Home / Romansa / Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku / Bab 3~Pria yang Tidur Dengannya~

Share

Bab 3~Pria yang Tidur Dengannya~

Author: Giana
last update Last Updated: 2025-01-31 17:00:36

Selesai acara pengenalan CEO baru, Ziandra buru-buru keluar dari aula dan duduk ke kursinya dengan resah. Sambil terus membisiki dirinya sendiri, “Itu tidak mungkin. Pria semalam tidak mungkin bosku.”

Ia menolak keras kebenaran bahwa pria yang tidur dengannya adalah orang yang sama. Sedang mengkhawatirkan hal itu, ia dikejutkan sapaan beberapa teman kantornya yang tiba-tiba saja mengerubungi mejanya.

“Ada apa?” tanya Ziandra mengangkat sebelah alisnya.

Salah satu dari mereka malah menertawakannya. Ia menyentil bahu Ziandra dengan gaya angkuhnya.

“Kudengar bahwa kau dan Elden sudah putus, ya? Astaga, akhirnya Elden sadar juga bahwa kau itu tidak layak bersanding dengannya. Selamat atas kandasnya hubungan kalian, ya,” ejeknya dengan suara sengaja dilantangkan agar semua yang ada di sana mendengar berita itu.

Banyak karyawan yang berasal dari divisi lain ikut menengok ke arah Ziandra ketika tak sengaja berjalan di mejanya, membuat Ziandra tentu saja merasa malu yang teramat sangat karena jadi bahan lelucon atas berakhirnya hubungannya dengan Elden.

Ziandra menggeret lengan wanita yang barusan menertawakannya agar mendekat ke wajahnya. “Tau dari mana kau bahwa aku dan Elden putus?” selidiknya dengan suara berbisik.

“Elden sendiri yang bilang padaku bahwa dia minta putus darimu. Tapi yang membuat aku ikut kesal, yah karena kau masih sempat-sempatnya mengancam Elden. Kalau Elden tetap ingin putus darimu, dia harus membayar untuk kompensasi selama kalian pacaran, benar ‘kan?” tuding wanita itu kembali dengan suara menggelegarnya. Dia pasti sengaja ingin membuat runyam keadaan dengan menyalahkan Ziandra.

Ziandra tersentak dengan berita buruk yang beredar tentangnya. Hey, dia bahkan tak menduga bahwa putusnya hubungannya yang didasari oleh pengkhianatan Elden malah berbalik menyerangnya.

“Dengar, ya! Aku sendiri yang minta putus dari Elden, itu semua karena dia yang berkhianat dariku. Dan soal kompensasi, itu sama sekali tak benar. Aku hanya mengambil hakku karena Elden meminjam uang dariku. Jadi, berhenti menyebar gosip yang tak benar seperti ini!” bentak Ziandra merasa benci dengan kabar miring mengenai dirinya.

Bukannya memahami, mereka semua malah kembali mengejeknya, bilang kalau Ziandra hanya memutar-balikkan fakta sehingga Elden yang terlihat bersalah.

Karena malas berdebat dengan mereka, Ziandra memilih menyerah. Dia abaikan gosip buruk tentangnya meskipun tidak benar sekalipun. Ia berusaha untuk fokus dengan pekerjaannya, daripada membuang waktu untuk mengurusi hal sepele seperti ini.

*****

Seusai pulang dari kantor, Ziandra berpapasan dengan Liona yang sedang bercanda-ria dengan beberapa teman satu divisinya. Inginnya Ziandra pura-pura tak melihatnya dan melanjutkan perjalanan pulang dengan damai, tetapi ucapan teman Liona membuatnya geram.

“Oh, jadi itu mantan pacarnya Elden? Yang katanya suka minta uang pada Elden dan malah menuduhnya selingkuh denganmu, Liona? Ternyata, rupanya tak secantik dirimu. Astaga, kau jauh lebih baik dibanding dirinya.”

Ziandra memutar badannya untuk menatap pria yang baru saja mengatainya. Sambil menatap sarkas, Ziandra berucap lirih dan menekan, “Jika kau tidak tahu yang sebenarnya, jaga mulutmu! Kau itu laki-laki tapi mulutmu sangat cerewet melebihi perempuan.”

Tetapi, Liona yang sebelumnya hanya diam saja dan tersenyum melihat Ziandra dihina langsung turun tangan. Ia melangkah lebih maju untuk menghadapi Ziandra yang memberinya tatapan sangar.

“Yang dikatakan temanku memang benar. Kau itu hanya parasit bagi Elden yang sukanya minjam uang saja.”

Ziandra meremas tali tasnya sambil menggertakkan giginya. Ia tak sangka bahwa Elden dan Liona bekerja sama untuk memfitnahnya seperti ini.

“Kalau memang aku parasit, lalu kau itu apa? Kau malah berani main gila dengan Elden yang berstatus pacarku di ruang rapat semalam. Jadi, biar kutanyakan, siapa di sini yang jauh lebih rendahan? Kau apa aku, hah?” tantang Ziandra dengan suara menggelegar menunjukkan kemarahannya.

‘PLAK’

Tamparan keras Liona layangkan ke pipi kanan Ziandra hingga membuatnya sempat terhuyung ke belakang. Ziandra yang mendapatkan perlakuan itu hanya tersenyum miring untuk mengejek Liona.

“Jika saja kubeberkan video asusila kau dengan Elden kepada semua orang di kantor, mungkin mereka akan balik menyerangmu. Kau mau coba merasakannya, hem?” kekeh Ziandra kembali membuat keadaan makin runyam.

Semua yang berdiri di belakang Liona diam menanti kelanjutan pertikaian keduanya. Tak ada yang berani menyela karena merasa sedikit percaya dengan ucapan Ziandra.

Liona menoleh ke belakang dan melihat raut keraguan dari teman-temannya. Ia berkeringat dingin, lalu sesaat kemudian ia menatap Ziandra dengan marah. Segera saja ia menjambak rambut Ziandra dengan kasar.

“Lepaskan rambutku, Wanita Pelacur!” raung Ziandra berupaya untuk lolos dari Liona.

“Berhenti bicara omong kosong!” pekik Liona makin kuat menjambak rambut Ziandra.

Ditengah keributan itu, Elden yang baru pulang bersama teman-temannya dibuat panik melihat Ziandra serta Liona berkelahi di lobi kantor dan menjadi pusat perhatian banyak karyawan. Mereka yang awalnya mau pulang malah berhenti untuk menikmati tontonan itu.

“Hey, kalian itu apa tidak malu dilihati banyak orang? Cepat hentikan!” seru Elden yang sudah mendekat dan langsung berusaha memisahkan kedua wanita itu.

Terdengar bisik-bisik yang membuat telinga Elden terganggu.

“Itu pasti cowok yang lagi diperebutkan mereka, ‘kan?”

Berusaha untuk tidak menanggapi, Elden dengan lebih kasar menarik tangan Liona dan Ziandra sehingga mereka bisa terpisah. Liona langsung menyentak kasar tangan Elden yang ada di bahunya.

“Urus mantan gilamu itu, El! Dia sungguh membuatku malu,” sinis Liona lalu menyabet tasnya yang terjatuh di lantai dan pergi dengan amarah membumbung.

Ziandra menata rambutnya yang berantakan dan memberikan tatapan intimidasi pada Elden yang masih mencekal lengannya. “Kau yang berhutang, tapi aku yang menanggung malunya. Di mana otakmu itu, sih?” desisnya membuat Elden langsung menjauh darinya.

Elden buru-buru pergi untuk mengejar Liona, membiarkan Ziandra mematung sendirian dengan rasa malu yang masih melekat pada dirinya.

“Pasti mantannya itu jauh lebih menyukai Liona daripada dirinya. Kasihan sekali, ya? Tapi memang Liona itu definisi wanita cantik dengan karier cemerlang, tentu saja para pria akan tergila-gila padanya.”

Ziandra menatap sengit seorang wanita yang baru saja bicara itu. Sambil menuding dengan telunjuknya, Ziandra berjalan mendekat. “Biar kutegaskan padamu, kalau aku yang memutuskan Elden bukan sebaliknya. Berhenti bicara seolah-olah aku yang paling terhina!”

“Ada apa ini?”

Sebuah suara menginterupsi Ziandra yang masih ingin bicara panjang lebar untuk menjelaskan kondisi yang sebenarnya. Ziandra bermaksud memaki orang yang mengacau itu dengan bentakan marah, tapi ketika dirinya melongokkan kepala untuk melihat orangnya ... tubuhnya membeku.

“Dia, ‘kan?” bisik Ziandra gemetar ketakutan.

“Kenapa kamu membuat keributan di jam pulang seperti ini?” tanya orang itu yang sudah berjalan mendekat dan semua karyawan membukakan jalan supaya bisa berhadapan dengan Ziandra.

“Sa—saya minta maaf sudah membuat keributan. Saya mohon izin pulang,” pekik Ziandra sedikit tergagap. Ia buru-buru membungkukkan badan dan langsung berlari untuk pergi.

Ziandra sungguh tak peduli dengan pandangan terkejut orang-orang yang melihatnya lari tunggang-langgang di depan Sang CEO baru mereka. Ia hanya ingin menghilang saat ini juga.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 81~Ketenangan~

    Ziandra menghela napas panjang, seolah baru bisa benar-benar bernapas setelah sekian lama menahan cemas. Ia menatap layar ponselnya yang masih menampilkan nama Jenna di sana, lalu mengetik balasan singkat dengan jari gemetar.[Terima kasih, Jen. Aku benar-benar lega.]Setelah pesan terkirim, ia memejamkan mata sesaat, membiarkan beban di dadanya mengendap perlahan. Angga tidak marah. Ia tidak langsung meledak dan datang menuduh. Semua karena bantuan Jenna, sahabatnya.“Ehm,” suara lembut terdengar di sampingnya. Ziandra membuka mata dan menoleh. Elden yang sedari tadi duduk agak jauh kini menggeser duduknya, mendekat, namun masih dengan jarak yang sopan.“Apa Angga sudah lihat fotonya?” tanya Elden perlahan, seolah tak ingin mengganggu ketenangan yang baru di peroleh.Ziandra mengangguk, lalu tersenyum kecil. “Sudah. Tapi untungnya Jenna berhasil menenangkannya. Ia menjelaskan semuanya dan membuat Angga berpikir lebih

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 80~Ujung Fitnah~

    Vidia menatap layar ponselnya sambil menahan senyum tipis. Foto yang baru saja ia ambil kini telah terkirim ke Angga, disertai pesan singkat yang mampu mengobarkan bara kecurigaan.[Istrimu nampaknya sangat nyaman ditemani pria lain, bahkan saat ayahmu sedang berjuang antara hidup dan mati.]Ziandra sontak merampas ponsel dari tangan Vidia, namun terlambat. Pesan sudah terkirim. Wajahnya seketika pucat, panik, dan dadanya bergemuruh.“Apa yang Mama lakukan?!” bentaknya dengan suara tercekat.Vidia menatap menantunya dengan sorot puas. “Aku hanya menunjukkan siapa dirimu sebenarnya. Angga berhak tahu.”“Foto itu bisa disalahartikan! Elden hanya membantu! Dia ke sini karena mendengar aku butuh bantuan!” suara Ziandra meninggi, hampir putus asa.“Ah, jadi kau memang menyembunyikan sesuatu darinya?” sindir Vidia lagi, langkahnya sedikit maju, seolah tak puas sebelum menusuk lebih dalam.

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 79~Harus Dapat~

    Suara deru mesin mobil Devan mendominasi pagi yang masih lengang. Jari-jarinya menggenggam kemudi erat, matanya menelusuri jalanan seperti pemburu mengintai mangsanya. Ia yakin Belvina belum jauh. Wanita itu tidak punya banyak pilihan. Ia bukan tipe perencana yang matang, hanya mengandalkan naluri bertahan hidup yang impulsif.Devan mengaktifkan sambungan di ponselnya. “Egraf, aku butuh bantuanmu.”[“Hari ini aku off. Sedang bermalas-malasan sambil tiduran. Besok saja.”] “Aku akan bayar tiga kali lipat dari harga biasa, kalau bisa temukan Belvina dalam waktu tiga jam,” potong Devan cepat.Hening sejenak.[“Tiga kali lipat? Oke, kirim lokasimu sekarang. Aku akan langsung akses daerah itu.”] suara Egraf terdengar lebih terjaga sekarang.Devan mengirim koordinat GPS-nya tanpa banyak bicara. Di sisi lain tempat, Egraf yang masih dalam balutan hoodie dan kopi setengah dingin di me

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 78~Bukan Prioritas~

    Suara alarm dari ruang ICU akhirnya mereda. Para dokter dan perawat perlahan keluar dengan wajah letih, namun lebih tenang dibanding sebelumnya.Ziandra berdiri, menahan napas, ketika seorang dokter menghampiri mereka.“Pasien berhasil melewati masa kritis. Namun, ia kembali koma dan untuk sementara harus menjalani pengamatan intensif selama 24 jam ke depan. Kami tidak bisa memberikan prediksi apa pun sekarang. Yang bisa kami lakukan adalah menstabilkan semua fungsinya dan terus memantau dengan seksama,” katanya tenang tapi tegas.Angga menggangguk pelan, wajahnya masih tegang namun mulai luluh. “Terima kasih, Dok.”Setelah dokter pergi, Angga mendudukkan dirinya di bangku lorong, kepalanya tertunduk, sementara Ziandra duduk di sampingnya, menatapnya penuh empati. Ia tak bicara, hanya menyentuh tangan suaminya pelan, menjadi satu-satunya sumber kehangatan di malam yang dingin itu.*****Di tempat lain, Vidia duduk di

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 77~Penyangkalan~

    Lorong rumah sakit malam itu terasa lebih lengang dari biasanya. Bau antiseptik dan suara mesin monitor dari kamar-kamar rawat seakan mempertegas kesunyian yang menggantung di udara. Suara sepatu Angga dan Ziandra menggema di lantai keramik yang mengilap, keduanya melangkah cepat menuju ruang ICU.Ziandra menggenggam tangan Angga erat-erat, menyadari bagaimana ekspresi suaminya begitu tenang di permukaan, namun penuh gejolak di balik sorot matanya yang sayu.Sesampainya di depan kamar, pintu terbuka sedikit. Di dalam, hanya ada satu orang yang duduk di sisi ranjang dengan wajah lelah namun tetap rapi dalam balutan jas mahal. Vidia.Perempuan itu berdiri seketika melihat mereka datang. Namun, alih-alih menyapa ramah, ia langsung merapikan tas tangan dan tampak bersiap pergi.“Aku baru saja akan pulang,” katanya datar, tanpa menatap wajah Angga maupun Ziandra terlalu lama.“Kenapa terburu-buru?” tanya Angga dengan nada yang tak bisa disembunyikan ketidaksukaannya. “Baru saja kami datang

  • Pacarku Selingkuh, Kubalas Menikahi Bosku   Bab 76~Senjata~

    Devan langsung menoleh cepat ke belakang, matanya menyipit tajam. Di sana, berdiri seorang wanita—dengan rambut yang sedikit berantakan dan wajah yang pucat karena terkejut. Dalam dekapan tangannya, seorang bocah laki-laki berusia sekitar dua tahunan menatap Devan dengan rasa penasaran, tidak mengerti ketegangan yang sedang berlangsung.Wanita itu tampak gugup, cengkeramannya pada bocah kecil di sisinya mengencang tanpa sadar. Bibirnya terbuka sedikit, seolah hendak mengatakan sesuatu, tapi yang keluar hanyalah napas tertahan. Ia buru-buru menggendong anak itu, menyembunyikan sebagian wajahnya ke dada.“De-Devan?” suaranya lirih, nyaris tenggelam oleh desir angin yang menyapu pekarangan sepi itu. “Bagaimana kau bisa di sini?”Devan melangkah pelan mendekatinya, penuh kehati-hatian seperti pemburu yang tak ingin buruannya kabur, namun dengan ekspresi smirk menakutkan di wajahnya.“Bagaimana kabarmu? Jadi, memang benar rumor waktu itu bahwa kau sedang mengandung ... lebih tepatnya menga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status