Share

Bab. 14.

    David meletakan koper di kamarnya. Ia merebahkan diri sambil menelungkup memeluk bantal. Bayangan Ivana melintas di pikiranya. Ia senyum sendiri  tatkala Memori Ivana melintas. 

"Napa senyum- senyum? Di bilang bawa kesini Mama  ingin kenalan calon istrimu ko!"  Mamanya sudah ada di kamar David. 

"Ngagetin aja deh Ma," 

David bangkit duduk di atas bed. 

"Mama ... tolong sini duduk," 

"Ada apa Putra sulung Mama?" 

"Mama ...." David menatap lurus Ibunya. 

"Ada apa sih, hmmm!" 

"Mau minta kawin? Makanya kan udah Ibu bilang. Bawa kesini biar Mama bisa kenalan siapa namanya tadi ...." Mama nyerocos tanpa bisa di cegah. Bagai Kereta jalan  atas rel. 

"Ivana ...." 

"Iya, Ivana." 

David menunduk sebentar kemudian ambil nafas di buang pelan. 

"Kenapa sih, ko teka- teki gini. Mama nanti migrain lho? 

"Mama... kalau seandainya Ivana bukan dari kalangan sama kita nggak apa- apa ya? Aku sudah menyelidiki Ivana. Ayahnya seoarang petani. Juga Ibunya hanya buka kios di rumahnya," 

Wanita paruh baya itu tersenyum pada putra sulungnya. Wajar ia menanyakan itu. 

"Nggak apa David, Mama dan Papa tak mempermasalahkan itu, yang penting anak itu tulus sama kamu. Dan bisa menghargai kami sebagai orang tua kamu," 

"Makasih ... Ma," David mencium tangan wanita yang telah melahirkan ke dunia ini. 

Tok ... tok ...

Wajah Bibi menyembul dari balik pintu. 

"Maaf Bu, ada Non Reta menunggu di ruang tamu." 

"Ya Bi, nanti aku turun." Bibi pun menutup pintu kamar majikanya. 

"Huuft ...  ada apa lagi sih anak itu datang kemari?" 

"Mama yang temui Reta lah, aku  mau istirahat !" 

Reta menunggu David. Rindu mengebu dalam dada ingin ia curahkan pada  pujaan hati. Reta gelisah menunggu kedatangan David. 

Mama David menemui Reta di ruang tamu. Ia berusaha sopan walau tak suka gadis di depanya. 

"Ada apa Reta, gimana kabarmu?" 

"Reta baik- baik aja Tante," Reta tersenyum memperlihatkan gigi putih nan rapi. Dulu ia suka senyuman itu tapi sekarang mengetahui anaknya di hianati oleh Reta membuatnya muak. 

"Aku pingin ketemu David, Tante?" 

'Emang ini cewek nggak tau malu ya, udah di tolak juga masih datang kemari'  

"Maaf Reta, David lagi istirahat! Dia baru pulang dari Thailand. Mengejar cewek pujaan hatinya," Sengaja menekan kata Cewek pujaan hati ingin mengetahui reaksi Reta. 

Deg. 

Wajah Reta mendadak pias. Mencengkeram kuat tas yang di pegang. 

'Secepat itukah David melupakan dirinya?' 

"Siapa Tan-te?" tanya Reta dengan kata terbata. 

"Hhaah ... kamu tak perlu tau, dia seorang pramugari. 

Mama David tersenyum sinis. Mendengar itu Reta belum ingin pulang. Seakan ingin mengorek semua tentang hubungan David dengan pacarnya.  Mama David terpaksa memanggil Bibi untuk membuatkan minuman. Tak lama kemudian Bibi membawakan minuman bersama camilan. 

"Silakan di minum sirupnya, Reta?" 

"Iya Tante," Reta meraih gelas sirup di meja. Pikiranya mengarah kepada pacar David. Siapakah dia? Reta tak tenang  apalagi Tatapan Mata Mama David menyiratkan ketidak sukaan atas dirinya. Seakan ingin mengusirnya tapi tak enak.

Reta kembali menyesap sirupnya . Tapi pikiranya tertuju omongan Mama David. 'Secepat itukah menganti posisinya?' 

"Tante, aku permisi dulu. Ada kuliah nanti siang.  Salam buat David ...." 

"Iya," 

Reta mencium tangan Mama David takzim. Dulu ketika masih menjadi pacar anaknya. Ia akan selalu memeluknya saat Reta pamit pulang. Kini melihat mukanya saja malas. Reta keluar dari rumah David. Kenangan manis berkelabat di kepala Reta. Ia tak ingin kehilangan David. Sebisa mungkin ingin mengambil hatinya kembali. 

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status