Share

Bab 4

last update Last Updated: 2022-06-24 10:14:00

Aku mengerutkan kening dan menatapnya lekat untuk mendapatkan jawaban, tapi mama malah memberikan tanda agar Mbak Nia diam.

"Tidak apa-apa, Mbak. Katakan saja." Kembali, aku memancingnya, tapi Mbak Nia masih diam, dan mama menatapnya tajam.

"Eh, itu ponsel kamu?" tanya Mbak Nia heboh ketika melihat ponselku menyala. Segera aku mengambilnya dan menutupinya dengan tangan.

"Iya, Mbak. Aku mencoba mengeceknya, ternyata sudah mati," jawabku berbohong.

"Barusan nyala, kok," sahutnya sambil berusaha membuka tanganku yang menutupi ponsel.

"Nyala karena aku nyalakan. Nanti juga mati.". Aku berusaha meyakinkan. Namun, Mas Al yang berdiri di ambang pintu malah terlihat heran.

Mas Al seperti tahu sesuatu tentang ponselku. Kalau tidak salah, waktu kecelakaan aku memang tidak membawa ponsel karena waktu itu aku menabrak pembatas jalan ketika hendak mengambil benda pipih ini.

"Kok, bisa?" Mbak Nia malah terlihat lebih Panin daripada aku.

"Tentu saja bisa!" teriakku geram di dalam hati.

Aku memperhatikan Mas Al yang hanya diam di depan pintu, lalu tersenyum ke arahnya seolah tidak ada apapun. "Mas, kamu tidak senang melihatku bangun?" tanyaku dengan suara lembut seperti biasanya.

Mas Al sedikit terperanjat, lalu berjalan ke arahku. "Tentu saja Mas sangat senang. Bahkan kedua kaki terasa tiba-tiba keram," jawabnya.

Dulu, mungkin hatiku akan menghangat dan semakin mencintainya jika mendengar perkataan seperti ini, tapi tidak dengan sekarang. Hatiku langsung penuh luka ketika mendengar percakapan mereka tentang Bella.

"Waduh, tapi Mas tadi tidak melihat kamu bahagia, tuh," sindir Mas Langit membuat mama langsung mendekat ke arahku.

"Mana mungkin, Alvaro adalah suamimu. Sudah pasti dia yang paling bahagia setelah mendengar kamu sudah sadar," hibur mama membuatku semakin tidak suka.

Wanita yang kusangka baik dan paham bagaimana perasaan menantunya, ternyata diam-diam malah menikahkan anaknya dengan wanita lain. Sekarang bahkan beranggapan kalau aku akan menerima anak dan istri keduanya itu? Sungguh tidak memikirkan bagaimana hancurnya perasaanku.

Aku tersenyum lebar dan tentu saja ini hanya kepalsuan. Aku harus menjadi aktris yang baik agar bisa mengelabui mereka semua. Awalnya aku berpikir mertua dan ipar yang jahat itu hanya ada di sinetron atau cerita dengan genre rumah yang, tapi sekarang aku--Kaluna mengalaminya sendiri.

Orang-orang yang aku pikir lembut dan penuh kasih sayang, ternyata hanya orang-orang yang mau memanfaatkan aku saja.

"Boleh kita bicara berdua?" tanya Mas Al membuatku menatap ke arah Mas Langit.

"Bisa." Mas Langit menjawab cepat. "Tapi saya akan kembali masuk kalau pembicaraan rahasia kalian sudah selesai."

"Iya, Mas. Saya juga hanya bicara sebentar, kok. Kalau dibicarakan di hadapan banyak orang seperti ini, takutnya tidak menghargai perasaan pasangan," cetusnya membuatku tersenyum getir.

Tidak menghargai? Sekarang bukan hanya itu yang kamu lakukan, Mas, tapi melukai. Hatiku sudah terlanjur luka dengan apa yang sudah kau lakukan. Awalnya sungguh aku tidak menyangka meksipun sempat mengira-ngira, tapi sekarang, semuanya sudah tampak di depan mata, dan sangat jelas. Aku tidak percaya padamu lagi, Mas.

"Oke."

Mas Langit langsung keluar tanpa bicara lagi dan yang lainnya juga ikut dengan wajah keberatan.

"Ada apa, Mas?" 

Aku bertanya dengan pelan dan penuh kelembutan seperti biasa. Padahal, hatiku rasanya ingin meninju wajahnya itu kalau saja tidak dosa.

"Apa ponselnya masih berfungsi?" tanyanya membuatku mengerutkan kening.

"Tentu saja, Mas. Kenapa?"

"Baru kemarin Mas bawa ponselnya kemari. Setiap seminggu sekali, Mas isi daya ponsel kamu, dan Mas cek kuotanya karena Mas tidak mau pas kamu sadar, ponselnya mati atau kuotanya habis," jelasnya membuatku terharu.

Kenapa kamu harus melakukan ini? Kenapa, Mas? Kenapa kamu tidak menjadi orang jahat saja seperti suami di luaran sana yang tidak mau menafkahi istrinya atau melakukan kekerasan dalam rumah tangga?

Apa kamu sengaja ingin membuatku goyah atau memang kamu ingin selalu menjadi yang terbaik di dalam hatiku?

Kalau kamu terus seperti ini, aku tidak bisa membencimu apalagi meninggalkan kamu, Mas.

"Kenapa, Mas?" tanyaku penasaran dengan luka hati yang semakin lebar. "Apa hanya karena tidak mau ponselku mati kalau aku sadar nanti?"

"Ada satu alasan lagi," lirihnya.

"Apa itu, Mas?"

"Karena Mas takut kamu sadar ketika Mas tidak ada di sini dan kamu sendirian. Mas tidak mau hal itu terjadi," jelasnya dan aku tahu semuanya jujur juga tikus dari hati.

Aku meremas baju bagian dada yang terasa sesak, padahal bajunya longgar.

"Sebenarnya siapa aku di dalam hidupmu, Mas?" Aku menatapnya nyalang. 

"Tentu saja kamu adalah yang terpenting."

"Kalau di antara kita tetap tidak ada anak, apa Mas masih menganggap aku sebagai yang terpenting?" Aku kembali bertanya dengan hati yang berdebar. Bukan karena cinta, tapi karena kenyataan pahit yang akan segera aku dengar.

Mas Al hanya diam.

"Kenapa, Mas? Apa tidak bisa?" desisku kecewa.

"Anak adalah pelengkap kebahagian. Tanpa anak, kehidupan rumah tangga kalian akan terasa hambar," sahut seorang wanita dengan perut yang besar membuat kami terkejut, terutama Mas Al.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
yenyen
oo ini jawabannya..udah prasangka buruk aja
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • PERCAKAPAN RAHASIA KELUARGA SUAMIKU || TAMAT   Bab 41 Tamat

    KalunaHari ini adalah waktu akad nikahku dengan Rayan. Aku hanya menunggu di kamar sampai ijab qobul selesai. Katanya, nanti aku akan dijemput kalau sudah waktunya.Seminggu yang lalu, papa sendiri yang bilang kalau hari ini akad nikahnya dulu. Nanti minggu depan, baru resepsi. Anehnya hari ini banyak sekali tamu undangan yang datang. Kenapa aku bilang tamu, karena mereka hanya bisa masuk kalau menyerahkan undangan.Kalau saja aku tidak punya pengawal pribadi, aku juga tidak akan tahu papa mengundang banyak orang. Sepertinya dulu papa mengatakan hal itu agar aku tidak menolak pernikahan ini. Padahal, aku memang tidak punya alasan untuk menolak.Rayan adalah pria yang nyaris sempurna. Nikmat mana lagi yang aku dustakan?Bella berhasil meloloskan diri dari kejaran orang-orang Rayan, papa, dan juga pihak kepolisian. Namun, kondisi fisiknya membuat dia tidak bisa bertindak lebih jauh kalau tidak ada orang dalam atau sekarang dia sedang bersembunyi.Meski aku yakin dia akan kembali datang

  • PERCAKAPAN RAHASIA KELUARGA SUAMIKU || TAMAT   Bab 40

    "Itu aku, bukan?" Aku berjalan masuk ke dalam rumah yang penuh dengan serigala itu. Sayangnya aku tidak takut karena ada beberapa ksatria yang menjagaku. Terlebih, aku sudah berdoa lebih dulu dan menyerahkan apa pun yang terjadi kepada yang mahakuasa.Mas Al menatapku seperti serigala menatap mangsanya. Aneh, kenapa dia yang harus marah sampai melakukan berbagai cara? Bukankah harusnya aku karena dia sudah berkali-kali mencoba untuk mencelakai aku?Aku harus mengulur waktu sampai pihak kepolisian dan orang-orang papa sampai di sini dan aku yakin aku bisa. Selama ini dia selalu mendengarkan perintahku, meskipun kali ini aku tidak yakin."Bagus. Akhirnya kamu tahu di mana posisimu," ucapnya, tapi tidak berani melangkah mendekat lagi karena ada papa."Yang harusnya tahu diri di sini bukanlah anakku, tapi kau!" Papa memegang senjata yang aku tidak tahu sejak kapan benda itu ada di tangannya.Wajah papa menunjukkan amarah yang selama ini tidak pernah diperlihatkan. Bahkan Mas Al juga hanya

  • PERCAKAPAN RAHASIA KELUARGA SUAMIKU || TAMAT   Bab 39

    PRKS 39"Ayo, kita makan dulu. Aku tahu kalian belum makan apapun," ucapnya membuatku tersentak.Kenapa dia tahu kalau aku datang sendiri?"Awalnya aku tidak tahu kamu di sini, tapi ketika ke depan, tidak sengaja melihat mobil di rumah terparkir di sana. Jadi aku tahu kamu ke sini dengan Mbak Olive," jelasnya tanpa aku minta.Benar, pria seperti ini yang aku inginkan. Dialah pria yang nyaris sempurna dan aku tidak akan membuatnya lepas begitu saja.Aku tersenyum tipis. Gengsi, dong, kalau langsung nyambar. Wanita itu harus jual mahal, apalagi kita belum halal."Ayo, ikut aku!" Aku dan dia menuruni tangga, lalu berjalan ke arah kanan dari tangga utama. Di sini ada tempat makan yang menyediakan berbagai makanan kesukaanku."Kalian mau pesan apa?" tanyanya membuatku tersadar kalau aku jalan bukan hanya sama Rayan, tapi Mbak Olive sama anaknya juga. Ya, ampun.Mbak Olive dan anaknya mulai menyebutkan makanan yang ingin dimakan, kecuali aku karena masih bingung memilih."Kalau mau pesan ba

  • PERCAKAPAN RAHASIA KELUARGA SUAMIKU || TAMAT   BB 38

    PRKS 38 Pria yang TepatRayan tersenyum lebar, tapi aku duduk tanpa mengatakan apapun. Aku memang setuju untuk menikah dengan Rayan, tapi tidak tahu kapan siap untuk melakukan ijab qobul."Kenapa pertanyaan Papa melayang di udara?" Papa melipat tangannya di dada dan menatap kami bergantian."Pa, kita baru menyelesaikan masalah Mbak Olivia, masa iya kita langsung membahas tentang pernikahan!" Aku mengusap wajah kasar, lalu berjalan ke arah seorang pekerja untuk meminta kotak obat.Setelah benda yang aku minta ada di tangan, segera aku duduk di samping kakaknya Rayan."Sepertinya kamu memang sudah siap untuk menjadi istri seorang dokter." Rayan mulai mengatakan yang tidak-tidak, tapi aku tetap mengobati luka Mbak Olive.Lukanya bekas cakaran tangan suaminya bukan hanya dalam dan luas, bahkan darahnya tidak kunjung berhenti."Mbak, menurutmu gimana dengan calon istriku?" tanya Rayan.Mendengarnya bicara santai, aku baru berani menyimpulkan kalau hubungan di antara mereka dekat. Sayangnya

  • PERCAKAPAN RAHASIA KELUARGA SUAMIKU || TAMAT   Bab 37

    "Jangan pedulikan sikap mereka yang seperti itu. Aku membawamu ke sini bukan untuk meminta restu mereka, tapi hanya untuk menegaskan kalau aku tidak akan menikah dengan wanita selain dirimu," ucapnya lembut tapi penuh penekanan.Mamanya Rayan sempat melihat ke arah kami, tapi mereka langsung berjalan ke dalam rumah seolah tidak melihat kami yang berdiri dari beberapa menit yang lalu."Ayo, masuk!" ajaknya dan aku pun langsung masuk mengikuti langkah kakinya tanpa memedulikan pandangan beberapa orang yang menatapku tajam."Pantesan diceraikan, ternyata sikapnya seperti ini," celetuk seseorang."Ya, iyalah. Kalau memang dia wanita salihah, tidak mungkin pria itu melemparkan dia kepada anak sial itu," sahut yang lainnya."Sudah cukup! Jangan katakan yang tidak-tidak, lagi pula kalian tidak tahu, apalagi kenal dengan Kaluna. Jadi, jangan sembarangan menilai," ucap seorang wanita dengan memar di wajahnya membelaku.Ah, ya, aku ingat wanita itu. Dia adalah kakak Rayan yang mendapatkan perla

  • PERCAKAPAN RAHASIA KELUARGA SUAMIKU || TAMAT   Bab 36

    "Kenapa belum apa-apa kamu sudah memberikan aku benda ini? Apa kamu begitu yakin kalau aku akan menerima dirimu?" tanyaku membuat diam terdiam dan tubuhnya sedikit gemetar.Tunggu, dia pria, kenapa tubuhnya harus gemetar hanya karena ditolak seorang janda seperti aku, bukan?Kembali aku memastikan semuanya dengan melihatnya lagi dan tubuhnya masih gemetar. Tadi aku tidak salah melihat. "Bukankah kamu orang hebat dan kuat? Apa mungkin semua itu hanya rumor agar aku mau menerima dirimu?" tanyaku membuatnya sedikit tersentak.Melihat gelagatnya seperti ada yang aneh, aku langsung memalingkan wajah ke sisi yang lain. Tidak mungkin aku terus menggodanya di saat tubuhnya sedang lemah seperti ini."Tidak tau. Aku hanya tahu satu hal, yaitu tubuhku sangat lemah ketika di hadapanmu dan aku tidak sekuat itu," jelasnya.Sebenarnya aku ingin mengeluarkan kata-kata meledek, tapi sungguh tidak tega."Aku tidak suka orang yang lemah ketika berada di dekatku, sejujurnya aku lebih suka melihat sesuat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status