Share

Pertunangan

"Baiklah, malam ini adalah malam yang sangat membahagiakan untukku, karena putri tercintaku akan bertunangan dengan lelaki yang sangat hebat. Sejak melihatnya, aku sudah kagum dengan kegigihannya dalam bekerja. Dia mengingatkanku pada masa mudaku dulu. Arshaka Wijaya, lelaki yang bisa membuatku mampu mempercayakan putriku satu-satunya kepadanya. Dia akan menjadi pendamping yang sangat sempurna untuk putriku," ucap Reno sembari menepuk pundak Arshaka dengan bangga.

Riuh suara tepuk tangan dari para tamu mulai memenuhi seisi ruangan. Hanya Alana dan juga Andra yang tidak bertepuk tangan menanggapi ucapan Reno.

"Dia akan menjadi bagian dari keluarga Rajendra sebentar lagi. Dan setelah acara pertunangan malam ini, aku akan menikahkan mereka satu bulan lagi." Reno melanjutkan lagi ucapannya dan membuat seisi ruangan kembali bertepuk tangan.

Sementara Alana merasa hatinya bagai tertusuk duri mendengar ucapan dari sang ayah. Bagaimana ayahnya bisa memutuskan hari pernikahan Alana tanpa bertanya terlebih dahulu padanya? Bukankah pernikahan itu nanti ada Alana sebagai pengantin perempuan? Tapi mengapa dia tidak berhak untuk ikut memutuskan kapan dia siap untuk menikah?

Netra Alana mengembun, dia merasa sang ayah sudah tidak menyayanginya lagi. Padahal dia sudah berusaha menjadi putri yang baik untuk sang ayah, dia tidak pernah mengeluhkan apapun yang ayahnya lakukan untuk dirinya. Tapi kini hati Alana sungguh terluka, dia tidak menyangka jika ayahnya tega padanya.

"Tenanglah, Al. Jangan khawatir, jika kamu tidak ingin menikah, aku akan membawamu pergi dari sini," ucap Andra sembari menggenggam tangan sang adik dengan erat.

Alana menoleh ke arah sang kakak, dia menatap dalam ke arah kakaknya itu. Jika saja Alana mau, dia sudah pergi sejak sang ayah mengutarakan perintahnya itu. Tapi, Alana tidak mau pergi, dia tidak punya pilihan lain lagi selain menerima perjodohannya dengan Shaka.

Alana tidak mau jika harus menghancurkan mimpi sang kakak jika dia berani menolak perjodohan ini. Alana sangat hafal betul bagaimana sifat sang ayah, lelaki yang berusia lima puluh empat tahun itu sangat keras. Setiap perintahnya harus dipatuhi. Dulu ketika Andra mengutarakan keinginannya untuk menjadi pelukis, Reno langsung murka dan mengusir anak lelakinya itu dari rumah.

Dan sejak saat itu pula, Andra memilih keluar dari rumah. Hubungannya dengan sang ayah pun tidak membaik hingga sekarang.

"Aku tidak apa-apa, Kak. Jangan khawatir," ucap Alana mencoba menutupi kesedihannya.

"Katakan padaku jika suatu saat kamu ingin menyerah, Al. Aku akan bersiap membawamu pergi," sahut Andra.

"Tentu, Kak," ucap Alana sembari tersenyum, untuk meyakinkan bahwa dia sedang baik-baik saja pada Andra.

"Alana, kemarilah," panggil Reno pada Alana.

Secara perlahan Alana melepaskan genggaman tangan sang kakak, dan dengan langkah tegap dia melangkah menuju ke arah Reno yang berdiri di samping Arshaka. Walau dengan berat hati, Alana akan menerima pertunangan hari ini.

Sementara Andra hanya bisa memandang sendu kepergian Alana. Jika saja dia memiliki kekuatan untuk membawa adik kesayangannya itu pergi, Andra pasti akan menjadi kakak yang berguna untuk Alana. Tapi Andra belum memiliki kekuatan untuk menyelamatkan sang adik dari perjodohan ini. Dia masih sangat lemah menghadapi sang ayah untuk sekarang.

Andra mengepalkan tangannya erat, mencoba menahan diri untuk tidak meraih kembali tangan Alana dan membawanya kabur, pergi jauh dari tempat yang membuat sang adik kehilangan mimpi-mimpinya.

"Tahan Ndra ... tahan. Kumpulkanlah dulu kekuatan untuk menyelamatkan adikmu itu," batin Andra mencoba menguatkan dirinya sendiri.

"Akhirnya puncak acara akan segera dimulai. Shaka akan menyematkan cincin pada jari manis Alana dan juga sebaliknya, Alana akan menyematkan cincin di jari manis Shaka." Reno dengan bahagia mengumumkan puncak acara.

Shaka langsung mengambil cincin yang telah dipersiapkannya untuk Alana, tanpa banyak kata, dia menyematkan cincin di jari manis Alana tanpa ragu. Tapi tidak dengan Alana, dia belum mengambil cincin untuk Shaka. Alana masih belum mampu untuk melakukannya. Hatinya masih terasa berat untuk mengambil cincin pertunangan tersebut.

"Ayo, Al. Tunggu apa lagi? Cepat ambil cincinnya dan sematkan di jari Shaka." Reno mendesak sang putri untuk segera menyematkan cincin di jari manis Shaka.

Alana memejamkan matanya sejenak, mencoba menetralkan rasa sesak di hatinya. Selang tak berapa lama, Alana kembali membuka matanya. Lalu tangannya meraih cincin dan segera menyematkannya di jari manis Arshaka.

Semua tamu undangan bertepuk tangan setelah Alana selesai menyematkan cincin pada Shaka. Mereka iri melihat keserasian antara Alana dan juga Shaka. Alana yang berwajah cantik dan juga Shaka yang berwajah tampan, tentu akan menjadi pasangan yang sangat serasi.

Namun, mereka tidak tahu, jika Alana tidaklah bahagia dengan perjodohan ini. Dia hanya mengikuti perintah dari sang ayah.

Sementara Arshaka tersenyum tipis melihat cincin yang melingkar di jari manisnya. Kini dia telah bertunangan dengan putri dari sang bos. Dan sebentar lagi tujuannya akan tercapai.

Sudah sejak lama Shaka menanti-nantikan hari ini, hari di mana jalan untuknya masuk ke dalam keluarga Rajendra terbuka lebar. Kesabarannya selama ini telah membuahkan hasil. Kini tinggal selangkah lagi dia akan menjadi bagian dari keluarga besar Rajendra.

*

*

*

Alana sedang berbaring di atas ranjang, setelah acara pertunangan selesai, dia langsung masuk ke dalam kamar dan menguncinya dari dalam. Alana sedang ingin menyendiri, dia ingin merenungi nasibnya. Alana mengangkat telapak tangannya ke udara, lalu dia memandang cincin yang melingkar di jari manisnya dengan sendu. Dia merasa jika cincin yang melingkar di jarinya itu merupakan jerat rantai tak kasat mata yang sangat berat untuknya.

Hati Alana tidak bisa berbohong, dia tidak bisa menerima lelaki seperti Shaka. Dari pertemuan pertama Alana sudah merasa kalau dia harus menjauh dari sosok Shaka. Menurut Alana, sosok seperti Shaka bukanlah sosok yang bisa dijadikan suami yang baik.

Arshaka memang tampan, bahkan sangat tampan, wanita manapun pasti akan terpikat olehnya. Apalagi Arshaka memiliki kedudukan yang tinggi di perusahaan tempatnya bekerja. Semua wanita yang diinginkannya pasti akan bertekuk lutut mengemis cinta padanya. Tapi semua itu tidak berlaku untuk Alana. Dia sama sekali tidak terpikat dengan lelaki seperti Shaka, bagi Alana lelaki seperti Shaka hanya bisa mempermainkan wanita dan menyakiti hatinya.

Alana tidak mau terjebak dengan lelaki seperti itu, tapi takdir sungguh mempermainkan Alana sedemikian rupa. Dia harus rela menjadi istri dari Shaka, hal yang tidak pernah terbayangkan terjadi dalam hidupnya, bahkan dalam mimpi pun Alana tidak pernah mengira jika dirinya harus berakhir dengan menjadi istri dari lelaki seperti Arshaka.

Apalagi kini tinggal satu bulan lagi, dia akan menyandang status sebagai Nyonya Arshaka Wijaya. Miris sekali hidup yang harus Alana jalani.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status