Share

Bab 10

Author: Runayanti
last update Huling Na-update: 2025-07-21 10:08:14

"Iya, Papa. Lagian Mama tidak ada, bukan? Ibu Bella bisa menginap di kamar Alfie bila Papa tidak mau Ibu Bella berada di tempat tidur Mama."

Deon menatapnya beberapa detik.

Tak ada kecurigaan di wajahnya, tapi juga tak ada simpati yang berlebihan.

Hanya… jeda. Tatapan yang datar.

“Kalau kamu merasa tidak enak badan, kamu bisa duduk dan beristirahat di sofa saja. Supir akan tetap menunggumu di depan,” jawabnya tenang. "Kamu harus pulang hari ini."

Bella melirik Alfie seolah-olah meminta pembelaan.

"Tapi Pa..."

"Alfie, kerjakan PR-mu dan jangan menentang perkataan Papa!"

Mendengar teguran dari ayahnya, Alfie cemberut dan tetap menatap serius ke arah Bella.

Bella tersenyum samar. Bukan jawaban yang ia harapkan, tapi dia belum menyerah. Ia bangkit perlahan, berjalan ke ruang tengah dan menjatuhkan dirinya di sofa, lalu berpura-pura memijat

pelipisnya. Kepalanya ditundukkan, seolah tubuhnya benar-ben

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 43

    Deon menarik napas dalam-dalam. Ia mengendurkan pelukannya perlahan, lalu melepaskannya sepenuhnya. Matanya menatap Jannah, penuh rasa bersalah, penuh keraguan... dan untuk pertama kalinya, ketelanjangan batin yang tidak ditutup-tutupi."Aku... sendiri juga nggak tahu," ucapnya lirih."Aku pikir aku bisa menjalani hidup dengan tenang, menyimpan luka, menjalani rutinitas... tapi kamu tetap ada di pikiranku. Bahkan ketika aku mencoba menepis perasaan itu, kamu tetap muncul. Dalam diam, dalam masakan yang tidak kumakan, dalam panggilan yang tidak kujawab..."Ia menunduk, jari-jarinya mengepal."Aku merasa kehilangan kamu bahkan saat kamu masih di sisiku. Dan sekarang... saat kamu benar-benar mulai menjauh, aku baru merasa... hancur"Jannah menatapnya. Hatinya berkecamuk. Ia ingin marah, ingin berteriak, tapi ada bagian dalam dirinya yang terlalu lelah untuk melawan. Ia ingin sekali mempercayai semua yang baru Deon ucapkan, namun hati kecilnya menolak

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 42

    Dan justru kini, hatinya dipenuhi kerinduan yang mendalam pada satu sentuhan lain. Bukan yang mengejutkan atau dipaksakan. Tapi yang diam-diam ia rindukan selama ini. Ciuman dari seorang istri yang selalu ia abaikan.Dari Jannah."Aku ingin mencium bibir istriku..." bisiknya lirih, matanya mulai basah, "lebih dari apa pun saat ini."Ia melangkah keluar kamar dengan langkah tegas, melewati ruang tamu, melewati piring-piring kosong di rak dapur—yang mungkin pernah berisi makanan yang tak pernah disentuhnya.Perutnya tiba-tiba berbunyi. Nyaring, mengganggu, mengingatkan bahwa tubuhnya butuh asupan. Tapi ia tak menghiraukannya.Lapar itu kecil, dibandingkan dengan kelaparan lain di hatinya.Kelaparan akan kehadiran Jannah. Akan perhatian yang selama ini ia buang sia-sia.Ia menghidupkan mesin mobil dan mengarahkan kendaraan ke rumah ibunya, tempat Jannah kini tertidur. Mungkin lelah, mungkin pasrah. Atau mungkin... diam-diam masih m

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 41

    Teriakan putus asa terdengar dari Jannah yang menyaksikan semuanya.Dan kabar duka datang tak lama setelahnya.Namun sebelum itu, sebelum nasib buruk menjemput, sang ibu sempat berbisik pada sahabatnya saat mereka masih di dalam kereta gantung:"Kalau aku tidak selamat... jagalah Jannah... tolong carikan suami yang baik untuknya. Pria kaya yang bisa menafkahinya dengan layak. Jangan biarkan anakku hidup menderita setelah aku tiada... Dia tidak memiliki tubuh yang sehat. Tolong."Dan sejak hari itu, benih pernikahan mereka ditanam bukan karena cinta, tapi karena amanat yang ditanggung oleh Ibunda Deon.Karena rasa bersalah. Karena rasa terima kasih yang terlalu dalam. Seandainya Ibu Jannah memilih egois dan menyelamatkan dirinya sendiri terlebih dahulu, maka Deon tidak akan pernah melihat ibunya lagi sama sekali.Walau saat ini, penglihatan sang ibu sangat terbatas dan kedua kakinya tidak dapat dipulihkan, Deon masih bisa melihat ibunya dan berusaha

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 40

    Deon duduk diam di balik kemudi. Lampu jalan menyorot kaca depan mobilnya dengan bias samar, namun pikirannya jauh lebih gelap dari malam di luar sana. Kata-kata Bella masih menggema dalam benaknya:"Jannah sebenarnya tidak pernah mencintaimu..."Ia menatap kosong ke depan, tanpa benar-benar melihat. Dadanya sesak. Ia ingin menepis semuanya, tapi benaknya terlanjur penuh.Ponselnya tiba-tiba berdering. Nada sambung itu terdengar nyaring dalam keheningan.Deon melirik layar. "Ibu."Dengan enggan, ia menekan tombol hijau."Deon, kamu di mana, Nak? Hari sudah malam. Kami sudah makan malam, tapi kamu belum juga muncul..."Suara ibunya terdengar lembut, tapi jelas ada nada khawatir di sana.Deon menutup mata sejenak, lalu bertanya pelan, "Di mana Jannah?""Dia sudah kembali di kamarnya. Wajahnya lelah sekali tadi. Sepertinya dia menunggu kamu, tapi tak sanggup menahan kantuk... mungkin juga dia sudah tidur."

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 39

    Kedua mata Deon membelalak. Tiga detik berlalu dengan cepat."Lepaskan."Lelaki itu segera mendorong tubuh Bella pelan, menjaga jarak seolah ada dinding tak kasat mata yang tak boleh dilanggar.Suara Deon terdengar datar, tanpa intonasi marah, tapi cukup untuk membuat Bella membeku.Dengan gerakan canggung, Deon menghapus sisa saliva Bella yang tertinggal di bibirnya. Ia tampak tak nyaman, juga canggung. Sebagian karena rasa bersalah, sebagian lagi karena penyesalan yang belum selesai di dalam dirinya."Bella.""Aku memang berjanji akan menemanimu," lanjutnya lirih, "tetapi bukan begini caranya. Kamu tahu... aku masih memiliki istri. Dan aku..."Kalimat itu terhenti saat tatapannya ke arah Bella terpaku. Kedua mata Bella langsung berkaca-kaca. Napasnya tercekat. Tubuhnya kaku.Kata-kata itu seperti cambuk."Ya, kah?" bisiknya getir, senyuman getir terbentuk di wajahnya yang masih basah oleh air mata."Setelah dia memilih pergi nonton di bioskop bersama dokter tampan itu?"Suara Bella

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 38

    “Pergilah menemani istrimu,” ucap Bella tanpa menoleh. “Aku baik-baik saja dan sudah melakukan tugasku. Alfie sudah kuberi susu dan sudah lelap. Aku bahkan membacakan buku cerita untuknya... walau hatiku remuk.”“Bella, mengapa?” suara Deon rendah, menahan sesuatu yang hampir meledak.Bella menatap tangannya yang masih dipegang, lalu menariknya perlahan. “Aku lelah, Tuan Deon. Jangan pernah berjanji padaku lagi, yang ada nanti hanya rasa sakit,” ucapnya, datar namun mengandung luka yang dalam.“Bella, mohon dengarkan aku dulu. Aku… bukan maksudku untuk membuatmu merasa ditinggalkan, aku hanya—”“Tuan Deon,” Bella memotong. Tatapannya kini lurus, mata itu nyaris berkaca-kaca. “Kamu tahu kenapa aku mengorbankan diriku untuk menyelamatkan Alfie? Bukan karena aku pengasuhnya. Bukan karena itu tugasku.”Ia mengatupkan bibirnya sesaat, lalu berkata dengan pel

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status