แชร์

Bab 147

ผู้เขียน: Runayanti
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-28 09:08:01

Mobil hitam Vincent akhirnya berhenti di halaman rumah peristirahatan yang saat ini ditempati Deon bersama Jannah. Matahari sudah tenggelam dan lampu-lampu di teras menyala sebagai satu-satunya pencahayaan yang ada.

Vincent turun cepat, lalu membuka pintu samping. Naila yang masih lemah menyandarkan kepalanya di dada Cahyo dengan wajah pucat dan tubuh gemetar, memeluk Cahyo dengan erat seolah sedang ketakutan.

Bekas pengaruh obat perangsang masih terlihat, matanya sayu, bibirnya basah, napasnya tersengal. Tanpa banyak bicara, Vincent membungkuk dan mengangkatnya dalam pelukan.

Tubuh Naila ringkih, seolah hanya selembar kain di pelukan pria itu. Namun meski lemah, matanya masih menatap Vincent, sisa kata-kata yang pernah ia lontarkan di mobil masih bergema: “Kalau kamu berhasil melewati para pengejar itu, aku akan menciummu.” Itu bukan sekadar janji sembrono, dia sadar bahwa Naila mengucapkannya dengan penuh rasa panik bercampur harap.

Cahyo tu

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
rumit........
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 156

    Pintu kamar terbuka perlahan. Deon masuk dengan wajah letih, langkahnya berat seakan menanggung seluruh beban dunia. Pandangannya langsung jatuh pada Jannah yang meringkuk di ranjang, memeluk diri sendiri dengan mata sembab."Jannah..." panggilnya lembut. Namun, Jannah tidak menyahut.Hatinya mencelos. Tanpa pikir panjang, ia melangkah mendekat dan ingin memeluk istrinya, mencoba memberi sedikit penguatan, meski dirinya sendiri hampir roboh.Namun sebelum pelukan itu sempat terwujud, terdengar ketukan di pintu.Tok… tok…Pintu terbuka, seorang perawat masuk dengan wajah serius. “Tuan, dokter sudah keluar dari ruang UGD dan mencarimu.”Deon terdiam, menoleh sebentar. Namun sebelum ia sempat menjawab, suara Jannah terdengar lebih dulu.“Pergilah.” Jannah menunduk, menatap kedua tangannya yang menggenggam perutnya tadi.Suaranya pelan, tapi setiap kata mengiris. “Bella suda

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 155

    Seseorang berlari menyusul Alfie, "Tuan muda, mari kita ke ruang UGD dulu. Ibu Bella ada di sana," ucap wanita berpakaian perawat itu.Alfie mengusap ingusnya lalu mengangguk kecil dan berdiri lalu segera memegang tangan perawat itu, meninggalkan Jannah yang masih bersimpuh di pinggiran aspal."Dia bahkan lebih memilih perawat yang tidak dikenalnya dan mengabaikan keberadaan ibu kandungnya sendiri," ucap Jannah dengan suara bergetar.Perlahan Jannah melangkah menuju ke ruang UGD. Kepalanya tertunduk, namun matanya tetap terpaku pada pintu UGD yang kini tertutup rapat. Hatinya campur aduk, antara shock, ngeri, dan sebuah perasaan yang sulit ia namakan.Meliirk keberadaan Alfie di sana dan putranya itu sama sekali tidak melihat ke arahnya seolah keberadaannya juga tidak memiliki pengaruh besar di sana.Deon berdiri mematung. Bajunya penuh darah Bella, tangannya terkepal keras. Napasnya memburu. Sungguh, ia tak pernah menyangka ucapan Bella yang penuh

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 154

    Walau hatinya merasa senang mendengar bahwa semua harta akan diwariskan kepada Alfie dan Alfie sedang berada dalam pengaruhnya, maka semua akan menjadi mudah. Namun Bella masih merasa sangat ingin menguasai Deon, menjadikan Deon miliknya."Tidak," sahut Deon singkat lalu berbalik. "Pulanglah dan cari seseorang yang bisa mencintaimu dengan baik. Aku memiliki Jannah dan berhutang padanya.""Jadi selama ini kamu hanya menganggap Jannah sebagai istri karena hutang?"Bella menatap Deon dengan sorot mata yang liar, air mata berlinang, namun bibirnya tersenyum miris. “Baik. Kalau begitu, kamu juga berhutang kepadaku, Deon. Aku akan keluar dan membiarkan mobil menabrakku… agar kamu tahu betapa dalamnya cintaku padamu.”“Kau gila, Bella!” seru Deon dengan nada meninggi. Ia melangkah cepat mencoba meraih lengan Bella, tetapi wanita itu sudah lebih dahulu berlari ke arah pintu.“Bella! Jangan lakukan itu!” Deon

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 153

    Suasana seketika membeku. Pelayan yang berada di sudut ruangan menelan ludah, tak berani bergerak sedikit pun.Deon tersenyum miring, tatapan matanya dingin ke arah. “Kau berani sekali menginjakkan kaki ke sini dan...”Kakek Robert tidak gentar langsung menyela. “Kau bisa menolak sesukamu, Deon. Tapi kenyataan tetap kenyataan. Alfie lebih dekat pada Bella. Anak itu bahkan tidak peduli lagi pada Jannah. Jadi, untuk apa kau mempertahankan pernikahanmu yang rapuh itu? Lagipula, semua orang sudah menyaksikan acara pertunangan kalian, kau ingin semua ini dianggap hanya sekedar main-main?”Ucapan itu menusuk Deon, tapi ia tidak menunjukkan kelemahan sedikit pun."Papa..." Alfie melihat ke arah ayahnya dengan takut. Suaranya bergetar kecil. "Aku mau memanggil Ibu Bella... Mama."Deon tertawa miris, “Bella! Alfie tetap anakku bersama Jannah, dan Jannah tetap istriku. Tidak ada seorang pun, bahkan kau, Kakek, yang bisa menggant

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 152

    Pelukan Deon terasa hangat, lain dengan Deon yang dingin yang dia kenal sebelum semua ini terjadi. Jannah mengelus perutnya sendiri dengan lembut, "anak ini... apakah Deon sudah tahu?" bathinnya dengan penuh kekhawatiran dalam diamnya.Namun tubuhnya masih lemah, dan matanya terasa berat. Perlahan, kelopak itu kembali menutup, membiarkan semua terjadi dan mengikuti alur.Deon tetap tidur di samping Jannah, memeluknya erat dan menggenggam tangan Jannah yang perlahan terlepas dalam tidur. Matanya menatap wajah istrinya dengan sorot yang sulit dibaca, antara lega, bahagia, dan juga luka yang belum tersembuhkan.Di dalam hati, ia berjanji pada dirinya sendiri. "Apapun yang terjadi, aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi, Jannah.""Kamu wanitaku, istriku dan Ibu bagi anak-anakku. Aku sungguh mencintaimu dan bersumpah akan mencintaimu selamanya walau..." Deon mengelus lembut wajah Jannah dan hanya berkata-kata dalam hatinya."Walau wajahmu tidak akan pernah bisa seperti dulu lagi," bathinny

  • Pak Deon, Istrimu Menolak Kembali   Bab 151

    Pelukan itu erat namun lembut. Deon merebahkan kepalanya di samping Jannah, menarik napas dalam-dalam. Aroma lembut tubuh istrinya menenangkan, membuatnya perlahan terlelap. Napasnya menjadi teratur, dadanya naik turun dalam ritme yang tenang.Ia merasa sangat lelah.Ia tidak tahu bahwa Jannah, yang selama ini terbaring tak sadarkan diri, perlahan mulai membuka mata. Cahaya lampu redup menyambut pandangannya. Kelopak matanya berat, tapi tekad untuk melihat sekitar membuatnya bertahan.Pelan-pelan ia menoleh ke samping, dan matanya langsung membesar.Deon ada di sana. Wajahnya begitu dekat, hanya beberapa sentimeter saja. Pria itu sedang tertidur.Ia tertidur dalam posisi setengah memeluknya. Namun yang membuat Jannah terkejut adalah kondisi wajah suaminya itu penuh luka. Ada memar di pipi, lebam di rahang, dan sisa darah kering di sudut bibir.“Ya Tuhan…” bisik Jannah tanpa suara, matanya berkaca-kaca. “Apa yang terjadi padanya?”"Di-di mana aku?"Pikirannya langsung berputar cepat. I

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status