Share

Bab. 16. Aksi Reta.

Reta memperkenalkan diri. "Saya Reta pak. Kekasih David." 

Deg. 

"Kalau dia mau melamar putri Bapak tolong di tolak ya pak," 

Ayah Ivana melongo mendengar ucapan wanita di depanya ini. Padahal ia baru saja menyukai David. Tak tau kenapa begitu melihat David langsung suka. 

"Eeh ... iya nak, tenang saja. Jaga David ya jangan sampai hilang dari gengamanmu!" ucap Ayah Ivana agak emosi. 

Ayah Ivana mencoba menghubungi Ivana. Tapi tak bisa sinyalnya nggak ada

 'Hmm ... mungkin di pesawat,' batin Ayah Ivana. 

Dia hanya mengirim chat. 

'Ivana, apa kamu mengenal David?' 

'Dia tadi kesini melamarmu? Apa dia kekasihmu?' 

Send ke Ivana. Suatu saat pasti di baca. 

Ivana baru aja turun dari pesawat. Ia bersama Lisa dan dua temen lainya. Ina dan Sofi. Lelah kentara di wajah mereka. Tangan satunya menenteng tas koper. Bayangan Bed Hotel  menghantui Wajah Ivana. Ingin segera memejamkan matanya dan terlelap dalam mimpi. 

Akhirnya mereka sampai Hotel kota Pontianak. Ivana menaruh kopernya di pojok kamar. Ia berlari kecil ke kamar mandi. Ritual mandi kemudian berwudhu. Dan menjalankan perintah Sang Maha Agung menjalankan sholat maghrib. 

"Ivana ikut nggak? Kita mau   keluar jalan- jalan di Kota pontianak." 

"Nggak Lis, aku nitip capcay goreng aja," 

"Oke deh ...." 

Lisa keluar bersama Ina dan Sofi. Sedang Ivana hanya nitip makanan. Ia merebahkan diri di Bed. Tangan kanannya meraih di tas. Seharian ini tak sempet pegang hp. Sibuk di pesawat. 

Ia hidupkan hp. Layar hp menyala. Ada notif pesan dari Ayah juga David. 

Ivana membuka notif dari Ayahnya. 

Mata Ivana membulat sempurna saat lihat chat Ayahnya.

What? 

David melamarku? 

'Issh nih orang. Bikin kesal aja deh' gumam Ivana. 

Ia kemudian menelpon Ayahnya. Setelah ngomong panjang lebar. Ayah membenarkan berita itu. 

"Kau mengenal David nak?" Tanya Ayah. 

"Iya, Ayah." 

"Kau pacarnya?" 

"Bukan Ayah," 

"Tapi kenapa dia melamarmu?" 

"Tak tau Ayah." 

"Sepertinya dia menyukaimu. Di liat dari tatapan matanya. Walau ada cewek yang mengaku kekasih David," 

Ivana terdiam sesaat. 

Pertemuan saat bersama David melesat kedalam pikiranya. 

'Apa benar dia menyukaiku,' batin Ivana. 

"Nak," panggil Ayah. 

Panggilan Ayahnya membuyarkan lamunanya. 

"Kamu capek ya?" 

"Ya, Ayah." 

"Ya  dah kamu isirahat," Ayah Ivana kemudian memutuskan panggilan teleponya. Setelah telepon dengan Ayahnya. Ia menghubungi David. Panggilan tersambung. 

"Halo ... gadisku yang paling cantik di hatiku," 

"Isssh ... bisa nggak? Nggak  gombalin aku?" 

"Nggak sayang," 

"Astaga!" 

"Oh ya, kenapa kamu lamar aku?" 

"Yah  karena aku Cinta  kamu. Ivana Anastasia." 

"Ya Allah ...." ucap Ivana menghela nafas panjang berusaha menghadapi mahluk langka di dunia ini. 

"Ivana ...  aku mencintaimu," ucap David lembut. Tapi Ivana tak meresponnya. Walau ada getar aneh di hatiny tak ingin larut dalam kata- kata yang memabukan ini. 

"Ini udah malam David, aku mau istirahat." ucap Ivana datar. Meletakan hpnya di nakas. Memejamkan mata, tak ingin berhubungan dengan seseorang yang serius denganya. Cita- cita menjadi pramugari internasional  yang belum kesampaian,  ia kesampingkan dulu urusan pribadinya ini. Membayarkan hutang Ayahnya di Bank dan menyekolahkan adiknya juga prioritasnya hidup Ivana saat ini. 

Hp David bisa melacak keberadaan seseorang yang baru saja di teleponya. 

"Aah kamu rupanya di Pontianak!" Gumam David girang. Segera ia pesen tiket online ke Pontianak. Packing baju secukupnya dan turun membawa koper di tanganya.

"Mau kemana lagi David? Baru  aja pulang. Mau pergi lagi? Apa nggak capek itu kaki?" 

"Nggak Ma, yang penting hati bahagia!" 

"Isssh ... yang lagi jatuh cinta nggak bisa di bilangin!" 

"Hehehe ... mau ke pontianak Ma, menjemput Ivana!" 

"Oh ... ya. Hati- hati sayang. Secepatnya bawa calon mantuku." 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status