PERNIKAHAN KEDUA 26PoV KEYSHARasanya seperti mimpi!"Key sudah tahu semuanya Ibu. Tolong jangan sembunyikan apapun lagi dari aku. Kita akan hadapi apapun masalahnya bersama-sama."Ibu menatapku dengan air mata berlinang. Di dalam mobil, kami berpelukan lama sekali, menumpahkan segala kerinduan yang selama ini membuat dada terasa sesak. Dapat kurasakan Bang Zaid berulang kali melirik dari kaca spion dengan mata berkaca."Key, kalian tenanglah disini. Om Reyhan itu urusanku."Aku mengangguk. Mengusap mata yang basah."Apakah… tak apa-apa? Ibu takut Mas Reyhan akan marah." Tanya Ibu."Tidak akan ada yang marah Tante. Om Reyhan mengizinkan Tante bersama Keysha dengan sukarela. Bukankah Tante dengar sendiri tadi?"Ibu mengangguk, meski aku tahu beliau masih ragu. Ibu hanya belum tahu siapa Bang Zaid. Lea telah bercerita banyak, bagaimana kaya dan berkuasanya keluarga Bang Zaid. Meski mereka yatim piatu, mereka memiliki para paman, sepupu dan kerabat lain yang masing-masing punya posisi p
PERNIKAHAN KEDUA 27Tadinya kukira Rani yang datang, ternyata bukan. Aku memijat kepala, pusing memikirkan betapa banyaknya cewek-cewek korban si playboy. Masih kecil, bakat playboy nya udah nampak jelas. Huh, untung saja aku nggak naksir. Seleraku jelas cowok yang lebih dewasa, ganteng, tegas, ngemong, melindungi, seperti…Aaahh.. Dasar kamu Key.Aku berdiri sambil menyilangkan kedua tangan di dada. Bersiap menonton pertandingan seru sore ini. Di sampingku, Bik Rum memandang khawatir, berulang kali beliau mencolek tanganku, menyuruhku menelepon Bang Zaid."Jangan Bik, kasihan Bang Zaid harus pulang tergesa-gesa cuma untuk menyaksikan dua cewek rebutan si playboy. Udah nggak apa Bik. Kita nonton aja."Aku nyengir. Bik Rum ikut meringis.Di hadapan kami, Diaz baru saja turun dari lantai atas, dengan lengan si gadis yang pertama datang, menggelayut di lengan Diaz. Wajah keduanya ketat. Sementara gadis yang baru datang, mempunyai wajah mungil dibingkai rambut bob sebahu, melotot melihat
PERNIKAHAN KEDUA 28PoV REYHANDulu, kemarin dan bahkan sekarang, aku tak pernah berniat menjadi seorang pembunuh. Setidaknya dengan sengaja.Dua tahun yang lalu."Maaf Rey, proposal kerjasama ini belum bisa saya tanda-tangani. Kau tahu sendiri selama ini Central mengambil material dari mana."Aku memandang Pak Adhyaksa dengan putus asa. Sebagai mantan napi kasus penggelapan dana, sulit sekali mencari perusahaan yang mau kuajak kerjasama. CV. MegaMetal milikku, yang kubangun dengan susah payah dengan pinjaman sana sini, memasok segala kebutuhan pembangunan gedung, dari bagian terkecil seperti mur dan baut, hingga hollow, granit, spandek dan sebagainya. Maka, menahan rasa malu, aku kembali menghadap bos Central, pimpinan lama tempat aku menghabiskan sepuluh tahun bekerja."Rey, coba revisi dan ajukan dua hari lagi. Beri saya penawaran yang masuk akal."Secerah harapan bangkit. Aku mengangguk dan melangkah keluar dengan pasti. Rania anakku sudah terbiasa hidup mewah dan dia bercita-cita
PERNIKAHAN KEDUA 29PoV ZAID"Diaz!""Diaz!"Tak ada jawaban. Kucoba untuk membuka pintu kamarnya, kosong. Dengan gusar aku menuruni anak tangga dan berpapasan dengan Bik Rum. "Diaz mana Bik?""Loh? Sudah berangkat ke sekolah tadi, Mas.""Sepagi ini?""Iya, ndak pesan apa-apa tuh Mas."Aku menghela napas. Ini adalah hari ketiga Diaz menghindariku. Ya, aku yakin dia menghindariku dengan sengaja. Sepertinya dia tahu bahwa aku hendak mengajaknya bicara tentang Keysha. Interaksi kami jadi tak sehat. Padahal, aku hanya ingin bilang bahwa aku tidak akan mencuri gadis yang dia cintai. Dia hanya perlu menunggu agar lebih dewasa dan mapan. Toh Keysha juga masih muda. Mereka bisa berjalan beriringan menuju puncak nantinya. Tapi, bagaimana aku bisa bicara jika dia terus menghindar?Ponselnya berdering tapi tak kunjung diangkat. Mungkin dia sedang mengendarai motor. Aku memandang sarapan yang mulai dingin, berpikir betapa sepinya hidup kami setelah kepergian Papa, Mama dan Aurel. Kami berdua seh
PERNIKAHAN KEDUA 30Seakan bumi berhenti berputar, seperti itulah yang kurasakan saat ini.Dulu, aku pernah membayangkan masa remaja yang indah, menyukai seseorang lalu merasa senang hanya karena melihat bayangannya. Kami mungkin akan sesekali berbincang sambil tersipu, lalu semuanya terlupakan saat pulang ke rumah, bercengkrama dengan keluarga tercinta. Besoknya, aku akan bangun pagi dan berangkat ke sekolah dengan perasaan berbunga-bunga karena membayangkan bertemu si dia. Tapi, itu semua tak pernah terjadi. Di usia tujuh belas tahun, aku tak pernah membayangkan akan menghadapi masalah percintaan seserius ini."Kamu ngomong apa?"Suaraku bahkan nyaris tak terdengar oleh telingaku sendiri. Di hadapanku, Diaz berdiri masih sambil memeluk gitarnya, matanya masih memandangku lekat. Dan seketika aku menyadari bahwa dia tidak sedang bercanda."Kamu jangan main-main, jangan membuatku bingung. Kamu tahu kan masalahku sudah cukup banyak."Diaz tampak seperti tersadar. Dia mengerjapkan mata
PERNIKAHAN KEDUA 31Begitu tiba di rumah Keysha, aku terkejut. Yang ada disana bukan hanya Om Reyhan, tapi dia juga membawa orang tua Tante Sarah yang sudah sepuh. Pemandangan miris menyambutku. Kiara menangis tersedu-sedu sambil memeluk Ibunya erat, seolah mengerti bahwa dia akan segera dipisahkan lagi. Sementara Tante Sarah kebingungan duduk dibawah tatapan orang-orang yang mengintimidasinya, Om Reyhan dan kedua orang tuanya. Dan bukan itu saja, seorang wanita dengan tampang angkuh, memakai setelan jas resmi duduk sambil menumpang kaki."Baguslah kau segera datang Zaid. Aku datang hendak menjemput istriku.""Anda tidak berhak memisahkan seorang istri dari suaminya. Mereka ini sudah saling mencintai sejak dulu."Wanita tua dengan dandanan rapi itu menuding wajahku. Dialah Ibu Tante Sarah yang dipanggil Eyang putri oleh Keysha."Dan kau hanya orang luar disini. Kau sama sekali tak punya hak meski sekedar bicara sepatah katapun." Sang Ibu masih berapi-api. Wajah Om Reyhan tampak penuh
PERNIKAHAN KEDUA 32PoV KEYSHA"Menikahlah denganku. Jadilah istriku, Key."Aku membeku di kursiku. Menatap mata hitam sempurna itu, yang juga menatapku tanpa kedip, aku terpaku. Apa telingaku tak salah dengar? Lelaki sempurna ini, yang kukagumi dan kerap menjadi sumber semangatku setiap hari, mengajakku menikah? Benarkah? Apa dia tak salah ucap?"Keysha, aku bersungguh-sungguh. Menikahlah denganku."Aku masih tak mampu berkedip. Saat ini, yang terngiang di telingaku justru suara Diaz kemarin sore. Ya, baru kemarin sore, sebelum akhirnya dia pergi jauh menyebrangi benua tanpa pamit lagi padaku.'Aku cinta sama kamu, Key. Aku cinta kamu!'Alangkah lucunya. Adiknya menyatakan cinta, dan Abangnya mengajakku menikah. Lelucon macam apa ini?Aku tertawa, bingung dan linglung."Abang jangan aneh-aneh. Abang tahu…""Aku tahu. Aku tahu kalau Diaz juga mencintaimu. Karena itulah dia pergi menjauh dan berpesan padaku untuk menjagamu."Lagi-lagi aku ternganga. Anak bandel itu…"Jadi, Abang ingin
PERNIKAHAN KEDUA 33Aku tidur sambil memeluk Kiara, bersyukur karena aku tak kehilangan satu haripun bersama mereka, Ibu dan Ara, dua orang yang menjadi sumber kebahagiaanku. Aku berjanji akan mempertaruhkan apa saja demi membuat mereka bahagia. Lalu, cahaya lampu tidur menimpa jari manis tangan kiri dan kemilau cincin itu menmbuatku menarik tanganku. Aku tersenyum, menghela napas panjang dan segera menyadari bahwa kini aku terikat dengan seseorang. Seseorang, yang juga kucintai.Aku turun dari tempat tidur dan mengambil wudhu, lalu sholat tahajjud dengan hati tenang. Aku memang berada di suatu tempat yang tak kuinginkan, tinggal bersama orang-orang yang tak menginginkanku, tapi aku bertekad akan tetap disini demi Ibu dan Kiara.Usai sholat, aku mengaji sebentar menunggu subuh. Biasanya setelah sholat subuh, Ibu akan bangun dan memasak. Tapi itu dulu saat Ayah masih ada. Kemarin di rumah mungil kami, Mbok Imas melarang Ibu ke dapur pagi-pagi. Beliau sedih melihat tubuh Ibu yang kurus