Share

BERTEMU CALON MERTUA

    Kiara tersentak kaget saat ia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Gadis itu panik dan segera melangkah ke kamar mandi. Kiara tak sempat lagi memakai make up berlama-lama. Kiara akhirnya hanya memakai make up tipis dan lipstik berwarna nude senada dengan gaun yang ia kenakan. 

    Tepat ketika Kiara selesai mengenakan sepatu, terdengar bunyi klakson di depan rumahnya. Gadia itu pun bergegas menyambar tas tangannya dan berjalan keluar. Kevin sudah menunggu dengan wajah dinginnya di atas mobil.

"Saya sudah bilang dandan yang cantik, kenapa hanya seperti ini?" tanya Kevin. 

"Bapak hanya menyuruh saya berdandan cantik tapi tidak menyebutkan jika saya harus berdandan seperti habis dari salon."

     Kevin hanya mendengus kesal, untung saja Kiara memiliki wajah yang cantik sehingga hanya memakai make up tipis pun ia sudah terlihat cantik.

"Kamu pasti terburu-buru tadi, jawab!" hardik Kevin, "tadi itu ada tiga jam untukmu bersiap-siap, apa saja yang kamu lakukan?"

Kiara menghela napas panjang, dengan takut-takut ia mengangkat wajahnya sambil menatap Kevin. "Sa-saya tadi ketiduran, Pak."

     Kevin hanya mendelik, "Sekarang kita akan bertemu dengan ibu saya. Kamu tidak boleh mengatakan apa-apa soal perjanjian kita. Katakan jika nanti kamu berhenti bekerja karena kamu setuju untuk menikah dengan saya. Jika nanti ada tante Nancy jangan katakan apa-apa kepadanya," ujar Kevin. 

     Kiara hanya mengangguk pasrah, ya memangnya dia bisa apa lagi selain pasrah. Kevin melirik gadis di sampingnya itu sekilas, Kiara memang cantik. Selain cantik, gadis itu cukup pintar dan juga gesit dalam bekerja.

     Sepanjang perjalanan mereka tidak saling bicara, Kiara pun enggan untuk bicara dengan boss-nya itu. Sementara Kevin sendiri memilih untuk fokus ke jalan raya, di mata Kevin kehadiran Kiara itu 'tidak terlalu penting.

     Kevin membawa Kiara ke sebuah restoran western yang cukup mewah. Kiara hanya bisa melongo, sebelumnya dia tidak pernah makan di tempat mewah seperti ini. Tiba-tiba saja, Kevin menarik tangannya sehingga wajah mereka kembali berdekatan.

"Panggil aku dengan panggilan mas di depan ibuku, jangan banyak bicara, katakan saja apa adanya mengenai dirimu, kecuali perjanjian kita. Dan ingat apapun yang aku katakan kau hanya boleh menurut dan mengiyakan,dengar?"

"Iya, Pak, saya dengar."

"Jangan kaku, kau harus bisa berakting dengan baik dan bersikap seolah kau memang kekasihku. Panggil mamaku tante saja, paham?"

"Paham, Pak."

"Mas! Biasakan panggil 'mas' mulai sekarang, awas kalau kelepasan panggil bapak, emang saya sudah tua kamu panggil bapak terus,ayo cepat turun!"

   Kiara dan Kevin pun segera turun, Kiara hanya melangkah di belakang Kevin. Ternyata Kevin sudah memesan tempat dan Aulia,mama Kevin sudah datang lebih dulu. Saat melihat mama Kevin, Kiara langsung terpesona. Mama Kevin adalah wanita yang sangat cantik dan begitu elegan, dia langsung berdiri dan tersenyum kepada Kiara.

"Ini yang namanya Kiara?"

"Iya, Tante, saya Kiara."

      Kiara langsung meraih tangan wanita itu dan menciumnya dengan hormat.

"Saya Aulia, mamanya Kevin.Selama ini Kevin nggak pernah cerita kalau dia ternyata diam-diam punya pacar. Kamu sekretaris pribadi Kevin di kantor?"

"Iya, tante."

"Hmm ... panggil mama saja, kamu kan akan menjadi menantuku, jadi nggak usah panggil tante-lah. Panggil mama saja," ujar Aulia. Tak lama tiba-tiba seorang wanita muncul, dan saat melihat Kiara ia langsung mengerutkan dahinya.   

"Loh, Kiara, kamu di sini?" 

"Memang kalau Kiara di sini kenapa, Tante?" tanya Kevin.

     Wanita cantik yang tak lain adalah Nancy itu hanya tersenyum,"Jelas saja tante heran, Kev. Siang tadi kamu baru saja memarahi kecerobohannya dan langsung main pecat. Lalu, sekarang dia sudah berada di sini. Apa ada sesuatu yang tante tidak tau?"

Mendengar perkataan adik iparnya Aulia mengerutkan dahinya seketika, "Memang kamu nggak tau kalau mereka pacaran?" tanya Aulia. Nancy sontak menggeleng, "Aku memang nggak mau menunjukkan kemesraan di depan semua orang,Ma. Lagipula kasian Kiara jika nanti dia dianggap bekerja secara tidak profesional," sahut Kevin.

"Ooh ... iya mama mengerti. Baguslah kalau begitu, ingat usia,Kev. Mama juga sudah tua, ingin cepat menimang cucu. Rumah sepi sejak papamu pergi," ujar Aulia.

     Kiara dapat melihat sekilas kesedihan di wajah Kevin, namun hanya sekilas saja. Lelaki itu kembali menunjukkan wajah yang datar, dingin tanpa eskpresi.

"Ya sudah, ayo Kiara mau pesan makanan apa? Mama sudah pesan sih, tapi, kalau kamu mau menu yang lain, boleh pesan," kata Aulia dengan ramah.

"Kiara ikut aja, Ma."

     Kiara tidak berani memilih menu apapun, dia memilih untuk ikut saja apa yang sudah dipilih oleh Aulia. Dari pada salah lagi, Kevin bisa mengamuk padanya.

"Tante sampai kaget waktu mamamu bilang kamu mau bawa calon istri. Sampai makan malam istimewa seperti ini. Tante pikir Amanda pulang, ternyata Kiara," komentar Nancy. Saat itu juga Kiara melihat tatapan yang begitu merendahkan dari Nancy. Ah, pasti wanita yang sangat ia hormati itu salah paham kepadanya. Padahal selama ini Nancy selalu menatap Kiara dengan tatapan penuh kehangatan dan cinta.

"Aku kan bukan anak kecil lagi, tante. Lagi pula tidak profesional namanya kalau pacaran di tempat kerja,kan?"

"Iya sih, ternyata kamu pintar juga,ya, Kiara."

      Kiara hanya tersenyum salah tingkah,ingin rasanya ia menghilang saja dari ruangan itu, tetapi Kevin pasti akan langsung menjebloskannya ke dalam penjara.

"Di mana kedua orangtuamu,Kiara?" tanya Aulia.

"Ayah saya sudah meninggal, Tan- eh, Ma. Ibu sekarang masih dalam perawatan medis karena sudah beberapa bulan koma pasca operasi," jawab Kiara.

     Aulia membelalakkan matanya,"Kamu nggak punya keluarga lain?" tanyanya.

"Nggak,Ma.Kebetulan saya juga anak tunggal,jadi ya hanya tinggal ibu keluarga yang saya miliki," jawab Kiara.

"Kamu sudah siap menikah dengan Kevin?"

"Siap lah, Ma. Kalau dia tidak siap aku nggak akan pecat dia dari pekerjaan," sahut Kevin. Aulia langsung menoleh ke arah putranya itu, "Mama nggak tanya kamu,mama tanya Kiara. Bagaimana, Kiara, kamu siap menikah dengan Kevin?" 

      Kiara terdiam sejenak, ia melirik ke arah Kevin yang sudah menatapnya dengan begitu tajam. "Sa-saya siap,Ma."

Akhirnya lolos juga kalimat itu dari mulut Kiara.

"Bagus kalau begitu,karena mama nggak mau kalian menunda lebih lama lagi. Bagaimana kalau bulan depan saja, Kev?"

"Aku nggak masalah, Ma. Besok aku akan suruh anak buahku mencari wedding organizer yang bagus untuk mengurus semuanya," jawab Kevin.

"Kalau begitu,mama juga akan meminta butik langganan mama menyiapkan baju pengantin untuk Kiara," ujar Aulia.

     Kiara hanya diam, ia merasa seperti ada ribuan kupu-kupu yang siap terbang keluar dari dalam tubuhnya. Saat ini Kiara merasa seperti tidak memiliki hak apapun terhadap dirinya sendiri. Ia hanya bisa pasrah apapun yang nanti akan terjadi. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status