Share

Part 3

part 3

Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa mereka mempermainkan hidupku. Melihat mimik wajah ibu Mas Bayu, ada sesuatu yang belum diungkapkan.

"Aku tidak bisa diperlakukan seperti ini, Ma." Aku berusaha menekan suara.

"Luna, aku yakin suatu saat Bayu akan mencintaimu, tolong bersabar, dengan kehadiran seorang anak, hidup kalian akan bahagia."

Bersabar? Apakah aku bisa seperti itu? Aku juga belum mencintainya, meski sudah hidup bersama satu bulan. Rasa di hati belum juga timbul apalagi dengan situasi sekarang. Malah aku sangat membencinya.

"Ma, kenapa mereka bercerai?" Rasa penasaran masih menari di benakku.

Ibu Mas Bayu menarik nafas dalam. Terlihat ada luka di matanya seperti mengingat sebuah kejadian. Sejenak matanya jauh memandang ke depan.

"Mila selingkuh dengan suamiku."

"Apa?" Tentu jawaban ibu mertua membuatku sangat terkejut.

Mila selingkuh dengan papa Mas Bayu? Dunia apa ini? Mudah sekali mereka melakukan itu. Pantas ada kebencian di mata Ibu mertua melihat wanita bernama Mila.

"Setelah anakku mengetahuinya, dia langsung talak tiga Mila. Saat kejadian itu, papa Bayu sangat malu hingga jantungnya kumat dan meninggal." Ibu Mas Bayu melanjutkan ceritanya.

"Tapi, kenapa Mas Bayu masih menerima Mila, Ma?"

"Mila itu wanita licik dan mengincar hartaku. Anakku dimabuk cinta, entah apa yang dilakukannya hingga anakku sangat tergila-gila meskipun sudah berselingkuh dengan papanya sendiri."

"Sudahlah, Ma! Jangan menjelek-jelekan Mila lagi!" Tiba-tiba Mas Bayu keluar dari kamar dan berdiri di depan kami.

"Itulah kenyataannya! Dia sudah berselingkuh dengan papamu tapi kamu masih menerimanya!" Ibu Mas Bayu langsung berdiri menjawab perkataan anaknya dengan nada tinggi.

"Aaahh!" Dengan kesal Mas Bayu keluar. Ia seperti menghindari perdebatan. Tak lama kemudian, terdengar suara mobilnya semakin menjauh.

"Tolong jangan gugat cerai Bayu, Luna." Ibu Mas Bayu duduk dan menggenggam tanganku. Matanya sangat berharap aku tetap menjadi menantunya.

"Kalau Mas Bayu ingin rujuk dengan Mila, kenapa dia ingin menikahiku, Ma. Bukankah seharusnya Mila yang menikah dengan lelaki lain."

"Mila sudah menikah dan bahkan juga sudah bercerai dengan lelaki lain. Saat Bayu masih kukuh rujuk, aku memberikan syarat, kalau tidak bisa memenuhinya, nama Bayu akan dihapus dari penerima warisanku."

Aku melepaskan genggaman tangannya. Ini seperti sinetron yang mempermainkan sebuah pernikahan. Aku yang baru mengetahui sekarang merasa tertipu dengan permainan mereka. Ibu yang sangat kupercaya tega sekali melakukan ini.

"Apa syarat yang ibu berikan kepada Mas Bayu?" Aku menatap dalam ibu Mas Bayu.

"Dia harus menikah dengan gadis perawan dan memberikan keturunan padaku."

Jantungku terasa disambar petir mendengar jawaban ini. Pantas sebelum menikah ibu tiriku menyuruh aku cek keperawanan dengan alasan kesehatan. Kenapa aku terlalu bodoh dan percaya begitu saja meski hati kecil merasakan kejanggalan. Mungkin karena patah hati membuatku seperti ini, bodohnya aku.

"Kenapa harus gadis perawan, Ma?"

"Karena seorang gadis perawan bukan gadis murahan, atau dia perempuan baik-baik. Itulah pemikiranku, Luna."

Aku sudah mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan. Tapi belum mendapat jawaban dari ibu tiriku. Aku akan menemuinya, kenapa dia berbohong dan membuat pernikahanku sebuah permainan.

Setelah ibu Mas Bayu pulang, aku sendirian lagi di rumah. Berpikir dan berpikir, apa yang harus aku lakukan dengan pernikahan ini. Tentu tidak bisa menerima Mas Bayu melakukan seenaknya tanpa menghargai perasaanku. Aku bukan mainan!

***

Suara mobil memasuki halaman rumah. Tidak lama kemudian, terdengar pintu kamar dibuka, Mas Bayu sudah masuk kamar ini. Aku baring di tempat tidur dan mulai memejamkan mata, tepatnya pura-pura tidur.

"Luna! Luna! Bangun!"

Suara keras Mas Bayu membuatku membuka mata.

"Kalian?" Mataku langsung membulat terkejut, karena Mila juga masuk kamar ini.

"Mau apa kalian?!" Aku langsung bangkit dan duduk.

"Pindah ke kamar tamu, malam ini kami menginap di kamar ini."

"Ini kamarku!" Enak saja mengusirku.

"Cepat pindah!" hardiknya

Aku langsung berdiri, rasanya ingin kutampar mereka berdua.

"Hey, kamu dengar tidak?!" Mila juga ikut bersuara.

"Ini kamarku! Kalau kalian ingin berzina, keluar dari rumah ini!" Aku menunjuk ke pintu dengan emosi menatap mereka.

Mas Bayu mendekat, lalu mencengkram lenganku sangat erat hingga rasa sakit menghampiri.

"Kamu kira dirimu siapa!? Kamu sudah aku beli agar bisa menikah denganku, jangan macam-macam denganku!"

Hah? Ya Tuhan ….

Dia telah membeliku? Apakah ini perbuatan ibu tiriku? Rasa sakit yang teramat sakit bersemayam di hati hingga tidak bercelah.

"Cepat keluar!" Mas Bayu menyeretku ke pintu. Karena kalah tenaga, tak kuasa melawannya.

"Keluar!" Kali ini Mila mendorong tubuhku hingga keluar pintu kamar.

Aku tidak akan tinggal diam. Tanpa mau mengalah, aku langsung ingin masuk kembali ke kamar. Dan tiba-tiba Mas Bayu mendorongku lebih kuat hingga keningku terbentur lemari. Aku memegang kening dan ada darah di jari, meski sakit tapi hatiku lebih sakit dari luka ini.

Prak!

Mereka langsung menutup pintu kamar tanpa peduli dengan keadaanku.

Aku bangkit dan berdiri, "Sabar Luna, tahan dulu. Kamu punya kartu untuk membalaskan semua ini, ikuti permainan mereka!" gumamku menatap pintu kamar yang tertutup.

Bersambung …

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status