Share

Bab 58

Author: Piemar
last update Last Updated: 2025-09-02 00:06:36

Brakkk!!

Suara benda pecah terdengar di kamar salah satu pelayan senior. Sebuah cermin bulat berornamen bunga hancur berkeping-keping ke lantai.

“Ana Merwin, awas kau!”

Helena menyebutkan nama Ana dengan perasaan yang tersulut emosi.

Ia mendengus kesal. Rencananya untuk melukai Ana Merwin malah jadi gagal total.

Ia mendengar dari gosip para prajurit bahwa Ana memang pingsan saat ikut berpatroli mengikuti Leon keliling kastil Ebony.

Sementara itu menurut pelayan yang mengantar tabib, kaki Ana terkilir. Entahlah, apapun itu Helena kecewa berat melihat Ana berhasil menarik perhatian Pangeran Leonhart. Jangan sampai, Ana juga mendapat kepercayaan darinya!

Pecahan cermin berkilat samar di lantai, memantulkan wajah wanita berambut pirang yang tegang penuh kebencian. Ia memandang pecahan itu lama, seolah melihat bayangan dirinya yang kalah oleh seorang pelayan baru.

“Dasar… murahan,” desisnya lirih, dadanya naik-turun karena amarah. Tangannya bergetar, meremas kain rok hitam yang ia ken
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 68

    Mereka kembali melanjutkan perjalanan. Suasana menjadi lebih hening, hanya suara derap kuda yang terdengar. Leon beberapa kali melirik Ana dari atas kudanya, seolah mencari jawaban yang tidak bisa ia tanyakan langsung.Matahari baru saja condong ke barat ketika derap kuda rombongan patroli meninggalkan kastil Ebony. Jalan berbatu yang panjang membentang menuju perbatasan, diapit hutan lebat dan padang rumput.Ana duduk di kereta kecil yang mengikuti para prajurit. Roknya sedikit terangkat karena terguncang, kedua tangannya mencengkeram lutut erat-erat. Senyum terukir di wajahnya. Betapa tidak, ia bisa melihat dunia luar lagi. Hutan hijau yang asri dan indah. Pun, ia bisa menikmati hembusan dersik angin yang segar. Di depan, Leon menunggangi kudanya dengan tegap. Punggungnya bidang, zirah ringannya berkilau terkena cahaya jingga. Sesekali ia menoleh ke belakang, memastikan Ana tetap ikut, namun sorot matanya dingin.Kereta itu akhirnya berhenti di sebuah pos jaga kecil di perbatasan.

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 67

    “Ana, buka pintunya!” pekik Leon untuk ke tiga kalinya. Tumben, Ana tidak langsung membuka pintu itu.Leon bukan orang yang sabaran, oleh karena itu ia menggedor pintu semakin keras. Masih tidak ada jawaban, dalam sekali hentakan, ia mendobrak pintu hingga membuat kuncinya patah lalu pintu raksasa itu pun terbuka.Pria bertubuh tinggi besar itu membelalakkan matanya tatkala melihat pemandangan yang tersaji di depan matanya. Ke dua mata Leon dan Ana bertemu dengan raut wajah yang pucat pasi. Ana yang syok melihat siapa tamu yang datang saat malam, mendobrak pintu secara kasar. Tak hanya itu momen kedatangannya sangatlah tidak tepat. Ana sedang berganti pakaian.Ana baru saja membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Ia berniat akan memakai gaun tidur. Sementara itu Leon tak kalah syok tatkala melihat tubuh Ana yang indah dan tanpa cacat. Beberapa detik tatapannya tak urung berpaling. Spontan, ia menelan salivanya melihat tubuh molek gadis itu–yang ternyata di luar dugaan. Sangatlah inda

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 66

    Leon menarik tali kekang kudanya beberapa kali, lebih kencang dari sebelumnya. Ia menunggangi kudanya dengan kecepatan di ambang batas. Saat ini pikirannya seumpama jalinan benang kusut. Semenjak surat dari istana Velmont datang, ia dilanda bingung. Sebetulnya apa yang terjadi di balik pernikahan dirinya dengan Ana Merwin?Siapakah dalang di dalamnya?Awalnya, ia curiga pada niat Ratu Seraphina—Ratu yang terkenal ambisius adalah dalang di balik konspirasi. Kuda hitam milik Leon meringkik dan mengangkat ke dua kaki depannya ke atas saat ia tak mampu lagi mengimbangi Leon. Pria bertubuh tinggi besar itu nyaris jatuh.Sir Juan langsung memperingatinya.“Tuan, kau harus lebih berhati-hati,” peringat Sir Juan mengejarnya dengan menunggangi kuda lain, menyusulnya. Leon berusaha mengatur nafasnya. Ia tahu, tidak sabaran. Ia harus segera bertemu dengan tabib tua, salah satu tabib kepercayaannya–yang terletak lima ratus kilometer dari kastil.Ia menaruh curiga pada obat yang diberikan pelay

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 65

    Ana berjalan mondar-mandir di kamarnya. Ia merasa bersalah atas kejadian semalam. “Apa aku haus meminta maaf sekarang pada Pangeran?”Jantungnya berdegup kencang. Sesekali ia memukul kepalanya karena merutuki kebodohannya. Bisa-bisanya ia tertidur saat melayani pangeran. Seharusnya Leon murka padanya. Namun kenapa ia malah meninggalkannya?Suara ketukan pintu terdengar. Ana berjalan perlahan menuju daun pintu setelah merapikan gaunnya. Pun, ia sempat menatap cermin, memastikan wajahnya terlihat buruk rupa.Di depan pintu, Diana sudah berdiri dengan nampan di tangannya. “Nyonya Ana, ini sarapan dan obat,” Ana menghela nafas pelan. Untung bukan pangeran yang datang. Ana menerima nampan itu dan menyematkan senyum tipis ke arah Diana. “Terima kasih,”Diana tidak lantas pergi. Bibirnya terus tersenyum berinai-rinai. Gadis berumur tujuh belas tahun itu meliuk-liukan tubuhnya sembari memilin jeraminya dengan gerakan canggung.Ana sempat terkesiap setelah menaruh nampan itu di atas meja, Di

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 64

    Leon mendekat. Suara langkah kakinya di lantai batu membuat Ana makin salah tingkah. Sampai tiba-tiba ia mendengar suara gesekan logam kecil. Ana menoleh tanpa sengaja.Leon sedang melepas topeng hitam yang selalu melekat di wajahnya. Gerakan tangannya lambat, penuh wibawa, seolah melepas beban lama. Ana tertegun. Matanya sampai tidak berkedip. Ketika topeng itu benar-benar jatuh ke meja batu, napas Ana tercekat.Wajah Leonhart terbuka sepenuhnya untuk pertama kalinya. Hidungnya mancung sempurna, rahangnya tegas, bibirnya tipis, dan sepasang mata tajam itu bersinar indah di balik temaram cahaya lilin. Satu hal lagi yang tidak luput dari pandangannya, mengejutkan, tidak ada bekas luka, tidak ada cacat seperti yang selama ini digosipkan. Justru ketampanannya begitu memukau, membuat Ana sulit berpaling.Ana hampir menjatuhkan gayung yang ia pegang. “Y- Yang Mulia…” gumamnya lirih, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada Leon.Leon menoleh cepat, sorot matanya tak terbaca. “Apa ada

  • PUTRI YANG TERTUKAR   Bab 63

    Leon menunduk, menahan bahunya dengan ringan. “Tetaplah berbaring.” Nada suaranya tegas, sarkas.Ana berkedip bingung. Ia masih mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya. “Mengapa Anda… di sini?”Mencengkram sprei, ia berusaha menegakkan punggungnya kendati tubuhnya terasa sangat lesu. Leon terdiam sejenak, matanya meneliti wajah pucat itu. Ada banyak kalimat yang ingin ia lontarkan—tentang surat, tentang kebohongan, tentang tuduhan yang menyesakkan.Namun bibirnya hanya terkatup rapat. Ia tidak ingin menjatuhkan kata-kata itu sekarang. Ia menahan dirinya. Ia akan mencari cara lain untuk mengungkapkan siapakah identitas wanita—yang dianggap polos di hadapannya.“Aku… hanya ingin memastikan kau tidak mati di ranjang ini,” ucapnya dingin, meski hatinya terasa bergetar.Glek!Apakah Pangeran Leonhart benar-benar menginginkan kematiannya? Ana terdiam, lalu tersenyum samar meski tubuhnya masih lemah. Kakinya turun ke lantai. Leon menoleh, menyembunyikan sorot matanya. “Kau lupa tugasmu?”Ana

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status