Home / Romansa / PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO / Bab 6. Kesan Pertama

Share

Bab 6. Kesan Pertama

Author: Telang Ungu
last update Last Updated: 2023-09-22 00:20:16

Gita pun merapihkan baju kotor miliknya dan memasukannya kedalam goodie bag lalu ia berniat untuk berpamitan pulang pada Andro. Tapi yang Gita jumpai malah pria dengan sorot mata tajam yang sepertinya terkejut juga melihat dirinya. Pria itu menatapnya lekat dan lama, membuat Gita jadi salah tingkah ditatap intens seperti itu.

“Permisi Pak, sa-saya mau pulang.”

“Kamu Gita?” tanya Rion sambil memperhatikan kecanggungan Gita.

“Iya Pak, Saya Gita.”

“Maaf Pak, tadi uang sisa ongkos taksi, saya belikan untuk bahan makanan.”

Rion hanya mengangguk, sambil terus menatapi wanita muda berhijab coklat itu. Pantas saja tadi mamahnya berbicara seperti itu, Rion tersenyum penuh arti.

“Arka dimana?”

“Arka tidur dikamar, Mas Andro ...”

“Andro? Dia masih disini?”

Andro yang mendengar namanya disebut pun lalu datang menghampiri kakaknya. Dia tadi berada dibalkon, sedang menerima panggilan entah dari siapa.

“Tumben, kamu ikut kesini.” Ujar Rion sambil melepaskan jas nya dan menaruhnya di kursi. Rion menggulung kemejanya sampai siku dan membuka dua kancing teratasnya.

“Gue kan juga kangen sama lo bang, abis lo betah banget di apartemen, ternyata lo ngumpetin barang bagus dari gue.” Andro duduk sambil menyeringai menatap Rion.

Rion yang sudah mengerti maksud pembicaraan adiknya itu hanya tersenyum sinis.

“Apa urusannya sama kamu, dik?” Rion pun duduk berhadapan dengan Andro.

“Gimana rasanya Bang?” tanya Andro sambil menaik turunkan alisnya, dengan senyuman mengejek.

“Bajingan! Otak kamu tuh harusnys sering-sering dicuci biar gak kotor.” Cibir Rion menggelengkan kepalanya.

“Halah ... Otak lo sama otak gue sama kotornya bang, I know you so well.” Andro menyeringai lagi.

“Maaf Pak, Permisi Saya pulang sekarang.” Gita memberanikan diri menengahi pembicaraan tak jelas kedua kakak beradik itu. Karena hari sudah mulai malam, ia takut ibunya khawatir menunggu dirumah.

“Aku antar!” seru Andro cepat.

“Lo gak keberatan kan bang?” Andro melirik ke arah Rion.

Rion pun menggedikan bahunya acuh. Terserah kalau adiknya mau mengantar Gita, itu bukan urusannya sama sekali.

“Gak usah Mas Andro, saya bisa pulang sendiri aja.” Gita menolak halus tawaran Andro.

“Gakpapa mba, gak baik perempuan jalan sendiri malam-malam,” Ucap Andro pantang menyerah.

Rion hanya menggelengkan kepala melihat Andro yang bersikeras ingin mengantar Gita.

“Kalau gak mau, jangan maksa Dro.” Ujar Rion.

Gita akhirnya menyerah, ia membiarkan Andro mengantarnya pulang. Karena jika ia masih terus disana akan menjadi lebih lama lagi untuk pulang. Gita pun keluar dari apartemen itu lebih dulu.

“Yes ... dadah bang Rion, dede pulang dulu ya, don’t miss me.” Andro meledek Rion sebelum ia keluar meninggalkan Rion.

Rion hanya tersenyum melihat kelakuan konyol adiknya itu. Kemudian ia masuk kedalam kamarnya, melihat Arka yang masih lelap tertidur. Ia menghampiri putranya lalu mencium kening Arka.

“Papah sudah pulang?” Arka yang merasa terganggu pun akhirnya terbangun.

“Sorry ganggu kamu tidur.” Rion mengelus kepala Arka.

“Arka kangen papah.”

“Papah juga Sayang.” Rion memeluk tubuh mungil Arka.

“Papah mandi dulu ya, habis itu kita makan. Oke!”

“Oke, Arka tungguin papah.”

Rion pun segera masuk kedalam kamar, setelahnya ia dan Arka menuju meja makan.

“Mba Gita mana Pah?” Arka bertanya sambil melihat kesekelilingnya.

“Udah pulang barusan dianter sama Om Andro.”

“Yaah ... kok mba Gita pulang sih, Arka kan masih mau main sama mba Gita.” Ujar bocak kecil itu dengan wajah sedih.

“Kan mba Gita nya juga capek dari pagi udah nemenin Arka, terus masakin buat Arka nih.” Rion membuka membuka tudung saji yang menutupi hidangan.

“Waah ... Arka mau udang krispi Pah.” Serunya dengan wajah berbinar.

Rion pun tersenyum serays mengusak rambut Arka. Kemudian dia mengambilkan nasi dan udang krsipi.

“Arka mau pake sayuran juga?” Rion menatap Arka.

“Gak mau aah ... Eh tapi nanti kasian sayurnya kalau gak habis, kata mba Gita gak boleh buang-buang makanan, mubazir Pah.”

Rion terperangah, mendengar ucapan anak kecil dihadapannya.

“Betul Sayang, makanya kita habiskan makanan ini dalam sekejap, Siap?” tantang Rion pada putranya.

Arka menggelengkan kepala,” Kata mba Gita gak boleh makan buru-buru, nanti bisa tersedak dan gak baik buat pencernaan.”

“Hmm ... begitu ya.”

“Tadi Arka ikut sama mba Gita ke supermarket, udang ini Arka yang pilih lho Pah, terus mba Gita juga tadi beliin Arka es krim, tapi kata mba Gita gak boleh banyak-banyak makan es krim nya nanti Arka bisa sakit.”

“100 buat mba Gita.” Sahut Rion sambil memasukan cumi saos padang ke atas nasinya. Masakan Gita benar-benar enak, batin Rion.

“Masakan mba Gita enak yah Pah.”

Rion menanggukan kepala,” Hmm ... enak. Udah lama kita gak makan bareng gini ya.”

“Pasti kalau mba Gita makan bareng kita jadi tambah seru, “ ujar Arka membuat Rion menatap bocah itu.

“ Pah tadi kan Om Andro mau tidur bareng sama Arka dan mba Gita, tapi kata mba Gita gak boleh.”

“Kenapa?” Rion penasaran dengan alasan wanita itu yang tidak mau Andro tidur sekamar dengannya.

“Kata mba Gita, laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom gak boleh dekat-dekat, apalagi tidur barengan nanti dosa, Allah marah.”

Lagi-lagi Rion dibuat terkejut, ia jadi semakin penasaran dengan wanita itu.  Apa saja yang Gita bicarakan dengan Arka siang tadi. Mengapa sepertinya Arka sangat menganggumi sosok Gita? Apa karena Arka sudah lama tidak bertemu dengan ibunya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab 23. Menemui Rion

    Saat ini Anggita sudah berada di depan pintu apartemen Rion. Beberapa kali ia memencet bel tapi tidak ada yang membukakan pintu, ia jadi semakin khawatir. Apa benar yang dikatakan Andro tadi? Sekacau apa laki-laki itu? Membuat Anggita semakin cemas.Akhirnya wanita itu memutuskan untuk masuk ke dalam apartemen, bersyukur passwordnya belum berubah. Anggita lalu membuka pintu kemudia masuk secara perlahan ke dalam ruangan. Benar apa yang dikatakan Andro, keadaan apartemen Rion tak ubahnya bagai perahu yang diterjang badai. Lukisan-lukisan mahal terjatuh, cermin di ruangan pun hancur. Anggita menelan salivanya kasar, semarah apakah pria itu. Ia tidak menyangka bahwa Rion akan sekacau ini. Anggita membersihkan ruangan itu dengan cepat, sebelum Rion terbangun. Ia merasa bertanggung jawab karena dirinya lah Rion jadi sekacau itu. Setelah semuanya rapih kembali. Anggita berniat mengetuk pintu kamar Rion. Tapi ia urungkan niatnya itu, sebab Anggita khawatir Orion akan lebih marah saat meliha

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab 22. DILEMA

    Praaang !Orion melempar botol minuman keras itu ke tembok kamarnya, seketika serpihan kaca berserakan. Wajahnya memerah, matanya menyiratkan luka."Mengapa Anggita? Mengapa kau berbohong? Aku tahu kau mencintaiku," oceh pria yang sedang dalam pengaruh alkohol. Setelah mengantar Anggita pulang, Orion melarikan mobilnya menuju Klub. Ucapan wanita itu seperti gaung yang memantul di dalam kepalanya. Membuat hatinya panas dan hanya dengan cara seperti ini ia meluapkan amarahnya. Ia tidak mau menyakiti Anggita, ia sangat mencintai wanita itu. Tapi, apa yang ia dapatkan sekarang. Orion merasa dipermainkan olehnya. "Aku tidak akan diam saja, kau harus jadi milikku Anggita, bagaimana pun caranya. Yaa, tidak ada yang boleh memilikimu selain aku," tutur Rion sebelum akhirnya ia tertidur.***Pagi harinya Anggita tengah bersiap merapihkan kopernya, hari ini ia sudah memutuskan akan tinggal bersama Pamannya yang tinggal di Yogyakarta. Setelah beberapa hari lalu pamannya menawari ia pekerjaan u

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab 21. Penolakan Anggita

    Saat ini Gita dan Rion sudah berada didalam mobil, wanita itu terpaksa menuruti Orion, ia tidak mau sesuatu yang lebih buruk terjadi pada Raya. Ia sendiri terkejut melihat kemarahan Orion yang sedemikian rupa. Begitu menyeramkan, ia khawatir Raya bisa terbunuh ditangan pria itu.Keduanya saling terdiam, tak ada yang memulai pembicaraan. Bahkan Anggita sejak tadi tidak mau menatap ke arah Rion, pandangannya fokus pada jalanan dibalik jendela mobil disampingnya. Rion sendiri fokus mengemudi, ia tidak mau amarahnya membuatnya hilang kontrol dan berujung petaka nantinya. Diliriknya wanita berhijab ungu disampingnya, ia tahu Gita pasti sangat marah atas kelakuannya, tapi ia tidak bisa menahan api cemburu yang berkobar didalam dadanya. Kemudian ia melihat pergelangan tangan Gita yang berjejak merah, bekas cekalan tangannya. Seketika hatinya merasa menyesal telah berlaku kasar pada wanita yang dicintainya.***Anggita pikir Rion akan membawanya ke apartemen laki-laki itu, ternyata dugaannya

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab.20 Hal yang tak terduga

    Suara musik bercampur dengan suara para tamu undangan membuat kepala Anggita sedikit pening. Tadinya ia ingin menolak ajakar Raya untuk datang ke pesta pernikahan Nanda, teman semasa sekolah mereka di SMU dulu. Untung matanya sudah tidak terlalu sembab, walaupun tadi Raya sedikit curiga ketika melihatnya keluar dari rumah. Mau tidak mu Anggita memakai make up tipis untuk menyamarkan jejak kesedihan di wajahnya."Git, foto dulu sini sama Raya, kalian nih diam-diam jadian juga ya." tutur Nanda seusai Gita dan Raya memberikan selamat kepada wanita itu. "Apa sih Nan, gue sama Gita masih temenan kok." balas Raya seraya terkekeh.Gita hanya tersenyum canggung, dia sebenarnya tidak terlalu akrab dengan Nanda, hanya kenal saja. Tapi dulu Nanda adalah salah satu gadis yang sempat ngejar ngejar Raya saat masih SMU. "Mau nyari yang kaya gimana lagi si Ray, kelamaan lo ... keburu kiamat tar." oceh Nanda lagi, gadis itu memang terkenal ceriwis dan termasuk salah satu gadis populer disekolah mere

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab. 19. Kedatangan Linda

    Anggita tengah menyiram tanaman didepan rumah. Sejak ibunya meninggal satu bulan yang lalu, ia juga sudah mulai bekerja lagi. Raya menawarkan pekerjaan padanya sebagai admin dikantornya. Gita pun langsung menerima tawaran kerja tersebut. Karena ia tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan menangisi kepergian sang ibu."Permisi!" Seorang wanita berpakaian modis berdiri didepan pagar rumah Anggita. Wanita itu pun menyudahi kegiatannya, dan menghampiri tamunya. "Ya, siapa ya?" tanya Gita sopan pada wanita itu."Kamu yang namanya Anggita?" Wanita itu melihat Anggita dengan sorot mata tajam dan merendahkan, dlilihatnya Gita dari atas sampai ke bawah serays tersenyum sinis."Saya mau bicara! Saya Mamahnya Arka," ucap wanita itu lagi.Anggita pun membuka pintu pagarnya dan mempersilahkan Linda masuk."Silahkan duduk!" "Gak perlu! Saya cuma ingin mengingatkan kamu, kalau saya masih ibunya Arka dan Rion juga masih suami saya, kami cuma salah paham aja, dan sebaiknya ... kamu menjauh dari sua

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab 18. Kepergian Emak

    Pagi ini langit begitu cerah tapi disuatu rumah menjadi mendung karena hujan air mata, Anggita diam terpaku disamping jenazah wanita yang telah melahirkannya. Air mata tak kunjung berhenti mengalir di pipinya yang putih. Matanya sembab karena banyak menangis, tapi ia tak perduli. Yang ia harapkan saat ini adalah sang ibu kembali bangun dan menyapa sambil tersenyum padanya seperti kemarin. Andara yang duduk disebelahnya pun tak luput dari kesedihan yang menimpa Anggita. Ia juga merasa saat kehilangan sosok emak, karena wanita tua yang bersahaja itu memiliki hati yang baik, dan sering menolong keluarganya.Seorang wanita berpakaian rapih diikuti kedua pria tampan dibelakangnya, datang memasuki rumah Anggita, dan tentu saja sosok mereka menjadi perhatian para tetangga yang sedang bertakziah ditempat itu. Bisik-bisik terdengar dari mulut mereka, ada yang bertanya siapa gerangan tamu-tamu itu, ada yang memuji betapa tampan kedua pria itu."Anggita, mamah turut berduka cita atas meninggaln

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab. 17 Losing You

    Wajah Anggita terlihat panik, pria dihadapannya ini tidak sedkitpun berpaling menatapnya. Anggita memutar otaknya, alasan apalagi yang harus ia lontarkan agar Rion mau pergi dari rumahnya. Ia tahu keadaan mereka yang seperti ini sangat tidak menguntungkannya. Rion terus maju mendekati wanita yang membuatnya hampir frustasi, sejak ia pergi meninggalkan halaman rumah keluarganya dengan Andro. Andro sialan, aku akan menghajarnya nanti setelah dari sini, batin Rion memaki. Dibelakang Anggita kini hanyalah dinding, ia tidak bisa kemana mana lagi. "Jangan mendekat lagi!" ujar Anggita dengan suara sedikit lebih kencang.Tapi Rion tidak mengindahkan perintah wanita itu, dia terus maju mendekat ke arah wanita bermata coklat itu. Dengan tatapn tajam, Rion berjalan menghampiri Anggita. Tiba-tiba Rion menyatukan keningnya ke kening Anggita. "Jangan menolakku lagi, aku bisa gila!" bisik Rion, kedua tangannya menempel pada dinding, memenjarakan wanita itu agar tidak bergerak kemana pun. Jantung

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   Bab 16. Menghindar darimu

    Andro belum membuka helmnya, ia sudah melihat Anggita berada dihadapannya dengan berurai air mata. Sedangkan ia melihat kakaknya sedang menuju ke arah mereka dengan wajah tak terbaca."Tolong anter saya pulang sekarang, Dro!" seru Anggita lagi seraya menaiki belakang motor Andro sambil memegang bahu pemuda itu. "Jalan sekarang, Tolong!" titah Gita dengan nada mengiba.Andro tidak tega melihat keadaan Gita yang menyedihkan, ia langsung menjalankan lagi motornya dengan kecepatan. Padahal ia juga sudah melihat, Rion sedang berlari ke arahnya. Sorry Bang, keadaan Anggita lebih penting, batin pria itu. Sepanjang jalan, Andro hanya terdiam begitupun Gita yang sesekali masih terisak. Andro melihat Gita dari kaca spion, wajahnya memerah karena menangis. Tapi Andro tidak mengantar wanita itu kerumahnya. Ia tak ingin ibunya Anggita curiga dengan keadaan putrinya, oleh karena itu, Andro membawa Anggita menuju ke sebuah Taman Kota."Maaf, merepotkanmu." ucap Gita pelan sambil menundukkan wajah.

  • PERNIKAHAN KEDUA TUAN CEO   bab 15. Terlukanya Anggita

    Saat ini Anggita sudah berada didalam sebuah taksi online. Ia tentu saja menolak tawaran Andro yang gila itu. Andro yang merasa kecewa dengan Gita pun melajukan motornya terlebih dahulu. Didalam hati ia sediki menyesal, kenapa harus membawa si Jimbo tadi kerumaj Anggita. Karena Anggita terang-terangan menolak untuk naik dibelakang motor balapnya. Taksi online itu sudah berhenti didepan gerbang rumah keluarga Syailendra. Anggita pun kemudian menyapa sang satpam.Ketika itu bertepatan dengan mobil Rion yang ingin masuk ke gerbang. Anggita pun memalingkan wajahnya. Rion kemudian membuka kaca mobilnya dan melihat ke arah Gita."Masuk Git!" seru Rion seraya tersenyum.Tapi Anggita tidak mengindahkan perintahnya, dia terus berjalan melewati gerbang dan memasuki rumah mewah itu. Sedangkan Orion terburu-buru memarkikan mobilnya sembarangan untuk bisa mengejar wanita itu.Anggita disambut ramah oleh Vega dan beberapa teman juga kerabat keluarga Syailendra yang sedang berkumpul."Sini Git!" se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status