Beranda / Fantasi / PUTRI PENGUBAH TAKDIR ELYSIA / BAB 53 : GEMA YANG HANCUR

Share

BAB 53 : GEMA YANG HANCUR

Penulis: TenMaRuu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-18 01:00:35

Keheningan yang pekat dan berat kembali menyelimuti reruntuhan kuno itu. Begitu tebal hingga telingaku berdengung.

Bahkan suara angin pun seolah mati, takut mengusik kedamaian yang baru saja dibeli dengan kekerasan.

Debu-debu es hitam dari gema ksatria yang hancur perlahan turun, melapisi tanah beku seperti salju kematian.

Kami bertiga tergeletak di tanah, terengah-engah, mencoba mengisi kembali paru-paru kami yang terasa terbakar. Pertarungan telah usai.

Aku bangkit dengan susah payah, setiap sendiku berderit protes. Aku mendekati pohon kristal hitam yang kini terluka itu.

Dari bekas pecahan yang dihantam pedang Riel, menetes cairan hitam pekat yang kental, seperti darah pohon yang menangis dalam diam.

"Kita… kita berhasil," kata Arista, suaranya masih bergetar, berusaha bangkit dengan bantuan belatinya.

Ya, kami berhasil. Tapi kemenangan ini terasa hampa. Terasa salah.

<
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • PUTRI PENGUBAH TAKDIR ELYSIA    BAB 57: JALAN YANG BERBEDA

    Kami bertiga terduduk lemas di atas rerumputan hijau di tepi seberang Sungai Kabut Penyesalan, napas kami masih memburu. Di belakang kami, dinding kabut putih yang tebal itu terlihat begitu tenang, seolah tidak pernah terjadi apa-apa.Seolah ia tidak baru saja menyiksa kami dengan ilusi dari ketakutan terdalam kami."Aku tidak akan pernah mau melewati tempat itu lagi seumur hidupku," kataku sambil menghela napas panjang, mencoba mengusir sisa-sisa bayangan rumahku yang terbakar dari benakku.Arista hanya mengangguk setuju, matanya masih menatap dinding kabut itu dengan waspada. Tapi Riel, ia justru menatapku. Tatapannya berbeda dari biasanya. Bukan lagi hanya tatapan seorang pelindung pada orang yang harus ia jaga. Ada kekaguman di sana, tapi juga… kebingungan."Bagaimana… bagaimana kau bisa melakukannya, Liora?" tanyanya akhirnya, suaranya pelan dan penuh rasa ingin tahu yang tulus. "Kabut itu, ia tidak merespons sih

  • PUTRI PENGUBAH TAKDIR ELYSIA    BAB 56: SUNGAI BERKABUT

    Malam itu, untuk pertama kalinya, kami bertiga bisa beristirahat dengan sedikit lebih tenang. Aku tahu perjalanan kami masih panjang, dan bahaya masih mengintai di setiap sudut. Tapi setidaknya, sekarang aku tahu batasanku. Dan aku tahu, aku memiliki dua teman yang tidak akan pernah membiarkanku melewati semua ini sendirian. Pagi berikutnya, suasana di antara kami terasa berbeda. Keheningan yang menyelimuti kami saat sarapan bukan lagi keheningan yang canggung, tapi penuh dengan pemahaman yang tak terucap. Kami telah melewati badai bersama, dan itu mengubah segalanya. Riel, yang kini sudah bisa bergerak dengan lebih leluasa, tidak lagi hanya melihatku sebagai "anomali kecil" yang harus dilindungi. Tatapannya kini mengandung rasa hormat yang tulus. Arista, di sisi lain, tidak lagi hanya menatapku dengan kewaspadaan seorang pengawal, tapi juga dengan semacam…

  • PUTRI PENGUBAH TAKDIR ELYSIA    BAB 55: GEMA DALAM KESADARAN

    Gelap.Tapi ini bukan kegelapan sel penjara Umbra yang dingin dan menyesakkan. Ini adalah kegelapan yang hangat, kosong, dan tanpa bobot. Aku melayang di dalamnya, tidak merasakan dingin atau panas, lapar atau kenyang.Aku tidak punya tubuh. A-aku hanyalah… sebuah kesadaran. Filosofis sekaliDi mana aku?Aku mencoba memanggil Riel, memanggil Arista, tapi tidak ada suara yang keluar. Aku mencoba merasakan Aether, tapi di sini tidak ada apa-apa. Hanya kehampaan yang tenang.Lalu, di tengah kehampaan itu, sebuah cahaya muncul.Bukan cahaya keemasan dari daun Sang Penjaga. Bukan juga cahaya perak dari Menara Lumina. Ini adalah cahaya biru pucat yang dingin dan familier. Cahaya es. Cahaya dari kekuatanku sendiri.Cahaya itu membentuk sebuah cermin raksasa di hadapanku. Permukaannya beriak, menampilkan sebuah pemandangan: aku, terbaring tak sadarkan diri di atas hamparan lumut, wajahku pucat pasi. Riel berl

  • PUTRI PENGUBAH TAKDIR ELYSIA    BAB 54: SUNGAI YANG TERLUKA

    Malam itu, saat kami berkemah di sebuah gua kecil yang kering dan aman, kami menyalakan api unggun. Kehangatannya sedikit demi sedikit mengusir hawa dingin dan suram yang menempel di jiwa kami.Aku duduk menatap api, daun emas dari Sang Penjaga tergeletak di pangkuanku.Bagaimana bisa hidupku berubah sedrastis ini?Beberapa minggu yang lalu, masalah terbesarku adalah tugas sekolah yang menumpuk. Sekarang? Aku harus khawatir tentang nasib seluruh dunia fantasi ini.Perjalanan ini masih sangat panjang, dan aku tahu, akan ada lebih banyak lagi luka dan pilihan-pilihan sulit yang menanti di depan.Tapi melihat wajah Riel dan Arista yang diterangi oleh cahaya api, aku tahu satu hal.Aku tidak akan melewati semua ini sendirian.Dan itu, mungkin, sudah lebih dari cukup.Pagi berikutnya, kami melanjutkan perjalanan dengan semangat baru yang lahir dari keputusasaan. Kesadaran akan kekejaman Umbra justru menjadi bahan bakar bagi tekad kami. Kami harus lebih cepat.Daun emas di tanganku kembali

  • PUTRI PENGUBAH TAKDIR ELYSIA    BAB 53 : GEMA YANG HANCUR

    Keheningan yang pekat dan berat kembali menyelimuti reruntuhan kuno itu. Begitu tebal hingga telingaku berdengung. Bahkan suara angin pun seolah mati, takut mengusik kedamaian yang baru saja dibeli dengan kekerasan. Debu-debu es hitam dari gema ksatria yang hancur perlahan turun, melapisi tanah beku seperti salju kematian. Kami bertiga tergeletak di tanah, terengah-engah, mencoba mengisi kembali paru-paru kami yang terasa terbakar. Pertarungan telah usai. Aku bangkit dengan susah payah, setiap sendiku berderit protes. Aku mendekati pohon kristal hitam yang kini terluka itu. Dari bekas pecahan yang dihantam pedang Riel, menetes cairan hitam pekat yang kental, seperti darah pohon yang menangis dalam diam. "Kita… kita berhasil," kata Arista, suaranya masih bergetar, berusaha bangkit dengan bantuan belatinya. Ya, kami berhasil. Tapi kemenangan ini terasa hampa. Terasa salah.

  • PUTRI PENGUBAH TAKDIR ELYSIA    BAB 52: DUEL DUA ES

    Lyra Nyx benar.Tidak semua yang kuno itu baik.Dan sepertinya, aku baru saja membangunkan sebuah mimpi buruk yang telah lama membeku.Tombak-tombak es hitam itu meledak saat menghantam tanah, menyebarkan serpihan-serpihan tajam yang berdesing di udara. Aku dan Arista melompat menghindar, sementara Riel menangkis beberapa serpihan dengan pedangnya."Ini bukan penjaga biasa!" teriak Riel, matanya yang biru kehijauan kini menyipit waspada menatap gema ksatria es di depan kami. "Energinya liar dan penuh kebencian!"Gema ksatria itu tidak memberi kami waktu untuk bernapas. Ia mengangkat tangannya lagi, dan dari tanah yang membeku di sekelilingnya, dinding-dinding es hitam yang bergerigi tajam mencuat ke atas, mencoba menjebak kami.Hebat. Jadi lawanku sekarang adalah kulkas dua pintu yang lagi PMS.Arista bergerak dengan kelincahan yang memukau. Ia melompat dari satu dinding es ke dinding es lainnya, kedua belatinya berkilauan saat ia mencoba mencari celah. Tapi setiap kali belatinya men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status