Share

Pertunangan

Penulis: Uci ekaputra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-28 02:17:35

"Baiklah, malam ini adalah malam yang sangat membahagiakan untukku, karena putri tercintaku akan bertunangan dengan lelaki yang sangat hebat. Sejak melihatnya, aku sudah kagum dengan kegigihannya dalam bekerja. Dia mengingatkanku pada masa mudaku dulu. Arshaka Wijaya, lelaki yang bisa membuatku mampu mempercayakan putriku satu-satunya kepadanya. Dia akan menjadi pendamping yang sangat sempurna untuk putriku," ucap Reno sembari menepuk pundak Arshaka dengan bangga.

Riuh suara tepuk tangan dari para tamu mulai memenuhi seisi ruangan. Hanya Alana dan juga Andra yang tidak bertepuk tangan menanggapi ucapan Reno.

"Dia akan menjadi bagian dari keluarga Rajendra sebentar lagi. Dan setelah acara pertunangan malam ini, aku akan menikahkan mereka satu bulan lagi." Reno melanjutkan lagi ucapannya dan membuat seisi ruangan kembali bertepuk tangan.

Sementara Alana merasa hatinya bagai tertusuk duri mendengar ucapan dari sang ayah. Bagaimana ayahnya bisa memutuskan hari pernikahan Alana tanpa bertanya terlebih dahulu padanya? Bukankah pernikahan itu nanti ada Alana sebagai pengantin perempuan? Tapi mengapa dia tidak berhak untuk ikut memutuskan kapan dia siap untuk menikah?

Netra Alana mengembun, dia merasa sang ayah sudah tidak menyayanginya lagi. Padahal dia sudah berusaha menjadi putri yang baik untuk sang ayah, dia tidak pernah mengeluhkan apapun yang ayahnya lakukan untuk dirinya. Tapi kini hati Alana sungguh terluka, dia tidak menyangka jika ayahnya tega padanya.

"Tenanglah, Al. Jangan khawatir, jika kamu tidak ingin menikah, aku akan membawamu pergi dari sini," ucap Andra sembari menggenggam tangan sang adik dengan erat.

Alana menoleh ke arah sang kakak, dia menatap dalam ke arah kakaknya itu. Jika saja Alana mau, dia sudah pergi sejak sang ayah mengutarakan perintahnya itu. Tapi, Alana tidak mau pergi, dia tidak punya pilihan lain lagi selain menerima perjodohannya dengan Shaka.

Alana tidak mau jika harus menghancurkan mimpi sang kakak jika dia berani menolak perjodohan ini. Alana sangat hafal betul bagaimana sifat sang ayah, lelaki yang berusia lima puluh empat tahun itu sangat keras. Setiap perintahnya harus dipatuhi. Dulu ketika Andra mengutarakan keinginannya untuk menjadi pelukis, Reno langsung murka dan mengusir anak lelakinya itu dari rumah.

Dan sejak saat itu pula, Andra memilih keluar dari rumah. Hubungannya dengan sang ayah pun tidak membaik hingga sekarang.

"Aku tidak apa-apa, Kak. Jangan khawatir," ucap Alana mencoba menutupi kesedihannya.

"Katakan padaku jika suatu saat kamu ingin menyerah, Al. Aku akan bersiap membawamu pergi," sahut Andra.

"Tentu, Kak," ucap Alana sembari tersenyum, untuk meyakinkan bahwa dia sedang baik-baik saja pada Andra.

"Alana, kemarilah," panggil Reno pada Alana.

Secara perlahan Alana melepaskan genggaman tangan sang kakak, dan dengan langkah tegap dia melangkah menuju ke arah Reno yang berdiri di samping Arshaka. Walau dengan berat hati, Alana akan menerima pertunangan hari ini.

Sementara Andra hanya bisa memandang sendu kepergian Alana. Jika saja dia memiliki kekuatan untuk membawa adik kesayangannya itu pergi, Andra pasti akan menjadi kakak yang berguna untuk Alana. Tapi Andra belum memiliki kekuatan untuk menyelamatkan sang adik dari perjodohan ini. Dia masih sangat lemah menghadapi sang ayah untuk sekarang.

Andra mengepalkan tangannya erat, mencoba menahan diri untuk tidak meraih kembali tangan Alana dan membawanya kabur, pergi jauh dari tempat yang membuat sang adik kehilangan mimpi-mimpinya.

"Tahan Ndra ... tahan. Kumpulkanlah dulu kekuatan untuk menyelamatkan adikmu itu," batin Andra mencoba menguatkan dirinya sendiri.

"Akhirnya puncak acara akan segera dimulai. Shaka akan menyematkan cincin pada jari manis Alana dan juga sebaliknya, Alana akan menyematkan cincin di jari manis Shaka." Reno dengan bahagia mengumumkan puncak acara.

Shaka langsung mengambil cincin yang telah dipersiapkannya untuk Alana, tanpa banyak kata, dia menyematkan cincin di jari manis Alana tanpa ragu. Tapi tidak dengan Alana, dia belum mengambil cincin untuk Shaka. Alana masih belum mampu untuk melakukannya. Hatinya masih terasa berat untuk mengambil cincin pertunangan tersebut.

"Ayo, Al. Tunggu apa lagi? Cepat ambil cincinnya dan sematkan di jari Shaka." Reno mendesak sang putri untuk segera menyematkan cincin di jari manis Shaka.

Alana memejamkan matanya sejenak, mencoba menetralkan rasa sesak di hatinya. Selang tak berapa lama, Alana kembali membuka matanya. Lalu tangannya meraih cincin dan segera menyematkannya di jari manis Arshaka.

Semua tamu undangan bertepuk tangan setelah Alana selesai menyematkan cincin pada Shaka. Mereka iri melihat keserasian antara Alana dan juga Shaka. Alana yang berwajah cantik dan juga Shaka yang berwajah tampan, tentu akan menjadi pasangan yang sangat serasi.

Namun, mereka tidak tahu, jika Alana tidaklah bahagia dengan perjodohan ini. Dia hanya mengikuti perintah dari sang ayah.

Sementara Arshaka tersenyum tipis melihat cincin yang melingkar di jari manisnya. Kini dia telah bertunangan dengan putri dari sang bos. Dan sebentar lagi tujuannya akan tercapai.

Sudah sejak lama Shaka menanti-nantikan hari ini, hari di mana jalan untuknya masuk ke dalam keluarga Rajendra terbuka lebar. Kesabarannya selama ini telah membuahkan hasil. Kini tinggal selangkah lagi dia akan menjadi bagian dari keluarga besar Rajendra.

*

*

*

Alana sedang berbaring di atas ranjang, setelah acara pertunangan selesai, dia langsung masuk ke dalam kamar dan menguncinya dari dalam. Alana sedang ingin menyendiri, dia ingin merenungi nasibnya. Alana mengangkat telapak tangannya ke udara, lalu dia memandang cincin yang melingkar di jari manisnya dengan sendu. Dia merasa jika cincin yang melingkar di jarinya itu merupakan jerat rantai tak kasat mata yang sangat berat untuknya.

Hati Alana tidak bisa berbohong, dia tidak bisa menerima lelaki seperti Shaka. Dari pertemuan pertama Alana sudah merasa kalau dia harus menjauh dari sosok Shaka. Menurut Alana, sosok seperti Shaka bukanlah sosok yang bisa dijadikan suami yang baik.

Arshaka memang tampan, bahkan sangat tampan, wanita manapun pasti akan terpikat olehnya. Apalagi Arshaka memiliki kedudukan yang tinggi di perusahaan tempatnya bekerja. Semua wanita yang diinginkannya pasti akan bertekuk lutut mengemis cinta padanya. Tapi semua itu tidak berlaku untuk Alana. Dia sama sekali tidak terpikat dengan lelaki seperti Shaka, bagi Alana lelaki seperti Shaka hanya bisa mempermainkan wanita dan menyakiti hatinya.

Alana tidak mau terjebak dengan lelaki seperti itu, tapi takdir sungguh mempermainkan Alana sedemikian rupa. Dia harus rela menjadi istri dari Shaka, hal yang tidak pernah terbayangkan terjadi dalam hidupnya, bahkan dalam mimpi pun Alana tidak pernah mengira jika dirinya harus berakhir dengan menjadi istri dari lelaki seperti Arshaka.

Apalagi kini tinggal satu bulan lagi, dia akan menyandang status sebagai Nyonya Arshaka Wijaya. Miris sekali hidup yang harus Alana jalani.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • PERNIKAHAN ATAS DENDAM   Janji

    "Bagaimana perkembangan rencana kita, Man?" tanya Shaka."Kamu tenang saja, sebentar lagi kita bisa benar-benar mendepak tua bangka itu," sahut Lukman pada sahabatnya itu.Shaka tersenyum, "Bagus, tidak sia-sia aku bersabar untuk menghancurkan lelaki itu. Sebentar lagi dia akan merasakan bagaimana pedihnya pembalasanku. Aku ingin Reno benar-benar hancur.""Kita akan segera melihatnya, Ka. Kamu pasti akan puas dengan hasil kerjaku. Kamu harus memberikan imbalan yang besar untukku," ujar Lukman membanggakan dirinya. Dia memang mendapat tugas dari Shaka untuk mengalihkan dokumen kepemilikan perusahaan Reno.Lukman bekerja sebagai sekretaris Shaka di perusahaan Reno demi memudahkan tugasnya. Tidak ada yang tahu jika sebenarnya Lukman adalah orang kepercayaan Shaka sekaligus sahabatnya."Tentu ... kamu pasti akan mendapatkan bagianmu," tutur Shaka sembari menepuk pundak sang sahabat. Lalu Shaka mengambil cangkir di atas meja. Dia pun menyesap cairan pekat tersebut secara perlahan.Senyum t

  • PERNIKAHAN ATAS DENDAM   Tamparan

    "Aku antar pulang, Al," ucap Afnan.Alana menggeleng, "Tidak perlu, Kak. Aku bisa naik taxi," sahut Alana. Dia tidak mau merepotkan Afnan lagi. Alana sudah sangat berterima kasih karena Afnan mau membantunya."Ayolah, Al. Naiklah, aku akan mengantarmu sampai rumah."Alana terdiam sejenak, mempertimbangkan tawaran Afnan lagi. Sebenarnya dia bisa menghemat uang jika pulang bersama dengan Afnan. Tapi, Alana tidak enak hati terus merepotkan lelaki itu. Afnan sudah terlalu banyak membantunya selama ini."Apa lagi yang kamu pikirkan, Al? Naiklah. Mau sampai kapan kita berdiri di samping mobil terus menerus?" ucap Afnan lagi. Dia gemas sendiri melihat Alana masih terlihat bimbang dengan tawarannya."Baiklah, Kak," sahut Alana akhirnya menerima tawaran Afnan.Alana pun beranjak dari posisinya hendak masuk ke dalam mobil, tapi sebelum dia masuk sebuah tangan mencengkram lengannya hingga Alana menghentikan gerakannya memasuki mobil. Alana menoleh, melihat siapa yang menahan dirinya. Sedetik kem

  • PERNIKAHAN ATAS DENDAM   Keinginan

    "Ada apa dengan dahimu?" tanya Afnan yang bersandar di mobilnya yang masih terparkir di depan cafe. Dia sengaja menunggu Alana keluar dari cafe untuk menanyakan luka pada dahi gadis itu.Afnan hanya ingin tahu sebab luka Alana, dan ingin tahu alasan adik sahabatnya itu tidak jujur pada sang kakak. Afnan pikir ada masalah yang sedang dihadapi Alana.Alana pun terkejut ketika mendengar suara Afnan, dia langsung menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah lelaki itu. Ditatapnya Afnan dengan pandangan penuh tanya."Kamu tidak berpikir kalau aku percaya dengan alasanmu tadi 'kan, Al?" tanya Afnan lagi sembari menatap Alana. "Aku juga sudah membantumu menutupinya dari Andra," lanjutnya.Pandangan mereka pun bertemu, beberapa detik mereka masih tetap saling berpandangan, hingga Alana mengalihkan pandangannya."A-apa maksudmu?" Alana tergagap, dia merasa seperti telah tertangkap basah sedang berbohong.Afnan menghela napas panjang, lalu menegakkan badannya dan mulai mendekat ke arah Alana.

  • PERNIKAHAN ATAS DENDAM   Berita Baik

    Alana merintih kesakitan, lalu dia berusaha bangun dari posisinya. Shaka yang melihat Alana terluka pun terkejut, dia tidak menyangka jika tindakannya membuat gadis tersebut terluka. Shaka buru-buru membungkuk, bermaksud untuk membantu Alana bangun. Tapi Alana langsung menepis tangan Shaka, dia tidak mau dibantu oleh lelaki yang telah menyakitinya."Jangan sentuh ...! Aku bisa berdiri sendiri," sentak Alana.Shaka mundur, dia hanya bisa melihat Alana berdiri, lalu langsung pergi meninggalkannya yang merasa bersalah karena membuat gadis itu terluka. Shaka tidak bermaksud membuat Alana terluka seperti itu. Dia hanya terbakar emosi yang entah datangnya dari mana.Netra Shaka memandang kosong punggung Alana yang semakin menjauh. Hatinya terasa ditusuk duri melihat gadis bertubuh ramping itu menjauh sembari memegang dahinya yang terluka. Seketika Shaka meraba dadanya, ada rasa nyeri di sana, dia merasa ada yang salah dengan dirinya sekarang.Sementara Alana langsung menuju kamar mandi dan

  • PERNIKAHAN ATAS DENDAM   Amarah Shaka

    Hawa dingin semakin menusuk tulang, Alana mengeratkan sweater yang dipakainya. Hujan masih turun dengan derasnya. Sejak beberapa hari yang lalu, hujan selalu turun di waktu malam. Membuat Alana kedinginan saat tidur di sofa.Hari ini, Alana sedikit merasa terhibur karena Shaka telah mengijinkannya kembali untuk melanjutkan pendidikannya, dengan syarat Alana sendiri yang mencari biaya untuk pendidikannya itu. Untunglah, Alana memiliki sedikit tabungan untuk sekedar membayar biaya pendidikannya untuk satu semester. Kini dia tinggal mencari pekerjaan agar bisa menabung untuk membayar semester berikutnya.Sebenarnya bisa saja dia meminta bantuan kepada Reno, tapi pantang buat Alana meminta uang pada ayahnya itu. Cukup kini dia berusaha sendiri, tanpa bantuan ayahnya itu. Alana juga tidak bisa meminta bantuan Andra, kakaknya itu sedang merintis kariernya. Tidak mungkin Alana menambah beban sang kakak.Alana kembali mengeratkan sweaternya ketika dingin kembali menyerangnya. Alana sedang dud

  • PERNIKAHAN ATAS DENDAM   Semakin Keterlaluan

    Alana menghela napas panjang, dia merasa sangat kesepian di rumah sendirian setelah Maya dan suaminya pergi. Tidak ada yang bisa Alana ajak bicara. Apalagi nanti jika Shaka sudah pulang dari bekerja, Alana hanya akan berdua saja dengan suaminya itu. Dia merasa tidak nyaman hanya berdua dengan Shaka."Apa yang harus aku lakukan ketika Shaka pulang nanti? Kami pasti akan canggung nantinya," gumam Alana. Dia sedang berada di sofa kamar, tempatnya biasa tertidur selama ini.Alana berbaring sembari menatap langit-langit kamar dengan padangan kosong, lalu dia mulai mengantuk karena hari sudah mulai malam. Tak berselang lama Alana memasuki alam mimpi. Alana telah tertidur.Di sisi lain Shaka tengah dalam perjalanan pulang, dia tidak mengira jika pekerjaannya membutuhkan waktu banyak. Dia harus sampai lembur hingga malam. Hujan turun ketika Shaka tengah dalam perjalanan pulang, membuatnya harus berhati-hati dalam mengemudi karena jarak pandang terlalu pendek.Shaka membutuhkan satu jam untuk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status