Home / Fantasi / PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN / BAB 7 " WARISAN YANG TERLUPAKAN

Share

BAB 7 " WARISAN YANG TERLUPAKAN

Author: Adi Rasman
last update Last Updated: 2025-06-11 23:59:06

Bab 7 – Warisan yang Terlupakan

Kabut pagi turun perlahan, menyelimuti jurang dalam seperti tabir putih yang menyembunyikan luka dunia. Angin lembah berhembus pelan, membawa bau darah dan lumut basah. Di balik batu besar yang menjorok ke dinding tebing, tubuh remuk Wang Xuan tergeletak tak bergerak. Luka terbuka di dada dan lengannya menghitam, membentuk pola seperti akar pohon tua yang membelit daging.

Namun napas masih berembus dari bibirnya yang pecah. Meski lemah, denyut kehidupan tetap ada. Dalam kegelapan kesadaran, ia melayang antara kenyataan dan mimpi, antara dunia fana dan suara dari tempat yang tak bernama.

> "Engkau yang ditolak oleh surga, engkau yang dibuang oleh dunia... bersiaplah menerima warisan dari Jalan yang Terlupakan."

Suara itu bergema di dalam pikirannya, seperti gema purba yang tak mengenal waktu. Lalu, seberkas cahaya ungu kehitaman memancar dari dada Wang Xuan. Di dalam jubahnya yang robek, gulungan tua yang ia temukan di Paviliun Terlupakan mulai terbakar perlahan. Simbol-simbol kuno menyala dan melayang keluar, membentuk pusaran di udara.

Tubuh Wang Xuan mendadak tersentak. Matanya terbuka, tapi bukan mata manusia biasa. Cahaya ungu kelam berkilat dari irisnya. Ia menggertakkan gigi saat rasa sakit luar biasa menyerangnya dari dalam. Bukan luka fisik, melainkan... restrukturisasi tubuh.

Sistem Kultivasi Dunia Tianxuan

Di benua Tianxuan, kekuatan kultivator terbagi menjadi lima ranah utama yang dikenal semua sekte:

1. Qi Dasar (Foundation of Essence): Tahap awal untuk menyerap dan mengolah energi spiritual. Di sini tubuh diperkuat, dan meridian dibuka.

2. Inti Roh (Core Spirit Realm): Pengkristalan energi ke dalam inti yang menjadi pusat kekuatan. Menandakan kelahiran sejati seorang kultivator.

3. Jiwa Langit (Heaven Soul Realm): Menyatunya roh dan langit. Para kultivator dapat merasakan hukum-hukum langit dan memanfaatkannya.

4. Manifestasi Dao (Dao Manifestation): Setiap individu mulai memanifestasikan Dao-nya sendiri—jalan kebenaran yang unik dan tak tergantikan.

5. Nirwana Surgawi (Heavenly Nirvana Realm): Puncak dari ranah konvensional. Jiwa dan tubuh menyatu sempurna dengan semesta, membuka kemungkinan untuk mencapai keabadian.

Namun Wang Xuan tak memiliki bakat untuk menapaki jalur ini. Itulah sebabnya ia dijatuhi hukuman, dikucilkan, dan dibuang.

Namun takdirnya berubah.

Ranah Takdir yang Tertolak (Rejected Fate Realm)

Gulungan kuno membuka jalur baru. Jalur yang tak diakui oleh langit, tak didukung oleh hukum dunia. Di sini, penderitaan adalah fondasi. Semakin besar luka batin dan tubuh, semakin kuat inti yang terbentuk.

> “Jika dunia menolakmu, bangunlah kekuatan dari penolakan itu.”

Di dalam tubuh Wang Xuan, energi hitam kelam mulai berkumpul, menyusuri meridian yang sebelumnya tersumbat. Tetapi ini bukan energi spiritual biasa. Ini adalah Qi Penolakan, energi dari kekosongan yang lahir dari kehancuran jiwa.

Tubuhnya melengkung. Urat-urat hitam menyembul dari kulit. Darah memancar dari mata dan telinganya. Ia ingin berteriak, tapi suara tak keluar. Kepalanya penuh dengan kenangan masa lalu—penghinaan dari para tetua, pengusiran dari sekte, kematian ibunya, dan kesepian abadi.

Namun justru kenangan itu menjadi bahan bakar.

DOR!

Tubuhnya meledak dari dalam—namun tidak hancur. Dari puing daging dan darah, lahirlah tubuh yang baru. Luka-luka di kulit menutup, digantikan pola hitam keperakan seperti tato iblis. Sebuah Inti Penderitaan terbentuk di jantungnya—bola kecil gelap yang berdenyut seperti api yang tak padam.

---

Sementara itu, di aula utama Sekte Jalan Suci, para tetua duduk dalam lingkaran meditasi.

"Tablet kehidupannya belum hancur," ujar Tetua Bai dengan dahi berkerut.

"Mungkin tubuhnya belum ditemukan. Tapi dengan luka separah itu, mana mungkin dia masih hidup?" sergah Tetua Mo. "Kita buang dia agar sekte ini bersih dari noda kelemahan."

"Atau mungkin... kita baru saja membangunkan sesuatu yang tidak kita pahami," kata Tetua Bai lirih. "Energi aneh muncul di dasar lembah. Tidak seperti apa pun yang pernah tercatat."

---

Di dalam gua tersembunyi, Wang Xuan perlahan berdiri. Kakinya masih gemetar, tapi matanya tajam. Napasnya teratur, dan auranya berubah drastis. Bukan aura hangat atau suci, melainkan aura yang membuat bulu kuduk berdiri.

Ia mengangkat tangannya, dan pusaran Qi Penolakan muncul di telapak tangannya. Energi itu terasa seperti luka terbuka, pahit dan kejam, tapi penuh kekuatan.

> “Mereka bilang aku tidak layak. Aku akan membuat dunia ini memohon agar aku mengampuni mereka.”

Langkahnya menyusuri jalur sempit gua, meninggalkan bayang-bayang tubuh lamanya.

---

Di sisi lain lembah, seorang gadis berdiri diam di tepi tebing. Li Yueran, satu-satunya yang pernah memberikan secercah harapan pada Wang Xuan.

"Aku tahu kau belum mati," bisiknya, air mata menetes. "Karena hatiku masih merasakanmu."

Namun ia tidak tahu bahwa Wang Xuan yang akan kembali bukanlah Wang Xuan yang ia kenal. Dunia telah berubah... dan monster dari kegelapan yang dipaksa lahir akan segera menjejakkan kaki ke permukaan.

> Dan langit pun akan berguncang.

---

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 28 Ancaman yang Menembus Dimensi

    Lembah yang hancur perlahan mulai menenangkan diri, namun ketenangan itu hanyalah sementara. Udara masih pekat, debu beterbangan, dan getaran energi yang menekuk hukum ruang terasa seperti ancaman yang terus mengintai setiap napas. Para kultivator dari tiga sekte besar berdiri dengan kewaspadaan tinggi, beberapa masih berjuang untuk mengendalikan Qi mereka, sementara tetua-tetua menatap langit dengan cemas. Celah dimensi di langit semakin melebar, memancarkan cahaya merah-perak yang menakutkan. Makhluk-makhluk luar dunia yang baru muncul lebih cepat, lebih besar, dan lebih kompleks daripada sebelumnya. Bentuk mereka semakin aneh: bayangan raksasa yang bisa menembus ruang, makhluk elemental yang memutar hukum realitas, bahkan entitas yang tampak seperti kabut hidup yang bergerak tanpa wujud pasti. Gelombang energi mereka menekan lembah hingga hampir runtuh, menciptaka

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 27 Ancaman Dimensi Lain

    Lembah yang dulu menjadi medan kehancuran kini tampak hening, namun ketenangan itu menipu. Angin membawa aroma besi, debu beterbangan, dan udara terasa pekat dengan tekanan energi yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Para kultivator tiga sekte menatap langit retak dengan waspada, sadar bahwa pertempuran baru akan segera dimulai. Dari celah langit yang tertutup sebagian, muncul fenomena aneh—bayangan dimensi lain yang bergerak seperti kabut pekat. Energi yang merembes dari celah itu berbeda dari makhluk Alam Void sebelumnya; ia lebih kompleks, lebih mengerikan, dan mampu menekuk hukum ruang. Setiap detik yang berlalu membawa gelombang tekanan yang membuat para kultivator sulit bernapas. Wang Xuan berdiri di tengah lembah, tubuhnya bersinar keemasan bercampur garis hitam dari Ranah Takdir yang Ter

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 26 Kebangkitan Takdir Dan Tekanan Dunia Luar

    Lembah yang retak kini menjadi medan kekuatan yang tidak bisa lagi disebut dunia fana. Batu-batu raksasa beterbangan, sungai danau hitam menggelegak, dan udara dipenuhi gelombang energi yang memekakkan telinga. Para murid dari tiga sekte besar terseret gelombang kehancuran, beberapa jatuh tak sadarkan diri, sementara para tetua tetap bertahan dengan seluruh Qi mereka. Di tengah kehancuran itu, Wang Xuan berdiri dengan tubuh memancarkan cahaya keemasan bercampur garis hitam dari Ranah Takdir yang Tertolak. Energi yang mengalir dari dirinya menstabilkan sebagian lembah, namun tekanan dari dunia luar semakin terasa. Retakan langit semakin besar, memancarkan cahaya merah-perak, dan dari dalam celah muncul makhluk luar dunia tingkat tinggi, tubuh mereka menjulang lebih besar dari gunung, aura kehancurannya menekan seluruh benua. Wan

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 25 Pertarungan di Ambang Dunia

    Retakan di langit timur kini semakin membesar, menganga seperti mulut iblis yang siap menelan dunia fana. Cahaya merah keunguan menyelimuti pegunungan dan lembah, memantul di sungai danau hitam seperti darah yang tumpah tanpa henti. Angin membawa aroma besi dan energi spiritual yang tercampur dengan kehancuran; udara terasa berat, bahkan bagi kultivator tingkat tinggi. Di lembah itu, tiga sekte besar berdiri berjajar. Para Patriark dan tetua tertinggi mengerahkan seluruh Qi mereka, membentuk benteng energi yang menyelimuti ribuan murid. Namun dari retakan langit, makhluk-makhluk Alam Void muncul dengan kecepatan dan jumlah yang terus meningkat. Tubuh mereka berputar seperti kabut hitam pekat, tapi setiap gerakan meninggalkan luka di tanah dan udara. “Formasi Seribu Pedang! Lindungi pusat lembah!” teriak Patriark Han Lie, pedangnya berpendar ca

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 24 Bayangan yang Turun Dari Langit Retak

    Langit retak bukan lagi sekadar fenomena spiritual. Kini retakan itu tumbuh — meluas seperti luka di tubuh langit, memancarkan cahaya merah keunguan yang menyelimuti seluruh timur benua. Burung-burung spiritual jatuh dari udara, naga-naga kecil yang menjaga lembah melarikan diri ke arah pegunungan, dan air sungai mulai memantulkan bayangan yang bukan milik dunia ini. Di puncak Menara Jingkong, markas tertinggi Aliansi Tujuh Sekte, para tetua dan penguasa sekte berkumpul. Wajah mereka serius, mata mereka memantulkan cahaya retakan langit di kejauhan. Tak ada satu pun yang berani bicara terlebih dahulu. Di tengah ruangan besar itu, Patriark Sekte Surya Abadi, pria tua berambut putih panjang dengan jubah berwarna emas, membuka suara. “Langit runtuh, bumi bergetar, dan kekuatan spiritual mulai menolak manusia. Ini bukan bencana biasa.”

  • PENGHANCUR TAKDIR KEBANGKITAN WANG XUAN   BAB 23 Darah di Langit Timur, Bayangan Dari Alam Lain

    Langit Timur terbakar merah seperti luka yang menganga. Awan-awan spiritual yang biasanya tenang kini berputar liar, membentuk pusaran seperti mata iblis yang mengintai dari balik dimensi. Suara petir tidak lagi murni dari langit — ada gema asing di dalamnya, sesuatu yang tidak seharusnya ada di dunia ini. Di lembah suci milik Sekte Gunung Langit, para murid berlarian membawa gulungan pelindung, mencoba menstabilkan formasi pertahanan. Tanah bergetar di bawah kaki mereka; akar-akar pohon tua mencuat dari bumi, seperti tangan yang ingin meraih langit. “Energi spiritual kacau! Alam spiritual di timur benar-benar runtuh!” teriak salah satu Penjaga Formasi. Di atas menara batu, Elder Mo Tian, salah satu tetua tertinggi sekte, berdiri dengan wajah kelam. Aura Inti Roh miliknya meluap, namun setiap kali ia mencoba menenangkan badai spiritual, ada kekuatan asing yang menolak — kekuatan yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status