Pagi-pagi sekali Arum sudah bangun, dan sekarang dia pun sudah selesai mandi.Arum mengeringkan rambutnya dengan handuk.Dia berjalan ke depan cermin."Wah sudah terlihat..." Ucap Arum dengan mengusap perutnya.Perut Arum sudah terlihat membuncit.Wajar saja kandungannya sudah masuk empat bulan.Arum merasa anaknya sangat baik, Arum jarang sekali muntah, apalagi ingin makan sesuatu. Cuman dia lebih sering ngemil saja.Arum melihat pipinya yang terlihat semakin cabi saja.Arum tersenyum senang, dia mengelus perut nya."Anak baik..." Ujar Arum.Arum kembali mengeringkan rambutnya, setelah itu dia menyisir rambutnya.Setelah siap Arum berjalan keluar kamar dari kamarnya. Seperti biasa Arum haru pergi ke kamar Jack.Arum pun berjalan menuju kamar Jack, setelah sampai di depan pintu kamar Jack Arum berhenti sebentar.Arum menarik napas dalam, lalu menghembuskan nya.Setelah ke jadian kemarin Arum sama sekali tidak keluar dari kamar, dia mengurung dirinya di kamar.Semoga pagi ini Jack tida
Setelah selesai sarapan Arum di ajak Sean untuk mengobrol di taman yang ada di depan Mansion Jack.Baru kali ini mereka bicara berdua dengan serius seperti ini."Jadi Jack ke Amerika bukan karena pekerjaan?.." Tanya Arum lagi."Bukan, Jack tidak ada kerjaan di sana. Tadi dia tidak bilang apa-apa, dia hanya menitip kan pekerjaannya saja kepada ku..." Ucap Sean.Sean saja terkejut pas Jack bilang ingin ke Amerika."Sudah lama dia tidak begini..." Ucap Sean.Membuat Arum menoleh ke arah Sean."Maksudnya?" Tanya Arum."Walaupun dia tidak bilang apa-apa, tapi aku tau, setiap kali dia pergi keluar negri, pasti dia ingin menenangkan diri nya dulu....." Ucap Sean."Apa mungkin ada hubungannya dengan kejadian kemarin..." Tebak Arum.Arum takut Jack merasa terganggu karena hubungan mereka terungkap, Jack mungkin saja malu, karena orang-orang tau Arum itu istrinya."Mungkin saja..." Ucap Sean.Membuat Arum semakin merasa bersalah."Dulu, Jack juga pernah tinggal di luar negri selama berbulan-bul
Pikiran Arum terus di penuhi tentang Jack, kenapa Jack pergi dari rumah. Arum terus saja bertanya-tanya, tapi Arum tetap tidak mendapatkan jawabannya.Terus soal Ibunya Jack, Arum tidak menyangka ternyata seperti itu cerita keluarga nya Jack.Di balik sosok Jack yang kuat, pasti tersimpan banyak kesedihan di hatinya.Ayahnya Jack selingkuh, terus ibunya meninggal bunuh diri. Kalau Arum jadi Jack, Arum pasti tidak sanggup menjalankan semuanya.Jadi Jack sering bangun pagi, bukan karena dia suka bangun pagi. Tapi karena dia sering mimpi buruk tentang Ibunya. Jack pasti punya rasa trauma nya sendiri.Arum menghembuskan napasnya berat, entah mengapa setelah mengetahui semua fakta tentang Jack. Arum jadi ingin selalu ada di sebelah Jack. Tapi Arum sadar walaupun Arum istri Jack, dia tetap tidak punya hak apapun atas diri Jack.Arum mengusap perutnya."Doa in Papah kamu ya nak, semoga dia baik-baik aja..." Ucap Arum bicara dengan anaknya.Arum menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang, dia j
Sudah seminggu Jack pergi dari rumah, dan sampai sekarang Jack tidak pulang juga.Perasaan Arum semakin tidak karuan rasanya. Berapa lama Jack akan pergi, banyak pertanyaan di benak Arum.Apalagi kata Sean sudah seminggu Jack tidak bisa di hubungi juga. Membuat perasaan Arum semakin gelisah saja."Arum..." Panggil Diana, namun Arum tidak kunjung menyahut juga."ARUM..." Teriak Diana dengan menggoyang bahu Arum.Membuat Arum terkejut."Ya ampun Di, nggak usah teriak-teriak..." Ucap Arum dengan mengusap kupingnya, kuping Arum pengang rasanya karena teriakan Diana."Ya habisnya kamu ngelamun terus di panggil nggak nyahut-nyahut..." Ucap Diana.Diana heran kenapa Arum hobi sekali melamun sekarang."Nih lihat rambut kamu udah jadi..." Ucap Diana dengan memberikan kaca ke Arum.Arum langsung melihat ke kaca itu, dia memegang rambutnya yang di potong pendek oleh Diana."Bagus banget..." Puji Arum.Rambut Arum jadi lebih rapi."Wah.. kamu emang jago motong rambut Di..." Ucap Arum senang.Ram
Arum berjalan menuju kamar Jack, dia masuk kedalam lift. Perasaan Arum sudah tidak menentu rasanya.Ting.Pintu lift pun terbuka, Arum pun keluar dari lift, dia berjalan ke pintu kamar Jack.Tok.Tok.Arum mengetuk pintu kamar Jack."Masuk.." terdengar suara Jack dari dalam.Arum menyiapkan mentalnya dulu, sebelum masuk kedalam kamar Jack.Arum menarik napasnya dalam, lalu menghembuskan nya perlahan, supaya dia tenang.Setelah merasa berani, barulah Arum membuka pintu kamar Jack.Ceklek.Arum membuka pintu kamar Jack.Arum melihat Jack yang sedang duduk di dekat jendela kamarnya, Jack menatap Arum dengan wajah datarnya.Jantung Arum langsung berdebar tak karuan, Arum menelan ludahnya susah payah.Setelah seminggu mereka tidak bertemu, tidak ada yang berubah dari Jack."Ada apa Tuan?" Tanya Arum.Itu kata-kata pertama yang Arum ucapkan.Jack masih tetap diam, dia terus menatap Arum dengan intens.Arum menelan ludahnya susah payah, Arum mencoba menebak apa yang sedang Jack pikirkan seka
"Aku tidak mau kita berpisah..." Ucap Jack dengan menatap Arum serius.Seminggu pergi dari rumah untuk menenangkan diri, Jack telah memikirkan semuanya. Dia memutuskan untuk tidak meninggalkan Arum.Arum semakin tidak mengerti dengan apa yang Jack inginkan. Dulu Jack selalu ingin Arum pergi dari hidup nya, bahkan Jack sampai menyiksa Arum agar Arum tidak betah berada di rumah ini. Tapi sekarang, ketika Arum memutuskan untuk pergi dengan suka rela dari hidup Jack, tapi Jack malah tidak ingin berpisah."Kau pikir anak ini hanya punya mu..." Ucap Jack."Dia juga anak ku, aku juga ingin berada di dekatnya..." Ucap Jack menekan setiap ucapannya.Jangan pikir Arum bisa membawa anak Jack pergi dari hidup Jack."Bukan kah...""Sudahlah Arum keputusan ku sudah bulat, aku tidak mau lagi berdebat masalah ini..." Ucap Jack final.Jack tidak mau mendengar apapun dari Arum lagi.Jack sudah lelah berdebat masalah yang itu itu saja."Tapi aku...""Kau mau memancing emosi ku?" Tanya Jack memotong ucap
Arum mengerjapkan matanya beberapa kali, sampai akhirnya matanya benar-benar terbuka lebar.Arum seketika melebarkan matanya terkejut.Apa yang sedang Jack lakukan, batin Arum.Saat melihat Jack sudah berada di atas tubuhnya."Morning..." Ujar Jack dengan suara seraknya kas orang yang baru bangun tidur."Tu...Tuan..." Ucap Arum gugup."Sst...." Jack menaruh jari telunjuk di bibir Arum."Jangan panggil aku Tuan lagi..." Ucap Jack dengan mengusap bibir Arum pelan.Arum menelan ludahnya susah payah karena gugup."Panggil Jack saja..." Ucap Jack lagi.Jack terus memperhatikan bibir Arum yang bewarna pink.Cup.Jack mengecup bibir Arum sekilas."Morning Kiss..." Ucap Jack dengan tersenyum.Arum menganga di buatnya, apa dia tidak salah lihat, baru saja Jack tersenyum.Baru kali ini Arum melihat Jack tersenyum, senyum yang tulus, bukan senyum evil yang sering Jack perlihatkan selama ini.Cup.Jack mencium pipi Arum dengan gemas."So cute..." Ucap Jack, pipi Arum semakin cabi saja.Arum pun t
Arum membantu menyiapkan semua sarapan di meja.Arum juga membuat kopi hitam untuk Jack.Biasanya pagi-pagi begini Jack sering meminum kopi hitam."Apa begitu cara mu melayani suami mu? Meninggalkan dia begitu saja di dalam kamar..."Suara berat Jack menghentikan kegiatan Arum.Semua pelayan yang ada di ruang makan langsung menunduk hormat saat melihat kedatangan Jack.Arum membalik badannya menatap ke arah Jack.Jack sedang berjalan ke dekat Arum sekarang.Jack sudah rapi dengan menggunakan setelan kantor nya.Jack berjalan semakin dekat ke arah Arum.Arum tanpa sadar memundurkan langkahnya.Jack maju satu langkah, Arum juga mundur satu langkah.Sampai tubuh Arum terhalang oleh meja makan.Jack langsung mengurung tubuh Arum, dia menaruh ke dua tangannya di meja yang ada di belakang tubuh Arum.Jack menatap mata Arum dengan intens.Arnold yang juga ada di ruang makan, membuang pandangannya ke sembarang arah, dia tidak mau melihat kemesraan Jack dan Arum. Entah mengapa hatinya menjadi