part 2
Aku tidak menyangka nasibku seperti ini. Bagaimana mungkin ibu mempermainkan pernikahanku. Dan yang lebih parahnya aku dijadikan alat agar suamiku bisa rujuk dengan mantan istrinya. Apa maksud semua ini?
Aku membiarkan Mas Bayu terbaring di sofa. Malam ini susah memejamkan mata. Luka karena merasa dipermainkan. Aku tak akan biarkan semua ini!
Menunggu hingga besok dia sudah sadarkan diri. Setelah itu, ia harus menjawab semuanya.
***
Suasana pagi menyelimuti bumi. Matahari tersenyum menampakkan sinarnya. Aku masih duduk di samping Mas Bayu, menunggu hingga dia terbangun.
Tok! Tok! Tok!
"Siapa yang datang?" Aku bangkit dari duduk. Ada yang datang pagi-pagi. Semoga saja ibu mertua agar aku dapat penjelasan.
Pintu dibuka. Mataku terpana melihat seorang wanita berdiri di depan pintu, dia tersenyum sinis menatapku.
"Cari siapa?" Aku bertanya dengan ramah.
"Mas Bayu ada?" Bukannya menjawab, ia malah balik bertanya.
"Kamu siapa? Ada apa mencari suamiku?" Perasaanku tidak enak melihat gelagatnya.
Dia langsung masuk tanpa aku persilahkan, dengan leluasa seperti dia pemilik rumah ini.
"Hey! Seharusnya kamu sopan masuk rumah orang?!" Aku mengikutinya masuk hingga dia berdiri depan suamiku terbaring di sofa.
"Mas, bangun!" Dia tidak memperdulikanku dan mencoba membangunkan suamiku.
"Kamu ngapain?"
"Mas Bayu, bangun!" Tetap ia tidak memperdulikan ucapanku.
Akhirnya suamiku terbangun. "Mila," sapanya pada wanita itu. Lalu dia bangkit dan duduk sambil mengusap matanya.
"Mila, ada apa?" Suamiku bertanya dan tidak memperdulikanku berdiri di samping wanita ini.
Apakah ia mantan istrinya yang disebut kala mabuk?
Berdiri mengepalkan tangan dengan gejolak rasa ingin menampar lelaki yang bergelar suami. Ia mempermainkan aku! Tidak! Aku tidak bisa terima!
"Mana janjimu? Aku sudah bercerai dengan suamiku agar bisa balik sama kamu!" Dia menatap suamiku kesal.
"Apa maksudmu? Siapa kamu?!" Aku tidak bisa menahan emosi melihat mereka tidak menghargaiku.
"Tanya suamimu siapa aku!" jawabnya bersuara lantang.
Aku mendekati Mas Bayu dan duduk di sampingnya.
"Tolong jelaskan siapa wanita ini, Mas?" Aku masih menekan suaraku dengan nada baik.
"Luna ... Mmm Luna, dia mantan istriku."
Deg! Rasanya dunia ini mau runtuh. Jadi dugaanku benar. Satu bulan setelah pernikahan, aku baru tahu kalau dia pernah menikah. Satu bulan ini dia juga tampak baik, tetapi sekarang dia berubah seratus delapan puluh derajat. Aku mendengar kejujuran suamiku dalam keadaan tidak mabuk dan sangat menyakitkan, sangat ….
"Kamu dan ibu tiriku telah mempermainkanku, Mas." Meski mulutku berkata namun air mata tetap berjatuhan.
Mas Bayu menarik nafas besar. Dia sama sekali tidak menatap mataku. Sementara perempuan yang bernama Mila itu tetap berdiri seperti wanita tidak punya perasaan hingga masuk ke rumah ini seperti penghancur rumah tanggaku.
"Kasian banget ya kamu, seharusnya selidiki dulu sebelum menikah." Jawaban wanita ini semakin membuatku sakit hati.
Dia benar. Dalam keadaan patah hati, aku mempercayai semuanya kepada ibu tiri. Selama ini dia tampak baik dan sempurna menggantikan almarhum ibuku. Aku tertipu.
"Apa yang kalian inginkan dariku?!" Aku berusaha tegar meski hatiku rapuh. Wanita mana yang tidak terluka telah dibohongi suami.
"Mas! Jawab, dong?!" Wanita itu menatap suamiku.
"Luna, maaf ... aku ..., aku menginginkan anak darimu. Tenang saja, kamu bisa menerima 10% dari kekayaan Ibuku."
Aku terpana mendengar perkataan Mas Bayu. Jadi semua ini karena keturunan dan harta? Apapun alasannya, aku tidak ingin dipermainkan seperti ini. Mereka menipu hidupku seolah aku tak berharga seperti boneka yang bisa dibuang jika tak diinginkan.
"Pokoknya aku minta kamu ceraikan dia secepatnya, atau aku akan menerima lamaran Yudi," ujar wanita itu terdengar mengancam mas Bayu.
Setelah berkata, wanita itu berlalu menuju pintu.
"Tunggu Mila!"
Mas Bayu mengejarnya. Hanya terdiam menyaksikan suamiku memohon dan menahan mantan istrinya.
"Tidak bisa begitu, beri aku waktu biar bisa memberi keturunan kepada Mamaku." Mas Bayu menahan tangan wanita itu.
Aku bangkit dari duduk, lalu mendekati mereka.
"Baiklah, tapi jangan lama-lama," jawab wanita itu angkuh.
"Cukup! Cukup adegan kalian di depanku!" teriakku sambil mendekati mereka.
Aku tidak bisa dipermainkan begini. Tanpa rasa kasihan atau bersalah, mereka tidak menghargaiku.
"Kamu mau rujuk dengan wanita ini?! PERGI!" Aku menunjuk ke pintu dengan emosi yang tidak tertahan.
"Diam kamu! Aku itu masih suamimu! Seharusnya bersyukur aku nikahi." Mas Bayu juga bersuara lantang, melototiku.
Plak!
Aku menamparnya. Ia pantas mendapatkan itu. Ini belum seberapa dari luka hatiku saat ini.
"Kamu?"
"Ceraikan aku!" Tanpa ragu, aku menantang tatapan matanya.
"Berani kamu menampar aku?!" Mas Bayu memegang pipinya dan menatapku tajam dengan penuh emosi. Sementara wanita itu menatap sinis padaku, dan mendekat.
"Kamu kira dirimu siapa menampar Mas Bayu!" Ia mendorongku hingga membuatku terjatuh.
"Apa yang kamu lakukan di sini, Mila?!"
Tiba-tiba Ibu Mas Bayu datang dan melangkah ke arahku. Mila memalingkan wajah dengan sorotan tidak suka melihatnya.
"Mama? Ke-kenapa Mama di sini?" Mas Bayu sedikit gugup melihat kedatangan ibunya.
"Luna, jangan hiraukan perempuan ini, hanya kamu menantuku sekarang." Ibu Mas Bayu mengulurkan tangan, membantuku berdiri.
"Dengar ya, Ma. Anakmu hanya mencintaiku, meskipun kamu memberikan seribu syarat, ujung-ujungnya dia hanya menginginkan aku!" Percaya diri sekali wanita itu berkata pada ibu mertua.
"Aku tidak akan membiarkan itu!"
"Terserah!" Lalu ia menoleh ke mas Bayu. "Cepat selesaikan, Mas." Setelah berkata, ia berlalu pergi.
"Tunggu Mila!" Suamiku masih mengejar wanita itu.
"Bayu! Kalau kamu mengejarnya, Mama akan bertindak yang membuat kamu menyesal seumur hidup!" Ibu Mas Bayu terlihat sangat marah.
Aku masih terdiam dengan rasa masih tidak percaya, ibu tiri menjodohkanku dengan lelaki ini, meski tanpa cinta. Permainan apa di balik semua ini?
Ibu mertua mulai duduk, dan meletakkan tasnya di meja tamu. "Luna, ayo duduk di sini." Ia memintaku duduk di sampingnya.
Sementara itu, dengan kesal suamiku berlalu masuk ke kamar.
"Ma, maaf ... sepertinya aku harus menggugat cerai Mas Bayu." Meski air mataku berlinang, aku berusaha menguatkan hati. Lebih baik kecewa sekarang daripada semakin dalam.
"Tidak bisa! Kamu tidak boleh bercerai dengan anakku, Luna. Aku tidak ingin Mila masuk lagi ke kehidupan anakku!" Jawaban tegas dari ibu mertua.
Terlihat sekali ibu Mas Bayu tidak menyukai Mila. Sorotan matanya menyebut nama wanita itu seperti menyimpan kebencian.
Apa yang sebenarnya terjadi? Dan kenapa ibu tiriku mencarikan lelaki ini? Aku tidak akan membiarkan mereka mempermainkan hidupku!
Bersambung …
part 3Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa mereka mempermainkan hidupku. Melihat mimik wajah ibu Mas Bayu, ada sesuatu yang belum diungkapkan."Aku tidak bisa diperlakukan seperti ini, Ma." Aku berusaha menekan suara."Luna, aku yakin suatu saat Bayu akan mencintaimu, tolong bersabar, dengan kehadiran seorang anak, hidup kalian akan bahagia."Bersabar? Apakah aku bisa seperti itu? Aku juga belum mencintainya, meski sudah hidup bersama satu bulan. Rasa di hati belum juga timbul apalagi dengan situasi sekarang. Malah aku sangat membencinya."Ma, kenapa mereka bercerai?" Rasa penasaran masih menari di benakku.Ibu Mas Bayu menarik nafas dalam. Terlihat ada luka di matanya seperti mengingat sebuah kejadian. Sejenak matanya jauh memandang ke depan."Mila selingkuh dengan suamiku.""Apa?" Tentu jawaban ibu mertua membuatku sangat terkejut.Mila selingkuh dengan papa Mas Bayu? Dunia apa ini? Mudah sekali mereka melakukan itu. Pantas ada kebencian di mata Ibu mertua melihat wanita bernama Mil
part 4Keningku terasa sakit. Ini harus diobati. Masuk ke kamar tamu membawa kotak P3k dan mengobatinya. Terlihat di cermin aku menatap diriku sendiri. Sangat menyedihkan."Payah kamu Luna, mereka berzina di rumahmu dan kamu diam saja?! Kasihan sekali kamu. Kalau kamu membiarkannya, mereka akan semena-mena, Ayo bertindak!!!" Bisikan-bisikan marah menghasut pikiranku. Tak terima diperlakukan semena-mena. Diam menangis bukan solusinya. Bertindak! Ya, aku harus bertindak.Dalam amarah, aku melangkah ke arah dapur.Pintu belakang dibuka dari dapur. Tujuan ingin mengambil gunting kebun. Setelah didapat, dengan menatap tajamnya, aku tersenyum jahat dan sudah siap-siap menghadapi mereka.Lalu, aku melangkah menuju ke kamar yang mana mereka sedang berzina. Mungkin saja sedang menikmati bergulat dengan nafsu syetan. Sebentar lagi, mereka akan terkejut dengan tindakan gilaku ini.Sampai di depan kamar aku berdiri dan mengetuk pintu.Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!Sengaja suara ketukan pintu agak dik
part 5Melihat Mas Bayu meninggalkan rumah dengan wajah kesal. Hatiku sedikit tenang. Malam semakin larut, sendirian di rumah ini, rumah besar mewah tetapi aku tidak bahagia. Rasa benci di hatiku ulah mereka, semakin lama semakin bertambah.Kubaringkan tubuh di tempat tidur. Pandanganku jauh mengingat kejadian tadi. Mereka sama sekali tidak menghargaiku. Ini sangat menyakitkan.Akan tetapi, kenapa Mas Bayu masih menerima Mila padahal sudah selingkuh dengan papanya. Apa yang ada di diri Mila yang membuatnya tertarik? Jika cantik, lebih banyak yang lebih dari Mila.Pagi ini aku bangun lebih awal, meskipun suamiku belum pulang. Kini tidak perlu memperdulikannya. Aku masak rendang yang akan dibawa ke rumah ayah. Selain itu aku juga akan menemui ibu membicarakan tentang pernikahanku seperti sebuah permainan.Sedang memasak tiba-tiba api kompor mati. Ternyata gas sudah habis, kubuka tabung gas dari selangnya agar bisa diganti dengan tabung gas berisi penuh. Pekerjaan ini sudah biasa dilakuk
part 6Setelah gunting di tanganku, aku melayangkan dua tamparan kepada Mila, dengan merasa puas rasa sakitku terbalaskan, tapi sakit di hatiku jauh tak terobati."Berani kamu menamparku!" Mila memegang pipinya."Jangan coba-coba tangan kotormu menyentuhku lagi, satu kejahatan, dua terbalaskan, ingat itu!" Aku menatap matanya, ingin rasanya ku congkel bola mata itu, tapi aku juga harus menahan diri, aku masih takut dipenjara."Kamu minta cerai?! Detik ini juga aku ceraikan kamu Luna!" Mas Bayu menatapku sinis."Okeh, terimakasih, dasar lelaki banci!" ucapku."Apa kamu bilang?!" Mas Bayu mengangkat tangannya ingin menamparku, tapi gunting ditanganku membuat nyalinya ciut."Ternyata kalian memang cocok, benalu hidup di rumah banci!!""Kamu!" Mila tidak jadi melanjutkan aksinya ingin memukulku, lagi-lagi gunting ditanganku membuatnya diam dan menahan emosi."Keluar dari rumahku!!" Aku menunjuk ke pintu.Mereka langsung beranjak dan meninggalkan rumahku, hari ini aku sudah diceraikan seca
part 7Apa yang akan direncanakan Mas Bayu dan Mila? Kenapa menyebut penjara segala? Sepertinya mereka ingin melakukan kejahatan padaku. Mendengar perkataan Mas Bayu di ponsel, aku bersembunyi di balik kursi, terlihat dia mondar mandir berfikir, aku secepatnya balik ke kamar sebelum dia mendapatkanku menguping pembicaraanya."Non Luna." Mbok Siti menyapaku saat aku mengendap ngendip ke kamar."Sssstttt! Pelankan suaramu, Mbok." Aku langsung menarik tangan Mbok Siti bersembunyi dibalik kursi. Sementara itu Mas Bayu melangkah menuju ke kamarnya."Ada apa Non?" Mbok Siti kelihatan heran dengan reaksiku."Tidak ada apa-apa, aku tidur dulu, Mbok." Aku tidak ingin menjelaskannya dan langsung melangkah ke kamar."Non Luna, hati-hati dengan Mila dan Den Bayu."Langkahku terhenti, sepertinya Mbok Siti juga mendengar percakapan Mas Bayu di ponsel barusan."Apa maksud Mbok?" Aku membalikan badan menatapnya."Mbok juga mendengarnya, Non. Mila perempuan yang licik, dia akan melakukan apa saja agar
part 8Aku berusaha menahan hati melihat ibu tiriku dan Mila, kalau bukan karena ibu mertua dan bayi yang kukandung, mungkin aku sudah menusukan gunting ke lehernya, sulit sekali menahan amarah melihat mereka berbuat jahat dengan kehidupanku."Luna, ayo duduk," ucap Ibu Mas Bayu."Ma, aku ... aku tidak sanggup menjalankan rumah tangga ini lagi." Entah kenapa aku menjadi cengeng, apakah ini faktor kehamilanku?."Luna, apapun caranya kenapa kamu bisa menikah dengan Bayu, aku tidak akan menyia-nyiakanmu dan cucuku, aku hanya minta kamu bersabar." Ibu Mas Bayu berkata lembut, sikap ini membuatku luluh.Sabar? Sampai kapan? Aku hanya mengelus perutku menguatkan hati.Sudah jam delapan malam, aku masih duduk di depan televisi, meski sudah pakai AC, entah kenapa bawaan cuaca selalu panas, ingin sekali rasanya makan rujak pedas, tapi malam begini tidak mungkin aku keluar."Luna, ini untukmu." Tiba-tiba Mas Bayu datang dan menyodorkan macam-macam buahan dalam kantong kresek transparan, aku bis
part 9Aku tidak menyangka Mas Bayu bisa berubah dalam sekejap, suatu hal yang tidak pernah kusaksikan sebelumnya, pantas dia begitu tergila-gila dengan Mila meskipun sudah selingkuh dengan Papa kandungnya sendiri.Aku meninggalkan mereka dan melangkah ke ruang operasi, disana ibu tiriku duduk dengan Ibu Mas Bayu berdekatan, sepertinya mereka sangat akrab. Dan aku langsung duduk disamping mertuaku."Luna, sebaiknya Ayahmu tinggal bersama kamu setelah keluar dari rumah sakit, Ibumu ingin ke Malaysia mengunjungi putranya." Ucap mertuaku meskipun ibu tiriku tidak berkata.Hebat sekali dia, disaat ayahku keluar dari rumah sakit, dia enak-enakan ke Malaysia, dasar istri durhaka!"Syukurlah, Ma. Aku juga ingin selalu dekat dengan Ayah." Jawabku hanya menatap ibu mertua.Tidak lama kemudian Mas Bayu datang, dia duduk disamping ibu tiriku."Kamu kenapa, Bayu. Mukamu terlihat kesal." Ibu tiriku menyapanya."Aku tidak apa-apa, Bu." Jawabnya dan langsung sibuk dengan ponsel.Aku melirik Mas Bayu
part 10Sangat tidak terkendali amarahku kepada mereka, aku tidak ingin Ayah menjadi umpan agar aku tunduk dengan keinginan mereka."Aggh! Sial! Tanganku sakit." ucap Mas Bayu melihat darah mengalir di telapak tangannya."Wanita ini memang gila, Mas. Dia juga melukaiku, uuhhh perih!" sambung Mila.Meski luka mereka tidak terlalu parah karena ujung garpu yang tidak begitu runcing, lumayan membuat mereka kesakitan dan mengeluarkan sedikit darah, tapi hatiku lebih sakit atas sikap mereka kepadaku."Luna, Luna ...." Ayah memanggilku dengan dada sesak melihat semua ini."Tenang, Yah. Aku tidak apa-apa, manusia iblis ini perlu diberi pelajaran." Aku tetap santai menatap mereka.Mila terlihat sangat marah menatapku, mukanya merah padam seakan ingin memakanku, dan tidak lama kemudian, dia melangkah mengambil piring di meja dan ingin melemparkannya padaku."Jangan Mila!" Mas Bayu langsung mengambil piring di tangan Mila."Kenapa kamu melarangku membalas wanita gila ini, Mas?!" ucap Mila."Dia