Ayah yang berusaha tegar dan menasihati Bunda Merlin masih saja tetap tegar, tetapi di hatinya sangat terpukul ketika mendengarkan anak gadis yang dia sayangi, sekarang tumbuh menjadi seorang gadis yang terlalu berani kepada kedua orangtuanya.
Tak lama kemudian Bunda Merlin pun memutuskan untuk beristirahat dan tidak terlalu memikirkan apa yang dilakukan oleh Luna pada malam itu.
Akan tetapi ketika Bunda Merlin beristirahat, Ayah Rian masih saja berpikiran tentang Luna karena dirinya sangat menyayangi Luna.
Mereka selalu memikirkan bagaimana jika Luna tetap saja bertingkah seperti itu.
"Sebenarnya apa yang dilakukan Luna di belakang aku dan juga Bundanya, kenapa dia semakin hari semakin membuat Bundanya bersedih," gumam Ayah Rian dengan sangat pelan.
Bunda Merlin sudah terlelap, sangat terlihat Bunda Merlin sangat lelah dengan sikap Luna. Sementara itu di dalam kamar Luna.
Luna terbaring dan merasa sangat lelah karena baru saja pulang dari pesta u
"Kenapa dia pergi begitu saja dari tadi kan dia di sini, kenapa pas aku datang dia pergi seperti itu?" tanya Luna kepada Gadis dengan nada yang sangat kesal ketika melihat Brian pergi meninggalkan dirinya.Selalu memikirkan apa yang terjadi kepada Brian. Entah Luna mempunyai salah kepada dirinya ataukah tidak."Ya mana aku tahu kamu kira aku dukun yang bisa mengetahui, kenapa dia pergi begitu saja, coba kamu tanya saja kenapa dia seperti itu!" ujar Gadis kepada Luna.Gadis pun melanjutkan mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosennya."Untuk apa aku menanyakan kepada dia sedangkan dari tadi juga aku tidak ditoleh sedikitpun dengannya,* ujar Luna kepada Gadis.Gadis pun heran ketika mendengarkan perkataan Luna yang sama sekali tidak masuk akal karena Gadis mengetahui bahwa baru saja tadi malam mereka berdua jalan berdua akan tetapi mengapa sekarang menjadi seperti orang yang asing."Kamu sebenarnya kenapa sih kalau memang ada masalah kamu cerita l
Akhirnya tanpa berkata-kata lagi Luna pun bergegas untuk pergi meninggalkan Syam dan juga Gadis."Kan aku sudah bilang tadi kamu malah berbicara seperti itu, pikiran dia itu lagi kacau!" Ujar Gadis kepada Syam."Ya mana aku tahu kan cuman bertanya saja kepada dia kenapa dia mempunyai masalah dengan Brian, ucap Syam kepada Gadis."Ya, sudahlah kamu tuh ih, dia sudah pergi juga kamu dari mana saja sih," ucap Gadis kepada Syam."Hayo, memangnya kenapa? kamu nyariin aku ya ih curiga kamu mempunyai perasaan kepada aku nih hahaha," ujar Syam dengan meledek tertawa di depan Gadis.Sementara itu Luna yang sedang menyendiri dan masih memikirkan perubahan Brian pun tak mau diganggu oleh siapapun dia menuju ke taman dan duduk di taman dan menyendiri."Aku tidak tahu kenapa Brian menjadi seperti ini, dia telah mampu merubah perasaanku dan sekarang ketika perasaanku telah mekar dia berusaha untuk pergi," gumam Luna dengan pelan.Entah mengapa
Luna yang melihat Gadis yang langsung saja meninggalkan kelas ketika berdebat dengan sangat merasa bersalah karena dirinya tega menyakiti hati teman baiknya."Ya ampun aku keterlaluan banget sih kepada Gadis, padahal dia tidak berbuat apa-apa kepada aku," batin Luna yang melihat Gadis pergi meninggalkan kelas.Ketika itu Gadis sangat kecewa kepada perkataan Luna yang selalu saja membuat Gadis seperti tidak dipercaya lagi olehnya."Apaan sih Luna sedikit-sedikit marah, sedikit-sedikit cemburu, memangnya aku mempunyai hubungan apa kepada Brian terlalu nya saja dia begitu aku jadi malas di dalam kelas," guman Gadis dengan pelan.Ketika itu Gadis tidak sengaja melihat Brian bersama wanita itu sedang berada di taman. Dia tidak mempercayai apa yang dia lihat karena yang dia tahu Brian sedang mendekati Luna."Loh itu bukannya Brian ya! Dia sama siapa ya kok perempuan itu sampai menyandar kan kepalanya didada Brian dan Brian mengelus rambutnya! Ya ampun aku pen
"Loh wanita ini bukannya aku melihatnya tadi yang sedang memeluk Brian! Ada apa sih dia datang ke sini padahal ini kan sedang masuk perkuliahan, kenapa dia tidak sopan seperti itu," batin Luna yang sedang memandang gadis cantik berbadan bagus itu.Akan tetapi tidak berpikir panjang Brian langsung saja minta kepada Bapak dosennya untuk mengizinkan Brian bertemu dengan gadis cantik itu."Pak, maaf ya aku ada urusan sebentar apakah boleh aku keluar sebentar saja Pak?" ucap Brian kepada dosen yang sedang mengajar di depan kelas nya.Akhirnya dosen itu pun mengizinkan Brian untuk keluar dan menemui gadis cantik itu.Brian pun langsung menarik tangan Karina dan berbicara empat mata di depan kelas."Sini deh, aku mau berbicara kamu agak ke sini soalnya aku tidak mau mereka mendengarkan apa yang kita katakan," ujar Karina kepada Brian.Brian terlihat jelas di wajah nya sangat yang bingung."Kamu ini kenapa sih tadi kan kita sudah ketemu juga di tama
Sementara itu Bunda Merlin yang sedang berada di dapur bertanya kepada Lina."Siapa yang datang nak? sepertinya Bunda mendengarkan suara dari kakakmu!" Ujar Bunda Merlin yang bertanya kepada Lina yang sedang bermain di ruang tamu.Lina pun dengan sigap menjawab pertanyaan Bunda Merlin."Iya Bunda, tadi Kakak Luna telah pulang dari kampus jadi aku suruh deh untuk Kakak Luna beristirahat terlebih dahulu," ujar Lina kepada Bunda Merlin."Oh ya sudah kalau begitu jangan kamu ganggu ya Kakak kamu mungkin sedang lelah sekali karena dia baru saja pulang dari kampus," ucap Bunda Merlin kepada Lina."Baik Bunda melaksanakan hihihi," ujar Lina kepada Bunda Merlin.Bunda Merlin yang sedang masak di dapur tidak pernah menyuruh anak-anaknya untuk membantunya tetapi kadangkala Bunda Merlin juga perlu bantuan anak-anaknya untuk mengambilkan sesuatu di dapur."Bunda minta tolong kamu bisa kemari tidak?" tanya Bunda Merlin kepada Lina.Akhirnya L
"Terima kasih banyak ya Bunda yang selalu menasehati aku jika aku salah, aku mau Bunda selalu begini ya kepadaku biar aku juga tidak terperangkap dengan kesalahan yang sama yang bisa membuatku hancur," ucap Luna kepada Bunda Merlin yang sangat terlihat bangga mempunyai Ibu seperti Bunda Merlin."Ya iyalah nak! Bunda ini adalah Ibu kamu tidak mungkin Bunda membiarkanmu menjadi orang yang salah," ujar Bunda Merlin dengan tersenyum manis kepada Luna yang merupakan anak gadisnya yang selalu disayangi.Tak lama kemudian Bunda Merlin dan juga Luna pun telah selesai makanan dan menatanya di meja makan. Mereka belum bisa makan bersama-sama karena Ayah Rian belum pulang dari tempat kerja nya.Waktu luang itu pun dimanfaatkan oleh Luna untuk bercerita semuanya kepada Bunda Merlin."Bunda sudah selesai semua ya untuk masakannya kan, aku ingin berbicara kepada Bunda tetapi kita berbicara nya di taman depan rumah saja bunda agar enak dan rileks dan santai juga
Ketika Bunda dan juga Luna sedang asyik ngobrol di taman.Tiba-tiba Ayah Rian pun pulang dari tempat bekerjanya."Assalamualaikum, lah sedang ada disini berduaan ada apa sih kayaknya asik banget?" tanya Ayah Rian kepada Bunda Merlin dan juga Luna yang sedang duduk di taman berdua.Keluarga yang harmonis itu pun berkumpul dan tersenyum bersama."Jadi gini lho ya lah tadi Luna berbicara kepada Bunda dan ya biasalah soal perasaan hehehe," ujar Bunda Merlin kepada Ayah Rian.Luna pun yang mendengarkan perkataan Bunda Merlin menjadi sedikit malu dan wajahnya pun memerah karena perkataan Bunda."Oh jadi gitu anak Ayah sudah main perasaan sekarang," ucap Ayah Rian dengan menatap kepada Luna."Ih Ayah apaan sih aku jadi malu sudahlah jangan dibahas, oh iya yah, tadi bunda sudah menyiapkan masakan untuk kita makan bersama ayo kita makan pasti Ayah lapar!" Ingatkan Luna kepada Ayah Rian yang baru saja pulang dari tempat kerjanya."Wa
"Maaf ya Brian kalau kamu berbicara seperti itu, aku tidak mungkin tidak berbicara atau tidak meminta izin kepada kedua orang tuaku karena jika aku tidak meminta izin kepada Bunda ataupun Ayahku, Aku bakal yang tidak tahu bagaimana nasibku mereka adalah orang yang sangat berharga dalam hidupku," ujar Luna kepada Brian dengan merasa bersalah kepada Brian yng merupakan idamannya.Brian tersenyum manis kepada Luna dan mengelus rambut Luna."kamu serius banget sih ya tidak mungkinlah aku tidak memperbolehkan kamu untuk meminta izin kepada Bunda ataupun Ayahmu," ucap Brian yang berbicara begitu baik kepada Luna. Luna pun merasa lega dan mengira bahwa Brian adalah seorang yang sangat baik dan bisa mengerti dirinya. Brian telah merencanakan sesuatu hal untuk membawa Luna bersamanya tetapi ketika Luna dan juga Brian berbicara tentang bercamping berdua tiba-tiba Ayah Rian pun datang menemui mereka berdua."Lagi asik ngobrol apa sih sepertinya asik banget!" tegas Ayah Ria