Share

Bab 5

Penulis: Aura_Aziiz16
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-09 20:49:00

Part 5

 

 

"Din, kamu bisa bantu nggak? Aku butuh kerja sampingan nih. Gaji dari kantor nggak cukup lagi buat biaya hidup, jadi aku butuh job tambahan buat nambah pendapatan? Kamu bisa bantu nggak?" ujarku pada Dino, rekan satu kantor yang kutahu punya kerja sampingan sebagai juru parkir liar di malam hari di sebuah mall yang cukup besar di kota ini.

 

 

Dino sering bercerita kalau dari job sampingannya itu lumayan bisa menambah pemasukan keluarga supaya tak kesulitan lagi. Karenanya aku ingin minta bantuan sahabatku itu agar bisa ikut menjadi juru parkir juga di tempat ia bekerja untuk bisa membiayai hidupku dan Mia.

 

 

"Lho, tumben nggak cukup? Biasanya kan cukup, Hen?" Dino menyeruput gelas kopinya lalu menatapku dengan pandangan tak percaya.

 

 

Sahabatku itu lalu meneruskan ucapannya. 

 

 

"Apa karena sekarang makmum kamu bertambah ya, makanya gaji bulanan nggak cukup lagi?" imbuhnya sembari menyeringai lebar.

 

 

Aku tersenyum kecut mendengar ucapannya. Sejujurnya harus aku akui kalau yang Dino katakan itu memang benar adanya. Tapi demi menutupi rasa malu, aku pun menggelengkan kepalaku.

 

 

"Nggak juga sih. Cuma sekarang kan kebutuhan ekonomi serba mahal, Din. Aku kasihan aja lihat Anita pusing mengatur uang belanja. Apalagi sekarang ada Mia yang juga harus aku nafkahi. Jadi mau nggak mau, aku harus cari tambahan dengan mencari job sampingan, Din."

 

 

"Ada nggak? Kalau ada bagi bagi dong. Aku juga butuh tambahan penghasilan nih!" sambungku lagi.

 

 

Dino kembali menyeringai lebar.

 

 

"Anita apa Mia? Hayo, ngaku aja!! Belum nikah lagi, belum sibuk kamu cari job sampingan soalnya, Bro!" ujar Dino sambil tertawa lebar.

 

 

Kali ini mau tak mau aku menganggukkan kepalaku. Dengan Dino, aku memang tak bisa berbohong dan menutup nutupi yang sebenarnya terjadi.

 

 

"Kamu benar, Din. Mia minta uang belanja yang nggak sedikit, sementara Anita keberatan uang belanja dibagi dua, jadi terpaksa aku cari job sampingan supaya nggak terjadi keributan. Ayo, Din. Bantuin aku dong!" ucapku sambil menghela nafas gundah.

 

 

Dino memang sahabat dekat tempat aku biasa bercerita apa adanya, jadi untuk bicara jujur dan apa adanya seperti saat ini rasanya aku tak ragu lagi. Dengannya tak ada hal yang harus aku tutup tutupi.

 

 

Dino tersenyum sembari menatapku.

 

 

"Kalau kamu memang mau cari job tambahan, ada kok. Tapi ya sama kek aku, jadi juru parkir liar. Mau nggak? Soalnya cari kerjaan sampingan juga susah, Bro. Adanya ini."

 

 

"Kalau mau, nanti aku bilang sama bos biar kamu diizinkan buat gabung. Gimana?" jawabnya sembari menatapku prihatin.

 

 

Mungkin dia tahu kalau aku sudah terdesak ekonomi sehingga terpaksa mencari job  sampingan seperti ini, padahal biasanya aku ogah dan tak tertarik banting tulang lagi setelah capek di kantor seharian hanya demi mencari tambahan uang belanja.

 

 

Itu terjadi karena selama ini Anita memang tak banyak menuntut. Berapa pun nafkah yang aku berikan itu yang dia terima, tak banyak protes. Kecuali sekarang saat uang belanjanya harus dibagi dua. Karena uang segitu terus terang memang minim dan jauh dari cukup untuk biaya hidup kami berempat.

 

 

Mendengar tawaran Dino, tanpa pikir panjang dan ba bi bu lagi, aku pun langsung mengangguk setuju dengan wajah sumringah.

 

 

Ya, tentu saja aku bersedia sebab aku tahu cuma ini pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan part time sepulang dari kantor.

 

 

Aku harus tahu diri. Masih untung Dino bersedia membantuku mencari pekerjaan sampingan seperti ini, kalau tidak, bagaimana aku bisa memenuhi keinginan Mia yang minta kebutuhan hidupnya dicukupi dengan baik?

 

 

Dari pada ribut terus dan bikin suasana jadi tak enak, lebih baik aku kerja keras lagi demi semuanya bisa tercukupi.

 

 

Aku berharap setelah ini, maka rumah tanggaku bersama dia istriku ini akan berlangsung dengan damai, aman, sentosa dan terkendali.

 

 

Semoga harapanku ini menjadi kenyataan. Aamiin.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PENYESALANKU SETELAH MENIKAH LAGI    Bab 25 (ENDING)

    Part 25POV Hendri."Insya Allah bisa, Mas. Nanti aku kasih tahu anak anak supaya siap siap ikut ya, Mas," jawab Anita sebelum akhirnya Pak Himawan tersenyum ceria dan gegas memintaku memasukkan nasi ayam geprek di tangannya padaku.Dengan gerakan tak bersemangat dan hati diliputi api amarah, aku mengambil kantong plastik besar berisikan nasi di tangan Pak Himawan lalu segera memasukkannya ke dalam bagasi mobil. Tentu saja dengan tetap menundukkan kepala dalam dalam saat harus mendekat ke arah Anita yang masih saja tersenyum senyum ceria dan membuatku sebal tak alang kepalang.Kalau tak ingat aku harus tetap pura pura tak kenal dan menyembunyikan identitas diriku darinya, ingin rasanya kucengkeram kerah baju mantan istriku itu dan meneriakkan di telinganya betapa aku tak akan sedikit pun rela melepaskan dirinya untuk laki laki lain.Tapi karena aku sadar, aku harus tetep diam supaya semua rencana ini tak gagal, akhirnya aku pun hanya bisa menekan api amarah dan rasa cemburu sekuat ten

  • PENYESALANKU SETELAH MENIKAH LAGI    Bab 24

    Part 24POV Hendri."Pak Hendri, kita ke jalan Delima ya. Saya mau ambil pesanan nasi ayam di rumah temen saya, untuk makan siang seluruh karyawan hari ini," ujar Pak Himawan saat aku tiba dan memulai hari pertamaku bekerja padanya.Mendengar nama jalan itu disebut, sejenak aku menatap kaget. Jalan Delima? Hmm ... Di situ kan kediaman orang tua Anita di mana saat ini mantan istri yang amat aku rindukan itu juga tinggal di sana?Ah, kebetulan sekali kalau begitu. Siapa tahu tanpa sengaja aku bisa bertemu dengannya. Jadi aku bisa pamer dan menunjukkan padanya kalau sekarang aku sudah punya pekerjaan baru yang cukup menjanjikan setelah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS sebab sekarang aku bekerja pada seorang pengusaha sukses seperti Pak Himawan. Mana tahu lama lama dari seorang sopir pribadi, aku bisa diangkat menjadi karyawan tetap perusahaan dengan posisi lumayan tinggi mengingat Pak Hima konon bukan orang yang pelit dan perhitungan.Dengan begitu Anita pasti tak akan meren

  • PENYESALANKU SETELAH MENIKAH LAGI    Bab 23

    Part 23POV Hendri"Din, carikan aku kerjaan dong. Kamu kan tahu aku sekarang pengangguran. Aku nggak punya teman lain yang bisa aku mintain tolong selain kamu, Din. Tolong dong carikan aku pekerjaan. Tapi kalau bisa jangan jadi tukang parkir lagi ya karena aku butuh kerjaan yang lebih baik, lebih enak, nggak bikin capek, dan nggak harus kerja keras banting tulang kayak jadi tukang parkir, Din. Tapi duitnya juga banyak.""Kamu pasti bisa bantu mencarikan kan, Din? Please ... kamu biasanya banyak informasi. Tolongin, Din, kasih tahu aku kalau ada lowongan pekerjaan yang bisa aku masukin. Aku butuh banget ini," ujarku memohon pada Dino yang tengah duduk di kantin sarapan pagi.Barusan aku memang menghubunginya, menanyakan keberadaannya dan Dino mengatakan kalau dirinya tengah berada di kantin yang berada tak jauh dari kantornya ini sehingga aku pun langsung meluncur menuju ke sini.Mendengar perkataanku, Dino menghentikan suapan soto ayam dari mulutnya lalu menatapku."Apa? Kamu ingin c

  • PENYESALANKU SETELAH MENIKAH LAGI    Bab 22

    Part 22"Nah, Anita ... ini anak Ibu. Namanya Himawan. Hima ... ini Anita. Yang punya usaha ayam geprek super enak yang sering Ibu beli. Katanya kamu penasaran waktu Ibu bilang namanya Anita. Nih, kamu kenalan sendiri ya," ujar Bu Sovia memperkenalkan kami.Seketika aku pun terkejut sangat. Begitu pun laki laki itu. Laki laki yang masih aku ingat betul saat menjawab pertanyaan dewan juri ketika kami diutus mewakili sekolah untuk mengikuti lomba. Suara yang penuh wibawa dan kecerdasan. Mas Himawan Wicaksono."Anita? Ternyata benar kamu Anita yang dulu sering bareng Mas diutus sekolah untuk ikut lomba ya. Tadinya Mas mikir, jangan jangan Anita itu kamu. Ternyata bener. Dugaan Mas nggak salah. Anita itu adik kelas Mas yang dulu jago masak, makanya dulu kamu juga sering juara pas lomba masak kan, Nita? Pantes sekarang juga jago bikin usaha ayam geprek yang rasanya mantul luar biasa. Selamat ya ...," ucap Mas Hima dengan nada ramah sehingga ketegangan dan kekakuan yang sesaat tadi melanda

  • PENYESALANKU SETELAH MENIKAH LAGI    Bab 21

    Part 21"Om Farhan? Hore ... Om jemput kita ya, Om? Emang Mama lagi ke mana, Om? Katanya Mama yang mau jemput kita?" tanya anak anak dengan gembiranya saat melihat kemunculan laki laki itu."Mama kalian sedang ada pesanan ayam, jadi minta tolong Om buat jemput kalian. Ayok kita pulang sekarang. Habis ini Om mau dinas lagi soalnya. Kalau mau jalan bareng sama Om lagi besok, ya. Hari ini Om lagi cukup sibuk soalnya," kata laki laki berseragam aparat tersebut dengan akrab pada anak anak.Aku memicingkan mata dengan heran melihat kedekatan Dea dan Deo dengan pria itu. Siapa ya? Apa masih keluarga Anita atau bagaimana? Aku tak kenal soalnya. Sebab selama ini jujur aku memang kurang dekat dengan keluarga besar mantan istriku itu. Yang aku tahu, Anita berasal dari keluarga sederhana. Itu sebabnya aku enggan dekat dekat dengan keluarga mereka karena takut dipinjami uang atau pun dimintai tolong sesuatu.Jadi meski aku lumayan sering mengantar Anita pulang ke rumah orang tuanya, tapi aku jaran

  • PENYESALANKU SETELAH MENIKAH LAGI    Bab 20

    Part 20"Gimana Hen? Anita bersedia nggak bantuin kamu?" tanya Ibu saat aku pulang ke rumah.Aku menghembuskan nafas lalu menggelengkan kepala dengan kasar."Nggak mau katanya, Bu! Dasar sombong dia sekarang! Nyesel aku datang ke rumah dia kalau tahu begini, Bu! Dimintai tolong dikit aja sok takut dosa segala!" Aku mendengkus kesal mengingat penolakan Anita barusan.Ya. Baru jualan ayam geprek sedikit aja udah sombong minta ampun mantan istriku itu. Gimana kalau jualan yang lain dan sukses? Mungkin nggak mau kenal aku lagi. Gitu itu kalau biasa nganggur terus tiba tiba sekarang bisa cari uang sendiri, belagu minta ampun! Awas saja nanti kalau gantian dia yang butuh bantuan dariku, aku juga pasti akan jual mahal seperti yang dia lakukan padaku barusan! Batinku penuh dendam di dalam hati."Hmm ... apa perlu Ibu yang ngomong? Siapa tahu kalau Ibu yang ngomong, Anita akan luluh hatinya, Hen? Bagaimana pun juga kalau kamu tetap bekerja, Dea dan Deo pasti bisa terurus hidupnya. Tapi kamu j

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status