공유

Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai
Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai
작가: Elenor

Bab 1

작가: Elenor
Saat Clara Hermosa tiba di bandara Negara Latvin, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Begitu dia membuka ponselnya, dia menerima sekelompok ucapan selamat ulang tahun.

Semuanya dari teman dan rekan kerjanya.

Tapi tidak ada kabar sama sekali dari Edward Anggasta.

Senyum Clara pun memudar.

Ketika dia tiba di vila, sudah jam 10 lebih.

Saat Bibi Sari melihatnya, dia tertegun sejenak: “Bu Clara, kenapa Ibu... bisa datang ke sini?”

“Di mana Edward dan Elsa?”

“Pak Edward belum pulang, Nona Elsa masih main di dalam kamar.”

Clara pun memberikan barangnya pada Bibi Sari, tapi saat di lantai atas dia melihat Elsa Anggasta yang memakai baju tidur, tampak duduk di meja kecil, entah sedang memukul apa, tapi dia sangat serius, hingga bahkan tidak tahu ada orang yang masuk ke kamarnya.

“Elsa?”

Saat Elsa dengar suara ini, dia langsung berbalik dan menyebut dengan riang: “Mama!”

Lalu, dia kembali membalikkan badan dan lanjut memukul barang di tangannya.

Clara lalu mendekat dan memeluknya, saat dia hampir menciumnya, dia didorong oleh Elsa: “Mama, aku lagi sibuk.”

Clara sudah dua bulan tidak bertemu anaknya, jadi dia rindu padanya, tentu saja ingin menciumnya, dan berbicara dengan putrinya itu.

Melihatnya begitu serius, dia juga tidak mau mengganggunya: “Seminggu lagi, Tante Vanessa berulang tahun, ini hadiah yang aku dan Ayah siapkan untuk dia! Kulit kerang ini buatan aku dan ayah sendiri pakai mesin, cantik ‘kan?”

Clara merasa tenggorokannya tercekat, sebelum dia menjawab, putrinya yang masih memunggunginya pun lanjut berkata: “Ayah juga sudah siapkan hadiah lain untuk Tante Vanessa, besok—“

Hati Clara tercekat, dia tidak tahan lagi, “Elsa... masih ingat ulang tahun Ibu?”

“Ha? Apa?” Elsa menatapnya, lalu tunduk kembali dan menatap untaian manik-manik, sambil menggerutu: “Sudah kubilang jangan bicara denganku dulu, susunan manik-manikku jadi berantakan—“

Clara melepaskan tangan yang tadi sedang memeluk putrinya, dan tidak berbicara lagi.

Dia berdiri diam begitu lama, melihat putrinya bahkan tidak melihatnya, Clara mengatup erat bibirnya, lalu pergi dalam diam.

Bibi Sari melihatnya, lalu berkata: “Bu Clara, tadi aku sudah telepon Pak Edward, dia bilang malam ini dia ada urusan, jadi dia minta Anda tidur duluan.”

“Oke.”

Clara menjawab pendek, teringat perkataan putrinya tadi, dia tertegun, dan menelepon Edward.

Setelah berdering sejenak telepon itu diangkat, tapi suaranya terdengar begitu tenang: “Aku masih ada urusan, besok saja—“

“Edward, ini sudah malam, siapa itu?”

Itu suara Vanessa Gori.

Clara menggenggam ponselnya erat-erat.

“Nggak apa.”

Sebelum Clara selesai bicara, Edward langsung mematikan telepon.

Mereka sudah 3 bulan tidak ketemu, hari ini akhirnya dia pulang ke Negara Latvin, tapi Edward malah tidak mau segera pulang, bahkan dengar teleponnya pun, dia tidak mau.

Setelah nikah begitu lama, Edward selalu gini padanya, dingin, menjauh, dan tidak sabar.

Sebenarnya dia sudah terbiasa.

Kalau dulu, dia pasti akan telepon Edward lagi, lalu dengan sabar menanyakan keberadaannya, dan apa dia bisa pulang.

Akan tetapi mungkin hari ini dia kelelahan, jadi tidak ada tenaga untuk melakukan ini.

Keesokan paginya begitu bangun, dia berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk menelepon Edward lagi.

Negara Latvin dan Negara Marola memiliki perbedaan 17 hingga 18 jam, jadi di Negara Latvia, hari ini barulah ulang tahunnya.

Kali ini tujuannya pulang ke Negara Latvin, selain ingin bertemu Edward dan Elsa, dia juga berharap di hari yang spesial ini, mereka bisa berkumpul, dan makan bersama.

Ini adalah doanya dalam ulang tahun kali ini.

Edward tidak mengangkat teleponnya.

Setelah begitu lama, dia baru mengirim sebuah pesan.

[Ada apa?]

Clara: [Siang ini ada waktu? Aku bawa Elsa, kita makan bareng yuk?]

[Oke, beri tahu aku setelah tahu lokasinya.]

Clara: [Oke.]

Setelah itu, Edward tidak membalas lagi.

Dia tidak teringat hari ini ulang tahunnya.

Meski Clara sudah mempersiapkan hatinya, tapi dia tetap merasa kecewa.

Setelah mandi, dia bersiap turun ke bawah, tapi saat ini dia mendengar suara putrinya dan Bibi Sari.

“Bu Clara sudah pulang, Nona Elsa nggak senang?”

“Aku dan Ayah sudah setuju mau main di pantai bersama Tante Vanessa, tapi ibu mendadak pulang, kalau dia mau ikut kami pergi, suasananya pasti nggak enak.”

“Ibu juga jahat banget, selalu nggak suka Tante Vanessa—“

“Nona, Bu Elsa itu ibumu, nggak boleh bilang gitu, nanti Bu Clara jadi sedih oke?”

“Aku tahu, tapi aku dan Ayah memang lebih suka sama Tante Vanessa, apa Tante Vanessa nggak bisa jadi ibuku saja?”

“...”

Jawaban Bibi Sari selanjutnya, tidak terdengar Clara lagi.

Itu adalah putri yang dibesarkannya sendiri, tapi setelah bersama ayahnya selama 2 tahun, dia malah jadi lebih dekat pada ayahnya, tahun lalu Edward datang ke Negara Latvin untuk buka cabang, tapi putrinya malah mau ikut juga.

Dia tidak rela, dia tentu ingin putrinya tetap di sisinya.

Tapi dia tidak tega lihat anaknya sedih, jadi dia setuju.

Tidak disangka...

Seperti dipaku di lantai, Clara berdiri tegak, wajahnya pucat, tidak bisa bergerak sama sekali.

Kali ini dia melepaskan pekerjaannya untuk datang ke Negara Latvin, karena dia ingin menemani putrinya.

Tapi tampaknya, tidak perlu lagi.

Clara kembali ke kamarnya, lalu menyimpan kembali hadiah yang dia bawa dari Negara Marola, ke dalam kopernya.

Beberapa saat kemudian, Bibi Sari meneleponnya, mengabari bahwa dia bawa Elsa keluar main, meminta Clara meneleponnya kalau ada urusan.

Clara duduk di atas tempat tidur, merasa hampa dan bingung.

Dia secara khusus melepaskan pekerjaannya untuk kemari, tapi akhirnya tidak ada yang benar-benar butuh dia.

Kedatangannya, membuatnya terlihat bodoh.

Setelah beberapa saat, dia keluar rumah.

Dia berjalan tanpa arah di negara yang asing tapi familier ini.

Saat mendekati siang, dia baru teringat, sebelumnya dia mengajak Edward makan siang.

Dia lalu teringat perkataan yang dia dengar tadi pagi, saat dia sedang ragu apakah mau pergi jemput putrinya, dia tiba-tiba menerima pesan dari Edward.

[Siang ini ada urusan, makan siangnya batal.]

Clara menatapnya lama, tidak terkejut sama sekali.

Karena dia sudah terbiasa.

Di hari Edward urusan kantor ataupun janji dengan temannya... semuanya lebih penting dari istrinya.

Walau sudah janji dengannya, Edward bisa membatalkannya sesuka hati.

Sama sekali tidak memikirkan perasaannya.

Lalu apa dia merasa kecewa?

Dulu mungkin iya.

Tapi sekarang dia sudah kebal, tidak ada rasa sama sekali.

Clara makin bingung.

Dia datang dengan senang, tapi baik suaminya, ataupun putrinya, semua dingin padanya.

Tanpa disadari, mobil yang dia kendarai tiba di sebuah restoran yang sering dikunjunginya bersama Edward.

Saat dia baru mau masuk, dia melihat Edward, Vanessa dan Elsa di dalam restoran itu.

Vanessa dan putrinya duduk di sisi yang sama dengan mesra.

Sembari bicara dengan Edward, dia bermain dengan Elsa.

Elsa tampak mengayunkan kakinya dengan senang, bermain dengan Vanessa, sambil memakan kue bekas gigitan Vanessa.

Edward menyendokkan makanan untuk mereka sambil tersenyum, tatapannya terus tertuju pada Vanessa yang ada di depannya, seakan di matanya hanya ada dia.

Inilah urusan yang dibilang Edward.

Ini juga adalah putri yang dia lahirkan dengan susah payah setelah mengandung selama 9 bulan.

Clara tersenyum getir.

Dia hanya bisa berdiri menatap mereka.

Setelah setengah jam, dia memalingkan wajahnya, membalikkan badan dan pergi.

Setelah kembali ke vila, Clara menyiapkan sebuah surat cerai.

Edward adalah impiannya saat dia masih muda, tapi Edward tidak mau menikahinya.

Dirinya yang dulu dengan bodohnya mengira, asalkan dia berusaha keras, dia pasti bisa masuk ke dalam hatinya.

Tapi kenyataan malah menghantamnya dengan keras.

Sudah hampir 7 tahun.

Ini saatnya sadar.

Dia memasukkan surat cerai itu ke dalam amplop, meminta Bibi Sari memberikannya pada Edward, lalu menarik kopernya ke dalam mobil, dan memerintahkan supirnya: “Ke bandara.”
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (54)
goodnovel comment avatar
Mary
How to translate in English?
goodnovel comment avatar
Janey Bodle
can this be translated to English?
goodnovel comment avatar
nurulumi2020
selain disini, dimana lagi ceritanya??
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 531

    Begitu Gading mengirim pesan, sistem langsung menampilkan notifikasi bahwa Dani telah meninggalkan grup obrolan.Gading terkejut.Dia langsung menarik orang itu kembali dan berkata, [Aku cuma bercanda. Masa gitu aja langsung marah.]Tanpa menunggu balasan Dani, dia mengirim pesan lain di grup, [Pokoknya, itu bukan salah kalian juga. Aku yang bilang kemarin mau pergi lihat hujan meteor, tapi kalian semua sibuk, jadi aku cuma sendirian saja. Ternyata main sendiri, nggak seru.]Kemarin, Gading mengatakan di grup bahwa dia mau menonton hujan meteor sambil pergi berkemah, Dani memang menolak dengan alasan ada urusan.Namun sebenarnya, sejak Gading menyebutkan bahwa Clara juga ada di sana, hatinya langsung merasa gundah.Dia membaca pesan di grup, memegang ponselnya sejenak, lalu tak kuasa menahan diri untuk membalas pesan Gading, [Alamatnya.]Gading awalnya hanya menggerutu sedikit, dia tidak menyangka Edward dan Dani akan berubah pikiran. Melihat pesan Dani, dia sempat bengong sejenak seb

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 530

    Gading mengangguk. "Tempat ini ternyata ramai juga ya."Clara masih bisa mengenali suara Gading.Menyadari bahwa itu Gading, Clara pun tidak mendongak.Raisa dan Dylan tidak bisa mengenali suara Gading, tetapi ketika mereka mendengar namanya disebut, mereka berdua menoleh.Ketika mereka melihat ke arah suara, ternyata memang benar Gading. Raisa menyikut Clara dan berbisik di telinganya, "Itu Gading."Tanpa menunggu Clara menjawabnya, Raisa tak kuasa menahan diri untuk lanjut berkata, "Kalau dia ada di sini, itu berarti Edward dan perempuan jalang itu juga ada di sini, kan?"Clara tidak terlalu peduli apakah mereka datang atau tidak.Pada saat itu, Gading juga melihat mereka dan kebetulan bertemu pandang dengan Dylan.Gading mengenal Richard dan Gery.Gading tahu kalau Gery bekerja di Morti Group. Sedangkan, Richard…Melihatnya minum dan mengobrol dengan Dylan sambil mendirikan tenda bersama Clara dan yang lainnya, dia pun sedikit terkejut.Kapan Richard menjadi begitu akrab dengan Dyl

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 529

    Clara sedang mencari tempat untuk parkir sebentar dan melihat siapa pemilik ponsel itu ketika Elsa tiba-tiba meneleponnya.Begitu Clara menjawab, suara Edward yang terdengar dari seberang telepon, "Ini aku. Sepertinya ponselku ketinggalan di mobilmu."Clara berkata dengan datar, "Aku akan kirim lokasiku sekarang, kau ambil saja ke sini.""Oke."Clara menemukan tempat parkir, dan Edward tiba beberapa menit setelah lokasinya dikirim.Elsa sudah tertidur, hanya Edward yang keluar dari mobil.Dia mengambil ponsel yang diberikan Clara dan berkata, "Terima kasih."Clara menjawab santai, "Sama-sama."Setelah itu, jendela mobil terbuka, dan saat dia hendak pergi, Edward tiba-tiba berkata, "Dalam beberapa hari, aku harus pergi lagi, tapi aku usahakan kembali secepatnya."Clara termenung.Masa jeda perceraian mereka hampir berakhir.Dia tahu Edward sedang mengatakan bahwa dia mungkin tidak akan bisa kembali pada hari berakhirnya masa jeda, tetapi seharusnya itu tidak akan lama tertunda. Mereka

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 528

    Clara terkejut melihat Edward tiba-tiba menggandeng tangannya. Tetapi Clara tidak terlalu memikirkannya. Dia segera menepis tangan Edward dan berkata dengan tenang, "Aku bisa jalan sendiri."Tanpa memandangnya, dia berjalan ke arah sofa.Edward tidak marah dengan perlakuan dinginnya. Dia hanya tersenyum, setelah Clara duduk, dia pun duduk di sebelahnya.Sofa di sekitar meja teh itu cukup besar, dengan banyak tempat duduk. Edward justru memilih duduk di sebelahnya. Clara sempat tertegun sejenak, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Sambil menyesap tehnya, dia menatap Elsa yang sedang mencoba alat musik.Edward juga menyesap tehnya.Menaruh cangkirnya, dia lalu mengalihkan pandangan dari Elsa dan menatap ke arah Clara. Tepat saat hendak bicara, ponsel Clara berbunyi tanda pesan masuk.Clara melihat sekilas, itu adalah pesan dari Gery. Gery pertama-tama mengirimkan video, lalu pesan, dan menambahkan: [Kata para ahli, besok ada hujan meteor langka yang hanya terjadi sekali dalam tiga puluh t

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 527

    Mendengar ucapan Diana, Vanessa langsung berhenti ketika sedang menyesap sup sarang burungnya.Namun, dia segera kembali tenang, sehingga tidak ada yang memperhatikan perubahan dirinya.Ervan bertanya, "Vanessa, apa Edward sudah pulang?"Bulu mata Vanessa sedikit bergetar mendengarnya.Bagaimana mungkin dia bilang kalau dia sama sekali belum tahu Edward telah kembali?Edward...sama sekali tidak memberitahunya.Dia sudah meneleponnya hari ini, tetapi tidak dijawab. Dia mengira Edward sedang sibuk...Sebelum sempat mengatakan apa pun, Ervan tersenyum dan melanjutkan, "Waktu itu Edward sudah membantu urusan kita. Ayah mau mengajaknya makan malam di rumah, tapi kau bilang dia sedang dinas ke luar negeri. Kalau sekarang dia sudah kembali, coba tanya kapan dia punya waktunya?"Nenek Gori mengangguk dan berkata, "Iya, kita memang harus mengundang Edward makan malam."Vanessa kembali tenang, memaksakan tersenyum, dan berkata, "Iya, aku mengerti. Aku tanya dia nanti."Lalu mereka mengganti topi

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 526

    Dalam benak Diana, Edward hanya peduli pada kakak sepupunya, Vanessa, dan sama sekali tidak menyukai Clara. Jadi, bahkan ketika dia melihat Clara dan Edward bersama, dia tidak terlalu peduli. Dia hanya berasumsi alasan Edward dan Clara bersama pasti karena Elsa.Saat sedang memikirkan hal itu, dia memang melihat Elsa berdiri di depan Clara, berbalik dan berbicara kepadanya dengan kepala mendongak.Melihat pemandangan itu, Diana mendengus sinis.Elsa tidak menyadari keberadaan Diana, dia benar-benar terpikat oleh perangkat drum itu.Dia berkata dengan semangat kepada Clara, "Ma, drumnya keren banget. Aku juga mau belajar!"Tentu saja, Clara tidak akan keberatan jika dia ingin belajar.Namun, dia dan Edward akan segera bercerai, dan hak asuh Elsa berada di tangan Edward. Mulai sekarang, Edward yang harus memiliki keputusan akhir tentang apa yang ingin dia pelajari. Dia tersenyum tipis dan berkata, "Kamu harus tanya ayahmu dulu."Elsa pun menoleh, mencondongkan tubuhnya dan bertanya, "Aya

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status