แชร์

PERHIASAN DI DALAM TAS KERJA SUAMIKU
PERHIASAN DI DALAM TAS KERJA SUAMIKU
ผู้แต่ง: Aura_Aziiz16

Bab 1

ผู้เขียน: Aura_Aziiz16
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2023-01-09 22:06:42

Part 1

 

 

"Nis, mana kaos kaki dan sepatu? Tolong siapin ya, mas buru-buru soalnya," ucap suamiku sambil merapikan seragam coklat yang dikenakan.

 

Mendengar permintaannya, gegas kuambil kaos kaki dan sepatu hitam yang biasa ia pakai ke kantor dan barusan sudah kusemir mengkilat lalu meletakkan di hadapannya. 

 

"Ini, Mas. Mau dipakein?" tanyaku sembari berjongkok di depannya, tetapi Mas Donny menggelengkan kepalanya.

 

"Nggak usah, Sayang. Tolong ambilkan saja tas kerja mas, ya di kamar," ujar suamiku lagi.

 

"Oke, Mas. Tunggu sebentar ya." Aku mengangguk lalu berjalan kembali menuju ke kamar, mengambil tas kerja berwarna hitam yang biasa digunakan suamiku untuk menyimpan berkas-berkas kerjanya.

 

Tas itu kuambil. Namun, karena buru-buru, sesuatu tampak terjatuh dari resleting yang terbuka dan melayang tepat di kakiku.

 

Meskipun pelan, tapi suara yang berasal dari benda jatuh itu membuatku spontan melihat ke bawah.

 

Kuambil benda itu dan memeriksanya. Sebuah kotak perhiasan ternyata. Karena penasaran, kubuka kotak itu dan terkejut saat menemukan kalung emas untuk seorang perempuan ada di dalamnya. Kelihatannya bukan barang murah. Kalung ini berukuran besar dan sepertinya bukan barang imitasi. Pasti harganya mahal, pikirku.

 

Ah, apa ini hadiah yang akan Mas Donny berikan padaku saat ulang tahunku minggu depan nanti? Ya, sudah barang tentu! Kalau tidak buatku, lantas buat siapa lagi? Batinku penuh keyakinan dan percaya diri.

 

Berpikir begitu, aku pun mengulum senyum bahagia. Mas Donny memang suami yang baik dan begitu perhatian pada istri. Ulang tahunku masih satu Minggu lagi tapi ia sudah hunting kado untukku dan menyembunyikannya agar bisa menjadi surprise di hari ulang tahunku nanti. Benar-benar suami idaman. Tak salah memang aku menjadikannya imam selama dua tahun ini.

 

Kembali kuamati benda itu dan semakin merasa penasaran akan harganya. Gegas tanganku bergerilya memeriksa isi tas kerja Mas Donny dan tanpa kesulitan berarti kutemukan nota pembelian kalung itu. 

 

Benar saja. Harganya tidak murah ternyata. Lima belas juta rupiah. Untuk seorang pegawai negeri sipil harga segitu sudah pasti mahal. Mas Donny pasti menabung selama beberapa bulan untuk bisa membeli kalung ini untukku. Ah, benar-benar suami soleh dan sayang istri memang suamiku itu.

 

Aku pun tak henti-hentinya tersenyum bahagia karena menyadari betapa baiknya suamiku itu. Dan karena harga kalung itu mahal, aku pun berinisiatif untuk menyimpan benda itu dengan memasukkannya ke dalam saku gamis yang kukenakan.

 

Ulang tahunku masih satu minggu lagi. Kalau kubiarkan kalung ini berada dalam tas Mas Donny lagi, aku kok khawatir benda itu akan jatuh dan hilang ya? Buktinya tadi saja bisa jatuh sendiri dari dalam tas ini. Jadi, mungkin sudah tepat kalau aku yang menyimpannya sendiri secara diam-diam. 

 

Nanti kalau sudah dekat-dekat ulang tahunku dan Mas Donny sudah merasa kehilangan dan sibuk mencarinya, aku akan memberikannya atau meletakkannya kembali diam-diam dalam tas kerjanya. Yang penting sekarang benda ini kuamankan dulu.

 

"Nis, kok lama banget? Buruan, Sayang. Mas udah kesiangan ini!" Panggil Mas Donny memutuskan lamunanku.

 

Tak ingin membuat suamiku itu menunggu lama, aku pun gegas beranjak keluar kamar dan menyerahkan tas kerja itu pada suamiku.

 

"Ini, Mas tasnya. Maaf tadi Nisa lama di dalam," ujarku meminta maaf pada Mas Donny karena sudah membuatnya menunggu terlalu lama.

 

"Nggak papa, Sayang. Ya, udah mas berangkat dulu ya." Mas Donny tersenyum.

 

"Iya, Mas.'"

 

Kuulurkan tangan mencium jemari suamiku. Setelah mengambil tas kerjanya dan mencium keningku, Mas Donny lantas ke luar rumah dan menuju mobilnya lalu melajukan kendaraannya itu menuju jalan raya di depan sana.

 

******

 

Drrt! Drrt! Drrt!

 

Bunyi getaran notifikasi telepon seluler terdengar di telinga saat aku baru saja menutup pintu rumah usai mengantar Mas Donny berangkat kerja.

 

Pelan aku mencari sumber suara dan terkejut saat mendapati ponsel Mas Donny tampak tergeletak di tempat ia duduk saat sedang memasang kaos kaki tadi. 

 

Ah, sepertinya Mas Donny kelupaan dan tak sadar sudah meninggalkan benda pribadinya itu di sana.

 

Tanpa rasa curiga apa-apa, aku pun hendak menyimpan benda itu. Paling sebentar lagi Mas Donny juga balik lagi dan mengambil benda itu. 

 

Tapi baru saja hendak menyinggahkannya di atas meja, sebuah panggilan video terlihat di layar. Gambar seorang wanita dengan seragam yang sama seperti yang dikenakan suamiku tampak di sana. Wajahnya putih bersih dan cantik, tapi aku tak merasa kenal. Siapa ya? Apa itu rekan kerja suamiku?

 

Kubiarkan saja panggilan itu berakhir sendiri, tak mungkin aku mengangkatnya karena tak enak. Namun, tiba-tiba notifikasi pesan w******p terlihat di layar benda tipis milik Mas Donny itu.

 

[Mas, mana kalung itu? Udah nggak sabar pengen lihat nih. Plis dong, angkat VC-nya.]

 

Pesan itu membuatku mengernyitkan kening dengan heran. Kalung? Kalung apa yang dimaksud wanita yang baru saja gagal video call dengan suamiku itu? Apa itu kalung yang kutemukan dalam tas kerja Mas Donny tadi? Tidak! Tidak mungkin! Kalung itu kan buatku bukan buat perempuan ini. Lantas kenapa dia menanyakannya dan lagi pula siapa dia kok bisa-bisanya nanya-nanya soal kalung segala?

 

[Mas Donny Sayang. Jam berapa nanti ke sininya?]]

 

[Udah nggak sabar nih pengen lihat kado ultah yang mas kasih. Pasti sesuatu banget]

 

[Tapi yang paling sesuatu itu ya mas Donny sendiri. Cinta Mas Donny ke aku, itu yang paling bikin aku semangat menjalani hidup.]

 

[Bye, sampai ketemu nanti siang ya. I love you.]

 

Membaca barisan pesan itu, tubuhku mendadak bergetar dan oleng. Benarkah yang aku baca ini? Pesan sayang dari seorang perempuan untuk suamiku? Apa ini artinya Mas Donny diam-diam sudah berkhianat di belakangku dan kalung mahal yang saat ini masih ada di saku gamisku ini ternyata bukanlah hadiah ulang tahunku minggu depan melainkan hadiah ulang tahun Mas Donny untuk selingkuhannya itu?

 

Ya, Tuhan, awas saja kamu ya, Mas! Kalau semua ini memang benar adanya, aku tak akan segan-segan membuat perhitungan denganmu! Akan kulaporkan perbuatanmu itu pada atasanmu supaya kamu diberhentikan tidak hormat dari pekerjaan!

 

Ya, akan kubuat kau menyesal karena telah mengkhianatiku dan melanggar janji setiamu padaku dan pada kode etik pekerjaanmu yang seharusnya kau junjung tinggi bukan dengan mencorengnya dengan noda hitam seperti ini!

 

 

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (4)
goodnovel comment avatar
Keyla Putri
lanjut cerita nya bagus
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
baru nikah 2thn kog udah selingkuh aja ...
goodnovel comment avatar
Walikuphone Y384
keren ceritany...
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • PERHIASAN DI DALAM TAS KERJA SUAMIKU    Bab 29 (TAMAT)

    POV DONNYSetelah diperintahkan hakim untuk melakukan mediasi, kami berdua pun akhirnya menghadap hakim mediasi di ruangan kerjanya.Kulihat Nisa menatap garang saat aku berjalan lebih dulu menuju ruangan tersebut. Aku memang berharap hakim mediasi dapat menyatukan kami berdua kembali. "Jadi, Pak Hakim, saya ingin rujuk lagi dengan istri saya ini. Saya memang sudah melakukan kesalahan fatal dengan mengkhianati perkawinan kami, tapi saya sangat menyesali hal itu, Pak Hakim.""Saya juga kasihan sama Nisa, istri saya ini. Kalau dia jadi janda, pasti namanya akan buruk di mata masyarakat. Dia akan jadi bahan gunjingan tetangga. Orang-orang akan takut kalau Nisa merebut suami mereka. Lagi pula, zaman begini banyak laki-laki suka seenaknya saja. Mereka berpikir janda itu perempuan yang mudah digoda dan diajak berbuat yang tidak-tidak.""Makanya saya ingin mengajak Nisa rujuk. Apalagi, Nisa ini hanya ibu rumah tangga biasa. Tidak punya banyak pilihan. Hanya laki-laki yang benar-benar baik s

  • PERHIASAN DI DALAM TAS KERJA SUAMIKU    Bab 28

    POV DONNY"Saudari Nisa, Saudari yakin hendak melanjutkan gugatan perceraian pada suami Saudari, yakni Saudara Donny ini? Sudah dipertimbangkan masak-masak? Kami masih memberikan kesempatan bila mana Saudari hendak membatalkannya," ucap salah seorang hakim pada Nisa yang kemudian mengangguk yakin sebagai jawaban."Yakin, Yang Mulia. Sudah saya pertimbangkan masak-masak, saya akan tetap melanjutkan gugatan saya ini," jawab Nisa dengan nada tegas."Baik." Hakim mengangguk-anggukkan kepalanya lalu meneruskan pertanyaan kembali."Apa alasan dan dasar hingga Saudari memutuskan untuk menggugat cerai suami Saudari?" lanjut hakim pula."Karena suami saya sudah menikah lagi tanpa izin dari saya maupun izin atasan tempat ia bekerja sehingga saat ini status kepegawaian suami saya pun terancam dipecat dan berakhir. Bukan itu saja, saat ini suami saya juga sudah memiliki seorang putri dari pernikahan keduanya itu, Yang Mulia dan sebagai seorang istri, rasanya saya tidak bisa menerima dan mentoleri

  • PERHIASAN DI DALAM TAS KERJA SUAMIKU    Bab 27

    POV DONNYSetelah dengan terpaksa meninggalkan rumah ibu NIna, aku pun melajukan roda dua menyusuri jalanan kota yang mulai sepi di jam tengah malam seperti ini.Hampir semua rumah penduduk sudah tutup. Hanya warung kopi dan warung pinggir jalan saja yang tampaknya masih buka.Aku pun membelokkan kendaraan ke sebuah warung kopi yang terlihat ramai.Kubiarkan saja tas pakaian berada di jok motor sementara aku duduk di bangku santai yang berjajar di sepanjang pinggir trotoar."Kopi, Mas. Satu," ucapku pada pelayan.Pelayan mengangguk. Aku pun menunggu, tetapi hingga beberapa saat lamanya, pesanan kopiku tak juga kunjung datang.Aku pun memanggil pelayan itu kembali dan dengan tak sabar, meminta pesananku segera dibuatkan.Pelayan tampak grogi. Namun, sesaat kemudian ia membawakan juga pesanan kopi yang kuminta. "Maaf ya, Mas. Kami kurang anggota, jadi pesanan lama nunggu," ujarnya sambil menundukkan kepala, meminta maaf."Kekurangan anggota? Maksudnya kurang pekerja?" tanyaku dengan na

  • PERHIASAN DI DALAM TAS KERJA SUAMIKU    Bab 26

    POV DONNY"Nina, apa ini? Keterlaluan kamu! Kamu selingkuh ya! Atau ... jangan-jangan kamu ju*al diri! Kamu gila! Baru saja selesai nifas, sudah berbuat seperti ini! Bukan sama suami, tapi sama orang lain! Dasar perempuan jal*ng!" bentakku kalap saat melihat keadaan Nina yang demikian.Kurenggut kimono yang dikenakan perempuan itu hingga sobek di beberapa bagian.Nina berusaha mempertahankan dan menutup bagian atas tubuhnya yang terbuka dengan telapak tangan, tapi percuma sebab tangan itu pun kurenggut paksa."Percuma kamu tutupi! Aku sudah melihat semuanya, Nina! Kamu selingkuh, kan! Iya, kan!" bentakku lagi dengan kalap.Nina hanya mampu menatapku nanar."Apa kata kamu! Hentikan, Mas! Apa-apaan kamu!" dengkusnya keras."Kamu yang apa-apaan! Kenapa badan kamu merah-merah begini! Kamu habis ngapain! Jelaskan!" bentakku untuk ke sekian kalinya dengan nada penuh curiga dan emosi.Nina hendak membuka mulutnya, tapi urung saat Naura tiba-tiba tersentak bangun dari tidurnya lalu memekik ke

  • PERHIASAN DI DALAM TAS KERJA SUAMIKU    Bab 25

    POV DONNY"Bu, memangnya Nina mau ke mana sih? Hari sudah sore, apa nanti nggak kemalaman di jalan?" tanyaku pada ibu mertua saat Nina sudah keluar dari rumah, menggunakan ojek online yang dipesan oleh istriku itu untuk pergi. Entah ke mana."Nina ke mana nggak perlu kamu tanyakan lagi, Don. Biar aja dia pergi. Doakan saja istrimu itu selamat! Yang penting nanti pulang bawa uang. Kamu nggak bisa ngasih istri dan anakmu makan lagi, jadi nggak usah banyak tanya deh!" jawab ibu mertua dengan ketus sambil berlalu ke belakang."Kok ibu ngomong gitu? Sebelum SK pemecatan Donny keluar, Donny kan masih bisa dapat gaji, Bu. Lagi pula gajian kemarin semua uangnya sudah Donny kasih ke Nina, kok dibilang Donny udah nggak bisa ngasih makan Nina dan Naura lagi sih, Bu!" protesku sedikit keras pada beliau sambil membuntuti langkah ibu mertua ke belakang. Namun, beliau mengibaskan tangannya."Iya, bulan ini mungkin masih bisa makan. Tapi itu juga pas-pasan, karena sembako sekarang naik semua. Minyak

  • PERHIASAN DI DALAM TAS KERJA SUAMIKU    Bab 24

    POV DONNY"Bu, maaf apa lowongan pekerjaan ini masih ada, Bu?" tanyaku pada ibu pemilik warung yang baru saja mengantarkan teh dingin yang kupesan.Ibu tersebut menganggukkan kepalanya."Masih. Siapa yang butuh pekerjaan? Tapi gajinya kecil ya, cuma lima ratus ribu sebulan. Kerjanya cuci piring sama ngantarin makanan ke meja tamu," sahut sang ibu dengan wajah datar."Lima ratus ribu, Bu? Kecil sekali ya," ucapku tanpa sadar. Membuat sang ibu pemilik warung makan mencebikkan bibirnya tak suka. Hari gini mencari pekerjaan memang susah. Sejak pandemi Corona melanda, hampir semua sektor usaha terdampak. Apalagi rumah makan yang notabene jam operasinya dibatasi sebab pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat."Gajinya kecil? Namanya juga kerja di rumah makan, Mas. Kalau mau gaji besar, situ ngelamar aja jadi menteri apa presiden sekalian. Ya, sudah. Nanti es tehnya nggak usah dibayar! Hitung-hitung saya sedekah sama sampean. Pengangguran aja sok minta digaji besar. Belum tentu juga saya

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status