Share

17. Menyusul Ke Pontianak.

David tak kehilangan akal untuk mendapatkan gadis pujaaanya. Ia terbang menuju pontianak. Dalam hati ia terus berdoa berharap  cintanya akan  di terima. Sakit hati yang pernah di rasakan dulu  membuatnya semakin yakin untuk memperjuangkan cintanya.  rasa ini di hatinya.  Kini David di Bandara. Sesampainya di Bandara David langsung chek in dan menuju kabin pesawat karena sebentar lagi tiba waktunya take off. Perjalanan udara menuju pontianak menghabiskan waktu hampir dua jam lamanya hingga sang burung besi berhasil landibg di salah satu Bandara kota Pontianak. Pesawat terbang mulus ke Pontianak. 

'Bismillah' ucap  David dalam hati sebelum melangkahkan kakinya keluar dari Pesawat. Saat itu suasana sangat ramai penumpang lain yang satu pesawat denganya berhamburan keluar dari pesawat menuju tempat  tujuan masing-masing. David melihat Pesawat Ivana terpakir sempurna di Bandara. Harapan membuncah di dada lelaki tampan ini. Bertemu Ivana terbuka lebar. David juga melihat pesawat yang di naiki Ivana sudah terparkir di sana. Harapan kian membuncah di dadanya kesempatan terbuka lebar untuk menemui gadis pujaanya, Ivana. Ia memutuskan untuk menunggu di salah satu kafe di Bandara untuk memesan segelas kopi kesukaanya. Tak lama kemudian seorang pelayan kafe datang membawa segelas kopi dan makanan kecil yang David pesan beberapa waktu yang lalu. Dari tempat duduknya saat ini. Ia bisa melihat sosok gadis yang baru saja turun dari pesawat bersama temen- temen yang lainya. 

'Aiih ... itu gadisku turun. Ya Allah semoga Ivana mau jadi kekasihku'  Batin David. Ia berjalan bersama teman- temanya. 

"Ivana ...." panggil David. 

Ivana menoleh, David tersenyum ke arahnya. Sedang Ivana membuang muka. Sebal melihat tampang David. 

David berlari mendekat. Menghampiri. Melihat Ivana ada lelaki yang mendekat  mereka pergi duluan. 

"Ngapain kamu ke sini? Ko bisa tau aku di disini sih?" 

"Yah namanya juga cinta. Sang pencinta akan tau belahan jiwanya berada." 

"Iish ... kau ini, oh ya maaf aku nggak butuh gombalan recehanmu!" Ivana pun melenggang meninggalkan David  yang terus saja mengeluarkan gombalan mautnya. Mendengar ada wanita yang menjadi kekasih David membuatnya ingin menjaga jarak darinya. Kalau melabuhkan pada lelaki yang sudah punya pacar dirinya akan menjadi  wanita yang tersakiti. 

Ivana sampai di depan hotel tempat. Teman-temanya udah lebih dulu menginap. Ivana heran David terus mengikutinya. 

"Kenapa kau mengikuti aku? Apa perlu aku laporkan kepolisi atas tuduhan penguntitan?" 

"Hehe ... mana ada tuduhan pengungitan!" Goda David  pada gadis manis di hadapanya ini. Melihat Ivana marah sangat mengemaskan bagi David. 

Ivana lalu masuk kamar hotel.  Mengatur nafasnya sejenak  dan menaruh kopernya di pojokan. 

"Napa kamu Van? Manyun kayak gitu. Kek hadapi tanggal tua aja!" 

"Huuftt ... aku sebel sama David! Masa dia klamar aku tanpa persetujuan ama aku. Dia nekat apa gila!" 

"Masaaa!!" 

"Iya, terus ada cewek ngaku pacar lagi huuhh!" 

"Tapi jangan di tolak lho?" 

"Lah napa?!" 

"Kata orang tua jaman dulu pamali, katanya kalau nolak dapet jodohnya lagi susah!" 

"Tapi itu yang percaya, kalau nggak percaya ya nggak apa- apa sih! Itu kan kayak sugesti! Tapi tak tau lah aku pusing mau mandi terus sholat! Lebih baik minta yang terbaik dariNya," 

"Siplah ... sana mandi. Bau asem kamu sampai sini tauk!" 

Ivana menimpuk bantal ke tubuh Lisa. Ia puas ledek Ivana. 

Ivana menyalakan kranya dan berdiri di bawah shower. Air mengalir dari shower menghilangkan lelah di tubuhnya.  setelah mendulang  mencari rupiah. Tapi Ivana sangat mensyukuri bekerja di maskapai ini. Lelah tak terasa karena bekerja sesuai keinginanya. Impianya  kedepan adalah bisa bergabung di Maskapai timur tengah. Maskapai elit di lengkapi fasilitas mewah juga bertemu orang- orang sukses di berbagai negara. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status