Share

[Epilog]

Penulis: Miss_Cha_Riyadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-06 11:00:31

Epilog – POV Lisa

Aku tak langsung pulang setelah sidang selesai. Rasanya masih terlalu bising di luar sana. Terlalu banyak suara yang bukan untuk didengarkan. Serta tekanan selama jalannya sidang masih begitu aku rasakan.

Belum lagi tatapan mantan ibu mertua juga Hannah. Mereka benar-benar terlihat marah padaku. Tapi apa aku peduli? Sama sekali tidak.

“Lisa, kamu mau langsung ke butik atau bagaimana?” tanya Winda yang baru saja bicara dengan Ningsih.

Pikirku, kalau aku kembali ke butik hari ini, aku masih terlalu pusing dengan semua hal yang baru terjadi. Tidak. aku bukan menyesali semua yang sudah terjadi dan kenyataan kalau mantan suamiku melakukan korupsi besar-besaran dan melimpahkannya pada wanita jal4ng itu.

“Enggak deh kayaknya,” sahutku sembari tertawa. “Aku butuh kopi.”

“Kalau begitu, aku langsung ke kantor, ya. Ada yang harus aku kerjakan di sana.”

&ldqu

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Gupta Pitra Pramesti
Thor mau boncapnya dong .. pov nya rara dan hanung setelah dipenjara..kepo ma penderitaannya dipenjara.. angan2 indah hdp bahagia berdua ternyata dipenjara berdua ..
goodnovel comment avatar
Happy Adriana
Lho...udah tamat ya... makasih ya thor... ceritanya bagus banget... nggak bertele-tele
goodnovel comment avatar
Dyah Wiryastini
Kok dah tamat sihhhhh. Msh belum puas
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • PENGGODA DI SEKOLAH ANAKKU   [Epilog]

    Epilog – POV LisaAku tak langsung pulang setelah sidang selesai. Rasanya masih terlalu bising di luar sana. Terlalu banyak suara yang bukan untuk didengarkan. Serta tekanan selama jalannya sidang masih begitu aku rasakan.Belum lagi tatapan mantan ibu mertua juga Hannah. Mereka benar-benar terlihat marah padaku. Tapi apa aku peduli? Sama sekali tidak.“Lisa, kamu mau langsung ke butik atau bagaimana?” tanya Winda yang baru saja bicara dengan Ningsih.Pikirku, kalau aku kembali ke butik hari ini, aku masih terlalu pusing dengan semua hal yang baru terjadi. Tidak. aku bukan menyesali semua yang sudah terjadi dan kenyataan kalau mantan suamiku melakukan korupsi besar-besaran dan melimpahkannya pada wanita jal4ng itu.“Enggak deh kayaknya,” sahutku sembari tertawa. “Aku butuh kopi.”“Kalau begitu, aku langsung ke kantor, ya. Ada yang harus aku kerjakan di sana.”&ldqu

  • PENGGODA DI SEKOLAH ANAKKU   [41]

    “Ini semua belum tentu putusan akhir,” suara Hanung terdengar kasar saat menutup map dokumen di depannya. Ia menatap pengacaranya dengan sorot mata penuh tekanan. “Masih ada celah. Mereka nggak bisa membuktikan bahwa aku menikmati uang itu secara langsung.”Ini sudah hari ke empat sejak sidang perdana yang melibatkan kasus hukum Hanung dan Rara yang terus bergulir panas. Entah siapa yang memprakarsai jika kasus ini justru viral di media massa. Semuanya kebanyakan menghujat sikap Hanung sebagai seorang suami yang tak tahu diri dan terima kasih, juga Rara yang tak punya harga diri.Itu semua memicu Hanung menjadi orang yang semakin tak sabar dan mudah tersinggung. Seolah permasalahan yang datang begitu bertubi-tubi.“Pak Hanung,” pengacara mudanya, seorang pria dengan wajah letih dan dasi longgar, mencoba bersuara tenang. Ardi harus terus bersikap sabar dan profesional. “bukti rekening, aliran dana, dan kepemilikan p

  • PENGGODA DI SEKOLAH ANAKKU   [40]

    Begitu banyak pemeriksaan yang harus Hanung dan Rara jalani terkait surat panggilan yang dilayangkan pengadilan pada mereka. Tak ada sejenak waktu untuk sekadar bernapas lega lantaran berkas yang harus diurus cukup banyak. Bahkan pengacara Rara yang secara terpisah mengurus tuntutan korban kecelakaan juga, semakin sibuk karena sepertinya korban memanfaatkan keadaan Rara untuk terus menyudutkan.“Mereka benar-benar seperti lintah!” kata Rara dengan nada kesal. Begitu melihat berita yang terus saja naik dan viral, di mana dia sebagai bintang utamanya. Kalau pemberitaannya terkait prestasi atau hal yang baik dilakukan Rara, dia tak masalah.Tapi berita tentang kasus perselingkuhan, kecelakaan yang membuat nama Rara semakin buruk, belum lagi kasus penggelapan dana yang dia lakukan bersama Hanung. Lengkap sudah namanya digoreng sana sini oleh netizen.Sama sekali tak memberi ruang bagi Rara untuk membela diri. Sementara Hanung juga tak bisa berbuat apa-ap

  • PENGGODA DI SEKOLAH ANAKKU   [39]

    Kedatangan petugas kejaksaan kemarin sempat membuat Hanung sekeluarga ketar ketir. Bahkan sampai mereka tak bisa tidur nyenyak semalam. Hanung merasa pening di pagi hari padahal niatnya, ia kembali pulang untuk sekadar merilekskan diri sebelum melakukan aktivitas normal.“Ibu enggak perlu khawatir tentang surat panggilan itu,” kata Hanung yang sudah lebih segar setelah membasuh wajahnya. Pagi ini, sang ibu menyiapkan sarapan disukainya. Nasi goreng seafood. Di sampingnya, duduk Hannah yang tampak lesu. “Kamu juga, Hannah. Enggak perlu ada yang ditakutkan.”Hannah tersenyum tipis. Kata-kata penyemangat dari kakaknya cukup membantu ia untuk tenang. Begitu pula dengan ibunya.“Ya sudah kalau kamu bilang seperti itu, Mas,” sahut sang ibu dengan wajah penuh kelegaan. “Ibu yakin itu hanya gertakan Lisa saja.”Meski tak sepenuhnya yakin, tapi Hanung tak mungkin salah melangkah. Apa yang ia lakukan selama ini

  • PENGGODA DI SEKOLAH ANAKKU   [38]

    POV HANUNGAku menarik napas panjang saat suara palu sidang menggema. Perceraian ini resmi diputuskan. Nama kami tak lagi disatukan hukum. Tak ada lagi status suami-istri yang membelenggu. Hanya menyisakan beberapa hal yang harus kubereskan segera.Ingatan mengenai kisah hidupku berumah tangga dengan Lisa, hilir mudik silih berganti. Harusnya aku merasa sedih, kan? Anehnya, aku tak merasakan apa-apa. Malah lega. Seperti beban yang akhirnya bisa kulepas setelah sekian lama berpura-pura jadi suami yang baik. Aku sudah berusaha untuk membujuknya. Mengemis maaf pada wanita itu tapi sepertinya, dia benar-benar keras kepala.Untuk apa aku mempertahankannya, kan?“Akhirnya beres juga,” gumamku pelan. Merapikan kemeja yang kukenakan. Aku sempat melirik ke arah Lisa yang tak jauh dari pintu keluar sidang. Dia tampak tersenyum lebar. Terlihat asyik bicara dengan tim pengacaranya. Mungkin dia pikir, ini adalah kemenangannya. Tapi sayangnya, ini hanya kem

  • PENGGODA DI SEKOLAH ANAKKU   [37] b

    Aku diam, hanya menoleh sekilas. Berusaha menahan diri karena sudah menduga, akan ada hal seperti ini selama persidangan berjalan. Aku tak akan terpancing dengan ucapan mereka.“Ibu,” tegur Hakim, “ini bukan tempat menyudutkan pribadi, kita berbicara berdasarkan bukti. Tuduhan harus berdasarkan fakta, bukan opini.”Hannah ikut angkat bicara. “Tapi saya adik kandungnya, Yang Mulia. Saya tahu kakak saya berjuang dalam rumah tangganya. Lisa itu terlalu banyak menuntut. Dia selalu ingin tampil sempurna di luar, tapi dia enggak memikirkan bagaimana kakak saya mencari nafkah. Dia tidak peduli bagaimana Mas Hanung, Pak.”“Benarkah begitu, Ibu Lisa?” tanya Hakim sambil menoleh padaku.Aku berdiri, melirik sekilas pada Ningsih yang mengangguk kecil memberiku keyakinan. Lalu aku pun bicara dengan tenang. “Yang Mulia, saya memang memiliki kegiatan di luar rumah. Saya mengelola sebuah butik peninggalan almarhum ib

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status