Share

Part 11 Mabuk

Rafka mengemudi dengan begitu cepat, tak lama mereka sampai di apartemen. Rafka kembali menggendong Agatha dan menaruh tubuhnya dengan lembut ke atas tempat tidur dan menutup tubuhnya dengan selimut. Saat ingin berbalik, Agatha menarik kerah Rafka dan langsung mencium bibirnya. Semakin lama ciuman itu semakin menuntut. Rafka sempat kehilangan kendali, tetapi ia langsung menarik tubuhnya. Rafka tidak ingin melakukan apa pun terhadap gadis itu, apalagi saat ini ia tengah berada di bawah pengaruh alkohol. 

Rafka segera bangkit dan keluar kamar, tidak lupa untuk menutup pintunya. 

Keesokan paginya, Agatha terbangun dan merasakan kepalanya begitu pusing. Ia menatap ke sekitar, matanya terbuka lebar saat menyadari apa yang telah terjadi malam tadi. Ia mengingat bahwa dia berada di hotel bersama pria asing. Agatha memukul kepalanya karena ia tidak ingat apa yang terjadi setelahnya dan siapa yang membawanya kembali.

“Sial! bodoh banget sih! umpat Agatha kepada dirinya sendiri.

Setelah mengumpulkan kesadarannya selama beberapa menit lalu bangkit ke kamar mandi untuk menyegarkan diri.

Beberapa menit kemudian, Agatha keluar. Ia terkejut saat melihat Rafka berada di meja makan seperti tengah menunggunya.

“Hai, good morning,” sapa Agatha sambil berusaha tersenyum.

Rafka hanya terdiam, tiba-tiba suasana menjadi terasa dingin dan menegangkan bagi Agatha.

“Aduh mampus nih,” batin Agatha.

“Duduk, aku udah buatin sup untuk kamu,” ujar Rafka sambil menatap Agatha.

Mau tidak mau Agatha duduk di hadapan Rafka, tanpa berani menatapnya, Agatha langsung memakan sup di depannya dengan cepat.”

“Pelan-pelan,” pungkas Rafka.

Setelah menghabiskan supnya, Agatha menarik nafas panjang, lalu memberanikan diri untuk menjelaskan kepada Rafka. 

“Aku mau minta maaf … soal semalam. Aku salah, maaf!” ucap Agatha sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada.

“Iya, aku paham. Mungkin selama ini aku terlalu menekan kamu dan belum bisa kasih kebebasan yang kamu mau. Tapi, aku cuma mau minta satu hal, Div. Aku mau mulai sekarang kamu kasih tahu aku apa pun yang kamu inginkan,” tegas Rafka sambil menatap Agatha tajam.

“Oke, aku minta maaf sekali lagi, aku cuma bosen aja. Aku suka kebebasan, tapi kamu tenang aja aku akan jaga kepercayaan kamu mulai sekarang,” ujar Agatha sambil mengusap punggung tangan Rafka.

“Oh ya, kamu nggak berangkat kerja hari ini?” tanya Agatha.

“Hari ini aku mengosongkan semua jadwal,” jawab Rafka.

“Kenapa?” 

“Aku udah baikan,” lanjut Agatha.

“Aku mau ajak kamu keluar malam ini. Apa kamu mau?” tanya Rafka.

“Oke,” jawab Agatha tanpa bertanya kemana Rafka akan membawanya.

Malamnya Rafka dan Agatha pergi keluar, di perjalanan Rafka belum memberi tahu kemana ia akan membawa Agatha. Setelah beberapa menit, mobil yang dikendarai Rafka berhenti di sebuah bar mewah.

“Kamu serius ajak aku ke sini?” tanya Agatha dengan antusias.

“Ya, aku pikir kamu menyukai tempat seperti ini akhir-akhir ini.”

Tanpa merespon ucapan Rafka, Agatha langsung melompat ke arah Rafka dan memeluknya lalu mencium pipinya singkat.

“Maaf, aku cuma terlalu happy,” gumam Agatha lalu keluar dari mobil diikuti Rafka.

Agatha dan Rafka melangkah memasuki kelab itu, Agatha begitu senang melihat tempat yang sangat berkelas itu. Tak lama, pelayan datang untuk menerima pesanan.

“Saya pesan tinto de verano ya mas,” pesan Agatha kepada pelayan itu.

“Kamu pesan apa?” tanya Agatha pada Rafka.

“Aku nggak pesan, aku harus bawa mobil nanti.” Agatha mengangguk lalu pandangannya kembali fokus melihat sekitar.

Saat sedang minum, Agatha melihat seorang perempuan menghampiri Rafka.

“Hai, Raf. Apa kabar?” tanya perempuan itu.

“Wah aku nggak nyangka ketemu kamu di sini,” lanjutnya lagi.

“Hai Li, kabar baik,” balas Rafka dengan cukup ramah.

Melihat Rafka berbicara dengan perempuan itu, ada perasaan cemburu di hati Agatha. Akhirnya Agatha minta permisi untuk pergi ke kamar mandi. Ia sengaja melewati perempuan itu sambil menatapnya dengan pandangan dingin.

Saat akan keluar, Agatha menabrak seorang pria yang jelas sudah sangat mabuk.

“Maaf, aku akan lewat sini ….”

“Mau kemana kamu, cantik?” goda pria itu.

“Tolong minggir!” seru Agatha.

“Aku rasa aku tidak mau,” balas pria itu.

Pria itu maju ke arah Agatha tapi sebuah tangan melingkari pinggangnya.

“R-rafka!”

“Hei sayang, kamu nggak apa-apa?” tanya Rafka.

Senyum rafka yang penuh kasih sayang berubah menjadi keras ketika menatap pria yang mengganggu Agatha.

“Tinggalkan istri saya … sekarang!” seru Rafka dengan tegas dan penuh penekanan.

Pria itu pergi ketakutan, sementara Rafka mendesah dan cengkeraman di pinggang Agatha mengencang.

“Kamu baik-baik aja kan?” tanya Rafka sambil menatap Agatha.

“Y-ya … terima kasih,” ujar Agatha.

Rafka menunduk, matanya memandang bibir Agatha, sementara gadis itu merasakan detak jantungnya semakin meningkat.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status