"Rama benar, semua kerusakan ini adalah ulah kita juga, akibat keserakahan dan ketamakan umat manusia, sehingga membuat dunia hancur!!" Jonas terlihat kalut, "aku hanya berharap mereka keturunanku bisa bertahan nantinya," katanya lagi sembari menopangkan tubuhnya di meja. "Rama, aku tau segala bentuk kerusakan ini ulah kita, namun bagaimana nasip para penerus yang tidak mempunyai salah? Apakah mereka harus merasakan kesulitan hidup di jaman ini? Apa kau tidak bisa menolong?" tanya prof Arkan lagi dengan tatapan sendu. Rama menggeleng, "aku hanya akan berusaha membuat portal itu tertutup, sementara ini ada yang harus aku lakukan di rumah perlindungan ini," kata Rama, ia lalu meminta Ara menyiapkan 3 botol elixir antimagic potion. Ara mengeluarkan 3 elixir antimagic potion, para prof tercengang melihat Ara bisa melakukan itu, mereka bahkan belum pernah melihat cairan yang Ara keluarkan. "Minumlah ini Jika kalian percaya padaku," Rama menyerahkan kepada mereka per botol elixir antimag
"Terima kasih Tuan Muda!!" salah satu pahlawan yang Rama obati bersujud dan memanggil Rama Tuan Muda karena mendengar Fatta memanggilnya begitu. Rama merasa canggung dan ingin kabur, namun betapa terkejutnya Rama ketika keluar dari kamar, sudah banyak orang berkumpul di depan kamarnya. "Terima kasih Tuan Muda!!" teriak Rama berakting seolah-olah ia juga baru diobati. Melihat Rama berakting seperti itu, Fatta kebingungan namun tetap mengikuti Rama. Rama kemudian menutup pintu kamarnya membuat beberapa pahlawan yang sudah disembuhkan merasa kebingungan dengan sikap Rama.Rama kabur secepat mungkin dari banyaknya orang yang berkumpul di depan kamarnya. Tak ada yang sadar karena mereka mengira pahlawan yng menyembuhkan bukanlah Rama. "Tuan Muda, mengapa kau kabur tadi?" tanya Fatta. "Haish!!" Rama tak banyak bicara, ia hanya berlalu pergi keluar dari rumah perlindungan Antasa. Rama menatap ke sekeliling gerbang rumah perlindungan Antasa, beberapa pengamanan terlihat berjaga di atas g
Sebuah ledakan terjadi, Rama yang tak sadarkan diri melayang dan mengalami peningkatan kekuatan. Pendaran putih menyelubungi Rama. "Krash!!" Ketika Siblis akan mendekat, pendar putih itu terasa menyakitkan tubuhnya seakan ia melindungi Rama dari gangguan Siblis. "GRRRRAAAAAHHHH!!!" Siblis meningkatkan kekuatannya, tubuhnya membesar 3 kali lipat dari tubuh awal, bahkan Lilia dan Baxia tak menyangka kalau kekuatan Siblis akan sebesar itu.Bahkan terdapat tanduk melengkung ke belakang di kepala Siblis, matanya menghitam, pedang darah hitam yang tadi di pegangnya membesar dan membara. "Wush!! Blar!!" Siblis mencoba memukulkan pedangnya kepada Rama yang sedang melayang. Namun pukulannya memantul dan membuat Siblis terhempas jauh. Siblis kembali menyerang Rama namun dihalangi oleh Lilia dan Baxia. Kini Siblis melawan Lilia maupun Baxia, dengan kecepatan Baxia dan kekuatan petir Lilia nyatanya tak membuat Siblis mundur. "Jgaaarrrr!! Blar!! Blar!!" Lilia mengerahkan petirnya ke arah Sib
Rama menebas pedang suci kembarnya, tebasan pedang suci kembar memberikan efek tenaga dalam yang besar, dengan cepat kekuatan itu menuju Jinfriet, Jinfriet bahkan tak sempat mengelak. "Wush!! Plap!!" Jinfriet terhempas karena tebasan pedang suci kembar. Jiwanya terluka parah, Jinfriet mengeluarkan darah hitam."Uhk!! Manusia pemilik pusaka Naga memang berbeda!! Aku pasti akan mati!!" Jinfriet terkekeh sementara ia terus mengeluarkan darah hitam nan pekat. "Tap!!" Rama berdiri di depan Jinfriet yang melemah."Kami pasti akan membalas kekalahan ini!!" kata Jinfriet, ia tergeletak tak berdaya dengan luka yang parah."Uhuk!!"Rama kembali mengaktifkan pusaka Naga pemanggil roh, setiap roh dari pasukan Jien mulai tertarik masuk ke dalam cahaya putih yang Rama ciptakan."Aaaarrrrgggghhhh!!" Bahkan bayangan hitam yang memasuki setiap dada manusia ikut ditarik, Rama membersihkan semua pengaruh dari pasukan Jien. "Ara, aktifkan hipnotis masal!!" perintah Rama. [Hipnotis masal akan dilakukan
"Kami pulang..." teriak Fatta dengan semangat. "Nduk!!" Ibu Sri yang telah dipulihkan dari kebutaannya langsung menyambut kedatangan Fatta maupun Rama. Setelah sekian lama mereka kembali, Rama memang berencana tidak terlalu sering pulang ke masa lalu. Ia takut akan berpengaruh pada portal yang terbuka di masa depan. "Ibu..." Rama memeluk tubuh renta ibunya. "Nduk, kamu pulang?" pak Bima kemudian menepuk bahu Rama. Semua orang di desa Mekarsari telah mengetahui kekuatan Rama bahkan kemampuan Rama, semua orang menyambut Rama dengan sukacita. Hanya saja, Rama merasa membohongi semua orang. Ia bukanlah Rama yang asli, hanya Fatta yang tau dan tetap menganggap Rama tetaplah Tuan Muda yang ia kenal."Rama, ada kabar duka!!" Jaya datang dengan wajah sedih. "Apa itu?" tanya pak Bima, Rama hanya menatap Jaya penuh pertanyaan. "Raja telah mangkat!! Pangeran Baskara harusnya naik tahta, namun beberapa pemberontak menyerang dan menyanderanya!!""Rama, kalian harus menolong pangeran Baskara!!
Hari ini Pangeran Adisti Wiraguna telah genap berumur 15 tahun, pesta diadakan dalam keadaan meriah. Raja mangkat beberapa bulan yang lalu, seharusnya kerajaan dalam keadaan bersedih. Namun Permaisuri Ayunda tidak mengindahkan aturan kerajaan. Bahkan semua orang tau, kini Pangeran Baskara di tahan di dalam istananya, ia hanya boleh ke istana Putri Cendana. Pangeran Baskara dibatasi dalam bergerak, ia mendapatkan tekanan yang kuat karena saat ini Putri Cendana sedang hamil anak pertama. Bahkan saat ini Pangeran Baskara hanya bisa mengepalkan tangannya ketika perayaan ulang tahun Pangeran Adisti dirayakan dengan sangat meriah. Para Menteri kebanyakan adalah orang-orang dari pihak Permaisuri, jika ada pihak Pangeran Baskara yang berani bicara, ia akan dihukum, diasingkan bahkan tak segan dibunuh. Mereka akan difitnah mencela Permaisuri.Saat ini Pangeran Baskara belum diangkat menjadi Raja, karena Permaisuri mengubah aturan kerajaan. Permaisuri mencoba menjadikan Pangeran Adisti sebagai
"Pangeran!!" Panglima Fatih yang masih berada di sekitar istana segera mendatangi kediaman Pangeran Baskara dan Putri Cendana, selama kehamilan anak pertamanya, Pangeran selalu berada di sisi istrinya. Ia tak pernah meninggalkan Putri Cendana, terlebih keadaan di istana sangat berbahaya."Ada apa?" tanya Pangeran Baskara, ia melihat sorot mata khawatir dari wajah Panglima Fatih, ia bahkan sudah bersiap dengan seratus orang prajurit yang berjaga di kediaman Pangeran Baskara. "Pemberontakan!! Mereka telah sampai di gerbang pusat kota!!" lapor Panglima Fatih."Pangeran, kau harus berlindung!! Ini jelas siasat licik sesorang untuk menjatuhkanmu!!"Pangeran Baskara menatap istrinya, "Tidak bisa, akan lebih bahaya jika aku keluar, istriku sedang hamil besar, ia takkan bisa pergi jauh!!" Pangeran Baskara memijit pelipisnya."Yang Mulia!!" Putri Cendana memegangi tangan suaminya, ia terlihat khawatir dan airmatanya mulai menggenang. Selama menikah, baru kali ini mereka dikaruniai seorang anak
"Pangeran, menyerahlah sehingga kami tidak perlu membunuhmu!!" Panglima Perang Ajisakti masih memakai kain penutup wajah, namun jelas Pangeran Baskara mengenali suaranya."Apa kalian tidak takut, jika ketahuan maka bukan hanya kalian, melainkan keluarga kalian pun akan dihukum atas pemberontakan ini!!" sahut Pangeran Baskara, ia terlihat tenang namun sorot matanya jelas memancarkan kilatan amarah. "Pangeran, tidak ada yang akan tau!! Karena masa kejayaanmu telah berakhir hari ini, tidak ada lagi yang peduli kepadamu!!" sahut Panglima Perang Ajisakti dibalik kain penutup wajah, ia bahkan mengejek Pangeran Baskara dengan senyuman yang ia sembunyikan. "Malang sekali nasibmu Pangeran!! Bahkan jika kau mengatakan siapa kami, maka kau hanya bisa mengatakannya kepada Raja yang telah mangkat!!" Salah satu Kapten yang berada di sisi Panglima Perang Ajisakti ikut mencemooh, jelas suatu penghinaan kepada anggota kerajaan. Pangeran Baskara mengepalkan tangannya dengan keras, ia harus menahan e