rumah mendengar teriakan ku dan langsung keluar."Ada apa sih, Rum?" tanya Mas Bayu. Namun setelah melihat Ibu tergeletak di tanah, lelaki itu langsung berlari menghampiri kami tanpa menggunakan alas kaki terlebih dahulu."Bantu, Mas. Angkat ke dalam rumah." Aku mengikuti perintah Mas Bayu, aku membantu mengangkat wanita tua itu masuk kedalam rumah. Sedangkan kantong kresek yang tadi ikut jatuh di bawakan oleh tetanggaku tad
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 25"Kamu jaga Ibu ya, Rum?" "Aku Mas?" "Iya, kamu. Siapa lagi?"***"Jualan Arum besok gimana? Aku sudah terlanjur membeli sayuran.""Kamu kan ada Siti sama Tini. Biar mereka yang ngurus."Aku diam sejenak, mencerna ucapan Mas Bayu baru saja. Baiklah, kali ini aku akan mengalah. Bagaimanapun Ibu adalah wanita yang telah melahirkan suamiku. Jadi aku harus merawatnya seperti ibu kandungku sendiri. "Baiklah kalau begitu, biar nanti Arum hubungi Siti."Segera aku menghubungi Siti, memintanya membuka warung besok pagi tanpa aku. Dan aku berpesan padanya agar tidak berbelanja, untuk sementara aku akan libur dulu berjualan. Aku melihat jam yang ada di pergelangan tanganku. Jam menunjukan angka delapan malam, kupandangi baju piyama yang aku kenakan dan juga sandal jepit berharga sepuluhan ribu berwarna biru. Astaga, penampilanku begini amat. Karena Ibu tidak sadar, membuatku juga tidak sadar hanya mengenakan sandal jepit."Agus pulang ya, Mas.
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 26"Ya Allah, Mbak. Baru saja tiba! Biarkan kami masuk dulu ke rumah. Nggak sopan banget sih!""Apa kamu bilang Rani? Sopan? Kamu mau ngajarin kakak iparmu ini sopan? Kamu itu sopan apa nggak selama ini? Ibu itu sudah mendahulukan kalian dari semuanya, tapi apa? Lihat kamu, tengok Ibu di rumah sakit saja tidak. Bicara soal sopan kepadaku, ngaca dulu dong!" Rani dan juga Agus pun melengos tanpa menggubris ucapanku, mereka masuk ke dalam rumah, langsung menuju ke kamar Ibu. Terlihat Rani membawa sekantong kresek berwarna putih, entah apa itu isinya ataukah sebuah bom ataupun batu bata?Aku langsung menghentikan aktivitasku lalu mengikuti mereka berjalan masuk ke rumah. Terlihat Rani meletakkan kresek itu di atas meja yang tidak jauh dari tempat Ibu berbaring, lantas Rani duduk di sisi ranjang dekat Ibu, dia terlihat sok perhatian dengan mengelus-elus lengan ibu mertua."Ibu gimana kabarnya? Sudah mendingan? Maaf, aku sama Mas Agus tidak s
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABab 27Pov ibu mertuaLelah, aku harus mengurus rumah sedangkan Arum ternyata tidak mau menambah uang bulananku. Dia benar-benar keterlaluan, memberi uang sejumlah lima ratus ribu, mana cukup untuk kebutuhanku. HahBenar-benar menantu pelit, aku harus memutar otak agar dia mau memberikan uangnya kepadaku. Padahal uang yang ia bawa juga uang anakku, anak kandungku. Dia itu hanya orang lain yang kebetulan dinikahi sama anakku, seharusnya dia tahu diri bukan justru bersikap seperti itu, benar-benar menyebalkan.Aku segera membawa gamis-gamis yang kemarin sempat aku beli ke dalam kantong kresek, aku akan menjualnya kepada ibu-ibu yang rumahnya tidak jauh dari rumahku. Biar saja, aku akan menyebar gosip bahwa Arum sudah tega tidak memberiku uang untuk berbelanja kebutuhan. Membuatku terpaksa menjual gamis-gamis ini.Aku berharap jika aku menyebar gosip seperti itu, nama Arum akan berubah menjadi buruk di mata para tetangga.Aku berjalan pergi ke
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 28POV ARUMMata semua orang kini tertuju padaku. Aku hanya memberi jalan tengah bukan? Memberi bantuan kepada mereka yang tengah membutuhkan bantuan ku. Apa salahnya jika aku meminjamkan uang kepada mereka dengan meminta jaminan. Aku tidak mau rugi untuk kedua kalinya. Aku sudah terlalu hafal watak Agus dan juga Rani.Aku hanya tidak ingin uang yang aku kumpulkan susah payah dengan berjualan harus di ikhlaskan begitu saja. Apa kalian tidak tahu bagaimana lelahnya berjualan? Memasak, mencuci piring kotor belum lagi membersihkan tempatnya yang harus nyaman setiap saat. Jika berjualan bukan hanya keringat yang dikeluarkan namun juga otak. Kita harus bisa memutar kembali uang yang kadang hanya pas untuk belanja esok hari."Gimana Gus?" tanyaku pada lelaki yang tengah memijat pelipisnya. Entah mengapa ada keraguan jelas terlihat. "Mbak Arum ini mau minta apa sih jaminannya?" Kini giliran Rani yang berbicara."Terserah kamu. Kalau tidak mau ak
PEMBALASAN ISTRI PELIT YANG SESUNGGUHNYABAB 29"Mbak Arum, Siti mau bicara sesuatu.""Bicara apa, Sit? Ngomong saja, aku dengarkan kok!""A-anu Mbak. Siti …."***"Biar aku bantu bicara, Sit. Mbak Siti ini ada keperluan mendadak. Dia mau pinjam uang sama Mbak Arum, dua juta. Bisa apa nggak Mbak Arum?" Terdengar Tini yang kini berbicara. Entah mengapa mereka berdua ini membuatku penasaran saja. Dua juta, kebetulan sekali di rekening tinggal dua juta. Itu pegangan selama aku belum jualan. Karena Tini dan juga Siti adalah karyawan ku yang baik, maka aku akan membantu."Keperluan apa?" tanyaku, tatapanku kini beralih pada Siti."Mau buat bayar adik sekolah, Mbak. Nanti saya ganti segera. Atau Mbak Arum bisa potong gaji.""Ya sudah, nanti saya ambilkan dulu ya di ATM.""Alhamdulilah, terima kasih banyak, Mbak Arum." Siti terlihat menangkupkan kedua tangannya pada wajah bundarnya. Jelas terlihat rona bahagia di sana."Kalau begitu kalian selesaikan ini semua ya, jangan lupa kamu nanti bel