PENYESALANKU SETELAH MENIKAH LAGI

PENYESALANKU SETELAH MENIKAH LAGI

Oleh:  Aura_Aziiz16  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
25Bab
13.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Semula aku berharap dengan menikah lagi, aku akan bisa bahagia dan tenang. Hidupku jadi lebih sempurna. Aku bisa beralih rasa dan wanita sehingga hidupku tak lagi monoton. Tetapi ternyata aku salah. Pernikahan kedua justru membuat hidupku hancur berantakan dan aku kehilangan segalanya karena ulah istri keduaku yang ternyata hanya seorang wanita murahan.

Lihat lebih banyak
PENYESALANKU SETELAH MENIKAH LAGI Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
25 Bab
Bab 1
Part 1"Dek, bangun! Sudah siang! Tolong siapin baju kerja dan perlengkapan kantor Mas dong. Mas udah telat nih!" Kusibak selimut tebal yang membungkus tubuhku dan tubuh Mia, istri mudaku yang tampak masih pulas dalam tidurnya dengan buru-buru.Jarum jam sudah menginjak pukul sembilan pagi, berarti sudah satu setengah jam aku terlambat masuk kantor. Buru-buru aku meraih handuk dan masuk kamar mandi sembari kembali berteriak membangunkan Mia agar segera bangun dan mempersiapkan seragam kerja serta sarapan pagi. Namun, ternyata setelah keluar dari dalam kamar mandi, kutemui Mia masih bergelung malas dalam selimut. Jangankan menyiapkan seragam dan sarapan pagi, berkali-kali dibangunkan saja, Mia hanya bergeming saja.***"Mas, tadi pagi kamu pake seragam yang mana? Kok seragam yang di jemuran masih ada?" tanya Mia melalui sambungan telepon saat aku sedang istirahat makan siang di kantin kantor.Meski rasa jengkel akibat sikapnya yang tak peduli saat suaminya ini hendak berangkat menca
Baca selengkapnya
Bab 2
Part 2"Papa? Nggak salah pagi-pagi sudah ke sini?" tanya Anita pagi tadi saat aku buru-buru masuk ke dalam rumah dengan piyama mandi masih melekat di badan.Jarak rumah Mia dengan rumah istri pertamaku, Anita memang tidak begitu jauh, hanya berkisar seratus meteran saja dan berselang tujuh buah rumah. Jadi tak sulit bagiku bila harus berganti hari giliran atau pun mobile dari rumah istri mudaku itu menuju kediaman istri pertamaku.Mia sendiri adalah seorang janda tanpa anak yang sehari-harinya bekerja di salon kecil yang berada di depan kompleks perumahan ini.Karena seringnya kami bertemu dan bertegur sapa, membuat benih-benih cinta antara aku dan Mia pun mulai tumbuh subur dan bersemi.Tak ingin diam-diam selingkuh dan berbuat zina, akhirnya aku pun memberanikan diri mengutarakan niat di hatiku itu untuk menikah lagi dengan Mia pada Anita.Awalnya Anita menolak keras keinginanku itu karena katanya tak ada satu pun wanita di dunia ini yang rela cinta suaminya dan penghasilan dari su
Baca selengkapnya
Bab 3
Part 3"Mas, aku minta tambahan uang belanja ya? Soalnya yang kemarin kamu kasih udah habis ...," ucap Mia saat kami tengah berbaring di atas peraduan sembari jemarinya mengelus lembut dadaku yang masih terbuka.Kami baru saja mengarungi surga dunia yang penuh kehangatan khas pengantin baru. Sejak menikah siri seminggu lalu dengannya aku memang banyak menghabiskan waktu bersama istri mudaku ini ketimbang bersama Anita dan anak anak di rumah.Jujur aku akui, kebutuhan akan hubungan suami istri yang lumayan tinggi yang aku miliki selama ini dan jarang bisa aku dapatkan dari Anita karena alasan capek mengurus anak anak dan rumah, memang menjadi alasan utama yang membuatku nekat meminta izin untuk menikah lagi. Bersama Mia aku mendapat apa yang kuinginkan selama ini, pemenuhan kebutuhan batin yang tak pernah kurang dia berikan dan selalu bisa memuaskanku.Sayangnya dibalik semua kelebihan itu, Mia juga memiliki banyak kekurangan, di antaranya kurang bisa melayani kebutuhan sehari-hari ku
Baca selengkapnya
Bab 4
Part 4"Kok cuma segini, Pa?" Anita menatap uang sebesar satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah yang kuberikan sebagai jatah belanja bulan ini padanya.Biasanya gajiku yang hanya sebesar empat juta rupiah itu memang kuserahkan utuh padanya, hanya dipotong uang bensin dan makan siang di kantor saja sebesar lima ratus ribu rupiah.Namun, sejak menikah dengan Mia, otomatis jatah belanja yang kuberikan pada Anita harus dikurangi. Jadi mau tak mau satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah ini harus cukup dialokasikan Anita buat kebutuhan hidup keluarga kami selama satu bulan."Kan Papa harus kasih Mia uang belanja juga, Ma. Makanya Papa cuma bisa kasih segitu. Dihemat-hemat saja biar cukup," ucapku dengan perasaan tak enak. Tapi mau gimana lagi, tak mungkin aku mengabaikan permintaan Mia kemarin, karena dia sekarang sudah jadi istriku juga."Iya, Mama tahu. Tapi harusnya Papa kan bisa adil. Mama harus mencukupi kebutuhan semua orang di rumah ini, termasuk Papa yang setiap hari pul
Baca selengkapnya
Bab 5
Part 5"Din, kamu bisa bantu nggak? Aku butuh kerja sampingan nih. Gaji dari kantor nggak cukup lagi buat biaya hidup, jadi aku butuh job tambahan buat nambah pendapatan? Kamu bisa bantu nggak?" ujarku pada Dino, rekan satu kantor yang kutahu punya kerja sampingan sebagai juru parkir liar di malam hari di sebuah mall yang cukup besar di kota ini.Dino sering bercerita kalau dari job sampingannya itu lumayan bisa menambah pemasukan keluarga supaya tak kesulitan lagi. Karenanya aku ingin minta bantuan sahabatku itu agar bisa ikut menjadi juru parkir juga di tempat ia bekerja untuk bisa membiayai hidupku dan Mia."Lho, tumben nggak cukup? Biasanya kan cukup, Hen?" Dino menyeruput gelas kopinya lalu menatapku dengan pandangan tak percaya.Sahabatku itu lalu meneruskan ucapannya. "Apa karena sekarang makmum kamu bertambah ya, makanya gaji bulanan nggak cukup lagi?" imbuhnya sembari menyeringai lebar.Aku tersenyum kecut mendengar ucapannya. Sejujurnya harus aku akui kalau yang Dino kataka
Baca selengkapnya
Bab 6
Part 6Aku menatap Dea dan Deo, ke dua buah hatiku yang sedang menyelesaikan sarapan pagi mereka dengan hati bertanya tanya.Sudah dua minggu ini, sejak aku menikah lagi, kulihat duo bocah itu bersikap diam seolah tak mengindahkan keberadaanku di rumah ini. Setiap kali bertemu atau berpapasan, mereka selalu buang muka dan diam seribu basa. Lama lama aku jadi tak enak sendiri melihatnya.Apa jangan jangan mereka menyimpan kekesalan atau kemarahan padaku ya? Tapi kalau iya kenapa? Tak urung hatiku diliputi tanda tanya."Dea, Deo, kalian kenapa sih? Papa perhatikan dari kemarin kok diam aja sama Papa? Ada apa?" tanyaku saat aku kembali bertemu dua bocah itu dengan pandangan tertuju penuh ke arah mereka.Mendengar pertanyaan dariku, Dea dan Deo hanya bergeming. Jemari mereka terlihat lesu mengaduk aduk nasi di piring tanpa semangat. Ah, ada apa sebenarnya yang terjadi pada diri mereka? Batinku bertanya tanya."Dea? Deo? Jawab ... ! Kalian kenapa sih diam aja sama Papa? Kalian marah sama
Baca selengkapnya
Bab 7
Part 7Hari ini usai pulang dari kantor, aku segera menuju mall di mana Doni bekerja sebagai juru parkir liar.Sahabatku itu memberitahu jika aku sudah boleh ikut bergabung bersama mereka menjadi juru parkir liar setelah mendapat izin dari penguasa lahan parkir setempat yang mengizinkan aku untuk ikut bekerja bersama mereka.Mendapatkan izin tersebut, maka sore ini, sepulang dari kantor, aku pun memutuskan untuk langsung gabung bekerja.Awalnya aku masih kesulitan mengatur kendaraan yang parkir karena ramainya pengunjung mall. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari Doni, akhirnya aku pun mulai bisa mengikuti ritme pekerjaan tersebut dan mulai bisa enjoy bekerja meski masih kepikiran sikap anak anak yang berani memprotes perbuatanku menikah lagi kemarin.Sampai saat ini aku masih merasa marah pada anak anak dan Anita yang aku anggap tak patuh dan tak menghargaiku.Karena sebenarnya aku tak biasa kerja menggunakan tenaga seperti ini, tak.lama jadi juru parkir, rasa lelah dan letih pu
Baca selengkapnya
Bab 8
Part 8Pagi hari, aku bangun tidur dengan tubuh terasa pegal semua. Mungkin karena baru pertama kali ini aku bekerja menggunakan tenaga sebagai tukang parkir liar, maka otot-otot di tubuhku pun tak siap dan berontak, jadilah pegal-pegal tak karuan seperti sekarang ini.Niat semalam sih ingin dipijitin Mia, apa daya ia sendiri mengaku sedang kecapean. Jadi terpaksa aku mengalah agar tak menimbulkan pertengkaran.Aku melirik jam di dinding. Pukul 06.00 WIB. Bergegas aku bangun dan menunaikan solat subuh meski sudah terlambat. Biasanya di rumah ada Anita yang siap membangunkan aku sebelum adzan berkumandang sehingga aku bisa shalat tepat waktu, tetapi di rumah ini sepertinya aku tak bisa mengandalkan Mia untuk melakukan itu. Sebentar lagi saatnya berangkat ke kantor karena pukul 07. 30 kami sudah harus absensi pegawai. Buru-buru aku membangunkan Mia, ingin disediakan sarapan pagi agar bisa secepatnya pergi ke kantor. Terserahlah, mau dibuatkan mie goreng atau mie rebus saja yang penting
Baca selengkapnya
Bab 9
Part 9Sore ini sepulang dari kantor, seperti biasanya aku kembali ke mall untuk bergabung bersama Dino dan rekan-rekan lainnya mengais rezeki demi sesuap nasi untuk keluarga.Dengan jaket ala petugas parkir dan topi lebar, kusembunyikan wajah agar tak dikenali orang. Aku tak mau pekerjaan sampingan sebagai petugas parkir liar ini sampai ketahuan dan terendus Anita. Lebih-lebih Mia yang pasti akan merasa malu jika sampai mengetahui kalau aku terpaksa mengambil job sampingan sebagai juru parkir liar ini kendaraan demi memberinya uang belanja.Kacamata hitam tak luput tercantel di atas hidung saat ini. Dengan penampilan seperti ini bisa dipastikan tak ada seorang pun teman, sahabat atau pun anggota keluarga yang akan mengenaliku. Aku bisa menyembunyikan identitas ku yang sebenarnya agar tidak ketahuan.Aku meniup peluit dan memberikan aba-aba saat sebuah mobil sport memasuki pelataran parkir mall. Buru-buru aku memberi kode agar sopir mobil tersebut memarkir kendaraannya dengan baik da
Baca selengkapnya
Bab 10
Part 10Usai kedua sosok berlainan jenis itu menghilang di balik pintu kaca mall, aku menghela nafas dengan kasar.Rasanya begitu sakit dipecundangi seperti ini, tetapi aku tak mampu membalasnya. Aku merasa shock hingga tubuhku hanya mampu berdiri lunglai dengan keringat dingin mengucur dari seluruh pori-pori. Ingin rasanya kukejar sosok Mia tadi tetapi akal sehat masih membuatku mampu menahan gejolak emosi di hati.Melihatku hanya diam, Dino mendekati dan menepuk bahuku pelan."Hen, ada apa sih kok sejak tadi bengong aja. Kesambet setan kamu ya?" Dino tertawa lebar tanpa tahu bahwa aku sedang shock mengetahui hal yang baru saja terjadi.Tak mungkin rasanya jujur mengatakan pada Dino bahwa aku baru saja memergoki istri mudaku pergi bersama laki-laki lain mencari alat pengaman untuk aktivitas haram mereka.Dino pasti tahu persis bahwa tujuanku mencari tambahan penghasilan ini adalah demi menafkahi Mia, tetapi bukannya kesetiaan yang kudapatkan melainkan pengkhianatan yang menyesakkan d
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status