/ Romansa / Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku! / bab 54. Apa yang Sedang Kamu Lakukan?

공유

bab 54. Apa yang Sedang Kamu Lakukan?

작가: Nychinta
last update 최신 업데이트: 2025-04-18 05:49:10
Alisha harus berpikir tenang di saat seperti ini. Walaupun terasa tekanan itu menghimpitnya dan juga aura dominan Dirga kali ini tampak sangat jelas, Alisha tidak bisa terjebak dengan situasi dan dengan konyolnya mengulang kesalahan yang sama.

'Ternyata, tikus kecil ini mau menjebakku!' Alisha mengejeknya dalam hati.

“Ya Bapak benar, ini memang sangat serius, tapi … serius untuk Bapak.” Alisha menjawab dengan cukup tajam. “Saya bukan orang bodoh yang bisa dipermainkan berkali-kali.” Alisha menolak tegas dengan meletakkan pulpen itu dan mendorong file itu ke arah Dirga.

Wajah Dirga menjadi berubah kelam, Alisha tidak takut sedikit pun dengan tekanan yang diberikan oleh Dirga ini, karena menurutnya tekanan dan tatapan mata Zayden jauh berkali-kali lipat lebih menyeramkan dari pada pria yang ada di hadapannya ini.

Setidaknya kalau untuk urusan aura gelap dominan yang mematikan, Alisha sudah sangat terbiasa!

‘Ah, benar-benar! Tikus seperti ini mau bermain-main denganku ternyata!
Nychinta

Terima Kasih temen-temennya Chinta sekalian yang sudah memberikan dukungan gems-nya! dan juga gift kerennya! Chinta akan up lebih sering deh... heheheh (。♥‿♥。)

| 9
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (2)
goodnovel comment avatar
Tika Oktaviani
lanjut KK....
goodnovel comment avatar
Nurliana Ali
up lagi penasaran
댓글 모두 보기

관련 챕터

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 55. Tekanan yang Diberikan Zayden

    Dirga sontak bangkit, buru-buru merapikan bajunya. “P–Pak Zayden! Ini … hanya kesalahpahaman kecil. Maafkan kami, kami … kami tak tahan lagi menahan perasaan, kami pikir—” “Apa kamu bilang?!” Alisha menoleh cepat, matanya membelalak. Wajahnya memerah, bukan karena malu, tapi karena marah. “Alisha sayang .…” Dirga mendekat, memasang senyum seolah tak bersalah. Tangannya hendak meraih tangan Alisha. “Aku nggak tahan terus menyembunyikan hubungan kita. Aku ingin semua orang tahu kalau kita—” Plak! Alisha menepis tangannya kasar. Matanya memerah, dan suaranya pecah saat ia berteriak, “Sudah gila kamu! Hubungan?! Aku sudah muak melihatmu! Dan satu hal lagi… AKU SUDAH PUNYA SUAMI!” Suasana langsung membeku. Beberapa pegawai yang datang karena suara gaduh itu langsung terpaku di ambang pintu. Salah satu dari mereka bahkan menjatuhkan berkas yang dibawanya. Alisha sudah bersuami? Sejak kapan? Pertanyaan itu menggantung di antara rekan kerjanya yang hanya diam saling tatap. Sementara

    최신 업데이트 : 2025-04-18
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 56. Memastikan Agar Tak Lagi Diganggu

    Sementara itu, Alisha sudah sampai di apartemen. Tanpa repot mengganti pakaian, dia langsung menjatuhkan diri duduk di lantai, tepat di depan meja pendek yang berada di antara sofa dan televisi.Kedua sikunya bertumpu di atas permukaan meja, sementara dagunya disandarkan lemas di sana—seolah beban hari ini ikut menekan tulangnya. Tepat di depan wajahnya, sebuah kantong plastik bening berisi obat penghilang memar masih tersegel rapi, teronggok di meja tanpa disentuh.Tatapannya kosong. Televisi di hadapannya menyala, menampilkan tayangan acak yang tak ia pahami. Suaranya hanya menjadi latar samar di tengah apartemen yang hening. Ia tak benar-benar menonton. Ia hanya diam, membiarkan pikirannya melayang entah ke mana.Alisha masih sulit membayangkan apa jadinya jika ia tidak bertindak cepat tadi di ruangan Dirga—menghubungi Zayden secara diam-diam dan merekam seluruh percakapan yang menjadi bukti keterlibatan pria itu dalam kecurangan perusahaan. Syukurlah, tindakan kecil itu cukup untuk

    최신 업데이트 : 2025-04-18
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 57. Serangan Badai Besar

    “Apa?!” suara Alisha nyaris melengking, nyaris tak percaya pada pendengarannya sendiri. “Kamu serius mau jadikan aku sekretarismu?!”Zayden mengangguk mantap. Tatapannya tetap datar, tapi mengandung ketegasan yang tak bisa diganggu gugat. “Aku tidak sedang bercanda. Posisi ini akan membuatmu aman. Tidak ada satu pun orang yang bisa menyentuhmu—baik secara hierarki maupun pribadi.”Alisha masih ternganga. “Tapi… bukannya ada Arsel?”“Arsel itu personal assistant,” jawab Zayden dengan nada tenang. “Selama ini dia merangkap banyak pekerjaan. Sekarang dia mulai kewalahan. Aku butuh seseorang khusus untuk urusan kantor, seseorang yang bisa kupercaya sepenuhnya.”Alisha langsung terdiam. Otaknya langsung menyusun kemungkinan-kemungkinan yang terasa terlalu absurd untuk bisa dinalar.‘Jadi sekretaris Zayden artinya aku akan selalu bersamanya? Di kantor, di rumah, di mana pun dia berada? Gila… ini benar-benar gila!’ desisnya dalam hati.“Aku butuh seseorang yang benar-benar kupercaya,” ucap Za

    최신 업데이트 : 2025-04-19
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 58. Sempurna di Depan Nariza

    [“Aku akan menjemput Nariza ke rumah sakit sore ini, tadi rumah sakit sudah menghubungiku kalau dia sudah bisa pulang. (≧◡≦)/~☆”]Pesan singkat itu dikirim Alisha kepada Zayden sesaat sebelum dia masuk ke taksi yang sudah dipesannya.Tidak berselang lama, pesan itu dibalas oleh Zayden.[“Aku pulang agak terlambat, hati-hati di jalan.”]Sederhana. Tapi dari obrolan singkat itu, tanpa sadar keduanya mulai terbiasa saling memberi kabar. Seolah... ada kebiasaan baru yang tumbuh di antara mereka.*** Rumah sakit sore itu cukup ramai, dia pergi ke kamar perawatan Nariza dengan langkah cepat, sesampainya di sana adiknya itu tersenyum menyambutnya, wajahnya jauh lebih segar dari sebelumnya.“Kirain tadi Kak Al mau jemput aku malam,” ucap Nariza.“Nggak dong, begitu pihak rumah sakit mengabari kalau kamu sudah diizinkan pulang, kakak cepet dateng ke sini. Iza pasti sudah gak sabar, kan mau lihat kamar baru?” Alisha berkata sembari memasukkan beberapa barang Nariza ke dalam tas.“Kakak, jadi na

    최신 업데이트 : 2025-04-19
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 59. Permainan yang Makin Menggila

    “Kak Al, aku sudah menyiapkan piring-piring di atas meja, dan sepertinya makanan itu juga sebentar lagi selesai, lebih baik Kak Al pergi panggil Kak Zayden aja deh, nanti aku yang membereskan sisanya.” Nariza berkata lembut pada Alisha yang kini masih memasak lauk untuk makan malam mereka.Alisha melihat ke arahnya dengan memiringkan kepalanya. “Wah, kamu sepertinya memang sudah sangat sehat sekali, ya!” “Tentu saja, berkat dorongan Kakak,” Nariza terkekeh ringan.“Baiklah, kalau begitu Kakak ke atas dulu, kakak serahkan padamu adikku sayang.” Setelah mengatakan hal itu Alisha langsung naik ke kamar atas.Begitu menaiki tangga dan membuka pintu kamar, aroma sabun khas Zayden langsung menyergap indra penciumannya. Di dalam, pria itu tampak bersandar santai di headboard tempat tidur sambil memainkan ponselnya.Saat Alisha masuk, Zayden langsung menoleh.“Sudah selesai menyiapkan makan malam, istriku?” ucapnya santai, tapi tajam.Alisha menyipitkan mata, menghampiri ranjang sambil melipa

    최신 업데이트 : 2025-04-20
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 60. Menemui Nenek

    Mata Alisha sontak membulat, debaran jantung yang mendadak liar, tak beraturan. Udara di antara mereka terasa panas. Napasnya tercekat di tenggorokan, dan meski bibir mereka tak benar-benar bersentuhan, tetap hal itu membuatnya tak bisa berpikir jernih.Zayden perlahan menarik tubuhnya menjauh. Wajahnya tenang. Senyumnya tipis, seperti seseorang yang tahu persis efek yang ia tinggalkan.Akan tetapi detik berikutnya, matanya mengikuti arah pandang Zayden ke bawah tangga, ia langsung sadar.Nariza.Adik perempuannya itu berdiri di sana sambil menyunggingkan senyum geli. Tatapannya seperti mengatakan, "Kalian ini, ada-ada saja!" Lalu dengan santai, ia kembali berbalik, melanjutkan kegiatannya.Alisha meremas jari-jarinya sendiri. Panasnya belum reda.Zayden melirik ke arahnya sekilas. “Beruntung aku hanya menghukummu begini,” ujarnya datar, suaranya kembali stabil, seperti biasanya terdengar tanpa emosi berarti. “Kalau tidak ada Nariza barusan, mungkin aku akan mempertimbangkan bentuk huk

    최신 업데이트 : 2025-04-20
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 61. Yakin Karena Mencintainya?

    Zayden hanya menatap keduanya sebentar, sebelum akhirnya mengikuti langkah neneknya dengan diam. Mereka berjalan melewati lorong panjang, melintasi beberapa lukisan tua yang tergantung di dinding rumah keluarga besar Wicaksana itu, lalu berhenti di depan sebuah pintu kayu yang tinggi dan tebal—ruang kerja Henry Wicaksana.Helena membukanya lebih dulu, dan Zayden masuk menyusul.Begitu pintu tertutup, suasana berubah. Hening. Ada wibawa yang berbeda di ruangan itu. Lemari berisi buku-buku berjajar rapi, serta aroma kayu tua yang khas langsung menyergap penciuman.Helena berjalan ke arah meja kerja Henry, lalu duduk di kursi besar itu dengan anggun di sana. “Duduklah,” ucapan wanita itu dengan suara tegas dan penuh kelembutan, matanya tajam menatap Zayden, tapi bukan dengan kemarahan—melainkan sebuah bentuk ketegasan dan sedikit rasa kerinduan.Kalau dipikir lagi, sudah sangat lama Zayden tidak bicara dengan Helena berdua seperti ini, terakhir kali mereka berada dalam jarak yang cukup d

    최신 업데이트 : 2025-04-20
  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 62. Kamu Serius?!

    Zayden berdiri perlahan dari kursinya—gerakannya tenang, tapi ada tekanan yang membuat ruang di sekitarnya terasa mengecil.“Aku akan menganggap pembicaraan tentang istriku hari ini … tidak pernah terjadi.” Suaranya terdengar dalam dan berat, setiap katanya mengandung peringatan. “Dan jangan pernah sekali pun Anda menyelidiki hubunganku, apalagi menyentuh masa lalu istriku. Jangan pernah melibatkan dia terlalu jauh.”Nada Zayden begitu tegas. Ia tidak berteriak—tak perlu—karena intonasi rendah dan mantapnya justru lebih menggetarkan. Sorot matanya menajam, seolah-olah menusuk Helena yang masih duduk di seberangnya.Helena mengangkat alis sedikit. Senyumnya tipis, nyaris tak terlihat, namun cukup untuk menunjukkan bahwa ia tidak gentar. Wanita itu juga masih terlihat tenang seperti sebelumnya.“Nenek tidak pernah bilang kalau nenek tidak menyukainya,” ucapnya santai, seolah mencoba meredakan bara api yang baru saja dilemparkan. “Entah informasi yang kudapat benar atau tidak… tapi dari c

    최신 업데이트 : 2025-04-21

최신 챕터

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 116. Aku Jawab Tidak

    Suasana di ruangan itu masih membeku. Zayden tetap diam di tempatnya, rahangnya mengeras, kedua tangannya mengepal di sisi tubuh. Tatapan matanya tidak sedikit pun bergeser dari wajah Helena.Helena menarik napas perlahan, menyandarkan punggung ke kursi antik yang didudukinya. Wajahnya tetap tanpa ekspresi, tapi sorot matanya jelas menyimpan banyak makna.“Tak peduli kau suka atau tidak, Zayden. Posisi itu akan tetap jatuh ke tanganmu. Dan sebagai pemilik masa depan keluarga Wicaksana, kau tak boleh membuat keputusan yang sembrono, apalagi menyangkut urusan pribadi.”Zayden mendengkus pelan. “Jadi ini semua tentang kuasa?”“Bukan hanya kuasa,” jawab Helena pelan, tapi suaranya cukup untuk memotong udara. “Ini tentang garis warisan, reputasi, dan harga diri keluarga. Kau harus tahu, setiap langkah yang kau ambil akan selalu memiliki dampak. Bukan hanya untuk dirimu, tapi untuk semua orang yang membawa nama Wicaksana di belakangnya.”Zayden mengepalkan tangannya lebih erat, meredam emos

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 115. Karena Kamu Adalah Pewaris

    Zayden langsung mendatangi kediaman kakek dan neneknya. Dia tahu ini sudah waktunya untuk mereka beristirahat, hanya saja, Zayden tidak suka dengan cara neneknya yang menekan orang-orangnya. Setidaknya dia harus menyelesaikan masalah ini secepat mungkin! Bukankah dia juga mengatakan pada Arsel untuk segera menemuinya setelah dia sampai?Kali ini Zayden sudah di tahap tidak peduli dengan jam kunjungan tamu! Dia sungguh tidak bisa mentolerir tindakan neneknya lagi kali ini.“Tuan Zayden, Tuan dan Nyonya Besar baru saja istirahat.” Kepala pelayan di rumah ini berkata sopan pada Zayden.“Katakan pada Nyonya Helena, aku datang, kalau dia tidak menemuiku sekarang aku yang akan datang langsung ke kamarnya!” Zayden berkata dengan tegas. Ucapannya seolah-olah tak terbantahkan.“Tapi, Tuan … Nyonya pasti sangat lelah, pagi tadi beliau baru sampai dari luar kota dan juga langsung mengurus Tuan Besar ke untuk berobat dan —”“Katakan saja padanya aku sudah disini. Apa kamu tidak mengerti dengan bah

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 114. Permasalahan

    Beberapa jam sebelumnya.Saat Arsel memasuki kediaman Keluarga Wicaksana, selalu saja ada hal yang perlu dia waspadai, jelas ini akan berkaitan dengan Zayden. Hanya saja, kali ini dia masih belum bisa menebaknya secara jelas.Arsel mengiringi langkah Danti yang membawanya ke ruang kerja Helena.“Masuklah Pak Arsel, Nyonya sudah menunggu di dalam.” Danti menghentikan langkahnya tepat di depan pintu besar itu.“Terima kasih,” ucap Arsel lalu mendorong pintu itu.Baru saja menutup pintu, aura dominan ruangan ini sangat menekannya. Bahkan walau dia sudah terbiasa dengan Zayden yang memang tampak dingin itu, Helena jauh lebih dari itu.“Duduklah,” ucap Helena dengan suara datar, menyuruh Arsel untuk duduk di sofa tamu.Arsel mengangguk sopan, dalam hati jelas sudah tenang. Apalagi tatapan Helena sangat tajam dan menusuk.Kemudian Helena membawa beberapa file dan meletakkannya di atas meja yang ada di depan Arsel.“Ini … apa Nyonya?” tanya Arsel pelan, di depannya sudah ada amplop coklat bes

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 113. Diketahui Nyonya Besar?

    Di tempat lain, jauh dari hiruk pikuk hotel tempat Zayden dan Alisha berada, suasana di sebuah ruangan megah dengan interior klasik-modern itu terasa tenang, hanya diisi suara detik jam dinding antik yang menggema pelan.Helena Wicaksana duduk anggun di balik meja kerjanya. Di hadapannya, secangkir teh melati masih mengepulkan uap harum. Wanita paruh baya itu tampak tenang, membaca sebuah laporan yang baru saja diberikan asistennya, Danti.Senyum tipis mengembang di wajah Helena saat beberapa lembar foto terpampang jelas — Zayden dan Alisha, tertangkap kamera sedang berjalan berdua, duduk berdekatan, bahkan sebuah foto samar ketika Zayden tanpa ragu memegang tangan Alisha di pinggir pantai.Bahkan laporan video tentang keduanya juga terlihat jelas saat ini, hal ini membuat Helena mengangguk pelan, walau dalam hatinya masih tersirat sedikit kecurigaan terhadap hubungan keduanya saat melihat foto dan video ini rasanya semuanya memudar begitu saja.Helena menegakkan duduknya. “Sepertinya

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 112. Pamer Kemesraan?

    Usai mandi, Alisha tampak jauh lebih segar. Rambutnya yang masih sedikit basah di bagian ujung dibiarkan tergerai alami, menyentuh bahu dengan manis. Wajahnya bersih tanpa riasan berlebih, hanya sedikit sapuan lip balm dan bedak tipis yang membuat kulitnya terlihat cerah alami. Mengenakan blouse merah muda sederhana dipadukan celana kain lembut, penampilannya tampak rapi sekaligus nyaman.Baru saja ia selesai merapikan rambut di depan cermin, suara bel kamar terdengar pelan namun jelas.TING TONG!Alisha refleks menoleh saat suara bel terdengar, lalu berjalan santai ke arah sekat kamar. Begitu membuka pintu, aroma segar dari tubuhnya masih samar tercium, menyisakan suasana nyaman di ruang itu.Dari ruang tengah, terdengar suara ringan Farhan yang sempat ingin berdiri. Namun sebelum sempat melangkah, Alisha sudah bersuara. “Eh, kalian lanjutkan saja. Pasti itu dari hotel, bawain sarapan,” ucapnya santai dengan senyum kecil.Ketiganya langsung menoleh, dan Zayden yang tengah duduk di sof

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 111. Jangan Berani Macam-Macam

    Suasana di ruangan itu tiba-tiba membeku. Alisha berdiri kaku di ambang pintu, matanya langsung menangkap sosok Zayden yang sudah terlihat segar dan rapi dalam balutan kemeja dan celana dasarnya, menatap ke arahnya sambil menggeleng pelan. Ekspresi pria itu seakan berkata tanpa suara, ‘Nah, itu salahmu sendiri, aku tidak memberitahukan hubungan kita pada temanmu.’Tika yang sejak tadi masih terbelalak akhirnya memberanikan diri membuka suara.“Al, kamu…,” ucapnya, tapi kalimat itu menggantung di udara. Wajahnya jelas menunjukkan banyak pertanyaan, namun sadar ini bukan situasi untuk interogasi terang-terangan, apalagi Zayden ada di antara mereka.Alisha buru-buru menyambut ucapan setengah jadi itu dengan senyum kaku. “Ah, iya… kalian ini… sedang kerja, ya?”‘Ya ampun, Alisha… tentu saja mereka kerja! Apa coba yang mereka lakukan kalau bukan kerja?!’ batin Alisha berteriak panik dalam kepalanya.Tika, Farhan, dan Aldian saling pandang cepat. Ketegangan masih terasa menggantung, sementar

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 110. Ketahuan

    Alisha tidak pernah membayangkan kalau dia akan mendapatkan adegan manis dalam hidupnya seperti saat ini, bahkan bermimpi pun rasanya dia tidak berani. Banyak hal yang rasanya sangat tidak mungkin baginya, tetapi nyatanya dia ada bersama Zayden saat ini.“Ahhhhh … kenapa aku senang sekali?” Alisha berkata dengan senyum lebarnya, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya itu, dengan cara menggerak-gerakkan tubuhnya dan memegangi lengan Zayden yang melingkar di bawah dagunya.“Dasar berlebihan,” ucap Zayden santai, lalu melepaskan tangannya dan memutar tubuh mungil itu hingga menghadap ke arahnya.Mata bulat Alisha berkedip-kedip sesaat sebelum akhirnya benar-benar melihat ke dalam mata Zayden yang cukup tenang.“Ke-na-pa liatnya begitu?” tanya Alisha.Zayden hanya menggeleng pelan lalu mendesah berat. “Apa kamu yakin bisa bertahan untuk tidak meninggalkanku?” Pertanyaan tiba-tiba ini membuat Alisha terkejut.‘Aduh! Kenapa sih dia merusak suasana bagus gini dengan bertan

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 109. Panggilan Khusus?

    Aldian merasa sangat terpojok saat ini, apalagi pandangan kedua rekannya ini seolah menekannya untuk berkata dengan jujur. Dia menimbang-nimbang sesuatu, apa harus dia berbicara atau tetap diam saja.“Hei, kamu mau ceritain sama kita atau … nggak? Atau kamu sudah tahu hubungan gelap mereka?” Tika kembali menekan Aldi.“Ih, apaan sih kalian, udah lagian mau mereka ada hubungan gelap atau nggak kan gak ada efeknya di kita.” Aldian berkata dengan suara beratnya.“Nggak bisa gitu dong! Alisha itu teman kita, kita tidak boleh membiarkan dia merusak hubungan orang lain, dan jadi wanita simpanan!” sahut Tika lagi.“Lagian sepertinya kamu tahu sesuatu deh, Aldi!” Kali ini Farhan menatap tajam ke arah Aldian.“Udah kayak perempuan aja, kamu Farhan, mau-maunya bergosip.” Aldian berkata santai.“Ah, ternyata memang benar ya!” Tika menarik kesimpulan sendiri dari apa yang dia perhatikan dari Aldian.“Kalau begitu aku harus menghubungi Alisha segera! Dia harus diperingatkan! Dia tidak boleh menjadi

  • Pak CEO, Tolong Lepaskan Aku!   Bab 108. Kecurigaan Rekan Kerja

    Langkah keduanya terdengar pelan di koridor hotel yang sepi. Hanya denting samar pendingin ruangan dan suara langkah kaki mereka yang bergema di sepanjang lorong. Zayden tetap menggenggam tangan Alisha sejak tadi, tanpa banyak bicara. Genggamannya kokoh, hangat, dan Alisha tidak menolak hal itu.Dia hanya ingin menikmati waktu kebersamaan ini saja.Sesekali, Alisha melirik ke arah pria di sampingnya. Wajah Zayden seperti biasa — datar, nyaris tanpa ekspresi. Tapi justru itu yang membuatnya memiliki daya tarik tersendiri.“Melihat terus ke arahku apa kamu mau membuat lubang di wajahku, hehm?” Zayden melirik ke arah Alisha.“Apaan sih!” Alisha berkata dengan senyum malu-malunya, lalu melihat tangannya yang masih dalam genggamam Zayden. Dia menyukai kebersamaan seperti ini. Ini benar-benar pengalaman pertama untuk Alisha!Namun, begitu lift berjalan turun ke lobi, Alisha buru-buru menarik tangannya dari genggaman Zayden.Zayden menoleh, alisnya sedikit berkerut. “Kenapa?”Alisha merapika

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status