Share

Bab. 19

Penulis: Arizumi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-12 20:14:33

Ivana terpana mendengar ucapan David. 

'What jadi istri! Ia ingin tertawa tapi di tahan. Tak ingin merendahkan  laki-laki di hadapanya ini. Ia di ajarkan Ayahnya untuk menghargai laki-laki. Ivana terdiam sesaat, memikirkan cara menolak tak menyinggung perasaan David. Ia hanya ingin fokus bekerja di Penerbangan. Ada tanggungan yang harus di bayar, tak ingin buru- buru menjalin sebuah hubungan dengan seorang laki-laki 

Ivana menatap lekat David sambil menata kata- kata yang pas untuk di ucapkan. 

"Makasih David, sudah sudi mencintai ku. Tapi maaf aku tak bisa menjadi istrimu, aku masih ingin bekerja. 

Deg. 

Sakit mendadak menjangkiti hati David. Di cerna segala kata- kata gadis manis di hadapanya. Tanganya mengepal Menahan nyeri yang bersarang di dada.Apa sesakit ini di tolak wanita yang di cintai? Batin David

 Tapi David bersikap biasa saja dan berusaha tegar. Sebisa mungkin berpikiran positif. Ia ingin mendapat hati Ivana bagaimana pun caranya. Gadis manis ini menarik hatinya sejak pertama kali bertemu di Bandara. 

"Nggak apa Ivana, tapi kita masih bisa berteman kan?" tanya David. Ia sadar, mungkin dirinya yang terlalu terburu- buru pendekatanya hingga Ivana tak nyaman saat di dekati. 

David mengulurkan tanganya, menyunggingkan senyum. Padahal di hati menangis. Ivana tampak ragu menyambutnya. 

"Eeeh iya," ucap Ivana sambil di gengam tangan David.  merasakan ada kehangatan mengalir ke seluruh tubuhnya. David tersenyum saat melihat Ivana canggung. Menatap manik milik Ivana. Menyelami hati gadis pujaan hati. 

Ivana salah tingkah perhatian David. Tapi segera di netralisir. Fokus makan yang ada di depannya. Lisa yang berada di sampingnya, terbawa suasana ingin  menjodohkan mereka tapi mendengar penolakan Ivana, lisa tak ingin berbuat lebih jauh. 

Mereka menikmati makan siang bersama, selesai makan siang Ivana dan Lisa hendak jalan- jalan mengelilingi kota Pontianak. Tapi David tak ingin ikut, takut kehadiranya menganggu. 

"Oh ya Van, aku pulang ke hotel dulu ya, kamu hati- hati ya," 

"Iya... " ucap Ivana menatap kosong saat punggung David berlalu dari hadapanya. Serasa ada yang kosong di hatinya. Perasaan kehilangan menyelimuti hati Ivana. 

"Ayo, Van. Kita ke Mall itu." Tunjuk Lisa 

Ucapan Lisa membuyarkan lamunan Ivana. 

"Eeh iya," ucap Ivana tergagap. Mereka melenggang masuk ke Mall. Pikiran tentang David menguap entah kemana. Terhibur dengan isi Mall ini. 

****

David berlalu dari hadapan Ivana. Kembali ke hotel untuk menenangkan hatinya yang bergejolak. Sepanjang berjalan, David berpikir bagaimana cara menaklukan Ivana. 

Drrrt.. 

Nomer tak di kenal menghubungi David. Penasaran David mengangkatnya. 

"Halo, siapa ini??" tanya David kurang suka di gaanggu. 

"Aku Rindu Mas David," ucap orang itu di telepon. 

Ivana masih mengenali suara itu. Reta mantan kekasihnya. Mengetahui Reta yang menelpon Segera ia menutup dan memblokir panggilan itu. 

"Dari mana Reta tau nomerku sih!" Geram David kemudian membanting ponselnya di bed. 

*****

Plak! Sebuah tamparan mendarat di pipi Ivana. Panas pipi Ivana juga kaget di tampar orang yang tak di kenal. 

"Kenapa kamu menampar mbak! Teriak Ivana. 

" Itu pantas, untuk pelakor macam kamu! 

Lisa dan Ivana shock mendengar tuduhan Reta. 

"Apa! Pelakor! Aku tak menjalin hubungan dengan  siapapun bagaimana bisa jadi pelakor?! 

" Ooh, wajah mu aja sok polos tapi murahan!" 

Mendengar kata murahan dari Reta. Ivana tak Terima. Ia menjambak rambut Reta keras membenturkan ke Rak makanan di depanya. 

"Aooow..." Teriak Reta. 

"Jaga ucapan mu mbak! Aku tak mengenal mu jadi jangan menghinaku. Mengert!" 

Bersambung. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pacar Kedua.    Bab. 19

    Ivana terpana mendengar ucapan David.'What jadi istri! Ia ingin tertawa tapi di tahan. Tak ingin merendahkan laki-laki di hadapanya ini. Ia di ajarkan Ayahnya untuk menghargai laki-laki. Ivana terdiam sesaat, memikirkan cara menolak tak menyinggung perasaan David. Ia hanya ingin fokus bekerja di Penerbangan. Ada tanggungan yang harus di bayar, tak ingin buru- buru menjalin sebuah hubungan dengan seorang laki-lakiIvana menatap lekat David sambil menata kata- kata yang pas untuk di ucapkan."Makasih David, sudah sudi mencintai ku. Tapi maaf aku tak bisa menjadi istrimu, aku masih ingin bekerja.Deg.Sakit mendadak menjangkiti hati David. Di cerna segala kata- kata gadis manis di hadapanya. Tanganya mengepal Menahan nyeri yang bersarang di dada.Apa sesakit ini di tolak wanita yang di cintai? Batin DavidTapi David bersikap biasa saja dan berusaha tegar. Sebisa mungkin berpikiran positif. Ia ingin mendapat hat

  • Pacar Kedua.    Bab. 18

    Ivana menyesap kopi di hadapan ya. Pikiranya kalut memikirkan ucapan David. Ia tak habis sosok David. Apa dia orang gila? Huuhft tanya Ivana dalam hati. Ia tak ingin memikirkan itu. Lebih baik menyalakan shower, lalu berdiri di bawahnya. Air membasahi seluruh tubuhnya. Sedikit memberikan kesegaran di tubuhnya.Setengah jam kemudian, ia keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di tubuhnya."Nih, ada telepon dari nomer tak di kenal, kayaknya David deh!" kata Lisa sembari menyerahkan ponsel ke pada Ivana. Ivana mengambil ponsel dari tangan Lisa. Tapi segera mematikan panggilan telepon itu."Kenapa di matikan Van?""Dah lah, aku males sama dia! Orang nggak jelas! Gangguin aja!""Terserah kamu deh! " ucap Lisa akhirnya mengalah. Tak ingin debat dengan temannya ini.Ivana menyisir rambutnya yang basah, kemudian memesan makanan online. Lisa sedari tadi sibuk chatingan sambil senyum-senyum. "Duh bikin iri aja deh

  • Pacar Kedua.    17. Menyusul Ke Pontianak.

    David tak kehilangan akal untuk mendapatkan gadis pujaaanya. Ia terbang menuju pontianak. Dalam hati ia terus berdoa berharap cintanya akan di terima. Sakit hati yang pernah di rasakan dulu membuatnya semakin yakin untuk memperjuangkan cintanya. rasa ini di hatinya. Kini David di Bandara. Sesampainya di Bandara David langsung chek in dan menuju kabin pesawat karena sebentar lagi tiba waktunya take off. Perjalanan udara menuju pontianak menghabiskan waktu hampir dua jam lamanya hingga sang burung besi berhasil landibg di salah satu Bandara kota Pontianak. Pesawat terbang mulus ke Pontianak.'Bismillah' ucap David dalam hati sebelum melangkahkan kakinya keluar dari Pesawat. Saat itu suasana sangat ramai penumpang lain yang satu pesawat denganya berhamburan keluar dari pesawat menuju tempat tujuan masing-masing. David melihat Pesawat Ivana terpakir sempurna di Bandara. Harapan membuncah di dada lelaki tampan ini. Bertemu Ivana terb

  • Pacar Kedua.    Bab. 16. Aksi Reta.

    Reta memperkenalkan diri. "Saya Reta pak. Kekasih David." Deg. "Kalau dia mau melamar putri Bapak tolong di tolak ya pak," Ayah Ivana melongo mendengar ucapan wanita di depanya ini. Padahal ia baru saja menyukai David. Tak tau kenapa begitu melihat David langsung suka. "Eeh ... iya nak, tenang saja. Jaga David ya jangan sampai hilang dari gengamanmu!" ucap Ayah Ivana agak emosi. Ayah Ivana mencoba menghubungi Ivana. Tapi tak bisa sinyalnya nggak ada 'Hmm ... mungkin di pesawat,' batin Ayah Ivana. Dia hanya mengirim chat. 'Ivana, apa kamu mengenal David?' 'Dia tadi kesini melamarmu? Apa dia kekasihmu?' Send ke Ivana. Suatu saat pasti di baca. Ivana baru aja turun dari pesawat. Ia bersama Lisa dan dua temen lainya. Ina dan Sofi. Lelah kentara di wajah mereka. Tangan satunya menenteng tas koper. Bayangan Bed Hotel menghantui Waj

  • Pacar Kedua.    Bab. 15. Menyelidiki.

    Reta memarkirkan mobilnya di depan Rumah David. Ia ingin mengawasi siapa gerangan penganti dirinya. Setelah sejam dua jam berlalu akhirnya ada tanda- tanda David keluar dari rumahnya. Sebuah sedan mercedez milik David keluar. Segera Reta mengikutinya. 'Aku pastikan menemukan siapa Penganti kekasihku,' batin Reta. David melajukan mobilnya ke Rumah orang tua Ivana di kampung. Ia di beri tau informan semua tentang Ivana. David sangat senang. Saat berhasil menemukan semua tentang Ivana. Hatinya berbunga. Sepanjang perjalanan ia bersiul. Ingin segera menemukan rumahnya. Ketika masuk perkampungan Ivana. Ia bertanya tanya tentang Rumah Ivana. Ia berhasil menemukan rumah Ivana setelah bersabar tanya- tanya dengan orang kampung di situ. David tertegun. Rumah modern bercat krem berdiri di depanya. David menyiapkan batinya. "Assalamualaikum ...." "Walaikum salam ...." Laki- laki paruh baya keluar.

  • Pacar Kedua.    Bab. 14.

    David meletakan koper di kamarnya. Ia merebahkan diri sambil menelungkup memeluk bantal. Bayangan Ivana melintas di pikiranya. Ia senyum sendiri tatkala Memori Ivana melintas. "Napa senyum- senyum? Di bilang bawa kesini Mama ingin kenalan calon istrimu ko!" Mamanya sudah ada di kamar David. "Ngagetin aja deh Ma," David bangkit duduk di atas bed. "Mama ... tolong sini duduk," "Ada apa Putra sulung Mama?" "Mama ...." David menatap lurus Ibunya. "Ada apa sih, hmmm!" "Mau minta kawin? Makanya kan udah Ibu bilang. Bawa kesini biar Mama bisa kenalan siapa namanya tadi ...." Mama nyerocos tanpa bisa di cegah. Bagai Kereta jalan atas rel. "Ivana ...." "Iya, Ivana." David menunduk sebentar kemudian ambil nafas di buang pelan. "Kenapa sih, ko teka- teki gini. Mama nanti migrain lho?

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status