Share

PEWARIS HEBAT NOMOR 1
PEWARIS HEBAT NOMOR 1
Penulis: Hakayi

Bab 1

Bandara International New Taraka.

Suasana di sebuah bandara tampak sangat sibuk. Pasukan berseragam tampak sedang mengosongkan area dalam bandara. Sementara area luar bandara tampak sudah dijaga ketat oleh pasukan militer, dengan persenjataan lengkap.

Semua penerbangan dibatalkan, tidak ada satu pun warga sipil yang boleh berada di dalam sana, bahkan walikota sendiri tidak diperbolehkan masuk. Semua pasukan militer tampak tegang, beberapa helikopter terbang di udara, belasan mobil limosin berbaris di dalam area bandara. Dan sebuah pesawat dengan lambang kehormatan negara New Taraka akhirnya tiba. 

Seluruh pasukan kemiliteran yang tengah berbaris dengan rapi, tampak begitu tegang. Keringat mengucur di dahi mereka. 

“Selamat datang di New Taraka, Jenderal.” Salah seorang tentara dengan pangkat tinggi membungkukkan badannya ketika menyambut seseorang yang baru saja turun dari dalam pesawat. 

Dia adalah Kaisar, seorang panglima perang tertinggi yang masih sangat muda. Sejak remaja, ia telah dikirim ke sekolah militer, dan selama tujuh tahun belakangan ini berhasil memenangkan semua peperangan hingga menjadikannya panglima perang tertinggi. Dia juga melatih pasukan terhebat di dunia, yang semuanya tunduk kepadanya.

Kaisar yang bertubuh tinggi, tegap dan terlihat dingin, membuat siapapun yang berada di sana merasa gemetar berhadapan dengannya. 

“Tuan muda.” Seorang pria yang adalah sekretaris pribadi ayahnya, tampak menundukkan kepalanya di hadapan Kaisar.

Kaisar menatap pria itu sekilas, kemudian berujar, “kita bicara di mobil.” 

Kepulangannya ke kota itu karena mendapat kabar dari sekretaris pribadi ayah angkatnya–Abraham, bahwa beliau telah meninggal dunia. 

Bertahun-tahun yang lalu, Kaisar adalah seorang anak jalanan yang diangkat anak oleh Abraham yang kaya raya. Namun, keluarga Abraham tidak pernah memperlakukan Kaisar dengan baik. Ia terus dicaci dan dihina, dianggap tidak pantas berada di rumah mereka. Meskipun keluarga Abraham bersikap begitu padanya, namun Kaisar tidak pernah membalasnya, dan justru terus memaafkan mereka. 

Abraham yang tidak tahan melihat perlakuan semua orang kepada Kaisar, kemudian mengirimnya ke sekolah kemiliteran. Ayah angkat Kaisar mengatakan, suatu saat nanti ia akan membutuhkan bantuan darinya. Mengingat itu Kaisar tampak menyembunyikan kesedihannya karena dia tidak memiliki kesempatan lagi untuk membantu ayah angkatnya itu jika sekarang Abraham benar-benar sudah meninggal.

“Kenapa ayah bisa meninggal secara mendadak?” tanya Kaisar pada sekretaris pribadi ayahnya itu. 

“Tuan Besar Abraham ditemukan pingsan, dengan busa di mulutnya. Dokter bilang bahwa kematiannya karena serangan jantung.”

Kaisar mengernyit tak percaya mendengar itu. “Selama ini Ayah memiliki riwayat penyakit jantung?”

Pria itu menggelengkan kepalanya. “Tidak, Tuan Muda. Nona Elena mengatakan bahwa Tuan Abraham tidak memiliki riwayat penyakit jantung,” jawabnya. “Saya dan Nona Elena juga curiga dengan kematian mendadaknya.”

Elena adalah anak kandung Abraham. Seorang gadis yang seumuran dengan Kaisar.

Lalu dia menyerahkan sebuah surat pada Kaisar. “Tuan Abraham berpesan pada saya, jika sesuatu hal buruk terjadi padanya, saya diminta untuk menyerahkan surat ini kepada Tuan Muda sebelum pengacara pribadi Tuan Besar Abraham mengumumkan surat wasiatnya kepada seluruh anggota keluarganya.”

Kaisar meraih surat itu lalu bergegas membukanya. Beberapa baris kalimat yang ada di dalamnya, membuatnya sedikit terperangah. Namun ia bisa untuk menutupinya. 

Kaisar melipat surat itu. Dia menatap sekretarisnya dengan tatapan lekatnya. “Apa saat ini keluarga ayah saya masih belum tahu mengenai hal ini?”

“Sampai saat ini rahasia itu masih terjaga, Tuan Muda,” jawab sekretaris pribadi ayah angkatnya.

“Kalau begitu tolong simpan rahasia ini selamanya dan pulanglah duluan ke sana,” pinta Kaisar. “Jangan sampai ada yang tahu bapak menemui saya ke sini.”

“Baik, Tuan Muda.”

***

Keesokan harinya, sebuah limosin berhenti agak jauh dari kediaman ayahnya. Kaisar yang berpenampilan kasual turun dari dalamnya. 

“Jenderal, kami bisa memberikan pengamanan ekstra ataupun iring-iringan untuk Anda.” Seorang perwira dengan pangkat tinggi terlihat menunduk di belakang Kaisar. 

“Tidak perlu, saya akan pulang sendiri dan saya tidak ingin ada satu pun yang mengikuti saya.”

“Ba… Baik, Jenderal.” Perwira itu mengangguk patuh. 

Tak lama limosin itu pergi menjauh. 

Dari tempatnya berdiri, Kaisar bisa melihat gerbang dari rumah ayah angkatnya yang sangat tinggi. Dia tidak bisa menahan senyum getirnya. Terbayang kehidupannya yang penuh dengan hinaan di dalam sana. 

Namun, sekarang semuanya telah berubah. Kaisar kembali dengan sesuatu yang baru, dan tidak terkalahkan.

Saat Kaisar akan berjalan menuju rumah sang ayah, sebuah mobil sport melaju dengan cepat, hingga hampir menyerempetnya. 

“Jangan menghalangi jalanku, pengemis!” Pengemudi mobil sport itu terlihat marah, namun ekspresi itu berubah menjadi tatapan menghina yang disertai siulan penuh kemenangan. “Lihatlah, siapa ini? Kaisar si anak pungut telah kembali lagi?”

Hakayi

Mohon dukungan untuk memberikan vote dan menulis ulasan di kolom review jika menyukai novel ini. Terima kasih.

| 2
Komen (6)
goodnovel comment avatar
EDy Mansor
sy baru baca jalan cerita oklah
goodnovel comment avatar
Lingga Pemna
baru juga baca
goodnovel comment avatar
Rizka Aulia
meninggalnya Abraham mencurigakan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status